Showing posts with label Al-Ikhlas. Show all posts
Showing posts with label Al-Ikhlas. Show all posts

Tuesday, 13 May 2014

Surah Ikhlas patterns and Designs













sumber dari: deenislam.co.uk/

The Secrets of reciting Surah Ikhlas






Bismillaah ar-Rahman ar-Raheem
Surah Ikhlas - Qul huwallaahu ahad Allahus samad Lam yalid wa lam yuulad Wa lamyakun lahuuu kufuwan ahad

In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful.
Say: He is Allah, the One. He is Allah, the Eternal, Who was never born, nor ever gave birth. The One beyond compare.

I would like to explain the great power and benefits of reciting Surah Ikhlas, 1, 3,10,11, 25 100, 200 and 1000 times. And I’m hoping this will instill determination and Himmah-yearning to recite Surah Ikhlas, more or at least show its appreciation and its hidden secrets which are over seen by many a reciter.

The great reward of the one who increases in reciting Surah Ikhlas abundantly daily:

Reciting Surah Ikhlas is a means of Entering Paradise, Allah creates Houses in Paradise for the recitor, it is a means of attaining the love of Allah, Increasing of ones Rizq and reciting Surah Ikhlas when entering ones house is that poverty will be eradicated, it is a means of forgiveness of ones sins, it is a means of increasing the presence of the angels at the time of death. Reciting Surah Ikhlas 10 times at the end of every Fard-compulsory prayer will allow one to enter paradise from any of its Gates.

Know that increasing recitation of Surah Ikhlas is a means of attaining the love of Allah and when Allah loves you he makes Jannah fard upon you or and makes you one of his saints. As whomever Loves Surah Ikhlas, Allah loves them. There is a Hadith were a Sahabah that kept on reciting Surah Iklas in every ra'kah due to his love of it and the Holy Prophet (s) asked the man why he kept on reciting it in every rakah, he replied, 'because it contains the attributes of the most compassionate and i love reading it. The Holy Prophet (s) then said: 'informed him that Allah loves him.

Reciting Surah Ikhlas 1 time will get the reward equal to 10 times the number of people who have believed in the Islamic teachings.
Reciting Surah Ikhlas 1 time compared to one third of complete Quran Recitation. Reciting it once is a means of blessings for the reciter.
Reciting Surah Ikhlas 2 times, the blessings are showered upon the children of the reciter.
Reciting Surah Ikhlas 3 times, brings blessings on the entire family of the reciter and compared to complete Quran Recitation.
Reciting Surah Ikhlas 11 times the reciter will have palaces built for him in Jannah.



sumber dari: deenislam.co.uk/

Saturday, 12 April 2014

9 Waktu Dianjurkan Membaca Surat Al-Ikhlas




Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ’ala Rosulillah wa ’ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas waktu yang dianjurkan membaca surat Al Ikhlas. Semoga kita bisa mendapatkan keberkahan dengan mengamalkannya.

Pertama: waktu pagi dan sore hari.

Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash bersama dengan maw’idzatain (surat Al Falaq dan surat An Naas) masing-masing sebanyak tiga kali. Keutamaan yang diperoleh adalah: akan dijaga dari segala sesuatu (segala keburukan).

Dari Mu'adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,

خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »

Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, "Apakah kalian telah shalat?" Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, "Katakanlah". Hingga aku berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A'UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A'UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akn mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan."
(HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Kedua: sebelum tidur.

Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan, lalu keduanya ditiup, lalu dibacakanlah tiga surat ini. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti tadi diulang sebanyak tiga kali.

Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.”
(HR. Bukhari no. 5017)

Ketiga: ketika ingin meruqyah (membaca do’a dan wirid untuk penyembuhan ketika sakit).

Bukhari membawakan bab dalam shohihnya ‘Meniupkan bacaan ketika ruqyah’. Lalu dibawakanlah hadits serupa di atas dan dengan cara seperti dijelaskan dalam point kedua.

عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ فِى كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ ، وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ . قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِى أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak tidur, beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (surat Al Ikhlas) dan Mu'awidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu (sama seperti ketika beliau hendak tidur, -pen)."
(HR. Bukhari no. 5748)

Jadi tatkala meruqyah, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan cara: Terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan lalu keduanya ditiup lalu dibacakanlah tiga surat tersebut. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti ini diulang sebanyak tiga kali.

Keempat: wirid seusai shalat (sesudah salam).

Sesuai shalat dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas masing-masing sekali. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata,

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat  di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Yang dimaksud mu’awwidzaat adalah surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani. (Fathul Bari, 9/62)

Kelima: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh).

Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.

Dari’ Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتِ السُّوْرَتَانِ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ

Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah 4/273. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Silsilah Ash Shohihah bahwa hadits ini shahih. Lihat As Silsilah Ash Shohihah no. 646). Hal ini juga dikuatkan dengan hadits Ibnu Mas’ud yang akan disebutkan pada point berikut.

Keenam: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib.

Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

مَا أُحْصِى مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi no. 431. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Ketujuh: dibaca ketika mengerjakan shalat witir tiga raka’at.

Ketika itu, surat Al A’laa dibaca pada raka’at pertama, surat Al Kafirun pada raka’at kedua dan surat Al Ikhlash pada raka’at ketiga.

Dari ‘Abdul Aziz bin Juraij, beliau berkata,  “Aku menanyakan pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al Fatihah) ketika shalat witir?”

‘Aisyah menjawab,

كَانَ يُوتِرُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ يَقْرَأُ فِى الأُولَى بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَفِى الثَّانِيَةِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَفِى الثَّالِثَةِ بِ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama: Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An Naas).” (HR. An Nasai no. 1699, Tirmidzi no. 463, Ahmad 6/227)

Dalam riwayat yang lain disebutkan tanpa surat al mu’awwidzatain.

عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)

Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya melaksanakan shalat witir dengan membaca Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash)” (HR. Abu Daud no. 1423 dan An Nasai no. 1730)

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan,

وَحَدِيثُ عَائِشَةَ فِي هَذَا لَا يَثْبُتُ ؛ فَإِنَّهُ يَرْوِيهِ يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ ، وَهُوَ ضَعِيفٌ .وَقَدْ أَنْكَرَ أَحْمَدُ وَيَحْيَى بْنُ مَعِينٍ زِيَادَةَ الْمُعَوِّذَتَيْنِ .

“Hadits ‘Aisyah tidaklah shahih. Di dalamnya ada seorang perowi bernama Yahya bin Ayyub, dan ia dho’if. Imam Ahmad dan Yahya bin Ma’in telah mengingkari penambahan “mu’awwidzatain”.” (Al Mughni, 1/831)

Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan,

تعليق شعيب الأرنؤوط : صحيح لغيره دون قوله : والمعوذتين وهذا إسناد ضعيف عبد العزيز بن جريج لا يتابع في حديثه

“Hadits ini shahih kecuali pada perkataan “al mu’awwidzatain”, ini sanadnya dho’if karena ‘Abdul ‘Aziz bin Juraij tidak diikuti dalam haditsnya.” (Tahqiq Musnad Al Imam Ahmad bin Hambal, 6/227)
Jadi yang tepat dalam masalah ini, bacaan untuk shalat witir adalah raka’at pertama dengan surat Al A’laa, raka’at kedua dengan surat Al Kafirun dan raka’at ketiga dengan surat Al Ikhlas (tanpa mu’awwidzatain).

Namun bacaann ketika witir ini sebaiknya tidak rutin dibaca, sebaiknya diselingi dengan berganti membaca surat lainnya. Syaikh ‘Abdullah Al Jibrin rahimahullah mengatakan,

والظاهر أنه يكثر من قراءتها، ولا يداوم عليها فينبغي قراءة غيرها أحياناً حتى لا يعتقد العامة وجوب القراءة بها

“Yang nampak dari hadits yang ada, hendaklah bacaan tersebut seringkali saja dibaca, namun tidak terus-terusan. Sudah seharusnya seseorang membaca surat yang lain ketika itu agar orang awam tidak salah paham,ditakutkan mereka malah menganggapnya sebagai perkara yang wajib.” (Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, 24/43)

Kedelapan: dibaca ketika mengerjakan shalat Maghrib (shalat wajib) pada malam jum’at.

Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.

