Showing posts with label Asy-Syu'araa. Show all posts
Showing posts with label Asy-Syu'araa. Show all posts

Friday, 18 April 2014

Cap Rabbit vs. Barang Berjenama





Berjenama_SisFaeez



“Hari yang padanya harta benda dan anak-pinak tidak dapat memberikan pertolongan sesuatu apapun, Kecuali orang-orang yang datang mengadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera (dari syirik dan penyakit munafik)”
[Asy Syu'ara: 88-89]



sumber dari: langitilahi.com/

Kehidupan Hati




Sesungguhnya kehidupan yang haqiqi adalah kehidupan yang dirasakan oleh hati seorang hamba, yaitu hati yang senantiasa memenuhi seruan Rabbul ‘Alaamin dan hati yang tunduk dan taat kepada-Nya.

Allah ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasulullah, ketika menyeru kalian kepada apa yang dapat memberikan kehidupan bagi kalian, dan ketahuilah sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kalian akan dikumpulkan” (Al Anfaal : 24)
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya kehidupan yang haqiqi, yang akan memberikan manfaat kepada manusia hanyalah kehidupan yang meng-‘ijabah’-i panggilan Allah ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka barangsiapa yang hatinya tidak memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada kehidupan baginya, meskipun dia hidup namun dengan kehidupan yang serupa dengan hidupnya binatang ” (Lihat Al Fawaid, Tahqiq Syaikh Salim bin ‘Id Al Hilaly, cetakan Maktabah Ar Rusyd, hal 140)
Oleh karenanya Allah ta’ala tatkala mensifati orang-orang kafir, Allah misalkan mereka bagaikan binatang ternak, atau bahkan mereka lebih sesat dari binatang ternak. Allah ta’ala berfirman :

أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Mereka (orang-orang kafir) adalah bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat (dari binatang)” (Al A’raaf : 179)

Allah ‎ta’ala telah berfirman,

يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Yaitu hari yang harta dan anak-anak tidak akan memberi manfaat, kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat”(Asy Syu’ara : 88-89)

Hari kiamat adalah hari yang tidak ada akan bermanfaat harta benda  dan anak-anak. Harta manusia tidak akan bisa melindungi pemiliknya dari jilatan adzab Allah, meskipun dia mendatangkan harta berupa emas sepenuh bumi, meskipun dia berlindung kepada seluruh penduduk bumi.
Pada hari tersebut tidaklah bermanfaat seluruh materi dan perbendaharaan dunia. Sesuatu yang dapat memberikan manfaat hanyalah hati yang beriman kepada Allah, hati yang memurnikan agama kepada-Nya, dan hati yang terbebas dari kesyirikan.

Ibnu ‘Abbas rahimahullahu mengatakan, “Hati yang selamat adalah hati yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah ta’ala semata” (Lihat Tafir Ibnu Katsir untuk surat Asy Syu’ara : 88-89) 

Muhammad bin Sirrin rahimahullahu mengatakan, “Hati yang selamat adalah hati yang mengetahui bahwa Allah adalah haq (benar), mengetahui bahwa kiamat kelak akan datang, tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya dan hati yang meyakini bahwa Allah akan membangkitkan manusia setelah kematian” (Lihat Tafir Ibnu Katsir untuk surat Asy Syu’ara : 88-89)

Abu Utsman An Naisabury rahimahullahu mengatakan, “Hati yang selamat adalah hati yang terbebas dari kebid’ahan dan hati yang tentram di atas sunnah.” (Lihat Tafir Ibnu Katsir untuk surat Asy Syu’ara : 88-89)

Allahu A’lam






sumber dari: hanifnurfauzi.wordpress.com/

Ceritaku, Chatting Hati Penyair







Bukan maksud hendak jadi penyair. tapi seseorang telah melontarkan sebuah wacana tentang kemunculan seorang penyair. penyair baru, kayu pertama di tumpukan pembakaran. amboi, barangkali aku harus menganalisis baik buruknya jadi seorng penyair. jangan sampai penyair baru itu (terserah itu aku atau kamu), menjadi penyair yang diisyaratkan di dalam al qurán.

“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?, kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kelaliman. Dan orang-orang yang lalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy syu’ara ayat 221-227)”

sebab banyak penyair sekarang lebih suka memperturutkan nafsu dan mencondongkan dirinya pada kesesatan dan menyesatkan. mereka mengarahkan manusia kepada hal-hal yang bersifat dunia. naúdzubillah. sebaiknya bila begitu, tidak usah saja jadi penyair. sebab apa yang ditulis dan dikatakan, itu akan mendapatkan pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak. dan kita, tentu saja mencari berkah di setiap apa yang kita ucap dan apa yang kita tulis. kita menghindarkan diri kepada kebathilan (kesia-siaan) serta kesesatan.

tentang wacana di atas, entah diri yang pelan-pelan bermetamorfosis, entahlah? tapi suatu hari aku terpikir sekali dengan wacana di atas. 



sumber dari: sangpejalan2006.wordpress.com/

Stalin dan Hitler




Paham Nazi memulai sebuah perang dunia baru pada tahun 1939. Bala tentara Nazi menduduki Polandia melalui serangan mendadak. Jerman membuat Polandia bertekuk lutut hanya dalam tiga minggu. Ibukota Polandia, Warsawa, dijatuhi bom dengan tanpa ampun dan banyak rakyat sipil tewas.

Seluruh dunia terhimpit dalam ketakutan, sambil menanti untuk melihat apakah sasaran yang berikutnya. Dewan Jenderal Jerman sedang membuat rencana serangan yang baru. Sementara itu, bentuk kekuasaan mutlak lainnya mengambil langkah pertama memasuki perang: Uni Soviet yang diperintah oleh diktator yang banyak menumpahkan darah, Stalin.

Stalin dan Hitler menandatangani perjanjian tidak saling menyerang pada Agustus 1939. Mereka mencapai kesepakatan untuk membagi Polandia, namun ini tidak memuaskan Stalin. Dengan serangan yang tiba-tiba, Tentara Merah menyerbu negara-negara Baltik yaitu Latvia, Estonia, dan Lithuania. Kemudian mereka bergerak menuju utara dan menduduki Finlandia. Serangan ini menyebabkan tewasnya lebih dari seperempat juta manusia.

Dengan serangan yang dilancarkan pada bulan April 1940, pasukan Hitler menduduki Denmark, Norwegia, Belgia, dan Belanda. Tentara Jerman memasuki Prancis melalui Belgia pada bulan Mei 1940. Puluhan ribu rakyat sipil mulai mengungsi untuk menyelamatkan diri dari ancaman kekerasan Nazi.

Stalin

Pada tanggal 13 Juni, tentara Jerman berbaris memasuki jalan-jalan di kota Paris. Hitler berpose untuk para juru foto di depan Menara Eiffel. Dalam bulan-bulan berikutnya, Jerman melanjutkan perang dengan menyerbu Bulgaria, Yugoslavia, dan Yunani. Seantero Eropa dihancurkan oleh sepatu lars Hitler.

Rencana pendudukan Jerman yang terbesar adalah melawan bekas sekutunya, Rusia. Rencana ini, yang diberi nama sandi Operasi Barbarossa, dimulai dengan sebuah serangan mendadak pada tanggal 22 Juni, 1941.

Tentara Jerman bergerak dengan cepat dan dalam 12 minggu, mereka telah menyerbu Kiev. Satu bulan kemudian, mereka sampai di pinggiran Moskow.


KEKEJAMAN YANG TERSEMBUNYI
DI BALIK LAYAR

Jerman Nazi mengganggap penting pameran unjuk kekuatan. Tujuannya adalah membutakan masyarakat dari kekejaman yang dilakukannya, dan mencuci otak masyarakat.
Diatas. Pemandangan kuburan massal yang mengerikan, bukti kebiadaban Nazi.

Tiga tahun berikutnya menjadi saksi meletusnya perang mengerikan antara Jerman Nazi dengan Uni Soviet. Pertikaian ini, yang menjadi perang paling berdarah di sepanjang sejarah, membuat lebih dari 30 juta nyawa melayang. Kedua pihak yang bertikai dalam perang ini, Paham Nazi dan Komunis, melakukan kejahatan yang mengerikan terhadap umat manusia.

