Showing posts with label An-Nisaa'. Show all posts
Showing posts with label An-Nisaa'. Show all posts

Saturday, 7 June 2014

The Most Beautiful Names of Our Lord




Say: 'Call on Allah or call on the All-Merciful. Whichever you call upon, the Most Beautiful Names are His.'
(Surat al-Isra, 110)




The name All-Merciful and Most Merciful has a broad and deep meaning which subsumes numerous names of our Lord mentioned in the Qur'an. For example, He is protective and forgiving in His endless mercy toward human beings and grants them incomparable blessings throughout their lives. Through His abundant grace, He provides physical and spiritual blessings; forgives their errors, accepts their repentance, protects them, covers their sin, and guides them on the straight path.

Due to His creation's perfection and superior nature, Allah sustains the life of all creatures, every one of which submits to His supreme intelligence, endless compassion, and mercy. He has given them everything they need to survive in their close proximity, as another indication of His mercy. The Lord is "All-Gentle, Most Merciful" (Surat al-Baqara, 143) towards His creatures:

Do you not see that Allah has made everything on Earth subservient to you, and the ships running upon the sea, by His command? He holds back the heaven, preventing it from falling to Earth – except by His permission. Allah is All-Compassionate to humanity, Most Merciful. (Surat al-Hajj, 65)

He sends down Clear Signs to His servant to bring you out of the darkness to the light. Allah is All-Gentle with you, Most Merciful. (Surat al-Hadid, 9)

From the moment of birth, each person can survive only with Allah's mercy, protection, and help. For example, disasters such as earthquakes, floods, tornadoes, and volcanic eruptions happen all over the world every single minute. In fact such events can happen anywhere at any chosen time. And anyone can fall sick or experience material hardship. And there is a very basic fact that should never be forgotten in the face of such events; no matter how hard people may try, they cannot avoid any of these calamities, and no one can help them for they are all sent by Allah, and only Allah can remove them, for He, as the All-Merciful, is a person's sole protector and helper. Allah, if He wishes so, rescues people from every kind of trouble and calamity and also if He wishes so makes them face all kinds of difficulties.

Say: "Who rescues you from the darkness of the land and sea? You call on Him humbly and secretly: 'If You rescue us from this, we will truly be among the thankful.' " Say: "Allah rescues you from it, and from every plight. Then you associate others with Him." (Surat al-An'am, 63-64)

He [Noah's son] said: "I will take refuge on a mountain; It will protect me from the flood." He [Noah] said: "There is no protection from Allah's command today, except for those upon whom He has mercy." (Surah Hud, 43)

As for those who show disdain and grow arrogant, He will punish them with a painful punishment. They will not find any protector or helper for themselves besides Allah. (Surat an-Nisa, 173)

We can see from these verses that only Allah, out of His endless compassion, removes people's anxieties and protects them from disaster. Knowing this, believers take refuge in His endless mercy when confronted with sickness, anxiety, and difficulty, for He provides material and spiritual abundance in this world to those who sincerely believe in and obey Him. He makes a way for them out of their difficulties and removes their anxiety:

Is there anyone who will make Allah a generous loan so that He can multiply it for him [or her] many times over? Allah both restricts and expands. And you will be returned to Him. (Surat al-Baqara, 245)

Your Lord expands and restricts the provision of anyone He wills. He is aware of and sees His servants. (Surat al-Isra, 30)

Being eternal goodness, Allah is good to human beings throughout their lives and gives them things of incomparable goodness and beauty: "Beforehand we certainly used to call on Him because He is the All-Good, the Most Merciful" (Surat at-Tur, 28) Everything that exists comes from Him; all beauty and every fine blessing manifest His intelligence. Like all other beings, each person comes into this world, through His will, as a piece of flesh in its mother's womb, grows and gradually develops a beautiful face, and reflects His wondrous artistry in every detail:

O humanity! What has deu in respect of your Lord Most Beneficent? He Who created you, formed you, proportioned you, and assembled you in whatever way He willed? (Surat al-Infitar, 6-8)

Recite: In the Name of your Lord Who created, created humanity from clots of blood. Recite: And your Lord is the Most Generous, He Who taught by the pen, taught humanity what it did not know. No indeed! Truly humanity is unbridled, seeing itself as self-sufficient. Truly it is to your Lord that you will return. (Surat al-Alaq, 1-8)



sumber dari: m.harunyahya.com/

Thursday, 15 May 2014

AYAT LIMA Pendinding Diri




Ayat lima ialah ayat-ayat yang diambil dari lima surah dalam Al-Quran.
Tiap-tiap satu dari lima ayat itu terdapat sepuluh buah huruf "Qaf" (kaf besar), sebab itu ayat lima ini boleh juga disebut dengan ayat 50 Qaf. Ayat ini boleh digunakan sebagai penolong dan pendinding diri. 
+ Al-Baqarah ayat 246
+ Ali-Imran ayat 181
+ An-Nisaa ayat 77
+ Al-Maaidah ayat 27
+ Ar-Ra'd ayat 16
 Rahsia/Khasiat yang besar sekali ertinya, diantaranya ialah:

ü  Ibnu Mas'ud meriwayatkan, bahawa Rasulullah saw selalu membaca ayat lima ini, baik sedang berada dalam negeri atau sedang dalam perjalanan dan dalam peperangan. Dalam peperangan beliau selalu selalu dapat mengalahkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan selalu mendapat pertolongan Allah.

ü   Sayyidah Aisyah meriwayatkan bahawa Rasulullah saw menerangkan bahawa bila ayat lima dituliskan di dalam bekas, kemudiaan diisi dengan air dan airnya diminum pada hari Jumaat, maka Allah akan menyembuhkan penyakitnya kemudian diisi hatinya dengan nur hadiah keyakinan dan kasih sayang. 

ü  Jika seorang pemimpin selalu membaca ayat lima ini, maka akan ditetapkan hatinya oleh Allah, diberi pengaruh serta kekuataan dan patuh kepadanya oleh semua orang-orang pimpinannya.

ü  Jika ditulis dan digantungkan pada hujung senjata untuk menghadapi musuh dalam pertempuran, maka Allah akan memecahbelahkan kekuatan musuh.

ü  Dipelihara dari kekejamannya dan tipu daya. Ayat lima adalah dinding dari kejahatan manusia, jin dan syaitan. 

ü  Salman al-Farisi r.a berkata: "Rasulullah saw mengajarkan kepadaku ayat lima," kemudian baginda berkata, "Siapa yang membaca dan mengamalkannya Allah akan melanjutkan usianya, mengampuni dosanya dan mudah tercapai apa yang dikehendakinya."

Keterangan ini diambil dari Tafsir Al-Arais. Saya petik dari buku risalah amalan harian tulisan Amiruddin Faatih dan mungkin boleh rujuk [di sini]. Berikut adalah surah-surah AYAT LIMA, semoga dapat memudahkan kalian untuk merujuk dan diamalkan dalam kehidupan hariaan.
Boleh juga dengar AYAT LIMA [di sini].


