Hubungan Malaikat dengan ALLAH Azza wa Jalla adalah hubungan kehambaan yang bersih, hubungan taat dan patuh, tunduk yang sempurna kepada segala titah perintah ALLAH. Inilah hubungan-NYA dan tidak ada hubungan lain. Kerana itu Malaikat bukanlah Tuhan, bukan puteri Tuhan dan bukan anak cucu Tuhan sebagaimana kepercayaan orang orang musyrikin dahulu.
ALLAH Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
"Sebenarnya (Malaikat-Malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-NYA dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-NYA. ALLAH mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (Malaikat)dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai ALLAH, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-NYA." (QS. Al-Anbiyaa' [21]: 26, 27, 28)
Dan firman-NYA yang lain:
"Dan kepada ALLAH sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para Ma]aikat, sedang mereka (Malaikat)tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)." (QS. An-Nahl [16]: 49, 50)
Para Malaikat adalah salah satu dari makhluk-makhluk ALLAH, sentiasa taat kepada-NYA, tidak kuasa membuat sesuatu dengan kekuasaan dari mereka sendiri, tidak boleh memberi sesuatu kepada ALLAH dengan kekuatan yang diberi kepada mereka. Mereka benar benar taat kepada perintah-NYA dan beribadah -hanya- kepada-NYA.
ALLAH Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:
"Tiada seorangpun di antara kami (Malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah ALLAH). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada ALLAH)." (QS. Ash Shaaffaat [37]: 164, 165, 166)
Manakala ini adalah hakikat kejadian para Malaikat, sudah tentu termasuk dalam mensyirikkan ALLAH kalaulah mereka di ibadahi, diminta pertolongan atau di i'tiqad bahwa mereka mempunyai sesuatu hak kekuasaan.
ALLAH Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan Malaikat dan para Nabi sebagai Tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?" (QS. Ali 'Imran [3]: 80)
Ibadah para Malaikat sebagaimana yang diterangkan oleh ALLAH tidaklah terbatas pada mentasbih dengan memuji dan memuja ALLAH saja, malah ibadah mereka mencakupi pelaksanaan tugas yang mengikuti kehendak ALLAH, yaitu tugas mentadbir, menjaga dan mengurus urusan alam atau makhluk ciptaan ALLAH yang termasuk setiap gerakan dan perjalanan, setiap yang bernyawa dan tidak bernyawa, setiap hukuman dan peraturan, serta meluluskan setiap penentuan ALLAH mengikut qada'-taqdir-NYA pada makhluk secara keseluruhan.
Dan mereka melaksanakan kehendak ALLAH dalam muraqabah (memperhatikan), mencatat setiap perkara yang berlaku di alam ini, sama ada yang berlaku itu menurut iradah (kehendak) makhluk sendiri atau diluar dari iradah makhluk.
(Oleh kehendak dan kuasa ALLAH Subhaanahu wa Ta'ala secara mutlak dan menyeluruh) mereka diwakilkan untuk menjaga langit dan bumi, tiap-tiap pergerakan dalam alam ini termasuk kedalam kewajiban yang ditugaskan kepada mereka mengikut kehendak ALLAH.
ALLAH Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan (Malaikat-Malaikat) yang mengatur urusan (dunia)." (QS. An Naazi´aat [79]: 5)
"Dan (Malaikat-Malaikat) yang membagi-bagi urusan." (QS. Adz Dzaariyaat [51]: 4)
Dan diantara tugas mereka yang lain terhadap manusia (atas izin ALLAH) adalah ikut mendoakan kepada kebaikan.
Inilah Orang-orang (Pilihan) yang di Doakan oleh para Malaikat :
1. Orang yang Tidur dalam Keadaan Bersuci.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka Malaikat akan bersamanya didalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa, 'Ya ALLAH,ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'.”
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2. Orang yang sedang Duduk Menunggu Waktu Shalat.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para Malaikat akan mendoakannya,‘Ya ALLAH,ampunilah ia. Ya ALLAH, sayangilah ia’.”
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Shahih Muslim no. 469)
3. Orang-orang yang Berada di Shaf Barisan Depan di dalam Shalat Berjama'ah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya ALLAH dan para Malaikat-NYA bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan.”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib radhiallahu 'anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
4. Orang-orang yang Menyambung Shaf pada Shalat Berjama'ah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya ALLAH dan para Malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf.”
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu 'anha, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
5. Para Malaikat Mengucapkan "Aamiin" ketika Seorang Imam selesai Membaca Al-Faatihah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalliin', maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’. Karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan Malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu.”
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Shahih Bukhari no. 782)
6. Orang yang Duduk di Tempat Shalatnya setelah Melakukan Shalat.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Para Malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para Malaikat) berkata, 'Ya ALLAH, ampunilah dan sayangilah ia'.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
7. Orang-orang yang Melakukan Shalat Shubuh dan Ashar secara Berjama’ah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Para Malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh lalu para Malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Shubuh) naik (ke langit), dan Malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat Ashar dan Malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat Ashar) naik (ke langit) sedangkan Malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal.
Lalu ALLAH bertanya kepada mereka (padahal ALLAH lebih mengetahui), ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-KU?’
Mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari Kiamat’.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
8. Orang yang Mendoakan Saudaranya tanpa Sepengetahuan Orang yang Didoakan.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang Malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata, ‘Aamiin, dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ radhiallahu 'anha, Shahih Muslim no. 2733)
9. Orang-orang yang Berinfak.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 Malaikat turun kepadanya. Salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya ALLAH,berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya ALLAH,hancurkanlah harta orang yang pelit (kikir)’.”
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
10. Orang yang sedang Makan Sahur.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya ALLAH dan para Malaikat-NYA bershalawat kepada orang-orang yang sedang makan sahur.”
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
11. Orang yang sedang Menjenguk Orang Sakit.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang Mukmin menjenguk saudaranya kecuali ALLAH akan mengutus 70.000 Malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga Shubuh.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)
12. Seseorang yang sedang Mengajarkan Kebaikan kepada Orang lain.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi,bahkan semut yang didalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.”
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily radhiallahu 'anhu, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
Tidakkah kita terpikir, betapa besarnya nikmat ALLAH melalui penciptaan para Malaikat, dan melalui beriman kepada mereka?! Dimana keimanan ini melahirkan kesan dan pengaruh yang kuat dalam jiwa, amalan, dan kelurusan hidup seorang manusia.
Beriman kepada Malaikat berarti membenarkan Kitab ALLAH (Al-Qur'an) dan membenarkan Rasul-NYA, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Wallahu a'lam bish shawab!
Semoga bermanfaat, insya ALLAH.......
No comments:
Post a Comment