Paham yang bertempur dalam perang ini mencoba mewujudkan harapan dan rencananya sendiri, walaupun mereka tidak punya alasan moral atau pun kemanusiaan. Untuk mencapai tujuan, mereka membenarkan pembantaian berjuta manusia. Mendukung kekejaman yang tidak mengenal batas seperti itu dilarang keras dalam Al Quran.

Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan. (QS Asy-Syu’ara’: 151-152)






sumber dari: dibalikperangdunia.com/

apabila aku sakit Dialah (Allah) yang menyembuhkan





"Dan apabila aku sakit Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku" 
  Asy-Syu'ara: Ayat 80






nescaya akan hilang bisanya








Surah An Nur :- 
Baca nescaya terhindar dari mimpi-mimpi buruk.
 

Surah An Nur Ayat 35 :- 
Baca setiap hari Jumaat sebelum solat Asar, nescaya disegani oleh orang ramai.
 

Surah Al Furqan :- 
Baca 3 kali dalam air dan percikkan dalam rumah, nescaya selamat dari gangguan binatang liar dan ular.
 

Surah Asy Syu'ara' Ayat 130 :- 
Baca 7 kali dengan senafas pada orang-orang yang digigit binatang bisa, nescaya akan hilang bisanya.
 

Surah An Naml :- 
Baca nescaya nikmat-nikmat Allah akan kekal kepadanya.
 

Surah Al Ankabut :- 
Nescaya demam sembuh dan juga terhindar dari gelisah.
 

Surah Ar Rum :- 
Baca nescaya Allah akan binasakan orang-orang yang hendak menzaliminya.
 

Surah Luqman :- 
Baca nescaya terhindar dari segala penyakit-penyakit perut.




sumber dari: virtualfriends.net/

membukakan mata yang buta, telinga yang tuli







Al-Qur'an adalah firman Allah, muncul dari dzat-Nya dalam bentuk ucapan yang tak dapat dilukis keindahannya. Diturunkan kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu, orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sempurna. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang nyata. Bukan ciptaanNya, seperti layaknya perkataan makhluk, barang siapa mendengarnya dan menganggap sebagai perkataan manusia, maka ia telah kafir.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan sifat kepadanya, sebagaimana disebutkan dalam firmanNya:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
{Fushshilat 41:41-42}
Di dalam ayat yang lain Allah juga mensifatinya dengan firman-Nya:
(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.
{Huud 11:1}
Sungguh ayat-ayat Al-Qur'an ini sangat cermat dan teliti, jelas dan terperinci, yang telah ditetapkan oleh yang Maha Bijaksana, dan yang telah diuraikan oleh yang Maha Tahu. Kitab ini akan terus menjadi mukjizat dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lain sebagainya. Sampai Allah mengambil kembali bumi dan yang ada di dalamnya, tidak akan terdapat sedikitpun penyelewengan dan perubahan terhadapnya.
sebagai bukti akan kebenaran firman Allah:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
{Al-Hijr 22:9}
Dunia secara keseluruhan belum pernah memperoleh sebuah kitab seperti Al-Qur'an yang mulia ini, yang mencakup segala kebaikan, dan memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, serta mencakup semua hal yang akan membahagiakan manusia.
Allah berfirman:
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.
{Al-Isra 17:9}
Al-Qur'an ini diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan, menuju cahaya.
Allah berfirman:
(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
{Ibrahim 14:1}
Dengan Al-Qur'an, Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami setiap surat dan ayat-ayatnya, dipahami secara mendalam setiap kalimat dan kata-katanya, tidak keluar dari batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya, menjauhi larangan-larangan, berakhlak dengan apa yang disyariatkan, dan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai terhadap dirinya, keluarga dan masyarakatnya, maka akan menjadikan umat Islam merasa aman, tenteram dan bahagia di dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
{Al-Baqarah 2:121}
Ibnu Abbas berkata: "Mereka mengikutinya dengan sebenarnya, menghalalkan yang telah dihalalkan dan mengharamkan yang telah diharamkan serta tidak menyelewengkannya dari yang semestinya". Dan Qatadah berkata: "Mereka itu adalah sahabat-sahabat Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Beriman kepada kitab Allah, lalu membenarkannya, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta melaksanakan apa yang ada di dalamnya".

Makhluk jin sangat terkesan sekali tatkala mendengarkan bacaan Al-Qur'an, hati mereka dipenuhi dengan kecintaan dan penghargaan terhadapnya, dan mereka bersegera mengajak kaumnya untuk mengikutinya.
sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firman-Nya:
lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak".
{Jinn 71:1-3}
Allah telah bercerita tentang mereka dalam Al-Qur'an:
Mereka berkata: Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
{Al-Ahqaf 46:30-31}
Oleh karenanya, kitab yang mulia ini mengungguli kitab-kitab samawi sebelumnya. Dan kedudukannya pun di atas kitab-kitab itu.
Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
{Az-Zukhruf 43:4}
Dan firman Allah dalam ayat yang lain:
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.
{Al-Maidah 5:48}
Diantara keunggulan Al-Qur'an juga, bahwa Allah menjadikan gaya bahasanya mengandung mukjizat, sekalipun kitab-kitab lain juga mengandung mukjizat dari segi pemberitaan tentang yang gaib dan hukum-hukum, namun gaya bahasanya biasa-biasa saja, maka dari segi ini Al-Qur'an lebih unggul.
Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
{Az-Zukhruf 43:4}
Dan firman Allah:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.
{Al-Imran 3:110}
Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya, Fadhailul Qur'an (keutamaan-keutamaan Al-Qur'an) halaman:102-123, mengatakan: "Hal ini mereka raih berkat Al-Qur'an yang agung, yang mana Allah telah memuliakannya dari semua kitab yang pernah diturunkan-Nya, dan Dia jadikan sebagai batu ujian, penghapus dan penutup bagi kitab-kitab sebelumnya, karena semua kitab terdahulu diturunkan ke bumi dengan sekaligus, sedangkan Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi, demi untuk menjaganya dan menghargai orang yang diberi wahyu. Setiap kali ayat Al-Qur'an turun, seperti keadaan turunnya kitab-kitab sebelumnya".

Kitab yang mulia ini telah mengungkap banyak sekali kebenaran ilmiah kosmos, dalam ayat-ayat yang membuktikan wujud Allah, kekuasaan dan keesaan-Nya.
Allah berfirman:
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
{Al-Anbiya 21:30}
Al-Qur'an juga menganjurkan agar memanfaatkan apa yang dapat ditangkap oleh indra mata dalam kehidupan sehari-sehari dari ciptaan Allah.
sebagaimana difirmankan:
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi".
{Yunus 10:101}
Dan Allah berfirman:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
{Al-Jathiya 45:13}
Kaum muslimin hendaknya mempelajari ilmu-ilmu alam, serta menikmati manfaat dari kekuatan-kekuatan yang tersimpan di langit dan bumi. Sesungguhnya pembicaraan tentang Al-Qur'an tidak akan ada habis-habisnya. Al-Qur'an yang menganjurkan kaum muslimin untuk bersikap adil dan bermusyawarah, dan menanamkan kepada mereka kebencian terhadap kezaliman dan tindakan semena-mena. Syiar para pemeluknya adalah kekuatan iman, tidak sombong, solidaritas dan bersikap kasih sayang antara sesama mereka.

Hendaknya kita hidup dengan Al-Qur'an, membaca, memahami, mengamalkan dan menghafal. Hidup dengan Al-Qur'an adalah perbuatan yang paling terpuji, yang patut dilakukan oleh orang mukmin.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
{Fatir 35:29-30}
Dalam dua ayat tersebut di atas, Allah menganjurkan bagi orang-orang yang membaca Al-Qur'an agar disertai dengan perenungan, sehingga akan menimbulkan pengetahuan yang pada gilirannya akan menimbulkan pengaruh. Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh membaca Al-Qur'an adalah melaksanakan dalam bentuk perbuatan.