Maksudnya: Tidakkah engkau ketahui (wahai muhammad), tentang (kisah) ketua-ketua dari Bani lsrail sesudah (wafatnya) Nabi Musa, ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Lantiklah seorang raja untuk kamu, supaya boleh kami berperang (bersama-sama dengannya) pada jalan Allah" Nabi mereka menjawab: "Tidakkah harus, jika kamu kelak diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang?," Mereka berkata: "Mengapa pula kami tidak akan berperang pada jalan Allah, sedang kami telah diusir dari kampung halaman kami, dan (dari) anak-anak kami?" Maka apabila perang itu diwajibkan atas mereka, mereka membelakangkan kewajipan itu, kecuali sebahagian kecil dari mereka. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 246)

Maksunya: Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: Bahawasanya Allah miskin dan kami ialah orang-orang kaya. Kami (Allah) akan menuliskan perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh Nabi-nabi dengan tidak ada alasan yang membenarkannya, dan Kami akan katakan kepada mereka: "Rasalah kamu azab seksa yang sentiasa membakar mu. (Ali-Imran: 181)



Maksudnya: Tidakkah engkau (hairan) melihat (wahai Muhammad), akan orang-orang yang (pernah) dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tangan kamu (daripada bertindak melancarkan perang yang belum diizinkan), dan dirikanlah sembahyang serta berikanlah zakat". (Mereka meminta juga hendak berperang), kemudian apabila mereka diperintahkan berperang, tiba-tiba sepuak di antara mereka merasa gerun kepada manusia sama seperti mereka merasa gerun kepada (azab) Allah atau lebih gerun lagi. Lalu mereka (merayu kepada Allah dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan kami berperang (pada saat ini)? Mengapa Engkau tidak biarkan kami hingga ke tempoh yang singkat (iaitu akhir hayat kami)?" Katakanlah (wahai Muhammad): "Harba benda yang menjadi kesenangan di dunia ini adalah sedikit sahaja, (dan akhirnya akan lenyap), dan (balasan) hari akhirat itu lebih baik lagi bagi orang-orang yang bertaqwa (kerana ia lebih mewah dan kekal selama-lamanya), dan kamu pula tidak akan dianiaya sedikit pun". (An-Nisaa: 77)


Maksudnya: Dan bacakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka kisah (mengenai) dua orang anak Adam (Habil dan Qabil) yang berlaku dengan sebenarnya, iaitu ketika mereka berdua mempersembahkan satu persembahan korban (untuk mendampingkan diri kepada Allah). Lalu diterima korban salah seorang di antaranya (Habil), dan tidak diterima (korban) dari yang lain (Qabil). Berkata (Qabil):" Sesungguhnya aku akan membunuhmu!". (Habil) menjawab: "Hanyasanya Allah menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa; (Al-Maaidah: 27)


Maksudnya: Bertanyalah (wahai Muhammad): "Siapakah Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan langit dan bumi?" Jawablah: "Allah". Bertanyalah lagi: "Kalau demikian, patutkah kamu menjadikan benda-benda yang lain dari Allah sebagai Pelindung dan Penolong, yang tidak dapat mendatangkan sebarang manfaat bagi dirinya sendiri, dan tidak dapat menolak sesuatu bahaya?" Bertanyalah lagi: "Adakah sama, orang yang buta dengan orang yang celik? Atau adakah sama, gelap-gelita dengan terang? Atau adakah makhluk-makhluk yang mereka jadikan sekutu bagi Allah itu telah mencipta sesuatu seperti ciptaanNya, sehingga ciptaan-ciptaan itu menjadi kesamaran kepada mereka?" Katakanlah: "Allah jualah yang menciptakan tiap-tiap sesuatu, dan Dia lah Yang Maha Esa, lagi Maha Kuasa". (Ar-Ra'd: 16)
 ..............................................................................................................................................
Allah yang berkuasa untuk melaksanakan apa yang dikehendaki.
Allah yang Maha Kuat tidak memerlukan orang untk menolong-Nya.
Allah Maha Perkasa kepada orang yang melampaui batas dan orang yang berdosa.
Semoga Maha Suci menunjukkan kepada orang yang dikendaki.
Allah Maha terus-menerus mengurus makhluknya dengan memberi rezeki kepada orang yang dikehendaki, rezeki kekuatan.



sumber dari: elilhusna.blogspot.com/

Thursday, 1 May 2014

Mereka yang pertama mendapatkan siksa




Rasulullah saw bercerita, “Pada hari qiamat, Allah akan menghukum semua makhluk dan semua makhluk tersebut akan bertekuk lutut. Pada hari itu, orang yang pertama akan dipanggil ialah orang yang mengerti al-qur’an, kedua orang yang mati fisabilillah  dan ketiga orang yang kaya.

“Allah akan bertanya kepada orang yang mengerti al-qur’an, ‘Bukankah Aku telah mengajar kepadamu apa yang aku turunkan kepada utusan-Ku?’

“Orang itu menjawab, ‘Benar ya Tuhanku. Aku telah mempelajarinya di waktu malam dan mengerjakannya di waktu siang.’

“Allah berfirman, ‘Dusta! Kamu hanya mahu digelar sebagai qari dan qariah.’

“Lalu datang orang yang kedua (mati fisabilillah), dan Allah bertanya. ‘Kenapa kamu terbunuh?’
“Jawab orang iru. ‘Aku telah berperang untuk menegakkan agama-Mu.’
“Allah berfirman, ‘Dusta! Kamu hanya ingin disebut pahlawan yang gagah berani dan kamu telah mendapat gelaran tersebut. Malaikat juga berkata demikian.’
“Kemudian datang orang ketiga (orng kaya) dan ditanya oleh Allah swt, ‘Apa yang kamu perbuat terhadap harta yang Aku berikan kepadamu?’
“Orang itu menjawab, ‘Aku gunakan untuk membantu kaum keluargaku dan juga untuk bersedekah.’
“Lantas Allah berkata, ‘Dusta! Kamu hanya ingin disebut dermawan dan kamu telah dikenal dengan sebutan begitu. Malaikat juga berkata demikian.’
“Rasulullah saw menerangkan bahawa ketiga-tiga inilah golongan peretama yang akan bibakar dalam api neraka.”




Walaupun tanpa nas shahih yang dijadikan bahan rujukan dari kedua-dua kisah ini, ternyata ia sungguh membuka mata kita buat pedoman dan mesti dijadikan iktibar. Kerana kebanyakannya atau lumrahnya makhluk tuhan (jenis orang), segala perbuatan yang mereka amalkan selalunya ingin mendapat perhatian umum dan minta namanya disanjung, bertujuan mengenalkan kepada semua bahawa siapa mereka ini – ulama’, dermawan, pahlawan, guru dan lain-lain yang canggih-canggih di mata masyarakat.

Padahal apa yang mereka lakukan semua itu adalah kebaikan demi kabaikan yang sangat digalakkan sebagai umat Islam. Cuma di dalam hati mereka mempunyai satu persaan yang amat halus dan tidak dapat dihidu oleh orang lain. Tetapi tidak kepada DIA, YANG MAHA MENGETAHUI. Sehingga Rasulullah saw sendiri berasa lebih khuatir akan perkara ini menimpa umatnya.

Sesuai dengan ayat quraan dalam Surat Annisa,  4:142
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Ayat quraan surah: Surat Az-Zalzalah, 99:6-8
Pada hari itu manusia akan keluar berselerak (dari kubur masing-masing) – untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) amal-amal mereka.
Maka sesiapa berbuat kebajikan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!
Dan sesiapa berbuat kejahatan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!

Hadith Rasulullah saw,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami sedang berbincang-bincang tentang dahsyatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Maka beliau bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan menimpa diri kalian daripada Al-Masih Ad-Dajjal?” Kami menjawab, “Tentu.” Beliau bersabda, “Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat lalu dia membaguskan shalatnya karena ada seseorang yang memperhatikannya.” (HR. Ibnu Majah)



