Showing posts with label Al-Infitar. Show all posts
Showing posts with label Al-Infitar. Show all posts

Saturday, 7 June 2014

lebih dahsyat daripada film 2012




Kiamat menurut Al-Qur`an jauh lebih dahsyat daripada film 2012. Film 2012 yang menghebohkan dan menyebabkan MUI dibeberapa daerah mengharamkan film tersebut , sebenarnya tidak jauh berbeda dengan film sebelumnya seperti The day after tomorrow, Armagedon, Deep Impact, Earth Quake dan lain lainnya. Film ini hanya mengkisahkan tentang kehancuran suatu negeri, kota atau daerah akibat bencana gempa dan tsunami kemudian usaha sekelompok orang menyelamatkan diri dari bencana tersebut.

Untuk menarik minat penonton Hollywood membuat judul yang seru yaitu 2012 berdasarkan kalender suku Maya yang berakhir pada tahun 2012, kemudian mereka mentafsirkan berakhirnya kalender itu sebagai akhir peradaban manusia atau kiamat. Ternyata judul tersebut cukup komersil dan menarik minat banyak penonton. Pada pemutaran perdana di Jakarta penonton terpaksa antri cukup lama untuk medapatkan tiket masuk. Dibeberapa daerah di Indonesia penonton sempat kecewa karena MUI melarang peredaran film tersebut, kuatir umat Islam percaya bahwa akan terjadi kiamat pada tahun 2012.

Umat Islam yang teguh Iman dan keyakinannya sebenarnya tidak akan terpengaruh oleh prediksi kiamat th 2012 ini, saat datangnya kiamat tidak bisa diramalkan, hanya Allah yang tahu kapa terjadinya. Bagi umat Islam yang teguh Imannya bahkan ada baiknya menonton film ini, kita bisa mendapat gambaran kira-kira seperti apa kejadian kiamat yagn banyak digambarkan didalam Al-Qur’an seperti pada surat Al – Qori’ah, Al- Zalzalah, Al – Infithar, At – Takwir dan lain sebagainya. Kiamat yang digambarkan Al-Qur’an jauh lebih dahsyat dari apa yang digambarkan pada film 2012.




Pada film 2012 ini dikisahkan masih ada sekelompok orang yang berhasil selamat dari gempa yang memporak porandakan jalan dan gedung bertingkat serta gelombang tsunami setinggi gunung yangmenyapu kota ditepi pantai, dengan naik pesawat terbang dan kapal raksasa. Pada peristiwa kiamat yang dikisahkan dalam Al Qur`an tidak seorangpun yang bisa selamat dari bencana dihari itu. Bumi terbelah dan memuntahkan semua isinya, gunung-gunung hancur beterbangan diangkasa bagaikan kapas yang dihamburkan, gedung bertingkat dan seluruh bangunan dibumi hancur porak poranda, Laut mendidih dan melimpah kedaratan dengan gelombang setinggi gunung, Angkasa dipenuhi dengan hujan meteor, badai, topan dan batu berapi yang dimuntahkan dari gunung yang meletus. Dalam kondisi seperti itu mana ada pesawat yang bisa terbang di udara, atau kapal yang mampu berlayar dilautan.

Umat Islam tidak perlu alergi dengan film 2012, itu hanya film fiksi ilmiah sama seperti film The day after tomorrow, Earth Quake atau Deep Impact. Gambaran kehancuran sebuah kota atau daerah di Film tersebut cukup membantu kita untuk memahami bagaimana kira kira kondisi kiamat yang digambarkan dalam beberapa ayat Al – Qur’an sebagai berikut ini.