Dari Jabir bin Samroh, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي صَلاَةِ المَغْرِبِ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ : ( قَلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ ) وَ ( قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika shalat maghrib pada malam Jum’at membaca Qul yaa ayyuhal kafirun’ dan ‘Qul ‘ huwallahu ahad’. ” (Syaikh Al Albani dalam Takhrij Misykatul Mashobih (812) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Kesembilan: ketika shalat dua rak’at di belakang maqom Ibrahim setelah thowaf.

Dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu yang amat panjang disebutkan,

فجعل المقام بينه وبين البيت [ فصلى ركعتين : هق حم ] فكان يقرأ في الركعتين : ( قل هو الله أحد ) و ( قل يا أيها الكافرون ) ( وفي رواية : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد )

Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan maqom Ibrahim antara dirinya dan Ka’bah, lalu beliau laksanakan shalat dua raka’at. Dalam dua raka’at tersebut, beliau membaca Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun). Dalam riwayat yang lain dikatakan, beliau membaca Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun) dan Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas).” (Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 56)

Semoga sajian ini bermanfaat dan bisa diamalkan. Alhmadulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ’ala nabiyyina Muhammad wa ’ala alihi wa shohbihi wa sallam.






sumber dari: indonesian.iloveallaah.com/

Friday, 11 April 2014

Solat Sunat Tasbih






Solat sunat tasbih bertujuan mengakui kesucian Allah S.W.T dari segala yang tidak layak bagiNya atau kekurangan padaNya. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam mengamalkannya setiap malam. Jika tidak dapat setiap malam, amalkan seminggu sekali, atau setahun sekali, ataupun paling kurang sekali seumur hidup.

Fadilat atau kelebihan solat Tasbih ini ialah ia dapat mengampunkan dosa yang lama atau yang baru, dosa yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja dan dosa yang tersembunyi atau terang.

Bilangan rakaatnya ialah empat. Jika dilakukan waktu siang lakukan 4 rakaat 1 salam. Jika dilakukan pada waktu malam, 4 rakaat 2 salam.

Niat solat Tasbih : Sahaja aku solat sunat Tasbih dua/empat rakaat kerana Allah Taala.
Surah-surah yang elok dibaca selepas bacaan Fatihah :

Rokaat 1 : At-Takaathur (Alha kumuttaka…)
Rokaat 2 : Al ‘Asr (Wal ‘ashri…)
Rokaat 3 : Al Kafiruun (Qul ya ai yuhal kaafiruun...)
Rokaat 4 : Al Ikhlas (Qul huwallah hu ahad…)

Bacaan tasbih adalah seperti berikut:

Bilangan tasbih yang dibaca berjumlah 300 kali iaitu 75 kali bagi satu-satu rakaat.
Masa Bacaan Bacaan Tasbih
Selepas membaca Surah sebelum rukuk 15 kali
Dalam rukuk selepas membaca Tasbih biasa 10 kali
Selepas bangun dari rukuk dan sebelum sujud dan selepas membaca Tahmid dalam iktidal 10 kali
Dalam sujud selepas membaca Tasbih biasa 10 kali
Semasa duduk antara dua sujud selepas membaca Doa 10 kali
Dalam sujud ke dua selepas membaca Tasbih biasa 10 kali
Duduk sebelum bangun bagi rokaat pertama dan ketiga dan selepas tahiyat awal dan akhir bagi sembahyang 4 rokaat 1 salam. Duduk sebelum bangun bagi rokaat pertama dan selepas tahiyat akhir bagi sebahyang 4 rokaat 2 salam 10 kali
Jumlah 75 kali

Secara ringkasnya, tasbih tersebut perlu dibaca pada penghujung pergerakkan solat sebelum melakukan pergerakkan yang berikutnya.

Doa selepas solat tasbih :

Ya Allah, ya Tuhan Kami, kami memohon taufik daripada-Mu sepertimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjukdan jadikan amalan kami ini sepertimana amalan ahli yakin dan jadikan kami dari golongan orang yang menerima nasihat orang-orang yang bertaubat dan keazaman kami sepertimana orang-orang yang sabar dan gementar kami sepertimana orang-orang yang takut dan kami memohon sepertimana permohonan orang yang suka kepada kebaikan dan beribadat seperti ibadat orang-orang yang warak dan jadikan pengetahuan kami ini sebagai ahli-ahli yang berilmu sehingga kami termasuk ke dalam orang yang takut kepada Engkau. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, jadikan kami golongan yang takut yang menghalang kami daripada melakukan maksiat sehinggalah kami beramal dengan taat kepada-Mu, sebagaimana amalan yang kami merasa perlu mendapat keredaan-Mu dan juga sehingga kami betul-betul ikhlas dan bertawakkal kepada-Mu dalam setiap perkara dan kami memohon supaya menjadi orang yang baik sangka terhadap Engkau, Maha Suci Engkau sebagai Pencipta.



sumber dari: al-ahkam.net/home/

Tahlil Sebaik-Baik Amalan.






Di dalam amalan bertahlil yang dilakukan oleh masyarakat kita, terdapat surah-surah yang dibaca walaupun ianya adalah seringkas-ringkas amalan untuk dihadiahkan kepada si mati, namun surah-surah tersebut mempunyai kelebihan yang khusus serta mudah dibaca secara berjemaah.Sebaik-baiknya amalan membaca Surah Al-Ikhlas dilakukan sebanyak 11 kali dan sebelum itu dibacakan Surah At-Takaathur.Adalah lebih baik lagi jika ia dimulai dengan bacaan Surah Yassin sebelum amalan bertahlil.

Perlu diingat, bahawa membaca Surah Yassin dan bertahlil ini bukan hanya dilakukan ketika adanya kematian sahaja tetapi amalan ini merupakan sebaik-baik amalan dilakukan ketika kaum muslimin berhimpun sebelum menikamati juadah sekiranya diadakan jamuan.
Apabila amalan tersebut dilakukan pada majlis-majlis jamuan, nescaya terhimpunlah kelebihan amalan-amalan yang dituntut oleh syara' seperti berikut:

1) Amalan berhimpun membaca Al-Quran, berzikir dan berselawat.
2) Amalan mengadakan jamuan selepas bertilawah dan berzikir.
3) Amalan menolong si mati dengan menghadiahkan pahala jamuan, pahala tilawah dan zikir serta berdoa untuk si mati.

Sejak akhir-akhir ini, terdapat golongan yang mengaku sebagai pakar dalam menentukan hukum sehingga mengatakan bahawa amalan bertahlil ini tiada terdapat dalilnya dan pengamalnya dituduh sebagai melakukan amalan bidaah yang keji lagi mungkar.Benarkah apa yang didakwa oleh golongan anti tahlil ini?

Di sini adalah lebih baik kita kemukan beberapa dalil bagi amalan yang tersebut seperti berikut:

1) Diriwayatkan daripada Abi Hurairah, sabda Rasulullah s.a.w. "Tidak berhimpun suatu perhimpunan pada satu majlis di dalam masjid daripada masjid-masjid Allah, lalu mereka membaca Al-Quran dan bertadarus sesama mereka, melainkan turun ke atas mereka ketenangan dan diselubungi rahmat Allah serta dilingkungi para malaikat, dan Allah menyebut tentang mereka di kalangan nabi dan malaikat di sisiNya" - Sahih Muslim.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w,"Tidaklah berhimpun satu perhimpunan di dalam suatu majlis lalu mereka tidak berzikir mengingati Allah dan tidak berselawat ke atasku, melainkan kekurangan dan penyesalan ke atas mereka di hari Kiamat".

2) Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan daripada Suhaib, Nabi Muhammad s.a.w bersabda, "Seseorang yang terlebih baik di antara kamu ialah mereka yang menjamu makan dan menjawab salam". Hadis ini sahih sanadnya. Diriwayatkan oleh Turmizi bahawa sahabat-sahabat Nabi tidak bersurai daripada majlis bertilawah Al-Quran dan zikir, melainkan selepas menikmati jamuan.

3) Hadis yang dikeluarkan oleh Ad-Dailami dan Baihaqi di dalam kitabnya Syu'abil Iman, daripada Ibnu Abbas bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tidaklah orang mati yang berada di dalam kuburnya malainkan seperti orang yang lemas air, menjerit-jerit meminta pertolongan dan menanti-nanti doa yang akan diperolehinya daripada bapa atau ibunya, mahupun daripada anaknya dan kawan yang dipercayainya. Apabila mendapat doa itu nescaya adalah terlebih dikasihinya daripada dunia dan seisinya. Sesungguhnya Allah Ta'ala memasukkan doa penduduk bumi seumpama gunung-ganang kepada ahli kubur dan bahawasanya hadiah orang yang hidup terhadap orang yang mati adalah meminta pengampunan baginya."