sumber dari: bintangzohra.wordpress.com/

Thursday, 10 April 2014

All Types of Cures from Quran







  1. Ayat #165 on sweet and feed displeased person shaytan will keep away. Will not forget Allah Ta’ala shade on Qiyama if recited with Suratu Aale Imran.
  2. Life, property and family protected if recite first 4 ayaat+ayatul kursi+last 3 ayaat. Shade on Qiyama if recited with Aale Imran . 
  3. Suratu Aale Imran Fertility treatment for women. 
  4. Ayaat #8 & #9 for migraines cure.
  5. Aya #145 for backache If recited on Friday, rahma of Allah Ta’ala and angels ask forgiveness for reciter Increase in sustenance if worn .
  6. Surah Nisa 7 times for love between two people – Safety from squeezing in the grave. 
  7. Surah Maida Ayat #54 on sweet for love Forgiveness.
  8. Surah Anaam If written (saffron) and drunk, free from all ailments.
  9. Surah A’raaf If worn, then safety from enemies and wild animals Once a month recitation – no fear on Qiyama Veil between shaytan and reciter.
  10. Surah Anfaal Ayat 8 for stomach ailments Intercession on Qiyama fulfillment of hajat.
  11. Surah Tawba (Baraa’a) – Protection from hypocrisy Safety from thieves and fire and plan by enemy if worn.
  12. Surah Yunus – Closeness to Allah Ta’ala identifying thieves. 
  13. Surah Hud Aya 44 for nosebleeds Forgiveness and easy accounting of deeds Courage and boldness if kept. 
  14. Surah Yusuf – Protection from fear on Qiyama.
  15. Raised on Qiyama with husn of Yusuf alaihis salam removal of jealousy.
  16. Surah Ra’d – Easy accounting. 
  17. Intercession on behalf of friends Destroys tyranny of ruler if written and hung outside tyrants door. 
  18. Surah Ibrahim Keeps child safe from ailments if worn. Assists digestion in children – If recited in two raka salaah with Surah Hijr in one rakaa, will keep away poverty, insanity and sudden calamity.
  19. Surah Hijr Increase in breast milk if worn by new mother – Profitability in business if worn. 
  20. Safety of valuables if kept with them. 
  21. Surah Nahl Safety from 70 types of diseases if read once a month No questioning about ne’ma.
  22. Reciter amongst Ahlul Jannah. 
  23. Surah Bani Israil (Israa) Written with saffron and water given to child having speech problems – Reciter will not die without meeting Imam alaihis salam. 
  24. Last 2 ayaat protection against theft.  
  25. Surah Kahf – Noor created with angels praying for forgiveness if read before sleep Protection from fitna for 8 days. 
  26. Last ayat as alarm clock .
  27. Surah Maryam for Safe pregnancy and Protection from thieves.
  28. Surah Taha for Forgiveness.
  29. Surah Luqman Water – cure for illnesses and pain Protection from Shaytan.
  30. Surah Sajda Cure for aches and pains Equivalent to all night ibada on Laylatul Qadr if recited with Suratul Mulk.
  31. Surah Ahzaab – Safety from fear in grave If kept on person, honour from people.
  32. Surah Saba – Recited with Suratul Fatir – protection of Allah Ta’ala all night Water- Removal of fear in heart
  33. Safety from enemies
  34. Surah Fatir Aya 41 – cure for headaches.
  35. Ayat 42 for migraines Doors of Jannah opened for reciter .
  36. Surah Yaseen (Qalbe Qur’an) Cure for 1000 illnesses.
  37. Drink mixture of rose water and saffron for excellent memory.
  38. Increase in breast milk of mother. Equivalent to 12 complete Qur’ans.
  39. Thawab of 20 Hajj Forgiveness for one on deathbed – angels accompany janaza and easy sakarat. Fulfillment of hajat.
  40. Safety from squeezing of grave.
  41. Surah Saffaat – Protection from Shaytan Safety from all calamities, Increase in wealth and children.
  42. Surah Saad – Inspires reciter to keep away from sins.
  43. Reciter able to take family, loved ones and even employees to Jannah downfall of tyrant ruler.
  44. Surah Zumar – Fire of Jahannam haram on reciter Respect and Honour from people.
  45. Surah Mu’min Cure for wounds and scars.
  46. Remedy for heart problems, dizziness and nausea Forgiveness if recited once in 3 days Prosperity in business.
  47. Surah Haamim Sijda (Fussilat) Water – alleviates eye problems Nur on Qiyama.
  48. Surah Shura – Forgiveness and salaams from angels Safety on journey.
  49. Surah Zukhruf Water – Relief from pain Safety from squeezing in the grave.
  50. Surah Dukhan No nightmares if kept under pillow. Water – Cure for stomach ailments Forgiveness and houses in Janna easy accounting. Protection from Shaytan Prosperity in business. Protection from authorities.
  51. Surah Jaathiya (Sharia’) Protection of newborn from all calamities Reciter will not see Jahannam Safety from those who slander and backbite
  52. Surah Ahqaaf Cure for diseases Safety from punishment If written with saffron and dissolved in Zam Zam water – honour from people, memory retention, and safety from Jinn
  53. Surah Muhammad Safety from insanity Thirst quenched by river in Jannah. 1000 graves send salaams to grave of reciter
  54. Will see Prophet Sallal Laahu Ta’ala Alayhi Wa Sallam when raised from grave Protection from problems.
  55. Surahl Fath Cure for heart problems – Protection in times of war & during travel.
  56. Surah Hujurat Safety of mother and child in pregnancy. Increase in breast milk Protection from Shaytan Protection in times of war and unrest.
  57. Surah Qaaf Ayat #23 – shifa for eyes. Ayat #37 for heart ailments – Increase in sustenance no suffering at the time of death
  58. Surah Dhariyaat Water – Remedy for backache. 
  59. Taweedh – Pregnancy and delivery easy – Easy death.
  60. Surah Taweedh – Good health in children Safety from anger of Allah Ta’ala Release from bondage.
  61. Surah Najm – - Courage and respect. Upper hand in discussions.
  62. Surah Qamar – - Ease of difficulties. Respect of people if kept with one during Jumua’ salaah.
  63. Surah Rahmaan (Bride of Qur’an) Cures eye problems Removal of hypocrisy from the heart. May ask forgiveness for whoever one wants. Safety angel appointed If written on wall, keeps away household pests.
  64. Surah Waaqia – Loved by Allah Ta’ala and people Safety from poverty. Forgiveness of sins if recited on deathbed. Sustenance increased if read no of times as lunar date.
  65. Surah Hadid – No punishment if read with Suratul Mujadila in wajib salaah Release from imprisonment. Safety in war Makes one courageous. 
  66. Surah Mujadila Tawidh – Shafa of illness – Protects whatever is buried in the ground. Ease to resltlessness. Safety from Jinn & men. If recited on sand and thrown towards enemy – overcome. 
  67. Surah Hashr Water – good for memory retention and concentration. Ayaat 21-24 3x with hand on joint pain. Ayaat 21-24 for earache Salaams from all creations. Forgiveness. If recited with Suratur Rahmaan, angel appointed to protect at all times 4 raka salaa – Suratul Hashr after Suratul Hamd – important work successful. If recited 40 days – even hardest task becomes easy. 
  68. Surah Mumtahana Increases vision. Protection from insanity. Water –cure for ailments If recited in wajib salaah – heart filled with eiman -fits. 
  69. Surah Saff – Forgiveness Safety on journey.
  70. Surah Jumua’ – Safety from Shaytan.
  71. Forgiveness Safety from all danger.
  72. Surah Munafiqun Cure for any aches and pains Freedom from shirk and hypocrisy.
  73. Surah Taghabun – Intercession to Janna if recited in wajib salaa Safety at time of death. Protection from tyranny.
  74. Surah Talaq – If recited with Surat Tahreem, protection on Qiyama.
  75. Surah Tahreem Water – cure for diseases. Cures insomnia. Calms agitation – Clears debts . Surah Mulk (Munjiya) – Thawab of doing ibada on Laylatul Qadr will remove reciter from Jahannam. Protection of Allah. Recitation on Eid gives thawab of allnight ibada Safety from fear in grave. Relief for marhum/a who has just died. Intercession for memoriser in Qiyama.
  76. Surah Qalam Tawidh on painful part – Alleviates pain – No financial difficulties.
  77. Surah Haaqqaa Safety in pregnancy. Improves child’s intellect and memory Sign of eiman. Easy accounting on Qiyama. Reciter will never loose religion.
  78. Surah Ma’aarij – Covering of sins. Safety from Shaytan Release from imprisonment.
  79. Surah Nuh – Will not die until sees place in Janna Hajat answered straight after recitation.
  80. Surah Jinn – - Protection from Jinn. Protection from unjust people. Safety from poverty. Upperhand in confrontations
    Debts paid . Safety of possessions.
  81. Surah Muzzammil Protection from insanity Purity of heart. Forgiveness – recite 100x Fulfilment of hajat. Prevents slavery by people.
  82. Surah Muddathir – - Protection from misfortunes. Hajat fulfilled if dua after recitation. Will not die until memorised Qur’an if dua for memorisation done with recitation of surah.
  83. Surah Qiyama Water – safety from heart ailments Raised with radiance on Qiyama Increase of sustenance. Protects life and possessions. Liked by people.
  84. Surah Dahr (Insaan) Water – heart ailments Janna Victory in war.
  85. Surah Mursalat Water+onion juice – cure for aches and pains. Tawidh – helps to combat oversleeping – Always victorious over enemies.
  86. Surah Naba Water – stomach problems. Reciter not overcome by sleep if wishes to stay awake. Eye problems – recite after ‘Asr Daily recitation guarantees visit to Ka’ba Safety and ease in journey.
  87. Surah Naazhiaat – - Safety in a dangerous place. Suratul ‘Abasa – Recite with Suratut Takweer to be under shade of Prophet Sallal Laahu Ta’ala Alayhi Wa Sallam in Jannah Success in all endeavours Safe journey.
  88. Surah Takweer On rose water and applied to eyes for ailments of eyes Rahma on Qiyama.
  89. Surah Infitar Recite and blow gently into eyes for cure Forgiveness of sins even if much as raindrops Protection from humiliation. Release from imprisonment. 7 times for hajat.
  90. Surah Mutaffifeen Recite on child who cries a lot Safety from Jahannam. No accounting Safekeeping.
  91. Surah Inshiqaq Easy delivery of child 7 times. Cure for poisonous bite.
  92. Surah Buruj Tawidh – To wean child of breast milk. Piles Protection of Allah Ta’ala Safety from danger. Safety from one who speaks evil.
  93. Surah Tariq Recite over medicine before taking. Water – if poured over wound – shifa Honour with Allah Ta’ala if recited in wajib salaa Recite over food for safety from harm.
  94. Surah ‘A’laa Memory retention. Relief of ear pain Entry through any door of Janna Safety on journey.
  95. Surah Ghashiya Calms frightened and crying child. Pain relief. Toothache Easy accounting in Qiyama Removes bad effects of food.
  96. Surah Fajr – Nur on Qiyama. Suratul Balad Tawidh – safety for child from illnesses. Cure for nose ailments Safety from anger of Allah Ta’ala.
  97. Surah Shams Water – Fever.
  98. Surah Layl – Inspiration of good deeds. ¼ of the Qur’an if read in Eisha Salaa 15x – One will dream about what pleases one most.
  99. Surah Dhuha – Allah’s pleasure Find missing person or something lost.
  100. Surah Inshira Water – Kidney and heart ailments. 3 times on boils, relieves chest pains Yaqeen in deen.
  101. Surah Teen – Palace in Janna Evil effects on food removed. Hajat. For lost thing to be found 7 times.
  102. Surah ‘Alaq – Thawab of shaheed Safety from accidents. Safeguarding treasure.
  103. Surah Qadr Ailments of eyes 10 times – 1000 sins forgiven. 1 time for sawab for fasting for the entire month. In wajib salaah for all sins forgiven, Increase in sustenance. Safety from enemies. Debt payment. Pious children – 7 times on spouse.  11 times for safety at night. 7 times on grave – marhum/as sins forgiven.
  104. Surah Bayyina Water for cure for all ailments. Safety from miscarriage Protection of eiman. Forgiveness. Acceptance of a’maal 21 times removal of ill effects of food.
  105. Surah Zilzal – Sees nur of Janna at death Safety from tyrants. Safety from natural disasters. Easy death.
  106. Surah Aadiyaat – Equivalent to reciting entire Qur’an Clear debts. Safety from fear. Find sustenance.