Al- Qori’ah
1- Hari Kiamat,
2- apakah hari Kiamat itu?
3- Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
 4- Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,
5- dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Al Qori’ah 1-5)

Al- Zalzalah
1- Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
2- dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,
3- dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”,
4- pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5- karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. (Al Zalzalah 1-5)

Al – Infitar
1- Apabila langit terbelah,
2- dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
3- dan apabila lautan dijadikan meluap, ( Al Infitar 1-3)

At – Takwir
1- Apabila matahari digulung,
2- dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
3- dan apabila gunung-gunung dihancurkan,
4- dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),
5- dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,
6- dan apabila lautan dipanaskan, (At Takwir 1-6)

Apa yang digambarkan dalam ayat Qur`an diatas jauh lebih dahsyat dari apa yang diperlihatkan dalam film 2012. Pada peristiwa Kiamat total yang disebutkan dalam Qur`an tidak seorangpun mampu menyelamatkan diri dari kehancuran total alam semesta. Bumi, laut dan udara berkecamuk dahsyat, tidak ada mahluk yang bisa bertahan hidup dilaut, darat maupun udara. Pada film 2012 terlihat masih ada peluang orang menyelamatkan diri dengan naik pesawat terbang, kemudian dilanjutkan naik kapal raksasa seperti kapal nabi Nuh yang memuat segala sesuatu berpasang pasangan.

Film ini hanya pelajaran bagi kita, yang digambarkan pada film itu bukanlah kiamat total sebagaimana dimaksud dalam Qur`an. Itu hanya becana alam lokal yang memang akan banyak terjadi menjelang peristiwa kiamat yang sebenarnya. Dalam skala kecil bencana seperti film 2012 sudah sering terjadi di dunia ini, seperti gempa di China, Kobe, Thailand, tsunami Aceh, gempa Padang dan lain sebagainya. Tsunami dahsyat yang menenggelamkan seluruh kota di tepi pantai laut pasifik seperti Sydney, Hawai, Los Angeles, Hongkong, Jakarta, Taiwan dengan jumlah korban sampai puluhan juta orang bisa saja terjadi dimasa yang akan datang.

Sejak zaman dahulu sampai sekarang ada saja Asteroid yang cukup besar nyelonong masuk kedalam orbit bumi . Jika jatuh diatas sebuah kota pasti akan melenyapkan kota tersebut dengan korban sampai beberapa juta orang, jika jatuh ditengah hutan atau gurun pasir memang tidak banyak menimbulkan korban jiwa. Namun jika Asteroid yang sangat besar sampai jatuh di laut pasifik tentu akan menimbulkan tsunami yang amat dahsyat, yang mampu menenggelamkan kota seperti Sydney, Los Angeles, Hongkong, Taiwan dan kota kota ditepi pantai di Indonesia ini dengan korban puluhan juta orang.



sumber dari: romezzoe.wordpress.com/

The Most Beautiful Names of Our Lord




Say: 'Call on Allah or call on the All-Merciful. Whichever you call upon, the Most Beautiful Names are His.'
(Surat al-Isra, 110)




The name All-Merciful and Most Merciful has a broad and deep meaning which subsumes numerous names of our Lord mentioned in the Qur'an. For example, He is protective and forgiving in His endless mercy toward human beings and grants them incomparable blessings throughout their lives. Through His abundant grace, He provides physical and spiritual blessings; forgives their errors, accepts their repentance, protects them, covers their sin, and guides them on the straight path.

Due to His creation's perfection and superior nature, Allah sustains the life of all creatures, every one of which submits to His supreme intelligence, endless compassion, and mercy. He has given them everything they need to survive in their close proximity, as another indication of His mercy. The Lord is "All-Gentle, Most Merciful" (Surat al-Baqara, 143) towards His creatures:

Do you not see that Allah has made everything on Earth subservient to you, and the ships running upon the sea, by His command? He holds back the heaven, preventing it from falling to Earth – except by His permission. Allah is All-Compassionate to humanity, Most Merciful. (Surat al-Hajj, 65)

He sends down Clear Signs to His servant to bring you out of the darkness to the light. Allah is All-Gentle with you, Most Merciful. (Surat al-Hadid, 9)

From the moment of birth, each person can survive only with Allah's mercy, protection, and help. For example, disasters such as earthquakes, floods, tornadoes, and volcanic eruptions happen all over the world every single minute. In fact such events can happen anywhere at any chosen time. And anyone can fall sick or experience material hardship. And there is a very basic fact that should never be forgotten in the face of such events; no matter how hard people may try, they cannot avoid any of these calamities, and no one can help them for they are all sent by Allah, and only Allah can remove them, for He, as the All-Merciful, is a person's sole protector and helper. Allah, if He wishes so, rescues people from every kind of trouble and calamity and also if He wishes so makes them face all kinds of difficulties.