Tersebut juga di dalam kitab Al-Hawi Lil Fatawi bagi Imam Suyuti daripada Thawus (seorang Imam Tabien yang besar), berkata, "Sesungguhnya orang yang mati itu dicuba dan diuji (dengan soal kubur) di dalam kubur mereka selama tujuh hari. Adalah sahabat-sahabat Nabi s.a.w. menyatakan sunat mengadakan jamuan makan bagi pihak orang yang telah mati (dengan menghadiahkan pahala jamuan tersebut kepada si mati) pada tujuh hari tersebut".
Imam Suyuti menyebut bahawa periwayat-periwayat hadis Thawus ini adalah periwayat-periwayat yang sahih.

Maka dengan itu, janganlah kita mengabaikan amalan membaca Yassin dan bertahlil ini kerana ia merupakan sebaik-baik amalan yang diwarisi daripada generasi terdahulu.Janganlah kita ditipu oleh golongan-golongan yang kononnya bertitle Ustaz ataupun yang bertitle Mufti yang kerjanya tak sudah-sudah nak membida'ahkan, mengharamkan amalan-amalan yang begitu baik untuk diamalkan. Sesungguhnya apa yang diperkatakan oleh mereka yang anti tahlil ini adalah satu usaha pihak musuh Islam yang ingin menjauhkan umat Islam daripada terus berzikir mengingati Allah dan mencipta pula hukum-hakam yang berlandaskan daripada hadis yang umum tanpa difahami tentangnya.



sumber dari: hanifsalleh.blogspot.com/

Friday, 4 April 2014

Amalan semasa kehamilan





Obat Ambeien Untuk Ibu Hamil


Wanita yang sedang berbadan dua perlu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi yang dilarangNya. Banyakkanlah istiqfar dan amalkan zikir. Perlu diingat bahawa ayat-ayat Al Quran adalah zikir yang paling utama. Rasulullah s.a.w sendiri memberi panduan ayat-ayat yang sesuai dibaca ketika hamil:


1. Membaca Al-Fatihah
بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿١﴾ الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العٰلَمينَ ﴿٢﴾ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿٣﴾ مٰلِكِ يَومِ الدّينِ ﴿٤﴾ إِيّاكَ نَعبُدُ وَإِيّاكَ نَستَعينُ ﴿٥﴾ اهدِنَا الصِّرٰطَ المُستَقيمَ ﴿٦﴾ صِرٰطَ الَّذينَ أَنعَمتَ عَلَيهِم غَيرِ المَغضوبِ عَلَيهِم وَلَا الضّالّينَ.
2. Membaca Surah Al-Ikhlas : 3 kali
قُل هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَم يَلِد وَلَم يولَد ﴿٣﴾ وَلَم يَكُن لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

3. Membaca Surah Al-Falaq : 1 kali
قُل أَعوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ ما خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى العُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَد4.
4. Membaca Surah Al-Naas : 1 kali
قُل أَعوذُ بِرَبِّ النّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النّاسِ ﴿٢﴾ إِلٰهِ النّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الوَسواسِ الخَنّاسِ ﴿٤﴾ الَّذى يُوَسوِسُ فى صُدورِ النّاسِ ﴿٥﴾ مِنَالجِنَّةِ وَالنّاسِ

5. Membaca Surah Ayat Al-Kursi : (Al-Baqarah 255) 1 kali
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ
مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّالْعَظِيمُ.


6. Membaca Surah Akhir Al Baqarah : (Al-Baqarah 285-286) 1 kali
ءامَنَ الرَّسولُ بِما أُنزِلَ إِلَيهِ مِن رَبِّهِ وَالمُؤمِنونَ ۚ كُلٌّ ءامَنَ بِاللَّهِ وَمَلٰئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَينَ أَحَدٍ مِن رُسُلِهِ ۚ وَقالوا سَمِعنا وَأَطَعنا ۖ غُفرانَكَ رَبَّنا وَإِلَيكَ المَصيرُ ﴿٢٨٥﴾ لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفسًا إِلّا وُسعَها ۚ لَها ما كَسَبَت وَعَلَيها مَا اكتَسَبَت ۗ رَبَّنا لا تُؤاخِذنا إِن نَسينا أَو أَخطَأنا ۚ رَبَّنا وَلا تَحمِل عَلَينا إِصرًا كَما حَمَلتَهُ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِنا ۚ رَبَّنا وَلا تُحَمِّلنا ما لا طاقَةَ لَنا بِهِ ۖ وَاعفُ عَنّا وَاغفِر لَنا وَارحَمنا ۚ أَنتَ مَولىٰنا فَانصُرنا عَلَى القَومِ الكٰفِرينَ ﴿٢٨٦ .

7. Membaca Surah Akhir Al Hasyr : ( 22-24) 1 kali
هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ ۖ عٰلِمُ الغَيبِ وَالشَّهٰدَةِ ۖ هُوَ الرَّحمٰنُ الرَّحيمُ ﴿٢٢﴾ هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ المَلِكُ القُدّوسُ السَّلٰمُ المُؤمِنُ المُهَيمِنُ العَزيزُ الجَبّارُ المُتَكَبِّرُ ۚ سُبحٰنَ اللَّهِ عَمّا يُشرِكونَ ﴿٢٣﴾ هُوَ اللَّهُ الخٰلِقُ البارِئُ المُصَوِّرُ ۖ لَهُ الأَسماءُ الحُسنىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُ ما فِى السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ ۖ وَهُوَ العَزيزُ الحَكيمُ ﴿٢٤.

8. Membaca Surah Toha : ( 111) 1 kali
وَعَنَتِ الوُجوهُ لِلحَىِّ القَيّومِ ۖ وَقَد خابَ مَن حَمَلَ ظُلمًا .

9. Membaca Surah Al-Anbiya' : ( 69) 3 kali
قُلنا يٰنارُ كونى بَردًا وَسَلٰمًا عَلىٰ إِبرٰهيمَ.

10. Membaca Awal Surah Al-Baqarah : ( 1-5) 1 kali
الم ﴿١﴾ ذٰلِكَ الكِتٰبُ لا رَيبَ ۛ فيهِ ۛ هُدًى لِلمُتَّقينَ ﴿٢﴾ الَّذينَ يُؤمِنونَ بِالغَيبِ وَيُقيمونَ الصَّلوٰةَ وَمِمّا رَزَقنٰهُم يُنفِقونَ ﴿٣﴾ وَالَّذينَ يُؤمِنونَ بِما أُنزِلَ إِلَيكَ وَما أُنزِلَ مِن قَبلِكَ وَبِالءاخِرَةِ هُم يوقِنونَ ﴿٤﴾ أُولٰئِكَ عَلىٰ هُدًى مِن رَبِّهِم ۖ وَأُولٰئِكَ هُمُ المُفلِحونَ .

11. Membaca Surah Al-Ana'am : ( 17) 3 kali
وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ .

12. Membaca Surah Al-Isra' : ( 82) 3 kali
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا .

13. Membaca Surah At-Taubah : ( 14) 3 kali
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ .

14. Membaca Surah Yunus' : ( 57) 3 kali
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ .

15. Membaca Surah An-Nahli : ( 67) 3 kali
وَمِن ثَمَرٰتِ النَّخيلِ وَالأَعنٰبِ تَتَّخِذونَ مِنهُ سَكَرًا وَرِزقًا حَسَنًا ۗ إِنَّ فى ذٰلِكَ لَءايَةً لِقَومٍ يَعقِلونَ.

16. Membaca Surah As-Syu'ara : ( 80) 3 kali
وَإِذا مَرِضتُ فَهُوَ يَشفينِ .

17, Membaca Surah Fusilat : ( 44) 3 kali
وَلَو جَعَلنٰهُ قُرءانًا أَعجَمِيًّا لَقالوا لَولا فُصِّلَت ءايٰتُهُ ۖ ءَأَعجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُل هُوَ لِلَّذينَ ءامَنوا هُدًى وَشِفاءٌ ۖ وَالَّذينَ لا يُؤمِنونَ فى ءاذانِهِم وَقرٌ وَهُوَ عَلَيهِم عَمًى ۚ أُولٰئِكَ يُنادَونَ مِن مَكانٍ بَعيدٍ.