sumber dari: http://yaallah.in/category/

Nikmat khusyuk solat







TUGAS utama Nabi Muhammad SAW dan rasul adalah untuk membina diri manusia supaya berakhlak mulia serta beramal salih. Pembangunan diri manusia, pembangunan insan adalah menjadi tonggak segala pembangunan lain.

Bagaimana manusia boleh membangunkan akhlak mulia boleh difahami dan dipelajari dalam peristiwa Isra’ Mikraj, yang mana Nabi Muhammad SAW dibawa melihat setiap kelakuan manusia, nyata atau ghaib.

Berdasarkan gagasan Isra’ Mikraj, solat fardu lima waktu menjadi perintah utama kerana ia ibu segala amal ibadah, wajib dilaksanakan sama ada ketika sihat atau sakit, menjadi tonggak kekuatan agama, menggugurkan segala dosa dan menyelamatkan azab kubur.

Maka kecelakaan besar bagi orang yang sembahyang. (Iaitu) mereka yang berkeadaan lalai daripada menyempurnakan sembahyangnya. – Surah An-Najm, Ayat 5

Selain itu kualiti solat juga akan menentukan kualiti pelaksanaan ibadah lain. Wujud perkaitan kuat jika seseorang itu lemah melaksanakan solat, maka ibadah lain mempunyai tahap yang sama. Berdasarkan perkaitan ini, amalan solat adalah amalan yang dapat mencegah kemungkaran.

Firman Allah yang bermaksud:
“Sesungguhnya sembahyang itu mencegah daripada perbuatan keji dan mungkar; dan sesungguhnya mengingati Allah adalah lebih besar (faedahnya dan kesannya); dan (ingatlah) Allah mengetahui akan apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Ankabut, ayat 45)

Jika solat itu dibuat secara lalai maka ia boleh mendatangkan musibah dan memberi kesan buruk terhadap kelakuan seseorang.

Firman Allah yang bermaksud:
“Maka kecelakaan besar bagi orang yang sembahyang. (Iaitu) mereka yang berkeadaan lalai daripada menyempurnakan sembahyangnya.” (Surah al-Maa’un, ayat 5)

Maksud lalai ialah mereka yang melakukan solat tidak menyedari bilangan rakaatnya, malas melakukan solat sehingga bertangguh-tangguh kerana mengutamakan pekerjaan lain, terburu-buru melakukan solat dan tidak merasai nikmat melakukan solat pada awal waktu.

Memandangkan solat adalah perintah Allah SWT, maka pelaksanaan solat hendaklah dilaksanakan secara khusyuk mengikut peraturan tertentu. Solat yang hakiki dilakukan secara khusyuk akan melindungi seseorang daripada melakukan perbuatan berdosa.

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Perbezaan antara manusia dan perbezaan antara syirik dan kufur ialah meninggalkan solat.” (Hadis riwayat Muslim)

Walaupun tidak dapat bertemu Allah SWT seperti dialami Nabi Muhammad SAW berdasarkan gagasan Isra’ Mikraj, kita dapat berhadapan dengan Allah SWT dalam solat dengan syarat, hati kita sepenuhnya mengingati Allah dengan menghindari penyakit syahwat atau bisikan duniawi.

Kedua, hati kita sentiasa mengagungkan Allah SWT dan merasa Allah sentiasa melihat diri kita dan ketiga, hati kita sentiasa meresapi makna ayat al-Quran yang di baca dalam solat.

Menurut Imam Ghazali, antara amalan membentuk solat yang khusyuk ialah memastikan sumber rezeki adalah halal, mendirikan solat seolah-olah akan menghadapi kematian pada esok hari, mendirikan solat pada awal waktu.

Memahami pengertian bacaan dalam solat, mengambil wuduk dengan sempurna dan pakaian bersih, memiliki sifat malu kepada Allah SWT jika pelaksanaan solat itu tidak sempurna.

Akhlak yang kurang baik dan keruntuhan moral dideritai segolongan umat Islam kini berpunca daripada solatnya tidak khusyuk menyebabkan mereka masih melakukan perbuatan keji dan maksiat. Mereka ini melakukan solat tetapi masih juga melakukan perbuatan berdosa.