Oleh karena itu Allah iringi amalan membaca Al-Qur'an dengan mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezki yang dikarunia Allah secara diam-diam dan terang-terangan, kemudian dengan demikian orang-orang yang membaca Al-Qur'an itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi. Mereka mengetahui bahwa karunia Allah lebih baik dari apa yang mereka infakkan. Oleh karena mereka mengadakan perniagaan di mana Allah menambahkan karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Berterima kasih, mengampuni kelalaian, dan berterima kasih atas pelaksanaan tugas.

Oleh karena itu kita harus selalu membaca Al-Qur'an dengan perenungan dan kesadaran, sehingga dapat memahami Al-Quran secara mendalam. Bila seorang pembaca Al-Qur'an menemukan kalimat yang belum dipahami, hendaknya bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan.
Allah berfirman:

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
{An-Nahl 16:43}
Mempelajari Al-Qur'an sangat diperlukan. Disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan orang-orang yang ada di sisi-Nya (para malaikat), dan barang siapa amalnya kurang, tidak dapat ditambah oleh nasabnya. {Diriwayatkan oleh Muslim, 2699}. Sabda Rasul dalam hadis ini, "Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah", "Rumah" di sini bukanlah batas, terbukti dengan sebuah hadis riwayat Muslim yang lain yang mengatakan: "Tidaklah suatu kaum berzikir kepada Allah, melainkan akan diliputi oleh para malaikat" Jika berkumpul di tempat lain, selain rumah Allah (mesjid) maka bagi mereka keutamaan yang sama dengan mereka yang berkumpul di mesjid. Pembatasan "di rumah Allah" dalam hadis di atas, hanyalah karena seringnya tempat itu dijadikan tempat berkumpul, akan tetapi tidak ada keharusan berkumpul untuk membaca dan mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an dan kandungan hukumnya, di mana pun tempatnya akan mendapatkan keutamaan yang sama. Adapun jika berkumpul untuk belajar di mesjid lebih utama, hal itu dikarenakan mesjid mempunyai keistimewaan dan kekhususan yang tidak dimiliki oleh tempat yang lain.

Diriwayatkan oleh ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka ia akan memperoleh kebaikan. Kebaikan itu berlipat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan, Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi, Alif adalah huruf, Lam huruf, dan Mim huruf. {H. R. Tirmizi. Nomor:3075}.Dari Usman bin Affan ra. dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam ia bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain".{Bukhari. Nomor:4739}. Hadis ini menunjukkan akan keutamaan membaca Al-Qur'an. Suatu ketika Sufyan Tsauri ditanya, manakah yang engkau cintai orang yang berperang atau yang membaca Al-Qur'an? Ia berkata, membaca Al-Qur'an, karena Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain" Imam Abu Abdurrahman As-Sulami tetap mengajarkan Al-Qur'an selama empat puluh tahun di mesjid agung Kufah disebabkan karena ia telah mendengar hadis ini. Setiap kali ia meriwayatkan hadis ini, selalu berkata: "Inilah yang mendudukkan aku di kursi ini".

Al hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Qur'an halaman 126-127 berkata: [Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkan kepada orang lain" adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.
Allah berfirman:

Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan.
{An-Nahl 16:88}
Sebagaimana firman Allah:
Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur'an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya.
{Al-An'am 6:158}
Penafsiran yang paling benar dalam ayat di atas, dari dua penafsiran ahli tafsir adalah bahwa, mereka melarang orang-orang untuk mengikuti Al-Qur'an, sementara mereka sendiri pun menjauhkan diri darinya. Mereka menggabungkan antara kebohongan dan berpaling.
Sebagaimana firman Allah:
Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Maka siapakah yang lebih lalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya?"
{Al-An'am 6:157}
Beginilah perihal orang-orang kafir yang jahat, sedangkan orang-orang mukmin yang baik dan pilihan selalu menyempurnakan dirinya dan berusaha menyempurnakan orang lain, sebagaimana tersebut dalam hadis di atas.
Allah berfirman:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?".
{Fushilat 41:33}
Ayat ini menggabungkan antara seruan kepada Allah, baik dengan azan atau yang lainnya, seperti mengajarkan Al-Qur'an, hadis, fikih dan lainnya yang mengacu kepada keridaan Allah. dan dengan perbuatan saleh, dan juga berkata dengan ucapan yang baik.

Rahmat Allah akan dilimpahkan kepada orang-orang yang membaca Al-Qur'an dan mereka yang menegakkan hukumnya, juga mencakup orang-orang yang mendengarkan bacaannya.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mengerjakan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
{Al-Anfal 8:2-4}
Dari Abdullah Ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam. berkata kepadaku: 430 - Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra. ia berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. bersabda kepadaku: Bacakan Al-Qur'an kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah! Aku harus membacakan Al-Qur'an kepada Anda, sedangkan kepada Andalah Al-Qur'an itu diturunkan? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Aku lalu bacakan surat An-Nisa. Ketika sampai pada firman yang berbunyi:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا
Maka bagaimanakah "halnya orang kafir nanti", jika Kami mendatangkan seorang saksi "rasul" dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu "Muhammad" sebagai saksi atas mereka itu "umatmu".

Beliau berkata: "Cukup", lalu aku menoleh kepada beliau, tiba-tiba aku lihat beliau mencucurkan air mata. {H.R. Bukhari nomor:4582, Muslim nomor:800 dan Abu Daud Nomor:3668}.
Imam Nawawi berkomentar: [Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Al-Qur'an, merenungi, dan menangis ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang lain untuk membaca Al-Qur'an agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap untuk memahami dan mentadabburi Al-Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri].

Setiap orang muslim hendaknya tahu akan hak-hak Al-Qur'an; menjaga kesuciannya, komitmen terhadap batas-batas yang telah ditetapkan oleh agama saat mendengarkan bacaannya, dan meneladani para salaf (pendahulu) saleh dalam membaca dan mendengarkannya. Sungguh mereka itu bagaikan matahari yang menerangi hati dan dapat diteladani dalam kekhusyukan yang sempurna dalam meresapi,dan mengimani.
Firman Allah:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
{Asy-Syu'ara 26:192-195}
Memang benar adanya, bahwa Al-Qur'an, baik lafal maupun makna adalah firman Allah, yang merupakan sistem dari langit untuk seluruh makhluk, khususnya manusia. Selain itu ia merupakan rujukan utama perkara-perkara agama dan sandaran hukum. Hukum-hukum yang ada di dalamnya tidaklah diturunkan sekaligus, akan tetapi diturunkan secara berangsur selama masa kerasulan; ada yang turun untuk menguatkan dan memperkokoh pendirian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, ada yang turun mendidik umat yang baru saja tumbuh dan ada pula yang diturunkan oleh karena peristiwa keseharian yang dialami oleh umat Islam di tempat dan waktu yang berbeda-beda. Setiap kali ada peristiwa, turunlah ayat Al-Qur'an yang sesuai dan menjelaskan hukum Allah atas peristiwa itu. Di antaranya adalah kasus-kasus dan peristiwa yang terjadi pada masyarakat Islam, pada masa pensyariatan hukum, di mana umat Islam ingin mengetahui hukumnya, maka turunlah ayat yang menjelaskan hukum Allah, seperti larangan minuman keras.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam. datang ke Madinah dan mendapati orang-orang meminum minuman keras, dan makan dari hasil berjudi. Lalu mereka bertanya kepada Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam tentang masalah itu.
Maka Allah menurunkan ayat:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.
{Al-Baqarah 2:219}
Lalu orang-orang berkata: "Tidak diharamkan, hanya saja pada keduanya dosa yang besar". Selanjutnya mereka masih juga banyak yang minum khamar (minuman keras), sampai pada suatu hari, seorang dari Kaum Muhajirin mengimami sahabat-sahabatnya pada shalat Magrib. Bacaannya campur aduk antara satu dengan yang lain, sehingga Allah menurunkan ayat Al-Qur'an yang lebih keras dari ayat sebelumnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.
{An-Nisa 4:43}
Akan tetapi, Orang-orang masih juga banyak yang meminum minuman keras, hingga salah seorang melakukan shalat dalam keadaan mabuk.
Lalu turunlah ayat Al-Qur'an yang lebih keras lagi:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
{Al-Maidah 5:90}
Mereka berkata: "Kami tidak akan melakukannya lagi wahai Tuhan!" Lalu orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah banyak orang yang terbunuh di jalan Allah, atau mati di atas kasurnya, padahal mereka telah meminum khamar dan makan dari hasil perjudian, sedangkan Allah telah menjadikan keduanya, najis yang merupakan perbuatan setan".
Maka turunlah ayat:
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebaikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
{Al-Maidah 5:93}
Nabi bersabda: "Jika diharamkan atas mereka sebelumnya, niscaya mereka akan meninggalkannya sebagaimana halnya kalian meninggalkan.{Musnad Ahmad 2/251 dan 252}. Dalam sahih Bukhari, hadis nomor:4620, disebutkan, dari Anas bin Malik ra. ia berkata: "Dulu aku pernah jadi penyuguh minuman (khamar) di rumah Abu Thalhah, dan turunlah ayat pengharaman minuman keras. Lalu diutuslah seseorang untuk menyerukan larangan ini. Abu Thalhah berkata, "Keluarlah dan lihat suara apakah itu". Lalu aku keluar, dan aku berkata: "Sungguh minuman keras telah diharamkan". Ia berkata kepadaku: "Pergi, dan tumpahkanlah". Anas berkata: "Aku pun keluar dan menuangkannya. Saat itu khamar mengalir di jalan-jalan Madinah." Anas berkata: "Jenis khamar pada saat itu adalah yang terbuat dari kurma." Sebagian orang berkata: "Telah banyak yang terbunuh, sedangkan minuman itu ada di dalam perut mereka". Ia berkata, lalu turunlah ayat: "Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu".