18. Membaca Surah Al-Qalam : (51) 3 kali
وَإِن يَكادُ الَّذينَ كَفَروا لَيُزلِقونَكَ بِأَبصٰرِهِم لَمّا سَمِعُوا الذِّكرَ وَيَقولونَ إِنَّهُ لَمَجنونٌ .

19. Membaca Surah Yassin : ( 9) 3 kali
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ.

20. Membaca Surah Al-Zalzalah : 1 kali
إِذا زُلزِلَتِ الأَرضُ زِلزالَها ﴿١﴾ وَأَخرَجَتِ الأَرضُ أَثقالَها ﴿٢﴾ وَقالَ الإِنسٰنُ ما لَها ﴿٣﴾ يَومَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخبارَها ﴿٤﴾ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوحىٰ لَها ﴿٥﴾ يَومَئِذٍ يَصدُرُ النّاسُ أَشتاتًا لِيُرَوا أَعمٰلَهُم ﴿٦﴾ فَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ خَيرًا يَرَهُ ﴿٧﴾ وَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ.

21. Membaca Surah Al-Insyiqaq : ( 1-4) 1 kali
إِذَا السَّماءُ انشَقَّت ﴿١﴾ وَأَذِنَت لِرَبِّها وَحُقَّت ﴿٢﴾ وَإِذَا الأَرضُ مُدَّت ﴿٣﴾ وَأَلقَت ما فيها وَتَخَلَّت




sumber dari: http://nurashifa.com/modules

Sunday, 23 March 2014

Kumpulan Surat Surat Pendek Al Quran




Memasuki bulan suci Ramadhan bulan yang penuh rahmat dan petunjuk, Untuk anda sahabatku yang belum hafal surat surat pendek Al-Qur'an pastinya ingin segera bisa hafal. Jangan sia siakan bulan penuh rahmat cobalah menghafal surat surat pendek Al Qur'an mudah mudahan dalam menghafal surat pendek suci Al-Qur'an sahabatku cepat menghafal dan mudah untuk menghafalnya. Amin

Saat ini Surat Pendek Al-Quran banyak anak anank yang belum hafal, Dan tidak jarang juga kita yang dewasa juga belum hafal surat pendek Al-Qur'an. Dalam Sholat kita sering memakai surat surat Al-Qur'an yang pendek pendek. Metode Untuk bisa menghafal Al-Quran ternyata tidak sulit mulailah menhafal dari surat surat pendel terlebih dahulu mungkin bisa jadi alternatif untuk bisa menghafal Al - Qura'an. Mungkin bisa juga dengan menggunakan metode Ustad Yusuf Mansyur satu hari satu ayat. Kalian bisa mulai dari surat-surat pendek dalam Al-Quran. Karena ayatnya sedikit, kalian pasti bisa lebih cepat dalam menghafal.

Lihat Juga Kumpulan Ceramah Tentang Sedekah Ustad Yusuf Mansur
Alhamdulillah ada sedikit daftar kumpulan surat surat pendek Al-Qur'an diantaranya :
  1. Surat Al Zalzalah
  2. Surat Al Kaafiruun
  3. Surat Al Maun 
  4. Surat Al Kautsar
  5. Surat Al Ikhlash
  6. Surat Alam Nasyrah
  7. Surat At Tin
  8. Surat Al'Aadiyaat 
  9. surat Al Falaq
  10. Surat An Naas
  11. Surat Al'Ashr
  12. Surat Al Humazah
  13. Surat Quraisy
Insya Alloh kedepannya akan saya update lebih banyak kumpulan surat surat Al - Qur'an dari yang pendek pendek sampai yang panjang juga. Mudah mudahan dari sedikit kumpulan surat surat pendek Al - Quran ini bermanfaat untuk sahabat arenaberbagi.com trimakasih atas kunjungannya. surat surat Al-Qur'an



sumber dari: http://www.arenaberbagi.com/

Sejarah dan Proses Pembuatan Kiswah






Pada ka'bah kita sering melihat adanya Kiswah (kain/selimut hitam penutup kabah). Tujuan dari pemasangan kain itu adalah untuk melindungi dinding kabah dari kotoran, debu, serta panas yang dapat membuatnya menjadi rusak. Selain itu kiswah juga berfungsi sebagai hiasan kabah.

Menurut sejarah, Kabah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Namun tidak ada catatan yang mengisahkan kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar Asad Abu Bakr dari Yaman, disebutkan kiswah yang melindungi Kabah terbuat dari kain tenun.

Kebijakan Raja Himyar untuk memasang kiswah sesuai tradisi Arab yang berkembang sejak zaman Ismail as diikuti oleh para penerusnya. Pada masa Qusay ibnu Kilab, salah seorang leluhur Nabi Muhammad yang terkemuka, pemasangan kiswah pada Kabah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy.

Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain yang berasal dari Yaman. Sedangkan empat khalifah penerus Nabi Muhammad yang termasuk dalam Khulafa al-Rasyidin memerintahkan pembuatan kiswah dari kain benang kapas.

Sementara itu, pada era Kekhalifahan Abbassiyah, Khalifah ke-4 al-Mahdi memerintahkan supaya kiswah dibuat dari kain sutra Khuz. Pada masa pemerintahannya, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman.

Menurut catatan sejarah, kiswah tidak selalu berwarna hitam pekat seperti saat ini. Kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun dari Yaman justru berwarna merah dan berlajur-lajur. Sedangkan pada masa Khalifah Mamun ar-Rasyid, kiswah dibuat dengan warna dasar putih. Kiswah juga pernah dibuat berwarna hijau atas perintah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbasiyah (sekitar abad 16 M) dan kiswah juga pernah dibuat berwarna kuning berdasarkan perintah Muhammad ibnu Sabaktakin.

Penggantian kiswah yang berwarna-warni dari tahun ke tahun, rupanya mengusik benak Kalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah, hingga akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya warna kiswah itu tetap dari waktu ke waktu yaitu hitam. Hingga saat ini, meskipun kiswah diganti setiap tahun, tetapi warnanya selalu hitam.

Pada era keemasan Islam , tanggung jawab pembuatan maupun pengadaan kiswah selalu dipikul oleh setiap khalifah yang sedang berkuasa di Hijaz, Arab Saudi pada setiap masanya. Meskipun kiswah selalu menjadi tanggung jawab para khalifah, beberapa raja di luar tanah Hijaz pernah menghadiahkan kiswah kepada pemerintah Hijaz.

Dulu, kiswah yang terbuat dari sutera hitam pernah didatangkan dari Mesir yang biayanya diambil dari kas Kerajaan Mesir. Tradisi pengiriman kiswah dari Mesir ini dimulai pada zaman Sultan Sulaiman yang memerintah mesir pada sekitar tahun 950-an H sampai masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya sekitar akhir tahun 1920-an.

Kebijakan Raja Himyar untuk memasang kiswah sesuai tradisi Arab yang berkembang sejak zaman Ismail as diikuti oleh para penerusnya. Pada masa Qusay ibnu Kilab, salah seorang leluhur Nabi Muhammad yang terkemuka, pemasangan kiswah pada Kabah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy.

Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain yang berasal dari Yaman. Sedangkan empat khalifah penerus Nabi Muhammad yang termasuk dalam Khulafa al-Rasyidin memerintahkan pembuatan kiswah dari kain benang kapas.

Sementara itu, pada era Kekhalifahan Abbassiyah, Khalifah ke-4 al-Mahdi memerintahkan supaya kiswah dibuat dari kain sutra Khuz. Pada masa pemerintahannya, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman.

Menurut catatan sejarah, kiswah tidak selalu berwarna hitam pekat seperti saat ini. Kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun dari Yaman justru berwarna merah dan berlajur-lajur. Sedangkan pada masa Khalifah Mamun ar-Rasyid, kiswah dibuat dengan warna dasar putih. Kiswah juga pernah dibuat berwarna hijau atas perintah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbasiyah (sekitar abad 16 M) dan kiswah juga pernah dibuat berwarna kuning berdasarkan perintah Muhammad ibnu Sabaktakin.