Gagasan dan kebenaran dalam Isra’ Mikraj ini hendaklah kita teladani, pelajari serta dihayati sebaik mungkin, untuk mengelakkan diri daripada melakukan pelbagai kejahatan, kemungkaran serta terjerumus gaya hidup berdosa.

Firman Allah SWT yang bermaksud:

“Sesungguhnya orang munafik itu melakukan tipu daya terhadap Allah, dan Allah pula tetap membalas tipu daya mereka. Mereka pula apabila berdiri hendak sembahyang, mereka berdiri dengan malas. Mereka riak kepada manusia, dan mereka pula tidak mengingati Allah melainkan sedikit sekali.” (Surah an-Nisaa’, ayat 142).



sumber dari: http://albakriah.wordpress.com/

Tuesday, 8 April 2014

The Complaint of the Ignorant







The ignorant people complain to people about Allaah, and this is the highest degree of ignorance, for if he had known his Lord, he would not have complained about Him, and if he had known the people he would not have complained to them.
One of the predecessors saw a man complaining to another man about his poverty and dire necessity. He said to him, ‘O you! By Allaah, you have done nothing but complain about He who has mercy for you, to the one who has no mercy for you’.
The following verses have been mentioned about the meaning of the previous statement of the predecessor.
When you complain to a son of Adam
verily you complain about the Most Merciful
to the one who does not pity.
On the contrary, the person who is profoundly knowledgeable about Allaah complains to Allaah alone. And the most knowledgeable person about Allaah is the one who complains about himself to Allaah, and never to people. He complains about the causes that make people do wrong to him, for he knows about the following Qur’anic verses,
‘And whatever of misfortune befalls you it is because of what your hands have earned. And He pardons much’
(Ash-Shura, 42: 30)
‘Whatever of good reaches you, is from Allaah but whatever of evil befalls you, is from yourself.’
(An-Nisa, 4: 79)
‘(What is the matter with you?). When a single disaster smites you, although you smote (your enemies) with one twice as great, you say: ‘From where does this come to us?’ Say (to them), ‘It is from yourselves (because of your evil deeds). ‘And Allaah has power over all things.
(Al-Imran, 3: 165)
Therefore, there are three levels: the lowest one is to complain about Allaah to his creatures, the highest one is to complain about yourself to Him and the middle one is to complain about His creatures to Him. May Allaah make us from those who complain to Him alone about ourselves, He the Majestic and Most High, Ameen.



sumber dari: http://onechinesemuslimah.blogspot.com/

Friday, 4 April 2014

Réfléchir aux versets du Coran





athee-croyant-intelligence


Le coran constitue la dernière révélation que les êtres humains ont reçu de la part de Dieu, il incombe donc à chaque individu d’étudier ce livre et de méditer sur son contenu , Dieu atteste que le Coran fut révélé afin que les gens réfléchissent à ses versets :
[Voici] un Livre béni que Nous avons fait descendre vers toi, afin qu’ils méditent sur ses versets et que les doués d’intelligence réfléchissent’ (Sourate Sâd, 29)
Dieu souligne l’importance de la réflexion. Ainsi, on retrouve souvent dans le Coran des phrases comme : "Ne réfléchissez-vous point ?" et "voilà des signes pour ceux qui réfléchissent". Les appels à la réflexion et les sujets de méditation sont illimités. Dieu invite les gens à méditer sur de nombreux sujets, tel l’ordre extraordinaire de l’univers, les êtres vivants sur terre, les systèmes parfaits de ces êtres vivants, les événements qu’il vit, les bienfaits que Dieu crée continuellement, les calamités envoyées aux incrédules, le paradis, l’enfer, l’éternité… Chaque sujet auquel nous réfléchissons nous confère une meilleure appréciation de l’omnipotence, la sagesse, la science, l’art et les autres attributs d’Allah.
Allah invite l’homme à réfléchir sur sa propre création
Et l’homme dit: "Une fois mort, me sortira-t-on vivant?" L’homme ne se rappelle-t-il pas qu’avant cela, c’est Nous qui l’avons créé, alors qu’il n’était rien? (Sourate Mariam, 66-67)
Allah invite les gens à réfléchir sur la création de l’univers.
Certes la création des cieux et de la terre, dans l’alternance de la nuit et du jour, dans le navire qui vogue en mer chargé de choses profitables aux gens, dans l’eau qu’Allah fait descendre du ciel, par laquelle Il rend la vie à la terre une fois morte et y répand des bêtes de toute espèce, dans la variation des vents, et dans les nuages soumis entre le ciel et la terre, en tout cela il y a des signes, pour un peuple qui raisonne. (Sourate Al-Baqarah, 164)
Allah invite les gens à réfléchir sur la nature temporaire de ce monde:
La vie présente est comparable à une eau que Nous faisons descendre du ciel et qui se mélange à la végétation de la terre dont se nourrissent les hommes et les bêtes. Puis lorsque la terre prend sa parure et s’embellit, et que ses habitants pensent qu’elle est à leur entière disposition, Notre Ordre lui vient, de nuit ou de jour, c’est alors que Nous la rendrons toute moissonnée, comme si elle n’avait pas été florissante la veille. Ainsi exposons-Nous les preuves pour des gens qui réfléchissent. (Sourate Yûnus, 24)
Allah invite les gens à réfléchir sur les bienfaits qu’ils possèdent:
Et c’est Lui qui a étendu la terre et y a placé montagnes et fleuves. Et de chaque espèce de fruits Il y établit deux éléments de couple. Il fait que la nuit couvre le jour. Voilà bien là des preuves pour des gens qui réfléchissent.
Et sur la terre il y a des parcelles voisines les unes des autres, des jardins [plantés] de vignes, et des céréales et des palmiers, en touffes ou espacés, arrosés de la même eau, cependant Nous rendons supérieurs les uns aux autres quant au goût. Voilà bien là des preuves pour des gens qui raisonnent.
(Sourate ar-Ra’d, 3-4)
Allah invite l’homme à réfléchir au fait que tout l’univers a été créé pour l’homme:
Et Il vous a assujetti tout ce qui est dans les cieux et sur la terre, le tout venant de Lui. Il y a là des signes pour des gens qui réfléchissent. (Sourate Al-Djathiya, 13)
D’elle, Il fait pousser pour vous, les cultures, les oliviers, les palmiers, les vignes et aussi toutes sortes de fruits. Voilà bien là une preuve pour des gens qui réfléchissent. Pour vous, Il a assujetti la nuit et le jour; le soleil et la lune. Et à Son ordre sont assujetties les étoiles. Voilà bien là des preuves pour des gens qui raisonnent. Ce qu’Il a créé pour vous sur la terre a des couleurs diverses. Voilà bien là une preuve pour des gens qui se rappellent. Et c’est Lui qui a assujetti la mer afin que vous en mangiez une chair fraîche, et que vous en retiriez des parures que vous portez. Et tu vois les bateaux fendre la mer avec bruit, pour que vous partiez en quête de Sa grâce et afin que vous soyez reconnaissants. Et Il a implanté des montagnes immobiles dans la terre afin qu’elle ne branle pas en vous emportant avec elle de même que des rivières et des sentiers, afin que vous vous guidiez, ainsi que des points de repère. Et au moyen des étoiles [les gens] se guident. Celui qui crée est-il semblable à celui qui ne crée rien? Ne vous souvenez-vous pas? (Sourate an-Nahl, 11-17)
Allah invite les gens à réfléchir sur eux-mêmes:
N’ont-ils pas médité en eux-mêmes? (Sourate ar-Rûm, 8)
Allah invite les gens à réfléchir au sujet de bonnes valeurs et actions:
Certes, Allah commande l’équité, la bienfaisance et l’assistance aux proches. Et Il interdit la turpitude, l’acte répréhensible et la rébellion. Il vous exhorte afin que vous vous souveniez. (Sourate an-Nahl, 90)
Ô vous qui croyez’ N’entrez pas dans des maisons autres que les vôtres avant de demander la permission [d'une façon délicate] et de saluer leurs habitants. Cela est meilleur pour vous. Peut-être vous souvenez-vous.
(Sourate an-Nûr, 27)
Allah invite les gens à réfléchir à l’Au-delà, à l’Heure, et au Jour du Jugement.
Et rappelle-toi Ibrâhîm, Ishâq et Ya’qûb? Nos serviteurs puissants et clairvoyants. Nous avons fait d’eux l’objet d’une distinction particulière: le rappel de l’au-delà. (Sourate Sâd, 45-46)
Qu’est-ce qu’ils attendent sinon que l’Heure leur vienne à l’improviste? Or ses signes avant-coureurs sont certes déjà venus. Et comment pourront-ils se rappeler quand elle leur viendra (à l’improviste)? (Sourate Muhammad, 18)
Allah invite l’homme à réfléchir au sujet des êtres animés qu’Il crée
[Et voilà] ce que ton Seigneur révéla aux abeilles: "Prenez des demeures dans les montagnes, les arbres, et les treillages que [les hommes] font. Puis mangez de toute espèce de fruits, et suivez les sentiers de votre Seigneur, rendus faciles pour vous. De leur ventre, sort une liqueur, aux couleurs variées, dans laquelle il y a une guérison pour les gens. Il y a vraiment là une preuve pour des gens qui réfléchissent. (Sourate an-Nahl, 68-69)
Allah invite l’homme à penser aux châtiments qu’il pourrait subir soudainement
Dis: "Informez-moi: si le châtiment d’Allah vous vient ou que vous vient l’Heure, ferez-vous appel à autre qu’Allah, si vous êtes véridiques? (Sourate al-An’âm, 40)
Dis: "Voyez-vous? Si Allah prenait votre ouïe et votre vue, et scellait vos cœurs, quelle divinité autre qu’Allah vous les rendrait? Regarde comment, à leur intention, Nous clarifions les preuves’ Pourtant ils s’en détournent. Dis: "Que vous en semble? Si le châtiment d’Allah vous venait à l’improviste ou au grand jour, qui seront détruits sinon les gens injustes? " (Sourate al-An’âm, 46-47)
Nous avons en effet, donné le Livre à Moïse, – après avoir fait périr les anciennes générations, – en tant que preuves illuminantes pour les gens, ainsi que guidée et miséricorde afin qu’ils se souviennent. (Sourate al-Qasas, 43)
En effet, nous avons fait périr des peuples semblables à vous. Y a-t-il quelqu’un pour s’en souvenir? (Sourate al-Qamar, 51)
Allah invite l’homme à réfléchir sur le Coran
Ne méditent-ils donc pas sur le Coran? S’il provenait d’un autre qu’Allah, ils y trouveraient certes maintes contradictions’ (Sourate an-Nisâ, 82)
[Voici] un Livre béni que Nous avons fait descendre vers toi, afin qu’ils méditent sur ses versets et que les doués d’intelligence réfléchissent’ (Sourate Sâd, 29)
Ah’ Non’ Ceci est vraiment un Rappel. Quiconque veut, qu’il se le rappelle. (Sourate al-Muddaththir, 54-55)
C’est ainsi que nous l’avons fait descendre un Coran en [langue] arabe, et Nous y avons multiplié les menaces, afin qu’ils deviennent pieux ou qu’il les incite à s’exhorter?
(Sourate Tâ Hâ, 113)
Tous les Messagers ont invité leurs peuples, qui ne raisonnaient pas bien, à réfléchir
Dis-leur: "Je ne vous dis pas que je détiens les trésors d’Allah, ni que je connais l’Inconnaissable, et je ne vous dis pas que je suis un ange. Je ne fais que suivre ce qui m’est révélé." Dis: "Est-ce que sont égaux l’aveugle et celui qui voit? Ne réfléchissez-vous donc pas? "
(Sourate al-An’âm, 50)
Son peuple disputa avec lui; mais il dit: "Allez-vous disputer avec moi au sujet d’Allah, alors qu’Il m’a guidé? Je n’ai pas peur des associés que vous Lui donnez. Je ne crains que ce que veut mon Seigneur. Mon Seigneur embrasse tout dans Sa science. Ne vous rappelez-vous donc pas? (Sourate al-An’âm, 80)