Dari yang disebutkan di atas, kita mengetahui bahwa larangan meminum khamar (minuman keras)terjadi dalam tiga tahap, yaitu ketika turun surat Al-Baqarah: "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".

Ayat ini mengandung larangan meminum minuman keras dengan cara yang halus. Maka yang meninggalkannya ketika itu hanya sekelompok orang yang tingkat ketakwaan mereka sangat tinggi. Umar ra. berkata, "Ya Allah, berikanlah penjelasan yang terang tentang hukum meminum minuman keras". Lalu turunlah ayat yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan". Lalu umat Islam menghindari untuk meminumnya pada waktu-waktu mendekati shalat. Umar ra. berkata, "Ya Allah, berikanlah penjelasan yang terang tentang minuman keras". Maka turunlah surat Al-Ma'idah: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan, Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Saat itulah ketika diserukan dan dibacakan ayat ini, Umar ra. berkata, "Kami berhenti (dari melakukannya)". Demikianlah proses pensyariatan yang bertahap, di mana Allah menyucikan umat Islam dari adat istiadat yang bertentangan dengan sistem Islam, dan melengkapi mereka dengan sifat-sifat yang mulia, seperti: pemaaf, penyabar, kasih sayang, jujur, menghormati tetangga, berlaku adil dan perbuatan baik yang lain.

Hanya Allah semata yang menetapkan syariat untuk para hambanya.
Allah berfirman:
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.
{Al-An'am 6:57}
Syariat itu ditetapkan tiada lain kecuali hanya untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia, baik hikmah yang terkandung di dalamnya tampak atau pun tidak. Al-Qur'an adalah sumber pertama syariat. Adapun sumber kedua adalah sunah, dan tidak ada perselisihan antara para ulama bahwa sunah merupakan hujah dalam syariat di samping Al-Qur'an.
Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
{An-Nisa 4:59}
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.
{An-Nahl 16:44}
Dan firman Allah:
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.
{Al-Hasyr 59:7}
Imam Ibnu Qayimil Jauziah dalam bukunya "A,lamul Muwaqqi,in ,An Rabil Alamin", halaman, 263, menjelaskan tentang peran sunah terhadap Al-Qur'an, ia berkata: "Peran sunah terhadap Al-Qur'an ada tiga: Pertama, Mempunyai maksud sama dengan Al-Quran dilihat dari semua segi. Sehingga masing-masing ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi yang sama-sama menunjukkan kepada hukum yang sama termasuk dalam kategori suatu yang hukum mempunyai lebih dari satu dalil. Kedua, Menjelaskan maksud dari Al-Qur'an dan penafsirannya. Ketiga, Menetapkan suatu hukum, wajib atau haram, yang tidak ada terdapat dalam Al-Qur'an. Peran itu tidak keluar dari tiga hal ini dan tidak ada pertentangan sama sekali antara Al-Qur'an dan sunah.

Oleh karenanya, sunah menegaskan suatu hukum dari Al-Qur'an, kadang kala ia menafsirkan teks Al-Qur'an atau menguraikan hukum yang dijelaskan secara ringkas dalam Al-Qur'an, bahkan juga menetapkan suatu hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an. Namun demikian sunah tidak menetapkan sebuah hukum, kecuali bila di dalam Al-Qur'an tidak diketemukan hukum yang dimaksud. Sunahlah yang menjelaskan kepada kita -umat Islam- bahwa shalat yang diwajibkan adalah lima kali sehari semalam, darinya juga diketahui jumlah rakaat dalam shalat dan rukun-rukunnya, menjelaskan hakikat zakat, dan ke mana disalurkan serta berapa nisabnya. Dan sunah juga yang menjelaskan kepada kita cara-cara haji dan umrah, dan bahwa ibadah haji hanya wajib sekali dalam seumur hidup, dan ia pula yang menerangkan tentang miqat-miqat haji, zamani dan makani (waktu dan tempat) dan jumlah putaran tawaf.

Maka bagi mereka yang hanya berpegang terhadap Al-Qur'an dengan meninggalkan sunah, hendaknya segera memperbaharui keimanannya dan segera kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
{Taha 20:82}
Al-Qur'an dan Sunah, kedua-duanya merupakan wahyu Allah kepada Rasul-Nya, dan dua sumber syariat Islam yang mengembalikan manusia pada fitrahnya, dan menjadikan manusia mengetahui jalan hidupnya. Allah berfirman:
Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.
{Al-A'raf 7:43}



sumber dari: ichsanafriadi.com/

doa penghapus sel kanser







Lapan surah ini diamalkan dan dibaca untuk memusnahkan sel-sel barah kanser. Jika pesakit dapat membacanya lagi baik. Jika tak terdaya atau kurang baik bacaannya maka boleh minta suami, ayah, ibu atau orang lain membaca untuknya. Selok-eloknya sebelum memulakan bacaan surah dibawah : 

1. Istighfar 10x. 
2. Salawat Nabi 10x. 
3. Al-Fatihah 1x. 

Sediakan sebotol secukupnya air yang bersih lagi suci dan setiap kali habis surah dibaca, ditiupkan kepada air. Pesakit dinasihat minum air bacaan tiap-tiap hari dan sapu/mandi pada anggota yang kena barah kanser. InsyaAllah kerana sakit dan sembuh semua kekuasaanNya.

1. Surah Al Maidah (Ayat 82-91). 
2. Surah Al Araf (Ayat 70-81). 
3. Surah Ar Ra’d (Ayat 16-28). 
4. Surah Al Anbiyaa’ (Ayat 38-50). 
5. Surah Asy Syu’ara (Ayat 185-227). 
6. Surah Az Zummar (Ayat 42-52). 
7. Surah Ghafir (Ayat 67-77). 
8. Surah Az Zukhruf (Ayat 52-70).

Kepada pembaca tolong sebarkan kepada ahli keluarga dan saudara yang sedang mengidap penyakit kanser. Semoga dengan menolong mereka yang sakit, akan juga mendapat pahala dari bacaannya serta pahala kerana menolong sesama hamba yang benar-benar memerlukan pertolongan dan penyembuhan dari-Nya.



sumber dari: ustazahazimah.amirhakimi.com/

Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran







Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak dapat ditampung dalam tempat yang disediakan.
Akhirnya perkongsian Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan serta harta milik perusahaan mereka di bahagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.

Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya surah "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 , surah "Asy-Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175 , surah "Hud" ayat 77 sehingga ayat 83 , surah "Al-Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan surah "At-Tahrim" ayat 10.



sumber dari: islam2u.net/

Khutbah dan syair







Islam telah menggoreskan sejarah perubahan yang menyeluruh pada sistem kehidupan manusia, baik dari segi spiritual, sosial, politik maupun sastra dan budaya, perubahan tersebut tidak hanya terbatas bagi bangsa arab saja, namun mencakup seluruh bangsa yang tersentuh oleh dakwah islam, sehingga bangsa tersebut tersinari oleh cahaya dan keutamaan iman.

Ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sendiri lahir pada suatu lingkungan yang memiliki budaya dan nilai tertentu, maka benturan islam terhadap nilai-nilai tersebut pun tak dapat terelakkan, sehingga islam datang untuk membatalkan seluruh nilai yang tidak sesuai ajarannya yang tinggi namun tetap mempertahankan hal-hal yang sejalan dengannya.

Sastra Pada periode ini dengan jelas menggambarkan kepada kita tentang kehidupan masyarakat islam yang bergitu gemilang jauh dari kekacauan, sebuah lembaran sejarah yang paling indah, kita baca baris-barisnya yang akan menghembuskan aroma keikhlasan, memperlihatkan cahaya tauhid dan menampakkan sebuah semangat yang mampu merontokkan gunung, dan menundukkan berbagai macam kesulitan. Lembaran sejarah itu telah ditulis dengan darah para syuhada yang kelak pada hari kiamat akan menebarkan bau wangi bak minyak misik, baris-baris mutiara itu ditulis oleh tangan-tangan yang suci dan hati yang sehat nan tulus. sebuah masa dimana kehidupan begitu tenteram dikarenakan keimanan yang ada pada hati-hati mereka. Pada periode ini sastra pun berkembang sesuai dengan ruh keislaman.

Khutbah : Pada periode ini kedudukan syair mulai tergantikan oleh khutbah dikarenakan beberapa hal, antara lain :
  1. Semangat untuk menyebarkan cahaya islam dengan dakwah dan jihad.
  2. Pengaruh Al-Qur’an dan Hadits terhadap kefasihan sastra arab.
  3. Berkembangnya diskusi antar masyarakat dalam berbagai pembahasan baik sosial-politik pendidikan dan sebagainya.
  4. Penjelasan kebijakan politik dan hukum para khalifah.
Contoh Khutbah Pada periode ini:

Khutbah Abu Bakar Ash-Siddiq Ketika Diangkat Sebagai Khalifah

Sesaat setelah Meninggalnya Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wasallam- kaum muslimin memilih Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu sebagai pemimpin mereka karena berbagai keutamaan yang ada padanya, ia adalah lelaki pertama yang beriman kepada Rasulullah, teman beliau didalam gua tsaur dan teman setia beliau ketika berhijrah ke Mekkah, Rasulullah juga pernah memerintahkannya untuk menjadi imam menggantikan beliau ketika beliau sakit.

Ketika diangkat sebagai Khalifah beliau berkhutbah kepada sekalian kaum muslimin dengan terlebih dahulu memuji Allah dan berkata :

أيها الناس, إني قد وليت عليكم ولست بخيركم , فإن رأيتمني على حق فأعينوني , وإن رأيتموني على باطل فسددوني , أطيعوني ما أطعت الله فيكم , فإذا عصيته فلا طاعة لي عليكم , ألا إن أقواكم عندي الضعيف , حتى آخذ الحق له , و أضعفكم عندي القوي حت آخذ الحق منه.
أقول قولي هذا , و أستغفر الله لي ولكم
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku sekarang telah memimpin kalian, namun aku bukanlah yang terbaik diantara kalian, jika kalian melihatku berjalan diatas kebenaran maka bantulah aku, sedangkan jika kalian melihatku diatas kebatilan maka luruskanlah langkahku, taatilah aku selama aku mentaati Allah, dan apabila aku melakukan sebuah kemaksiatan maka kalian tidak boleh taat terhadapku akan hal itu, ketahuilah… Bahwasanya orang yang paling kuat diantara kalian dimataku adalah orang yang lemah hingga ia memperoleh haknya, sebaliknya orang yang terlemah dimataku adalah orang yang kalian anggap paling kuat hingga ia mengembalikan hak-hak orang lain. Demikianlah apa yang aku sampaikan kepada kalian seraya memohon ampun atas diriku dan kalian semua kepada Allah.”

Kitabah atau Surat

Pada periode ini Kegiatan surat menyurat mulai berkembang dalam rangka dakwah islamiyah, pengaturan hukum dan kebijakan politik pemerintahan islam serta penulisan piagam perdamaian antar negeri.

Surat Rasulullah kepada Khalid bin Walid

Semenjak Allah memerintahkan Beliau untuk berdakwah kejalan Allah, Beliau begitu bersungguh-sungguh dalam upaya menyebarkan cahaya Islam dan mengajak manusia kembali kepada tauhid. Beliau tak pernah lelah dalam mendakwahi manusia kejalan Allah dengan penuh kebijaksanaan, nasihat yang baik dan akhlak yang terpuji.

Diantara kabilah Arab yang didakwahi oleh Beliau adalah kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b, Beliau pun mengutus Khalid bin Walid untuk mengajak mereka kepada Islam. Sampai akhirnya Khalid bin Walid mengirimkan surat kepada Rasulullah bahwa kabilah tersebut menerima dakwah Islam. Rasulullah membalas surat tersebut memerintahkan Khalid bin Walid untuk kembali bersama utusan dari mereka untuk pembelajaran tentang keislaman Dalam suratnya Beliau berkata :

بـسم الله الرحمن الرحيم : من محمد النبي رسول الله إلى خالد بن الوليد , سلام عليك , فإ ني أحمد إليك الله الذي لا إله إلا هو.
أما بعد : فإن كتابك جاءني مع رسو لك تخبر أن بني الحارث بن كعب قد أسلموا قبل أن تقاتلهم , وأجابوا إلى ما دعوتهم إليه من الإسلام , وشهدوا أن لا إله إلا الله , وأن محمدا عبدالله ورسوله , فبشرهم وأنذرهم , وأقبل واليقبل معك وفدهم , والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته
“Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad sang Nabi utusan Allah, semoga keselamatan selalu bersamamu, Aku panjatkan puji kepada Allah untukmu. Amma ba’du : Telah sampai kepadaku surat yang engkau kirimkan bersama utusanmu, menjelaskan bahwa kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b telah masuk islam dengan damai tanpai terjadi pertempuran, mereka telah mengikuti apa-apa yang engkau dakwahkan dari Agama ini, mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka berilah kabar gembira atas keislaman mereka dan berilah mereka peringatan, dan kembalilah engkau wahai Khalid bersama utusan dari kabilah tersebut. Semoga keselamatan, rahmat serta barakah senantiasa Allah limpahkan kepadamu.”

Sikap Islam terhadap syair.

Sesungguhnya Agama yang mulia ini senantiasa menyeru kepada kebaikan dan keutamaan dan selalu mencegah suatu yang hina. Oleh karena itu Islam akan selalu bersikap kagum terhadap syair-syair yang berisikan kebenaran dan akhlak yang mulia, Rasulullah pernah bersabda (( Sesungguhnya didalam syair terdapat hikmah )), Rasulullah juga pernah meminta Hassan bin Sabit untuk mencela musuh-musuh islam dengan syairnya, beliau berkata (( Celalah mereka dan Jibril bersamamu )) Rasulullah juga pernah merasa kagum dengan syair Hassan bin Sabit yang mencela kaum musyrikin dan berkata (( Hassan telah mencela dengan sangat mengena )), sebagaimana Rasulullah juga pernah memuji syair Umayyah bin Abi As-Sholt, Khonsa’ dan juga Ka’b bin Zuhair dengan Qoasidahnya “Banat Su’ad.”

Namun demikian islam memerangi syair-syair yang menghancurkan islam dan mengajak manusia kepada sesuatu yang hina dan menyebabkan kerusakan ditubuh masyarakat. Rasulullah bersabda terkait dengan syair jenis ini (( Lebih baik dada kalian dipenuhi oleh nanah daripada harus dipenuhi dengan syair yang demikian ))

Allah berfirman dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 224-227 Yang artinya :  

“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya? Dan mereka pun suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya. Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal shaleh serta banyak menyebut Allah. Mereka pun mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Adapun orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.