Penggantian kiswah yang berwarna-warni dari tahun ke tahun, rupanya mengusik benak Kalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah, hingga akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya warna kiswah itu tetap dari waktu ke waktu yaitu hitam. Hingga saat ini, meskipun kiswah diganti setiap tahun, tetapi warnanya selalu hitam.

Pada era keemasan Islam , tanggung jawab pembuatan maupun pengadaan kiswah selalu dipikul oleh setiap khalifah yang sedang berkuasa di Hijaz, Arab Saudi pada setiap masanya. Meskipun kiswah selalu menjadi tanggung jawab para khalifah, beberapa raja di luar tanah Hijaz pernah menghadiahkan kiswah kepada pemerintah Hijaz.

Dulu, kiswah yang terbuat dari sutera hitam pernah didatangkan dari Mesir yang biayanya diambil dari kas Kerajaan Mesir. Tradisi pengiriman kiswah dari Mesir ini dimulai pada zaman Sultan Sulaiman yang memerintah mesir pada sekitar tahun 950-an H sampai masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya sekitar akhir tahun 1920-an.

Proses Pembuatan Kiswah

Kiswah pertama kali dibuat dibuat oleh seorang pengrajin bernama Adnan bin Ad dengan bahan baku kulit unta. Namun dalam perkembangannya, kiswah dibuat dari kain sutera. Untuk membuat sebuah kiswah memerlukan 670 kg bahan sutera atau sekitar 600 meter persegi kain sutera yang terdiri dari 47 potong kain. Masing-masing potongan tersebut berukuran panjang 14 meter dan lebar 95 cm.

Ukuran itu sudah disesuaikan untuk menutupi bidang kubus Kabah pada keempat sisinya. Sedangkan untuk hiasan berupa pintalan emas diperlukan 120 kg emas dan beberapa puluh kg perak.

Sejak 1931, kiswah untuk menutupi Kabah diproduksi di sebuah pabrik yang terletak di pinggir kota Mekkah, Arab Saudi. Dalam pabrik tersebut, pembuatan kiswah dilakukan secara modern dengan menggunakan mesin tenun modern. Di pabrik kiswah yang areanya seluas 10 hektare itu dipekerjakan sekitar 240 perajin kiswah.

Dalam pabrik tersebut, kiswah dibuat secara massal. Di sanalah semuanya disiapkan dari perencanaan, pembuatan gambar prototipe kaligrafi, pencucian benang sutera, perajutan kain dasar, pembuatan benang dari berkilo-kilo emas murni dan perak hingga pada pemintalan kaligrafi dari benang emas maupun perak, lalu penjahitan akhir.

Meskipun kiswah tampak hitam jika dilihat dari luar, namun ternyata bagian dalam kiswah itu berwarna putih. Salah satu kalimat yang tertera dalam pintalan emas kiswah adalah kalimah syahadat, Allah Jalla Jalallah, La Ilaha Illallah, dan Muhammad Rasulullah . Surat Ali Imran: 96, Al-Baqarah :144, surat Al-fatihah, surat Al-Ikhlash terpintal indah dalam benang emas untuk menghiasi kiswah.

Kaligrafi yang digunakan untuk menghias kiswah terdiri dari ayat-ayat yang berhubungan dengan haji dan Kabah juga asma-asma Allah yang dimuliakan. Hiasan kaligrafi yang terbuat dari emas dan perak tampak berkilau indah saat terkena cahaya matahari.

Karena menggunakan bahan baku dari benda-benda yang sangat berharga seperti sutera, emas, maupun perak, harga kiswah ini menjadi sangat mahal sekitar Rp 50 miliar.

Sehingga setiap tahun Jawatan Wakaf Kerajaan Arab Saudi harus menyediakan dana sekitar Rp 50 miliar untuk pembuatan kiswah. Menurut sejarah, tradisi penggantian kiswah yang dilakukan setiap tahunnya sudah ada sejak masa Khalifah Al-Mahdi yang merupakan penguasa Dinasti Abbasiyah ke-IV.

Tradisi tersebut bermula ketika, Khalifah al-Mahdi naik haji kemudian penjaga Kabah melapor kepadanya tentang kiswah yang pada saat itu sudah mulai rapuh dan dikhawatirkan akan jatuh. Mendengar laporan yang memprihatinkan itu, Al-Mahdi memerintahkan agar setiap tahun kiswah diganti.

Sejak saat itu, kiswah untuk Kabah selalu diganti setiap tahun pada musim haji dan menjadi sebuah tradisi yang harus selalu dijalankan. Dengan demikian tidak ada lagi kiswah yang kondisinya memprihatinkan.

Pasalnya, setiap kiswah hanya memiliki masa pakai Kabah selama satu tahun. Bahkan, kiswah bekas dipakai Kabah ada yang dipotong-potong kemudian potongan tersebut dijual sebagai penghias rumah maupun kantor.



sumber dari: http://www.parapencarituhan.com/

Sunday, 2 March 2014

Penyakit Waswas







KERAGUAN adalah suatu fenomena lazim yang dihadapi manusia. Ia datang dan hilang tanpa diduga, namun dalam sesetengah kes, perasaan itu sukar dilenyapkan dan berpanjangan sehingga kerap mempengaruhi diri.

Bahayanya apabila ia bukan setakat menyukarkan seseorang menilai dan membuat keputusan terhadap sesuatu perkara, malah pada satu tahap mengakibatkan hati tidak tenteram.
Seringkali mereka yang dikuasai perasaan ini mengalami masalah dalam menentukan keseimbangan hidup seharian dan bagi umat Islam ia mengganggu tumpuan dalam aspek keimanan dan amal ibadat.

Perasaan ragu-ragu boleh disamakan dengan sangsi, waswas, syak hati dan bingung seperti diterangkan dalam Kamus Dewan.
Ditinjau lebih jauh ia juga disifatkan sebagai bisikan dan suara halus syaitan.

Syaitan berusaha sedaya upaya mengganggu manusia dengan menitipkan perkara bukan-bukan supaya timbul kecelaruan di dalam hati, malah kadangkala mempengaruhi keputusan akal.
Al-Quran ada menjelaskan perkara ini, antaranya ayat dari surah an-Nas, antara lain bermaksud: “Dari kejahatan pembisik, penghasut yang timbul tenggelam. Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia. (Iaitu pembisik dan penghasut) dari kalangan jin dan manusia.”

Sahabat Nabi Muhammad s.a.w juga dilaporkan tidak terlepas daripada perasaan ragu-ragu dan syubhat.

Malah, sesetengah mereka datang kepada baginda mengadukan perkara terbabit.
Abu Hurairah menceritakan, beberapa orang sahabat Rasulullah ]datang dan bertanya: “Sesungguhnya kami mendapati di dalam diri kami suatu yang kami tidak mampu untuk mengucapkannya.”
Rasulullah bertanya: “Apakah engkau mendapatinya?”
Sahabat menjawab: “Ya.”
Rasulullah bersabda: “Itulah kejelasan iman.” (Hadis riwayat Muslim)

Kejelasan iman itu dimaksudkan penolakan gangguan syaitan dan kebencian mereka terhadapnya.
Umat Islam diajar memohon perlindungan dari Allah apabila didatangi bahaya batin iaitu perasaan ragu-ragu dan ingatan buruk angkara makhluk yang tidak kelihatan, seperti syaitan dan jin serta dari tipu daya manusia.

Surah an-Nas adalah antara pelindung daripada bahaya terbabit.
Rasulullah ada menjelaskan ayat yang terkandung dalam surah an-Nas dan al-Falaq tidak ada tolak bandingnya bagi memohon pertolongan Allah daripada segala jenis bahaya.





Imam Muslim meriwayatkan hadis bermaksud: “Bacalah surah-surah (al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas) tiga kali apabila engkau berada pada waktu pagi dan tiga kali apabila engkau berada pada waktu petang supaya engkau terpelihara dan terselamat dari segala bahaya dan bencana.”
Seorang alim bernama Syaqiq menerangkan mengenai bisikan syaitan di dalam diri manusia, katanya: “Tiada satu pagi pun melainkan duduk padaku syaitan dari empat penjuru, dari depanku, belakang, kanan dan sebelah kiriku.”

Seterusnya dia berkata: “Janganlah engkau berasa takut, sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Kemudian dia membaca ayat 82 dari surah Taha, ayat 6 dari surah Hud, ayat 128 dari surag al-A’raaf dan ayat 54 dari surah Saba pada setiap penjuru.