sumber dari: http://meniermustapha.wordpress.com/

Wednesday, 2 April 2014

NAMA-NAMA NERAKA DAN SYURGA




NERAKA

1. NERAKA HAWIYAH: diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur keburukan. Orang muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari- harinya tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya. Mereka ini yaitu orang yang tidak mau menerima syariat Islam, tidak mau memakai jilbab (bagi wanita), memakai sutra dan emas (bagi lak- laki), mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan lain sebagainya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Qori’ah ayat 8-11)

2. NERAKA JAHIM adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan ALLAH, maka sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang paling besar menurut ALLAH, karena syrik berarti mensekutukan ALLAH atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat ALLAH. Syirik dapat pula berarti menganggap ada Tuhan lain selain ALLAH. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (As-Syu’araa, ayat 91), (Asy-Syu’ara’) dan (Surah As-Saffat)

3. NERAKA SAQAR adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang mendustakan (tidak mentaati) perintah ALLAH dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa ALLAH sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muddatsir ayat 26-27,42)
 
4. NERAKA LAZZA: neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya. (QS:70. Al Ma´aarij] 15-18)

5. NERAKA HUTHAMAH: itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka ALLAH membalas dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar mereka semau yang ALLAH mau. NERAKA HUTHAMAH disediakan untuk gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat pengumpul harta. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Humazah)

6. NERAKA SAIR diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan menolak adanya ALLAH atau dengan membantah perintah ALLAH dan Rasul-NYA. Jadi manusia kafir itu terdiri dari: Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa. Orang Islam yang tidak mau berzakat. Didalam Al-Qur’an terdapat pada (An-Nisa’ ayat 10), (Al-Mulk ayat 5,10,11)

7. NERAKA WAIL disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka. Surah (Al-Tatfif) dan (Surah At-Tur). Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muthaffifin, ayat 1-3)

8. NERAKA JAHANAM: Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an surah (Al Hijr, 43-44). “Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah, dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”(An-Nisa: 169)

SURGA
 
1. SURGA FIRDAUS: surga yang diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al Kahfi, ayat 107) dan surah(Al Mu’minuun, ayat 9-11).

2. SURGA ‘ADN: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah (An Nahl:30-31), benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik (Fathir: 32-33), sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Ar-Ra’ad:22-23)

3. SURGA NAIM: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal shaleh. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Luqman, ayat 8) dan (Al Hajj, ayat 56)

4. SURGA MA’WA: surga yang diperuntukan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah (An Najm: 15), beramal shaleh (As Sajdah: 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu (An Naziat : 40-41)

5. SURGA DARUSSALAM: surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. 6:127)

6. SURGA DARUL MUQAMAH: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada Allah. Kata Darul Muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam surat (Faathir ayat 35).

7. SURGA AL-MAQAMUL AMIN: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman (Ad Dukhan, ayat 51)

8. SURGA KHULDI: surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang Telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?” (Al Furqaan, ayat 15)
 




sumber dari: http://suararakyatfm.blogspot.com/

Saturday, 8 March 2014

Seeking to rationalize and explain their sinful deeds






* Traits: Seeking to rationalize and explain their sinful deeds when they are confronted with the evilness of their actions. They seek to conceal their evil intentions by swearing that their sinful deeds were unintentional.

“How then, when a catastrophe befalls them because of what their hands have sent forth, they come to you swearing by Allâh, “We meant no more than goodwill and conciliation!” An-Nisâ 4:62

“They have made their oaths a screen (for their evil actions). Thus they hinder (men) from the Path of Allâh, so they shall have a humiliating torment.” Al-Mujadilah 58:16



sumber dari: https://ibn1brahim.wordpress.com/category/tazkiyah/

Sunday, 15 December 2013

Riba Dalam Al Quran






Kata riba dalam Alquran ditemukan sebanyak tujuh kali, yaitu pada surah Al-Baqarah ayat 275, 276, 278, dan 279, surah Ali Imran ayat 130, surah An-Nisa ayat 161, surah Ar-Rum ayat 39. Perlu diketahui bahwa larangan riba dalam Alquran tidak turun sekaligus, melainkan secara bertahap, yakni dalam empat tahap;

Tahap Pertama ar-Rum ayat 39
Ayat ini turun di Mekah, tidak mengharamkan secara jelas, hanya berupa penolakan terhadap anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahirnya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai perbuatan taqarrub kepada Allah.