Allah juga berfirman dalam surat Ibrahim: 24-26 

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun

Pada periode ini muncul jenis syair baru yaitu syair dakwah islamiyah, syair pembangkit semangat juang, syair untuk mengingat kebaikan para syuhada serta pendeskripsian alat-alat perang. Para periode ini pula jenis-jenis syair yang telah ada sejak zaman Jahiliyah semakin diperkuat dengan ruh islami.

Hassan bin Sabit Menantang Kaum Musyrikin Sebelum Fathu Mekkah.

Kaum Quraisy membuat kesepakatan damai salama sepuluh tahun dengan Nabi pada tahun ke 6 Hijriah, akan tetapi mereka mengkhianati perjanjian tersebut, maka Rasulullah pun menyiapkan bala tentara untuk memerangi kaum musyrikin Quraisy dan membuka kota Mekkah.
Pada syair berikut ini Hassan bin Sabit menggambarkan persiapan pasukan kaum muslimin dalam rangka menghadapi musuh mereka dengan memuji Rasulullah dan para sahabatnya serta mencela dan menantang musuh mereka, Ia berkata :

عـدمـنا خـيـلـنا إن لـم تروها تـثــيرالـنـقـع ـموعـدها كـدا
فــإمـا تعــرض عـنا اعتمرنا و كان الفتح وانكشف الغطاء
وإلا فــاصبـروا لـجـلاد يـوم يـعـيـن الله فـيـه مــن يــشـاء
وجـبـريـل رســول الـله فيـنا وروح الـقـدس لـيـس له كفاء
وقــال الله قـد أرسـلـت عـبدا يـقـول الـحـق إن نـفـع الـبلاء
شهـد ت بـه فـقومـوا صدقوه فــقـلـتـم لا نــقـوم ولا نـشــاء
وقــال الله قـد ســيرت جـنـدا هـم الأنـصـار عرضتها اللقاء

Kami akan musnahkan kuda-kuda kami
jika kalian tidak melihatnya menghempaskan debu menuju Kada’
Walaupun kalian menghalangi jalan kami, kami akan tetap berumroh
dan membuka kota Mekkah hingga tersingkaplah kebenaran
Namun jika kalian tetap menghalangi maka bersabarlah terhadap hari yang ganas
dan Allah selalu menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya
Jibril Sang Utusan Allah selalu bersama kami
dan Ruhul Qudus takkan ada yang menandinginya
Allah berkata bahwa ia telah mengirimkan utusan-Nya
demi menyampaikan kebenaran bagi siapa yang membutuhkannnya
Aku disini bersaksi atas kerasulannya maka mari berdiri dan bersaksilah
namun kalian mengatakan “kami tidak akan berdiri dan tak mau bersaksi”
Allah telah berkata bahwa ia telah mengirimkan pasukan
mereka adalah kaum Anshar yang kepiawaiannya bertempur



sumber dari: himasa.fib.unpad.ac.id/

Friday, 4 April 2014

Amalan semasa kehamilan





Obat Ambeien Untuk Ibu Hamil


Wanita yang sedang berbadan dua perlu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi yang dilarangNya. Banyakkanlah istiqfar dan amalkan zikir. Perlu diingat bahawa ayat-ayat Al Quran adalah zikir yang paling utama. Rasulullah s.a.w sendiri memberi panduan ayat-ayat yang sesuai dibaca ketika hamil:


1. Membaca Al-Fatihah
بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿١﴾ الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العٰلَمينَ ﴿٢﴾ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿٣﴾ مٰلِكِ يَومِ الدّينِ ﴿٤﴾ إِيّاكَ نَعبُدُ وَإِيّاكَ نَستَعينُ ﴿٥﴾ اهدِنَا الصِّرٰطَ المُستَقيمَ ﴿٦﴾ صِرٰطَ الَّذينَ أَنعَمتَ عَلَيهِم غَيرِ المَغضوبِ عَلَيهِم وَلَا الضّالّينَ.
2. Membaca Surah Al-Ikhlas : 3 kali
قُل هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَم يَلِد وَلَم يولَد ﴿٣﴾ وَلَم يَكُن لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

3. Membaca Surah Al-Falaq : 1 kali
قُل أَعوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ ما خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى العُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَد4.
4. Membaca Surah Al-Naas : 1 kali
قُل أَعوذُ بِرَبِّ النّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النّاسِ ﴿٢﴾ إِلٰهِ النّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الوَسواسِ الخَنّاسِ ﴿٤﴾ الَّذى يُوَسوِسُ فى صُدورِ النّاسِ ﴿٥﴾ مِنَالجِنَّةِ وَالنّاسِ

5. Membaca Surah Ayat Al-Kursi : (Al-Baqarah 255) 1 kali
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ
مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّالْعَظِيمُ.


6. Membaca Surah Akhir Al Baqarah : (Al-Baqarah 285-286) 1 kali
ءامَنَ الرَّسولُ بِما أُنزِلَ إِلَيهِ مِن رَبِّهِ وَالمُؤمِنونَ ۚ كُلٌّ ءامَنَ بِاللَّهِ وَمَلٰئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَينَ أَحَدٍ مِن رُسُلِهِ ۚ وَقالوا سَمِعنا وَأَطَعنا ۖ غُفرانَكَ رَبَّنا وَإِلَيكَ المَصيرُ ﴿٢٨٥﴾ لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفسًا إِلّا وُسعَها ۚ لَها ما كَسَبَت وَعَلَيها مَا اكتَسَبَت ۗ رَبَّنا لا تُؤاخِذنا إِن نَسينا أَو أَخطَأنا ۚ رَبَّنا وَلا تَحمِل عَلَينا إِصرًا كَما حَمَلتَهُ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِنا ۚ رَبَّنا وَلا تُحَمِّلنا ما لا طاقَةَ لَنا بِهِ ۖ وَاعفُ عَنّا وَاغفِر لَنا وَارحَمنا ۚ أَنتَ مَولىٰنا فَانصُرنا عَلَى القَومِ الكٰفِرينَ ﴿٢٨٦ .

7. Membaca Surah Akhir Al Hasyr : ( 22-24) 1 kali
هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ ۖ عٰلِمُ الغَيبِ وَالشَّهٰدَةِ ۖ هُوَ الرَّحمٰنُ الرَّحيمُ ﴿٢٢﴾ هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ المَلِكُ القُدّوسُ السَّلٰمُ المُؤمِنُ المُهَيمِنُ العَزيزُ الجَبّارُ المُتَكَبِّرُ ۚ سُبحٰنَ اللَّهِ عَمّا يُشرِكونَ ﴿٢٣﴾ هُوَ اللَّهُ الخٰلِقُ البارِئُ المُصَوِّرُ ۖ لَهُ الأَسماءُ الحُسنىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُ ما فِى السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ ۖ وَهُوَ العَزيزُ الحَكيمُ ﴿٢٤.

8. Membaca Surah Toha : ( 111) 1 kali
وَعَنَتِ الوُجوهُ لِلحَىِّ القَيّومِ ۖ وَقَد خابَ مَن حَمَلَ ظُلمًا .

9. Membaca Surah Al-Anbiya' : ( 69) 3 kali
قُلنا يٰنارُ كونى بَردًا وَسَلٰمًا عَلىٰ إِبرٰهيمَ.

10. Membaca Awal Surah Al-Baqarah : ( 1-5) 1 kali
الم ﴿١﴾ ذٰلِكَ الكِتٰبُ لا رَيبَ ۛ فيهِ ۛ هُدًى لِلمُتَّقينَ ﴿٢﴾ الَّذينَ يُؤمِنونَ بِالغَيبِ وَيُقيمونَ الصَّلوٰةَ وَمِمّا رَزَقنٰهُم يُنفِقونَ ﴿٣﴾ وَالَّذينَ يُؤمِنونَ بِما أُنزِلَ إِلَيكَ وَما أُنزِلَ مِن قَبلِكَ وَبِالءاخِرَةِ هُم يوقِنونَ ﴿٤﴾ أُولٰئِكَ عَلىٰ هُدًى مِن رَبِّهِم ۖ وَأُولٰئِكَ هُمُ المُفلِحونَ .