Say: "Who rescues you from the darkness of the land and sea? You call on Him humbly and secretly: 'If You rescue us from this, we will truly be among the thankful.' " Say: "Allah rescues you from it, and from every plight. Then you associate others with Him." (Surat al-An'am, 63-64)

He [Noah's son] said: "I will take refuge on a mountain; It will protect me from the flood." He [Noah] said: "There is no protection from Allah's command today, except for those upon whom He has mercy." (Surah Hud, 43)

As for those who show disdain and grow arrogant, He will punish them with a painful punishment. They will not find any protector or helper for themselves besides Allah. (Surat an-Nisa, 173)

We can see from these verses that only Allah, out of His endless compassion, removes people's anxieties and protects them from disaster. Knowing this, believers take refuge in His endless mercy when confronted with sickness, anxiety, and difficulty, for He provides material and spiritual abundance in this world to those who sincerely believe in and obey Him. He makes a way for them out of their difficulties and removes their anxiety:

Is there anyone who will make Allah a generous loan so that He can multiply it for him [or her] many times over? Allah both restricts and expands. And you will be returned to Him. (Surat al-Baqara, 245)

Your Lord expands and restricts the provision of anyone He wills. He is aware of and sees His servants. (Surat al-Isra, 30)

Being eternal goodness, Allah is good to human beings throughout their lives and gives them things of incomparable goodness and beauty: "Beforehand we certainly used to call on Him because He is the All-Good, the Most Merciful" (Surat at-Tur, 28) Everything that exists comes from Him; all beauty and every fine blessing manifest His intelligence. Like all other beings, each person comes into this world, through His will, as a piece of flesh in its mother's womb, grows and gradually develops a beautiful face, and reflects His wondrous artistry in every detail:

O humanity! What has deu in respect of your Lord Most Beneficent? He Who created you, formed you, proportioned you, and assembled you in whatever way He willed? (Surat al-Infitar, 6-8)

Recite: In the Name of your Lord Who created, created humanity from clots of blood. Recite: And your Lord is the Most Generous, He Who taught by the pen, taught humanity what it did not know. No indeed! Truly humanity is unbridled, seeing itself as self-sufficient. Truly it is to your Lord that you will return. (Surat al-Alaq, 1-8)



sumber dari: m.harunyahya.com/

renungan surah al-infitar




"wahai insan! Apakah yang menyebabkan engkau terpedaya(mencuaikan kewajipan) terhadap Tuhanmu yang MAha Pemurah?"[82:6]

"ia merupakn kecaman yang menghancurluluhkan apabila seseorang itu memikirkan hakikat asal usulnya dan hakikat kedudukannya ketika berdiri di depan Tuhannya yang memanggi namanya dan mengecam perbuatannya"

"wahai manusia yang telah dikurniakan Allah - penaung dan Pemeliharanya- dengan sifat insaniyahmu yang mulia dan luhur! Apakah yang menyebabkan engkau terpedaya mencuaikan kewajipanmu terhadap TUhanmu sehingga sanggup mencuaikan hak-hakNYA, meringan-ringankan perintahNYA, dan berkelakuan biadab terhadapNYA, sedangkan Allah Tuhanmu yang Maha Pemurah dan telah memberi selimpah-limpah kurnia kepadamu??? ...."