Ibrahim bin Hakim menceritakan; dari ayahnya, dari Ikrimah, dia berkata: “Ada seorang lelaki yang berpergian jauh (musafir), ternampak seorang lelaki sedang tidur dan dekatnya ada dua syaitan.

“Musafir terbabit mendengar satu antara syaitan itu berkata kepada temannya: ‘Sila pergi dan rosakkan hati orang yang sedang tidur itu.’

“Apabila syaitan itu menghampirinya dia berpatah balik kepada temannya dan berkata: ‘Dia tidur dengan satu ayat yang membuatkan kita tidak menemui jalan kepadanya.’
“Satu lagi syaitan datang kepadanya. Apabila menghampirinya, ia berpatah balik kepada temannya dan berkata: ‘Engkau betul.’

“Kemudian syaitan terbabit beredar dari tempat itu.
Musafir terbabit mengejutkan lelaki yang sedang tidur itu dan menceritakannya hal syaitan yang dilihatnya itu. Dia bertanya: ‘Apa yang engkau baca ketika hendak tidur?’

“Lelaki itu menjawab: ‘Aku membaca ayat ini (maksudnya: Dan berapa banyak negeri yang Kami binasakan, iaitu datang azab seksa Kami menimpa penduduknya pada malam hari atau ketika mereka berehat pada tengah hari-ayat 4 surah al-A’raaf).’”

Mereka yang menghiaskan diri dengan takwa dan iman, malah selalu mengingati Allah sukar diganggu bisikan syaitan. Hati mereka tenang dan tidak mudah dipengaruhi, walaupun berdepan dengan cabaran dan godaan.

Ibnu Qayyim berkata, sangat perlu bagi seseorang agar tidak menghentikan lidahnya daripada berzikir kepada Allah. Dengan zikir seseorang dapat melindungi dirinya, sedangkan syaitan tidak dapat masuk kepadanya melainkan melalui pintu kelalaian.

Syaitan sentiasa mengintai manusia. Apabila manusia lalai dan mengantuk ia menerkamnya.
Apabila manusia berzikir kepada Allah, terancamlah musuh Allah itu dan berasa dirinya terhina dan tertunduk.

Ibnu Abbas berkata: “Syaitan itu seperti virus penyakit di hati manusia. Apabila manusia lalai dan lupa, syaitan beraksi dan apabila manusia ingat kepada Allah ia menyorok (lari bersembunyi).”
Tetapi tidak dinafikan, sesetengah pihak mengalami kesukaran menangkis ancaman terbabit walaupun selepas dibaca doa pelindung dan ini membuatkan diri semakin buntu memikirkan usaha terbabit.

Dalam hubungan ini Ibnu al-Jauzi ada membuat perumpamaan, katanya: “Ketahuilah sesungguhnya perumpamaan iblis terhadap orang yang takwa dan tidak adalah seperti seorang sedang duduk di hadapannya ada makanan dan daging.
“Seekor anjing melalui kawasan itu, kemudian dia berkata: ‘Husy! Husy!.’
“Anjing itu berlalu dan kemudian datang pada orang lain, juga terdapat makanan dan daging di hadapannya.
“Orang itu juga menghalau anjing terbabit dengan mengatakan: ‘Husy! Husy!.’ Tetapi kali ini anjing tidak mahu meninggalkannya.
“Perumpamaan yang pertama adalah seperti orang yang takwa didatangi syaitan, ia mampu menghalau syaitan dengan zikir saja. Perumpamaan kedua seperti orang yang tidak takwa, syaitan tidak mahu lari darinya (walaupun dihalaunya dengan zikir).”

Justeru, bagi orang Islam yang ingin selamat dari bisikan syaitan dan tipu dayanya, hendaklah menyibukkan diri dengan ketakwaan, keimanan dan perlindungan kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.

Doa’ Penyakit Was-Was:

Wallahu’alam….




sumber dari: http://hasnulhadiahmad.com/penyakit-waswas/

Friday, 28 February 2014

الله





الله


sumber dari: http://www.pinterest.com/pin/422212533787900398/

Saturday, 22 February 2014

berpesan supaya anak-anak segera balik ke rumah apabila tiba waktu maghrib






Sebagaimana sebuah Hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari daripada Rasulullah SAW yang bermaksud :

“Apabila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebahagian malam maka tahanlah anak-anak mu kerana sesungguhnya syaitan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah ( ketika menutupnya )"

Hadis di atas bermaksud bahawa Jin dan Syaitan akan tidur di waktu siang dalam cahaya dan sinar sehingga menjelang petang, di mana pada waktu itu mereka berkeliaran mencari rezeki dan makanan, baik lelaki maupun perempuan, samada yang dewasa atau kanak-kanak.

Aishah r.a menceritakan bahawa Nabi SAW apabila mengadu sakit, baginda SAW akan membaca ke atas dirinya surah al-Falaq dan al-Nas kemudian menghembuskannya. (Mafhum hadis riwayat Muslim)


# Sentiasa berzikir kepada Allah

# Apabila menuang air panas, sebutlah Allah atau membaca “istia’zah”
أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ dan Basmalahبسم الله الرحمن الرحيم

Dua lafaz ini adalah amat penting dalam kehidupan setiap Muslim lelaki atau wanita. Ia hendaklah diamalkan sepanjang masa walaupun wanita itu dalam keadaan uzur syarie (period).

# Jangan menuang air panas dalam tandas kerana tandas adalah tempat jin dan syaitan. Begitu juga ke dalam lubang.

# Apabila masuk bilik yang gelap, sebutlah “Basmalah”.

# Jangan kencing ke dalam lubang kerana ia tempat tinggal jin.

# Jangan tidur seorang diri. Jika terpaksa tidur serorang diri, maka hendaklah berwuduk dan membaca zikir tidur.

# Jangan menyakiti anjing atau kucing.

# Jangan membunuh ular yang berada di rumah. Hendaklah memberi amaran selama tiga hari.

# Jangan berjalan seorang diri di padang pasir atau hutan belantara.
 
# Mengamalkan bacaan surah-surah pilihan seperti surah al-Ikhlas, surah al-Falaq, surah al-Nas dan ayat Kursi.

# Hidupkan suasana al-Quran di dalam rumah.

# Menyebut zikir
لا إلهَ إلاّ اللّهُ seratus kali setiap hari. Dalam hadis diceritakan bahawa sesiapa yang membawa seratus kali : Tiada Tuhan selain Allah

“Tiada tuhan selain Allah. Allah yang esa tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dan Dia berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.”

Maka antara fadilatnya ialah diperlihara daripada syaitan pada hari itu. (Mafhum hadis riwayat Bukhari).

# Sentiasa membaca ayat-ayat yang mengandungi makna bagi membatalkan sihir seperti surah al-A’raf : 118 dan 119, surah Taha : 69.

# Makan ubat tertentu seperti tamar. Sabda Nabi SAW yang bermaksud: “Sesiapa yang makan setiap pagi buah tamar ‘Ajwah maka tidak akan memudaratkannya oleh racun dan sihir pada hari itu hingga malam hari”. (Mafhum hadis riwayat Bukhari).



sumber dari: rahsiadankonspirasidunia.blogspot.com

Tuesday, 14 January 2014

Membaca surah selepas al-Fatihah






Setelah membaca al-Fatihah, disunatkan membaca ayat al-Quran dari surah lazim atau ayat al-Quran yang dihafal. Seorang imam perlu berhenti seketika (saktah) sebelum memulakan bacaan surah ini. Saktah itu sekira-kira panjangnya makmum selesai membaca surah al-Fatihah. Ketika ini imam bolehlah membaca surah yang hendak dibaca secara sir (perlahan). Sebagai contoh, imam ingin membaca surah Al-Fiil, maka bolehlah dia membaca surah al-Humazah secara sir sebelum membaca surah al-Fiil secara jahar (kuat).