Tahap kedua an-Nisaa’ ayat 160-161
Ayat ini turun di Madinah sebelum tahun ke-3 hijriah. Ayat ini pun belum secara tegas mengharamkan riba, namun memberikan gambaran yang buruk sebagai ancaman yang keras terhadap orang Yahudi yang memakan riba.

Tahap ketiga Ali Imran ayat 130
Ayat ini turun di Madinah pada tahun ke-3 hijriah, untuk memberikan gambaran bahwa pengambilan riba dengan tingkat yang cukup tinggi merupakan fenomena yang banyak dipraktikan pada masa tersebut.

Tahap Akhir al-Baqarah ayat 278-279

Ayat ini turun di Madinah  pada tahun ke-9. Ayat ini dengan jelas dan tegas mengharamkan riba dalam jenis apapun.



sumber dari: sinergikalam.wordpress.com

Wednesday, 4 December 2013

17 GOLONGAN YANG MENDAPAT HIDAYAH






1-Satu kewajipan pada Allah SWT yang perlu disempurnakan. Surah Al-Lail, ayat : 12.

"Sesungguhnya tanggungan Kamilah memberi hidayah petunjuk (tentang yang benar dan yang salah)."

2-Hidayah terdapat dimana-mana dan dapat menyelamatkan manusia. Surah Taha, ayat 10 dan 20.

Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada isterinya: "Berhentilah! Sesungguhnya aku ada melihat api semoga aku dapat membawa kepada kamu satu cucuhan daripadanya, atau aku dapat di tempat api itu: penunjuk jalan.

Lalu ia mencampakkannya, maka tiba-tiba tongkatnya itu menjadi seekor ular yang bergerak menjalar.

3-Hidayah tidak akan diberi kepada kaum yang telah disesatkan. Surah An-Nahl, ayat : 37.

Jika engkau (wahai Muhammad) terlalu tamak (inginkan mereka beroleh hidayah petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang yang berhak disesatkanNya; dan tiadalah bagi mereka sesiapapun yang dapat memberikan pertolongan.

4-Hidayah daripada Allah SWT adalah amat benar. Surah Al-Baqarah, ayat : 120 dan Surah Ali Imran, ayat : 73.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut ugama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya petunjuk Allah (ugama Islam itulah petunjuk yang benar". Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepada mu.

Dan (mereka berkata lagi): "Janganlah kamu percaya melainkan kepada orang-orang yang mengikut ugama kamu". Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya petunjuk yang sebenar benarnya ialah petunjuk Allah". (Mereka berkata pula: "Janganlah kamu percaya) bahawa akan diberi kepada sesiapa seperti apa yang telah diberikan kepada kamu, atau mereka akan dapat mengalahkan hujah kamu di sisi Tuhan kamu". Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya limpah kurnia itu adalah di tangan Allah, diberikanNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas limpah kurniaNya, lagi Meliputi pengetahuanNya.

5-Hidayah akan membawa ke Jalan Yang Lurus. Surah Al-Anam, ayat :87 dan 88.

Dan (Kami juga lebihkan darjat) sebahagian daripada datuk nenek mereka, dan keturunan mereka, dan mereka, dan keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka; dan Kami telah pilih mereka, serta Kami tunjukkan mereka ke jalan yang lurus.

Yang demikian itu ialah petunjuk Allah, yang dengannya Ia memimpin sesiapa yang dihendakiNya dari hamba-hambaNya; dan kalau mereka sekutukan (Allah dengan sesuatu yang lain) nescaya gugurlah dari mereka, apa yang mereka telah lakukan (dari amal-amal yang baik).

6-Hidayah daripada Allah SWT memerlukan penjelasan daripada Allah SWT. Surah An-Nisa', ayat : 115.

Dan sesiapa yang menentang (ajaran) Rasulullah sesudah terang nyata kepadanya kebenaran pertunjuk (yang dibawanya), dan ia pula mengikut jalan yang lain dari jalan orang-orang yang beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk melakukan (kesesatan) yang dipilihnya, dan (pada hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam; dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

7-Hidayah akan mudah diterima jika tidak ada perkara yang menghalang. Surah Al-Kahfi, ayat : 57.

Dan tidaklah ada yang lebih zalim daripada orang yang diberi ingat dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu ia berpaling daripadanya dan lupa akan apa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya; sesungguhnya (disebabkan bawaan mereka yang buruk itu) Kami jadikan tutupan berlapis-lapis atas hati mereka, menghalang mereka daripada memahaminya, dan (Kami jadikan) pada telinga mereka penyumbat (yang menyebabkan mereka pekak). Dan jika engkau menyeru mereka kepada petunjuk, maka dengan keadaan yang demikian, mereka tidak sekali-kali akan beroleh hidayah petunjuk selama-lamanya.

8-Orang yang mendapat hidayah akan bertambah ketaqwaan atau perasaan takut kepada Allah SWT. Surah Muhammad, ayat : 17.

Dan (sebaliknya) orang-orang yang menerima petunjuk (ke jalan yang benar), Allah menambahi mereka dengan hidayah petunjuk, serta memberi kepada mereka (dorongan) untuk mereka bertaqwa.

9-Hidayah tidak akan diberikan kepada mereka yang memiliki sifat zalim. Surah Al-Qasas, ayat : 50.

Kemudian, kalau mereka tidak dapat menerima cabaranmu (wahai Muhammad), maka ketahuilah, sesungguhnya mereka hanyalah menurut hawa nafsu mereka; dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsunya dengan tidak berdasarkan hidayah petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberi pimpinan kepada kaum yang zalim (yang berdegil dalam keingkarannya).

10-Tidak semua manusia yang akan mendapat Hidayah daripada Allah SWT, hanya mereka yang dipilih oleh Allah SWT sahaja yang akan mendapat hidayah daripada Allah SWT. Surah Al-An'am, ayat : 35.

Dan jika perbuatan mereka berpaling (daripada menerima apa yang engkau bawa wahai Muhammad) terasa amat berat kepadamu; maka sekiranya engkau sanggup mencari satu lubang di bumi (untuk menembusi ke bawahnya) atau satu tangga untuk naik ke langit, supaya engkau dapat bawakan mukjizat kepada mereka, (cubalah lakukan jika engkau sanggup). Dan sekiranya Allah menghendaki, tentulah ia himpunkan mereka atas hidayah petunjuk. (Tetapi Allah tidak menghendakinya), oleh itu janganlah engkau menjadi dari orang-orang yang jahil.

11-Golongan mereka yang terpilih untuk mendapat hidayah Allah SWT. Surah Al-A'raf ayat 178 dan Surah Al-Isra' ayat 97.

Sesiapa yang diberi petunjuk oleh Allah (dengan sebab persediaannya) maka dia lah yang beroleh petunjuk; dan sesiapa yang disesatkan oleh Allah (dengan sebab keingkarannya) maka merekalah orang-orang yang rugi.

Dan sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah maka dia lah yang sebenar-benarnya berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan mendapati bagi mereka, penolong-penolong yang lain daripadaNya. Dan Kami akan himpunkan mereka pada hari kiamat (dengan menyeret mereka masing-masing) atas mukanya, dalam keadaan buta, bisu dan pekak; tempat kediaman mereka: neraka Jahannam; tiap-tiap kali malap julangan apinya, Kami tambahi mereka dengan api yang menjulang-julang.

