Allah Ta'ala berfirman :
"Maka bacalah Al-Qur'an dengan tartil (yang sebaik-baiknya)." (QS. Al-Muzammil : 4)
Rasulullah bersabda :
Rasulullah bersabda :
"Bacalah olehmu Al-Qur'an, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat/pertolongan ahli-ahli Al-Qur'an (yang membaca dan mengamalkannya)." (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda :
"Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhori)
Rasulullah bersabda :
"Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhori)
Sebelum mulai mempelajari Ilmu Tajwid sebaiknya kita mengetahui
lebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yg menjadi dasar
pemikiran kita. Berikutnya dikemukakan 10 asas Ilmu Tajwid.
1. Pengertian Tajwid menurut bahasa : Memperelokkan sesuatu.
Menurut istilah Ilmu Tajwid : Melafazkan setiap huruf dari makhrajnya yang
betul serta memenuhi hak-hak setiap huruf.
2. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu Kifayah dan
mengamalkannya yakni membaca Al-Quran dgn bertajwid adalah
Fardhu Ain bagi setiap muslimin dan muslimat ygt mukallaf.
3. Tumpuan perbincangannya : Pada kalimah² Al-Quran.
4. Kelebihannya : Ia adalah semulia mulia ilmu kerana ia langsung berkaitan
dgn kitab Allah Al-Quran.
5.Penyusunnya : Imam-Imam Qiraat.
6. Faedahnya : Mencapai kejayaan dan kebahagiaan serta mendapat
rahmat dan keredhaan Allah didunia dan akhirat. Insya-Allah.
7. Dalilnya : Dari Kitab Al-Quran dan Hadis Nabi ( S.A.W )
8. Nama Ilmu : Ilmu Tajwid
9. Masalah yg diperbaincangkan : Mengenai keadah² dan cara²
bacaannya secara keseluruhan yg memberi pengertian hukum² cabangan.
10. Matlamatnya : Memelihara lidah daripada kesalahan membaca ayat²
suci Al-Quran pada ketika membacanya. Membaca sejajar dgn
penurunannya yg sebanar dari Allah ( S.W.T )
Tingkatan Bacaan Al Quran
Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran iaitu bacaan
dari segi cepat atau perlahan.
1. At-Tartil : Bacaannya yg perlahan², tenang dan melafazkan setiap
huruf daripada makhrajnya yg tepat serta menurut hukum²
bacaan Tajwid dgn sempurna, merenung maknanya, hukum dan
pengajaran daripada ayat.
2. At-Tahqiq : Bacaannya seperti Tartil cuma lebih lambat dan perlahan,
seperti membetulkan bacaan huruf drp makhrajnya, menepatkan kadar
bacaan mad dan dengung.
3. Al-Hadar : Bacaan yg cepat serta memelihara hukum²
bacaan Tajwid.
4. At-Tadwir : Bacaan yg pertengahan antara tingkatan bacaan
Tartil dan Hadar, serta memelihara hukum² Tajwid.
Perhatian :
* Tingkatan bacaan Tartil ini biasanya bagi mereka yg sudah mengenal
makhraj² huruf, sifat² huruf dan hukum² Tajwid. Tingkatan bacaan ini
adalah lebih baik dan lebih diutamakan.
* Tingkatan bacaan Tahqiq ini biasanya bagi mereka yg baru belajar
membaca Al-Quran supaya dpt melatih lidah menyebut huruf
dan sifat huruf dgn tepat dan betul.
* Tingkatan bacaan Hadar pula biasanya bagi mereka yang
telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat
mengulang bacaannya dlm masa yg singkat.
* Tingkatan terakhir pula ialah Tadwir yakni pertengahan
antara Tartil dan Hadar
::TAFSIR::
Surah Al Muzzammil 4
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya membaca Alquran secara seksama (tartil), ialah membaca Alquran dengan pelan-pelan dengan bacaan yang fasih serta merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi SAW. Dari Siti `Aisyah beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca Alquran dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi lebih lama dari ia membaca biasa.
Dalam hubungan ayat ini Abdullah bin Mugfil berkata:
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم فتح مكة على ناقته يقرأ سورة الفتح فرجع في قراءته
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم فتح مكة على ناقته يقرأ سورة الفتح فرجع في قراءته
Artinya:
"Aku melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath di mana bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan merasakan artinya).
(H.R. Bukhari dan Muslim)
"Aku melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath di mana bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan merasakan artinya).
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Pengarang buku Fathul Bayan berkata: Yang dimaksud dengan pengertian tartil ialah kehadiran hati ketika membaca dan tidaklah yang dimaksud itu asalkan mengeluarkan bunyi dari tenggorokan dengan memoncong-moncongkan muka dan mulut dengan alunan lagu, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pembaca-pembaca Alquran zaman sekarang baik di Mesir maupun di Mekah dan sebagainya. Membaca yang seperti itu adalah suatu bacaan yang dilakukan orang-orang yang tidak mengerti agama".
Membaca Alquran secara tartil mengandung hikmah yaitu terbukanya kesempatan untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah si pembaca akan merasa kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas.
Sebaliknya yakni membaca Alquran secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya
Sebaliknya yakni membaca Alquran secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya
No comments:
Post a Comment