Dalam solat imam membaca secara jahar (solat fardhu Subuh, Maghrib dan Isya’), imam perlulah membaca ayat-ayat al-Quran mengikut muwaalat (turutan sususan surah dalam al-Quran). Bacaan surah tidak harus membaca secara menyongsang misalnya membaca surah An-Nash pada rakaat pertama, kemudian membaca al-Kaafiruun pada rakaat kedua. Bacaan surah selepas membaca al-Fatihah dalam rakaat pertama dan kedua hukumnya sunat haiat. Pun begitu, sebagai mencapai kesempurnaan solat bacaan ini tidak harus diabaikan. Rasulullah S.A.W membaca surah yang lebih panjang pada rakaat pertama berbanding rakaat kedua kecuali dalam solat Jumaat dan sunat hari raya. Dalam solat-solat ini nabi membaca surah al-A’laa (sabbihis) pada rakaat pertama dan al-Ghaasyiah pada rakaat kedua. Surah al-Ghaasyiah lebih panjang daripada al-A’laa iaitu 26 ayat. Sedangkan al-A’laa hanya 19 ayat. Selain daripada ini, bacaan surah hendaklah mengikut keutamaan (al-Aulaa) iaitu dari segi muwaalatnya.

Bagaimana dengan seseorang membaca surah al-Falaq pada rakaat pertama kemudian an-Naas pada rakaat kedua? Jika dilihat, an-Naas lebih panjang daripada al-Falaq. Jika an-Naas dibaca keseluruhannya, ia disebut sebagai membelakangkan sunnah (Khilaf as-Sunnah). Manakala jika dibaca secara menyongsang, ia disebut sebagai membelakangkan keutamaan (Khilaf al-Aulaa). Ulama membahaskan hal ini dengan menyebut, surah An-Naas perlulah dibaca pada rakaat kedua dengan syarat ayat yang dibaca menyamai bilangan ayat surah al-Falaq atau lebih pendek daripada itu. Contoh kedua khilaf al-Aulaa berlaku sebagaimana berikut. Seseorang membaca surah al-Humazah dalam rakaat pertama, kemudian membaca surah al-Quraisy dalam rakaat kedua. Walhal jika dilihat muwaalat surah, al-Fiil lebih utama dan lebih pendek juga berbanding dengan surah al-Humazah. Hal ini berbeza jika membaca surah at-Tiin dalam rakaat pertama, kemudian membaca surah al-Qadr dalam rakaat kedua. Hal ini bermakna jika membaca surah al-‘Alaq (19 ayat), tindakan itu sudah termasuk dalam khilaf as-Sunnah, melainkan kalau dibaca setakat ayat yang kelapan kerana surah at-Tiin mengandungi 8 ayat sahaja.
Begitu juga halnya dengan amalan solat sunat Taraweh. Imam memulakan bacaan bermula surah At-Takaatsur kemudian membaca surah al-Ikhlaash dalam rakaat kedua. Bacaan dalam rakaat kedua diulang-ulang. Adalah lebih elok sekiranya dibaca mengikut muwaalat surah sehingga lengkap dua puluh  rakaat Taraweh tersebut.



sumber dari: naimisa.blogspot.com

Surah Al-Quran yang boleh diamalkan Ibu mengandung




a heavily pregnant woman


 Salam Telusuri
Menambahkan lagi info semasa
Suri jumpa artikel nih di fb
Alhamdulillah ada jugalah Suri amalkan
Suri dan semua para mommies rasanya mengharapkan zuriat kita
lahir sebagai anak yg Soleh ,Mithali dan kuat Imannya..
InsyaAllah
Amalan bacaan Surah Al-Quran yang boleh diamalkan Ibu mengandung:
1) Untuk mudah beranak:Membaca ayat2 selusuh
2) Untuk mudah beranak: Surah Maryam.
3) Untuk cantik/comel: Surah Yuusuf.
4) Untuk cerdik: Surah Luqman
5) Untuk kuatkan rahim: As Soffat - khususnya
kepada ibu yang selalu keguguran.
6) Untuk banyak susu: al Hujuraat
7) Untuk anak kuat iman: al Ikhlas
8)Untuk anak bijak / nak jadi saintis /
doktor: Ayat2 yang ada kaitan dgn
penciptaan alam maya: 
cthnya: Surah al Ghaasyiah.

9) Kuat agama / ulamak: Ayat2 yang ada
kaitan dengan ulamak.
Cthnya: Ayat 28 Surah Faathir.
InsyaAllah



sumber dari: telusurisuri.blogspot.com

Friday, 20 December 2013

Surat yang Dibaca ketika Shalat Dhuha




doa shalat dhuha


Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz
Bagaimana Derajat Hadist ini:
Menurut Ibnu Abidin yang sebaiknya dibaca pada shalat dhuha adalah surat Asy-Syam pada rakaat pertama dan surat Ad-Dhuha pada rakaat kedua.
Hal ini berdasarkan riwayat dari Uqban bin Amir, “Kami diperintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk shalat dhuha dengan membaca sejumlah surat. Di antaranya Asy-Syams dan Adh-Dhuha.”

Sementara dalam Nihayatul Muhtaj disebutkan bahwa yang lebih utama membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas karena surat Al-Ikhlas setara dengan sepertiga Alquran dan Al-Kafirun setara dengan seperempat Alquran.

Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah…

Bacaan Sholat Dhuha

Terdapat sebuah hadis yang menganjurkan untuk membaca surat As Syams pada rakaat pertama dan membaca surat Ad dhuha pada rakaat kedua. Hadis tersebut berbunyi:
صلوا ركعتي الضحى بسورتيها : (والشمس وضحاها) ، و (الضحى).
Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.

Dalam riwayat yang lain terdapat tambahan: “Barangsiapa yang mengamalkannya maka dia diampuni.”
Hadis di atas diriwayatkan oleh Ar Ruyani dalam Musnad­-nya dan Ad Dailami (2:242) dari jalur Musyaji’ bin ‘Amr. Hadis ini juga disebutkan oleh Al Hafidz Ibn Hajar dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari dan tidak dikomentari. Beliau hanya menyatakan bahwa bacaan surat tersebut ada kesesuaian bacaan dengan shalat yang dikerjakan. Namun yang benar, hadis di atas adalah hadis palsu. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Al Albani, beliau mengatakan: “Hadis ini palsu, cacatnya ada pada Musyaji’ bin Amr. Ibn Ma’in berkomentar tentang Musyaji’: “yang saya tahu dia (musyaji’) adalah seorang pendusta.” (Silsilah Hadis Dhaif dan Palsu, hadis ke-3774).

Hadis ini juga didhaifkan oleh Al Munawi dalam Faidlul Qodir dengan alasan adanya perawi yang bernama Musyaji’ bin Amr. Imam Ad Dzahabi dalam Ad Dlu’afa’ mengatakan dengan menukil perkataan Ibn Hibban: “Dia memalsukan hadis dari Ibn Lahi’ah dan dia adalah dhaif.” (Faidlul Qodir, 4:201).

Dari dua penjelasan ini, dapat diambil kesimpulan dengan yakin bahwa hadis yang menganjurkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu adalah hadis dhaif. Artinya tidak ada anjuran untuk mengkhususkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu, baik di rakaat pertama, rakaat kedua, maupun doa setelah shalat dhuha.
Dalam masalah ini, terdapat satu kaidah terkait masalah ibadah yang penting untuk diketahui:
“Membatasi setiap ibadah yang sifatnya mutlak dengan tata cara tertentu –misalnya waktu, tempat, bacaan, jumlah, dan yang lainnya- tanpa ada keterangan dalil yang shahih termasuk salah satu bentuk bid’ah.” (Qowa’id Ma’rifatil Bida’, Hal. 52)

Karena hadis yang dijadikan dalil untuk menetapan dua surat di atas adalah hadis palsu maka tidak selayaknya dijadikan pegangan untuk mengkhususkan bacaan tertentu dalam shalat dhuha. Karena hadis palsu bukanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara mengkhususkan bacaan tertentu untuk ibadah yang sifatnya umum (tidak ditentukan bacaannya) padahal tidak ada dasarnya, termasuk salah satu perbuatan bid’ah. Wallahu a’lam.