12-Golongan yang memperolehi pengajaran daripada kisah-kisah Nabi serta kitab-kitab yang Allah SWT utuskan. Surah Al-Hadid ayat 26.

Dan demi sesungguhnya! Kami telah mengutus Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim, dan Kami jadikan pada keturunan keduanya orang-orang yang berpangkat Nabi dan menerima Kitab-kitab ugama; maka sebahagian di antara mereka: orang yang beroleh hidayah petunjuk, dan kebanyakan mereka orang-orang yang fasik – derhaka

13-Golongan yang hatinya tidak tertawan dengan tawaran dunia yang merugikan. Surah Al-Baqarah ayat 16.

Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan meninggalkan petunjuk; maka tiadalah beruntung perniagaan mereka dan tidak pula mereka beroleh petunjuk hidayah.

14-Golongan yang menyembah Allah SWT dan tidak mengikut hawa nafsu. Surah Al-An'am ayat 65, 55 dan 56.

Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran satu persatu (supaya jelas jalan yang benar), dan supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa.

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang menyembah mereka yang kamu sembah yang lain dari Allah". Katakanlah lagi: "Aku tidak akan menurut hawa nafsu kamu, kerana kalau aku turut, sesungguhnya sesatlah aku, dan tiadalah aku dari orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk".

Katakanlah: "Dia lah yang berkuasa menghantar kepada kamu azab seksa (bala bencana), dari sebelah atas kamu, atau dari bawah kaki kamu, atau Ia menjadikan kamu bertentangan dan berpecah-belah – berpuak-puak, dan Ia merasakan sebahagian daripada kamu akan perbuatan ganas dan kejam sebahagian yang lain". Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat keterangan (yang menunjukkan kebesaran Kami) dengan berbagai cara, supaya mereka memahaminya.

15-Golongan yang tidak membunuh anak dan tidak menghalalkan apa yang Allah SWT haramkan.Surah Al-An'am ayat 140.

Sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka kerana kebodohan, lagi tidak berpengetahuan (sedang Allah yang memberi rezeki kepada sekalian makhluknya), dan juga (rugilah orang-orang yang) mengharamkan apa yang telah dikurniakan oleh Allah kepada mereka, dengan berdusta terhadap Allah. Sesungguhnya sesatlah mereka, dan tiadalah mereka mendapat petunjuk.

16-Bersedia dan redha dengan pemberian dan dugaan Allah SWT. Surah Al-An'am ayat 82.

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.

17-Golongan yang tidak mengharapkan balasan sesama manusia. Surah Yasin ayat 20 dan 21.

Dan (semasa Rasul-rasul itu diancam), datanglah seorang lelaki dari hujung bandar itu dengan berlari, lalu memberi nasihat dengan katanya:" Wahai kaumku! Turutlah Rasul-rasul itu -

"Turutlah orang-orang yang tidak meminta kapada kamu sesuatu balasan, sedang mereka adalah orang-orang mandapat hidayah petunjuk".

"Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah(Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul."
(Surah Al-Isra 17: Ayat 15)



sumber dari: sailingdaie.blogspot.com

Saturday, 12 October 2013

Envy is one of the major sins






Strictly speaking, envy (hasad) is hatred and disliking the good condition of the envied one. This is of two types:

1) The blameworthy type of envy is unrestricted dislike of the blessings bestowed upon the envied. This is the type of jealousy that incurs blame, so when one hates something he is then hurt and grieved by the existence of what he hates, and this becomes a sickness in his heart such that he takes pleasure in the removal of the blessings from the envied even if this does not result in any benefit to him except the single benefit of having the pain that was in his soul removed. But this pain is not removed except as a result of his continuously watching the envied so that the jealous person finds relief when the blessing is removed, but then it becomes more severe as is the case of the one who is sick, for it is possible that this blessing, or one similar to it, returns to the envied. This is why the second group said: ‘It is a desire to have the blessings removed,’ for indeed the one who dislikes the blessings bestowed upon other than him desires them to see removed.

2) That he dislikes the superiority of that person over him, and he desires to be like him or better, so this is jealousy and has been called ghubta, and the Prophet, sallallahu `alaihi wa sallam, called it hasad in the hadeeth reported by both al-Bukhari and Muslim from the hadeeth of ibn Mas`ood and ibn `Umar, radiyallahu `anhumaa, that he, sallallahu `alaihi wa sallam, said, “There is no envy except in two cases: a person to whom Allah has granted wisdom, and he rules by this and teaches it to the people, and a person to whom Allah has granted wealth and property along with this the power to spend it in the cause of Truth.”
This being the wording of Ibn Mas`ood. The wording of Ibn `Umar is, “A person to whom Allah has given the Qur’an and he recites it night and day, and a person to whom Allah has granted wealth and property from which he gives in charity night and day.”

…So the Prophet, sallallahu `alaihi wa sallam, forbade hasad, with the exception of two cases which are referred to as al-ghubta, meaning that a person love the condition of someone else and dislikes that this person be superior in this way (without his wishing that it be removed from that person).

So if it is asked: ‘Then why is this (ghubta) called envy when he loves only that Allah bestow these blessings upon him?’ It is said, ‘The starting point of this love is his looking towards the favors Allah has bestowed upon someone else and his disliking that this person be favored over him. So if this other person were not present then he would not have desired these blessings. So because the starting point of this love is this dislike that someone else be made superior to him, then this is called envy due to the love following the dislike. As for desiring that Allah bestows favors upon him without consideration of people’s material conditions then this is not envy at all.’

This is why the generality of mankind have been tried with this second type of envy that has also been called al-munaafasah (competition) because two people compete in a single desired matter, both of them trying to attain the same good. The reason for their trying to attain it is that one of them dislikes that the other be blessed with this matter over him just as any one of two competitors dislikes that the other beat him.
Competition is not considered blameworthy in general, rather it is considered to be praiseworthy when competing for righteousness. The Exalted said,

“Indeed the pious will be in delight. On thrones, looking on. You will recognize in their faces the brightness of delight. They will be given to drink pure sealed wine. The last thereof (that wine) will be the smell of Musk, and for this let those compete who want to compete.” 
[Al-Mutaffifeen (83):22-26]

Allah praised the Ansaar with His saying, “And they have no jealously in their breasts for that which they have been given (the muhaajiroon), and give them preference over themselves even though they were in need of that.” 
[Al-Hashr (59):9]

As for the jealousy that is totally blameworthy then Allah has said with regards to the Jews, Many of the People of the Book wish that if they could turn you away as disbelievers after you have believed, out of envy from their own selves even after the truth has become clear to them.” 
[Al-Baqarah (2):109]

‘They wish’ meaning that they hope to make you aspostisise from your religion out of jealousy. So jealousy was the deciding factor behind their wish even after the Truth had been made clear to them. This because when they saw you attain what you attained of blessings – in fact they saw you attain that which they themselves had never attained – they became jealous of you. Similarly this is mentioned in another verse,

Or do they envy men for what Allah has given them of His bounty? Then We have already given the family of Abraham the Book of Wisdom, and conferred upon them a great kingdom. Of them were (some) who believed in him (Muhammad) and of them were some who averted their faces from him and enough is Hell for burning (them)…” 
[An-Nisaa' (4): 54-55]

“Say: I seek refuge with the Lord of the Daybreak. From the evil of what He has created. And from the evil of the darkening (night) as it comes with its darkness. And from the evil of the witchcrafts when they blow in the knots. And from the evil of the envier when he envies.” 
[Al-Falaq (113):1-5]


sumber dari: thetrueknowledge.org

Monday, 23 September 2013

Kesaksian ISA ALMASIH



Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, (QS MARYAM: 30) 






Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail (AZ ZUKHRUF:59) 

Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.” (QS ALI IMRON: 84) 

Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (QS ALMAIDAH;75) 

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS ALMAIDAH: 72) 

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS ASH SHAFF: 6) 

Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS AL MAIDAH:78) 

dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[378]“, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS An Nisaa’: 157)



sumber dari: serpihanserbukjiwa.blogspot.com