11. Membaca Surah Al-Ana'am : ( 17) 3 kali
وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ .

12. Membaca Surah Al-Isra' : ( 82) 3 kali
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا .

13. Membaca Surah At-Taubah : ( 14) 3 kali
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ .

14. Membaca Surah Yunus' : ( 57) 3 kali
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ .

15. Membaca Surah An-Nahli : ( 67) 3 kali
وَمِن ثَمَرٰتِ النَّخيلِ وَالأَعنٰبِ تَتَّخِذونَ مِنهُ سَكَرًا وَرِزقًا حَسَنًا ۗ إِنَّ فى ذٰلِكَ لَءايَةً لِقَومٍ يَعقِلونَ.

16. Membaca Surah As-Syu'ara : ( 80) 3 kali
وَإِذا مَرِضتُ فَهُوَ يَشفينِ .

17, Membaca Surah Fusilat : ( 44) 3 kali
وَلَو جَعَلنٰهُ قُرءانًا أَعجَمِيًّا لَقالوا لَولا فُصِّلَت ءايٰتُهُ ۖ ءَأَعجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُل هُوَ لِلَّذينَ ءامَنوا هُدًى وَشِفاءٌ ۖ وَالَّذينَ لا يُؤمِنونَ فى ءاذانِهِم وَقرٌ وَهُوَ عَلَيهِم عَمًى ۚ أُولٰئِكَ يُنادَونَ مِن مَكانٍ بَعيدٍ.

18. Membaca Surah Al-Qalam : (51) 3 kali
وَإِن يَكادُ الَّذينَ كَفَروا لَيُزلِقونَكَ بِأَبصٰرِهِم لَمّا سَمِعُوا الذِّكرَ وَيَقولونَ إِنَّهُ لَمَجنونٌ .

19. Membaca Surah Yassin : ( 9) 3 kali
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ.

20. Membaca Surah Al-Zalzalah : 1 kali
إِذا زُلزِلَتِ الأَرضُ زِلزالَها ﴿١﴾ وَأَخرَجَتِ الأَرضُ أَثقالَها ﴿٢﴾ وَقالَ الإِنسٰنُ ما لَها ﴿٣﴾ يَومَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخبارَها ﴿٤﴾ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوحىٰ لَها ﴿٥﴾ يَومَئِذٍ يَصدُرُ النّاسُ أَشتاتًا لِيُرَوا أَعمٰلَهُم ﴿٦﴾ فَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ خَيرًا يَرَهُ ﴿٧﴾ وَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ.

21. Membaca Surah Al-Insyiqaq : ( 1-4) 1 kali
إِذَا السَّماءُ انشَقَّت ﴿١﴾ وَأَذِنَت لِرَبِّها وَحُقَّت ﴿٢﴾ وَإِذَا الأَرضُ مُدَّت ﴿٣﴾ وَأَلقَت ما فيها وَتَخَلَّت




sumber dari: http://nurashifa.com/modules

Saturday, 8 March 2014

Monday, 23 September 2013

siapakah yang lebih berkuasa



Firaun adalah seorang diktator kuku besi zaman purba yang bermaharajalela berkuasa atas manusia pada zamannya. Ia membina tamadun dengan bangunan, arca, kuil bahkan piramid yang mengagumkan sehinggalah pada hari ini. Jajahannya amat luas. Ia adalah panglima negara yang gagah perkasa mengalahkan musuh-musuhnya.

Walaubagaimanapun, tampak hebatnya, agungnya tamadun tersebut didirikan atas fondasi darah dan air mata manusia yang diperas dan diperhamba. Ia terlalu berkuasa, sampai tahap mengaku diri sebagai Tuhan. Disebutkan:

“(Berkata firaun): Akulah Tuhanmu yang paling tinggi!” (Surah an-Nazi’at, 79:24)



Marahaja Legion merupakan maharaja keempat Empayar Sibernatik Cyborg. Ia adalah maharaja kepada 8 buah galaksi yang merangkumi jutaan sistem hidupan manusia. Kuasanya tidak terbatas. Galaksi Muhsinin yang aman damai ingin dikuasainya sekali. Pengakuan Legion selari dengan pengakuan firaun, bahawa siapakah yang lebih berkuasa daripadanya?

“Dan firaun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: ‘Hai kaumku, bukankah kerjaan Mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai-sungai ini mengalir di bawahku, maka apakah kamu tidak melihatnya?’” (Surah az-Zukhruf, 43: 51)




“Firaun berkata, ‘Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.’” (Surah as-Shu’ara, 26:29)



Maharaja Legion dihantui oleh sumpah nenek moyangnya yang pertama, untuk memburu ‘gerombolan teroris’ yang dikepalai oleh pemimpin yang bergelar ‘khalifah’. Jika firaun membunuh bayi lelaki untuk mengekang pertumbuhan kaum Bani Israel yang boleh menjatuhkannya dan membiarkan kaum wanita. Maka mengambil idea ini, saya mengubahsuai Maharaja Legion sebagai firaun saifai.



sumber dari: saifaiislami.blogspot.com

Monday, 19 August 2013

Memperkuat Iman





“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (Ali Imran: 102)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang denan (menggunakan) nama-Nya kami saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An-Nisa: 1)

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan, barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapatkan kemenangan yang besar.”

Begitulah perintah Allah kepada kita agar kita bertakwa. Namun, iman di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut.

Ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu kita masih ada dalam kebaikan, kita beruntung. Namun, bila ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu membuat kita ada di luar koridor ajaran Rasulullah saw., kita celaka. Rasulullah saw. bersabda, “Engkau mempunyai amal yang bersemangat, dan setiap semangat mempunyai kelemahan. Barangsiapa yang kelemahannya tertuju pada sunnahku, maka dia telah beruntung. Dan, siapa yang kelemahannya tertuju kepada selain itu, maka dia telah binasa.” (Ahmad)

Begitulah kondisi hati kita. Sesuai dengan namanya, hati –dalam bahasa Arab qalban—selalu berubah-ubah (at-taqallub) dengan cepat. Rasulullah saw. berkata, “Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya hati itu ialah laksana bulu yang menempel di pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin secara terbalik.” (Ahmad dalam Shahihul Jami’ no. 2365)

Karena itu Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa agar Allah saw. menetapkan hati kita dalam ketaatan. “Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.” (Muslim no. 2654)

Hati kita akan kembali pada kondisi ketaatan kepada Allah swt. jika kita senantiasa memperbaharui keimanan kita. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu sekalian sebagaimana pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.” (Al-Hakim di Al-Mustadrak, 1/4; Al-Silsilah Ash-Shahihain no. 1585; Thabrany di Al-Kabir)

Bagaimana cara memperbaharui iman? Ada 20 sarana yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai berikut.

1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran

Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia. “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra’: 82).

Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, “Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur’an, memikirkan dan memahami apa yang dimaksud dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh.”

2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Qur’an dan Sunnah

Al-Qur’an dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi relung-relung hatinya.

Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-nama yang baik (asma’ul husna). Dialah Al-’Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-Muth’ali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.

Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.” (Az-Zumar: 67)

3. Carilah ilmu syar’i

Sebab, Al-Qur’an berkata, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.

Allah berfirman, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.

Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya surga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu untuk meraihnya.

4. Mengikutilah halaqah dzikir
Suatu hari Abu Bakar mengunjungi Hanzhalah. “Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Hanzhalah menjawab, “Hanzhalah telah berbuat munafik.” Abu Bakar menanyakan apa sebabnya. Kata Hanzhalah, “Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa.”

Lantas keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, “Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam dzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa’atah, sa’atan, sa’atan.” (Shahih Muslim no. 2750)

Begitulah majelis dzikir. Bisa menambah bobot iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. “Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat,” begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Qur’an, membaca hadits, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.

5. Perbanyaklah amal shalih

Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk surga.” (Muslim)

Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan surga. “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Al-Hadid: 21)

Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Adz-Dzariyat: 17-19)

Banyak beramal shalih, akan menguatkan iman kita. Jika kita kontinu dengan amal-amal shalih, Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadits qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahwa Allah berfirman, “Hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya.” (Shahih Bukhari no. 6137)

6. Lakukan berbagai macam ibadah

Ibadah memiliki banyak ragamnya. Ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat, ibadah lisan seperti doa dan dzikir. Ada juga ibadah yang yang memadukan semuanya seperti haji. Semua ragam ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.