As Syaikh Ibn Baz rahimahullah pernah ditanya tentang bacaan surat As Syamsi dan Ad dhuha ketika shalat dhuha. Beliau menjawab:


“Adapun yang sesuai sunah, engkau membaca surat yang mudah menurutmu setelah membaca Al Fatihah. Dalam bacaan tersebut tidak ada batasan tertentu, karena yang wajib hanya Al Fatihah sedangkan tambahannya adalah sunah. Maka jika setelah Al Fatihah engkau membaca surat As Syamsi, Al Lail, Ad dhuha, Al Insyirah, dan surat-surat yang lainnya, ini adalah satu hal yang baik.” (Majmu’ Fatawa dan Maqalat Ibn Bazz, 11).


sumber dari: konsultasisyariah.com

Saturday, 23 November 2013

Friday, 15 November 2013

Surah mujarab patut diamalkan




surah baqarah


1) SURAH AL-FATIHAH

Amalkan membaca Surah Al-Fatihah semasa hendak tidur diikuti dengan membaca Surah Al-Ikhlas 3 kali, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas. Insya’Allah akan aman tenteram dan terjauh daripada gangguan syaitan. Dianjurkan juga membaca surah ini sebanyak 44 kali untuk mengubati sakit mata, perut, gigi dan lain-lainnya dengan izin Allah s.w.t. Untuk mencegah kemarahan Allah, bacalah surah ini sebanyak 17 kali sehari iaitu dengan mengerjakan solat 5 waktu.

Surah Yasin ayat 1 9  300x273 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W

2) SURAH YAASIN

Telah bersabda Rasulullah s.a.w., sesungguhnya bagi setiap sesuatu itu ada hati, dan hati Al-Qur’an ialah Surah Yaasin iaitu jantung Al-Qur’an. Sesiapa yang membaca Surah Yaasin, nescaya dituliskan oleh Allah pahala menyamai sepuluh kali membaca Al-Qur’an seluruhnya. (Hadis riwayat At-Tarmizi dari Anas r.a.)

Rasulullah s.a.w. juga bersabda : Surah Yaasin dinamakan di dalam kitab Taurat dengan sebutan “At-Mu’ammah” (yang umum), yang mengumumkan pembacanya dengan kebaikan dunia dan akhirat, menanggung segala bala baik dari kesusahan di dunia mahu pun akhirat. Pembaca juga akan dilindungi dari setiap keburukan dan kejahatan serta segala hajat dan kemahuan akan Allah kabulkan.

Jika dibaca dalam satu malam semata-mata mengharapkan keredaan Allah, nescaya Allah akan mengampunkan dosanya. (Hadis riwayat Malik, Ibnu-Sunni dan Ibnu Hibban). Surah Yaasin ni juga jika diamalkan, akan terselamatlah kita dari kehausan di hari KIAMAT.
 
surah ad dukhan 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W

3) SURAH AD-DUKHAN

Dibaca sekali pada malam Jumaat agar kita terselamat dari huru hara di Padang Mahsyar.

 
Al Waqiah1 300x225 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W
 
4) SURAH AL-WAQI’AH

Menurut beberapa hadis Rasulullah s.a.w., mereka yang mengamalkan membaca Surah Al-Waqi’ah pada tiap-tiap malam, insya’Allah tidak akan merasai kepapaan. Mereka yang membacanya sebagai wirid, insya’Allah akan beroleh kesenangan selama-lamanya. Mereka yang membacanya sebanyak 14 kali setiap lepas solat As ar, insya’Allah akan dikurniakan dengan rezeki yang banyak. Selepas solat Isyak, ambillah segelas air lalu bacalah Surah Al-Fatihah sekali, Ayatul Qursi sekali dan Surah Al-Waqi’ah ayat 35-38 sebanyak 7 kali. Tiup dalam air dan minum.

Dalam hati, niat untuk menjaga kecantikan diri dan kebahagiaan rumahtangga kita. Makna Surah Al-Waqi’ah Ayat 35-38 ialah : “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan ciptaan istimewa. Serta Kami jadikan mereka sentiasa dara (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya serta yang sebaya dengan umurnya.
 
surah al kautsar 300x155 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W
 
5) SURAH AL-KHAUTSAR

Sesiapa yang mengamalkan membaca surah ini sebanyak 1,000 kali, maka Allah s.w.t. akan menghasilkan hajatnya termasuk rezeki dan kenaikan pangkat. Sesiapa yang membaca 1,000 kali juga selepas solat Isyak hingga dia tertidur, insya’Allah dia dapat melihat Rasulullah s.a.w. dalam tidurnya.
 
surah al kafirun 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W
 

6) SURAH AL-KAFIRUN

Sesiapa yang membaca Surah Al-Khaafiruun, maka bandingannya seperti membaca seperempat Al-Qur’an, disamping terlepas dari syirik, terjauh dari godaan syaitan dan terlepas dari peristiwa yang mengejutkan (Riwayat At-Tarmizi). Sebelum tidur, bacalah surah ini agar kita mati dalam iman serta membersihkan kotoran dalam diri kita.
 
surah al mulk 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W
 

7) SURAH AL-MULK

Sebuah lagi Surah dari Al-Qur’an iaitu Surah Al-Mulk mempunyai fadilat dan faedah yang amat besar bagi sesiapa yang mengamalkan membacanya. Menurut beberapa hadis Rasulullah s.a.w., mereka yang mengamalkan membaca akan surah ini, akan mendapat syafaat dan keampunan dosa-dosanya. Mereka yang membacanya pada setiap malam, insya’Allah, akan terselamat dari azab kubur..


surah al ikhlas 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W

8) SURAH AL-IKHLAS

Rasulullah s.a.w. pernah bersabda kepada isteri kesayangan baginda, Siti Aisyah, antara mafhumnya : “Wahai Aisyah isteri ku, sebelum kamu tidur, khatamlah dulu Al-Qur’an.” Siti Aisyah lalu berkata, “Wahai suami ku, saya tidak mampu khatam Al-Qur’an sebanyak 30 juzuk itu.”

Apabila mendengar kata-kata Siti Aisyah tersebut, Rasulullah s.a.w. sambil tersenyum lalu menjawab, “Barangsiapa yang membaca 3 kali sebelum tidur, seolah-olah ia telah khatam Al-Qur’an keseluruhannya. ” Dari Rasulullah s.a.w.. pernah bersabda kepada Saidina Ali r.a., “Sesiapa hendak pergi musafir, kemudian ketika dia hendak meninggalkan rumahnya, ia membaca surah Al-Ikhlas 11 kali, maka Allah memelihara rumahnya sampai ia kembali.

Ibnu Said Al-Khanafi menerangkan : “Surah ini dinamakan Surah Al-Ikhlas, ertinya bersih atau lepas. Maka barang siapa yang membacanya dan mengamalkannya dengan hati yang ikhlas, maka ia akan dilepaskan kesusahan duniawi, dimudahkan di dalam gelombang sakratulmaut, dihindarkan dari kegelapan kubur dan kengerian hari kiamat.”

 
 surah al falaq 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W

9) SURAH AL-FALAQ

Siti Aisyah menerangkan : “Bahawa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila hendak tidur, Baginda membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas lalu ditiupkan pada kedua telapak tangan, kemudian disapukan keseluruh tubuh dan kepala. Barang siapa terkena penyakit kerana perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturut-turut. Barang siapa yang takut akan godaan syaitan dan manusia, takut dalam kegelapan malam atau takut dengan kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.


surah an nas 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W

10) SURAH AN-NAS 

Surah An-Nas adalah surah yang terakhir (ke-114) dalam Al-Qur’an. Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam surah ini yang bermaksud manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah. Isi surah ini adalah bagi menganjurkan manusia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan baik yang berasal dari golongan manusia mahu pun jin. Surah An-Nas ini juga adalah penerang hati

 
surah al kahfi ayat 1 10 11 Surah Yang Mujarab Dari Nabi Muhammad S.A.W
 
11) SURAH AL-KAHFI

Kita digalakkan untuk membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumaat.
Nabi saw bersabda :”Barangsiapa yang menghafaz 1-10 ayat dari surah Al-Kahfi di pelihara dan di selamatkannya dari Fitnah Dajjal”. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim, An-Nasaie) 

Rasulullah SAW juga telah mengajar kita supaya berlindung dengan Allah SWT daripada godaan Al Masih Ad-Dajjal ini.  Baginda SAW mengajar satu doa untuk dibaca selepas tahiyyat akhir sebelum salam setiap kali kita sembahyang.


Doa itu adalah : “Ya Allah, aku berlindung dengan Engkau daripada siksa api neraka Jahannam dan dari siksa kubur, dan dari fitnah dalam kehidupan dunia dan fitnah setelah mati, juga aku berlindung dangen Engkau daripada kejahatan fitnah Al Masih Dajjal.



sumber dari: wansite.blogspot.com