Puasa membuat kita khusyu’ dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Shalat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitasnya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.

Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk surga. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah baik.’ Lalu barangsiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan shalat, maka dia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah.” (Bukhari no. 1798)

7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su’ul khatimah

Rasa takut su’ul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa menjaga iman kita. Penyebab su’ul khatimah adalah lemahnya iman menenggelamkan diri kita ke dalam jurang kedurhakaan. Sehingga, ketika nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas terakhir.

8. Banyak-banyaklah ingat mati

Rasulullah saw. bersabda, “Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah sekarang ziarahilah kubur karena hal itu bisa melunakan hati, membuat mata menangism mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (Shahihul Jami’ no. 4584)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan, yakni kematian.” (Tirmidzi no. 230)

Mengingat-ingat mati bisa mendorong kita untuk menghindari diri dari berbuat durhaka kepada Allah; dan dapat melunakkan hati kita yang keras. Karena itu Rasulullah menganjurkan kepada kita, “Kunjungilah orang sakit dan iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari akhirat.” (Shahihul Jami’ no. 4109)

Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas. Saat berziarah kubur, bayangkan kondisi keadaan orang yang sudah mati. Tubuhnya rusak membusuk. Ulat memakan daging, isi perut, lidah, dan wajah. Tulang-tulang hancur.

Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita menyegerakan taubat, membuat hati kita puas dengan apa yang kita miliki, dan tambah rajin beribadah.

9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat

Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya, surah Qaf, Al-Waqi’ah, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba, Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadits-hadits Rasulullah saw.

Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita menyaksikan semua itu dan hadir di pemandangan yang dahsyat itu. Semua pengetahuan kita tentang kejadian hari kiamat, hari kebangkitan, berkumpul di mahsyar, tentang syafa’at Rasulullah saw., hisab, pahala, qishas, timbangan, jembatan, tempat tinggal yang kekal di surga atau neraka; semua itu menambah tebal iman kita.

10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam

Aisyah pernah berkata, “Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika mereka melihat awan, maka mereka gembira karena berharap turun hujan. Namun aku melihat engkau jika engkau melihat awan, aku tahu ketidaksukaan di wajahmu.” Rasulullah saw. menjawab, “Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman jika di situ ada adzab. Sebab ada suatu kaum yang pernah diadzab dikarenakan angin, dan ada suatu kaum yang melihat adzab seraya berkata, ‘Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami’.” (Muslim no. 899)

Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan, jika melihat gerhana, terlihat raut takut di wajah beliau. Kata Abu Musa, “Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah saw. berdiri dalam keadaan ketakutan. Beliau takut karena gerhana itu merupakan tanda kiamat.”

11. Berdzikirlah yang banyak

Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kuburan sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita terpenjara. Tidak bisa kembali. Karena itu, orang yang ingin mengobati imannya yang lemah, harus memperbanyak dzikirullah. “Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa.” (Al-Kahfi: 24) “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lha hati menjadi tentram.” (Ar-Ra’d: 28)

Ibnu Qayim berkata, “Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak bisa mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka seseorang harus mengobati kekerasan hatinya dengan dzikrullah.”

12. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya

Seseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., “Saat seseorang paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (Muslim no. 428)

Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang mencerminkan ketundukan dan kepasrahan, tentu imannya semakin kuat di hatinya. Semakin menampakan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah, semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada Allah, semakin kuat iman kita kepada Allah swt.

13. Tinggalkan angan-angan yang muluk-muluk

Ini penting untuk meningkatkan iman. Sebab, hakikat dunia hanya sesaat saja. Banyak berangan-angan hanyalah memenjara diri dan memupuk perasaan hubbud-dunya. Padahal, hidup di dunia hanyalah sesaat saja.

Allah swt. berfirman, “Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka adzab yang telah dijanjikan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya.” (Asy-Syu’ara: 205-207)

“Seakan-akan mereka tidak pernah diam (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari.” (Yunus: 45)

14. Memikirkan kehinaan dunia

Hati seseorang tergantung pada isi kepalanya. Apa yang dipikirkannya, itulah orientasi hidupnya. Jika di benaknya dunia adalah segala-galanya, maka hidupnya akan diarahkan untuk memperolehnya. Cinta dunia sebangun dengan takut mati. Dan kata Allah swt., “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Ali Imran)

Karena itu pikirkanlah bawa dunia itu hina. Kata Rasulullah saw., “Sesungguhnya makanan anak keturunan Adam itu bisa dijadikan perumpamaan bagi dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak keturunan Adam, dan sesungguhnya rempah-rempah serta lemaknya sudah bisa diketahui akan menjadi apakah ia.” (Thabrani)

Dengan memikirkan bahwa dunia hanya seperti itu, pikiran kita akan mencari orientasi ke hal yang lebih tinggi: surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.

15. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah

“Barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)

“Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabb-nya.” (Al-Hajj: 30)

Hurumatullah adalah hak-hak Allah yang ada di diri manusia, tempat, atau waktu tertentu. Yang termasuk hurumatullah, misalnya, lelaki pilihan Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.; tempat-tempat suci (Masjid Haram, Masjid Nabawi, Al-Aqha), dan waktu-waktu tertentu seperti bulan-bulan haram.

Yang juga termasuk hurumatullah adalah tidak menyepelekan dosa-dosa kecil. Sebab, banyak manusia binasa karena mereka menganggap ringan dosa-dosa kecil. Kata Rasulullah saw., “Jauhilah dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu bisa berhimpun pada diri seseornag hingga ia bisa membinasakan dirinya.”

16. Menguatkan sikap al-wala’ wal-bara’

Al-wala’ adalah saling tolong menolong dan pemberian loyalitas kepada sesama muslim. Sedangkan wal-bara adalah berlepas diri dan rasa memusuhi kekafiran. Jika terbalik, kita benci kepada muslim dan amat bergantung pada musuh-musuh Allah, tentu keadaan ini petanda iman kita sangat lemah.

Memurnikan loyalitas hanya kepada Alah, Rasul, dan orang-orang beriman adalah hal yang bisa menghidupkan iman di dalam hati kita.

17. Bersikap tawadhu

Rasulullah saw. bersabda, “Merendahkan diri termasuk bagian dari iman.” (Ibnu Majah no. 4118)

Rasulullah juga berkata, “Barangsiapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal dia mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hati kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga dia diberi kebebasan memilih di antara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya.” (Tirmidzi no. 2481)

Maka tak heran jika baju yang dikenakan Abdurrahman bin Auf –sahabat yang kaya—tidak beda dengan yang dikenakan para budak yang dimilikinya.

18. Perbanyak amalan hati

Hati akan hidup jika ada rasa mencintai Allah, takut kepada-Nya, berharap bertemu dengan-Nya, berbaik sangka dan ridha dengan semua takdir yang ditetapkan-Nya. Hati juga akan penuh dengan iman jika diisi dengan perasaan syukur dan taubat kepada-Nya. Amalan-amalan hati seperti itu akan menghadirkan rasa khusyuk, zuhud, wara’, dan mawas diri. Inilah halawatul iman (manisnya iman)

19. Sering menghisab diri

Allah berfirman, “Hai orang-ornag yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18)

Umar bin Khattab r.a. berwasiat, “Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu dihisab.” Selagi waktu kita masih longgar, hitung-hitunglah bekal kita untuk hari akhirat. Apakah sudah cukup untuk mendapat ampunan dan surga dari Allah swt.? Sungguh ini sarana yang efektif untuk memperbaharui iman yang ada di dalam diri kita.

20. Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman

Perbanyaklah doa. Sebab, doa adalah kekuatan yang luar biasa yang dimiliki seorang hamba. Rasulullah saw. berwasiat, “Iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu bagaikan pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.”

Ya Allah, perbaharuilah iman yang ada di dalam dada kami. Tetapkanlah hati kami dalam taat kepadamu. Tidak ada daya dan upaya kami kecuali dengan pertolonganMu.


sumber dari: primasusetya.blogspot.com