"kamu mendustakan hari Balasan, sedangkan kamu dalam perjalanan menuju kepadanya. Segala amalan yang telah dilakukan akan dihisab. Tiada amalan yang akan terlepas dan tiada amalan akan dilupakan"

"...cukuplah hati manusia itu sedar bahawa dia tidak akan dibiarkan percuma dan dia sentiasa di bawah perhatian para malaikat pengawas dan penulis amalan mereka, yang mengetahui setiap perbuatan yang dilakukan mereka, kerana kesedaran ini sudah cukup untuk membuat mereka menggelentar, berwaspada dan beradap sopan terhadap TUhannya..."

"manusia pada hari itu diselubungi keadaan terlalu lemah, keadaan terlalu lumpuh dan tersorok dan keadaan terlalu terpisah dari orang lain yang masing-masing sibuk dengan penanggungan dan duka nestapa diri sendiri hingga tidak berdaya menghubungi orang-orang dikenali.."




sumber dari: bukanrobot.blogspot.com/

thoughts on surah al-'infitar (ayah #2)




inshaAllah I'm going to post separate notes separately, like not all in the same blog post. I think clumping them all together takes away from the depth of each gem that Ustadh shares with us. So just be prepare for separate, and possibly shorter, posts.

Last Sunday, we looked at Surah Al-'Infitar. I think I mentioned that Ustadh has been covering the Surahs of the 30th Juz of the Qur'an every Sunday. It's not a very detailed lecture because there are already podcasts available here, but I haven't heard these Surahs explained before so it's pretty heavy for me.

I will say this much before I get into the notes: you know, I share notes that I take and I share lessons that I benefit from but in the grand scheme of things, I haven't learned anything. The more I feel that I've learned, the more I realize that I know very little. The knowledge that I've acquired while being here can be summed up like this: practically non-existant. You know the expression, "to scratch the surface" - to just get started doing something, right? LOL, I haven't scratched the surface when it comes to studying Deen. I'm 100,000 feet above the surface, just trying to get to the surface to be able to scratch it. I'm not sure if that makes sense to you - the imagery makes sense in my head, but then again I laugh at my own jokes too so maybe my logic isn't coming through. Basically, I'm overwhelmed by The Knowledge of Allah (subhana wa ta'ala). I can only know superficially based on is in front of me, right? What about everything that I don't see and don't know? He still knows all of that too. He knows everything. He knows right when the DNA is replicating inside every nucleus inside every plant cell inside every leaf of every tree that grows and has grown since the creation of trees and every tree that will grow - and that's just a tree. What about everything else that He knows? I've already facepalmed like 5x times while writing this because HE JUST KNOWS EVERYTHING. What do I know compared to what He knows - nothing, zero, void, non-existant. It is so incredible to me when I hear someone speak with great confidence and authority about our Deen. Don't get me wrong here - there are people like our teachers who are so knowledgeable mashaAllah, and they know the nitty-gritty of the Deen, and they have dedicated their lives to this knowledge - but even they speak with humility and with an awareness that they don't know everything.

Anyway, back to the Surah and my superficial-practically-non-existant reflections on some of the ayat. 

The second ayat of this Surah is, 
I notice that I'm very affected by the ayat that refer to nature. I love looking at the creation around me, especially the sky. Here in Texas, you just can see the sky for miles and the only way that I can think of to describe its beauty is, it's not "just beautiful." It's so overpoweringly beautiful that your breath catches and your heart pauses for a second - it actually overtakes you for a moment - which makes me wonder if this is how beautiful the sky of this world is, how beautiful is the Creator of the sky of this world? If we're able to see Him one day inshaAllah, would we even be able to handle it?

Sorry, I keep going on tangents. Anyway, I like the sky so the ayat about the sky get to me. When Ustadh was talking about this ayah, he said that word used here doesn't quite mean "stars." Rather, it means "abnormally brilliant heavenly bodies" - so, bigger than stars - and this word for "scattering" is...

...it's like if you have legos on a bedsheet and then you lift/throw up the sheet up when you're making the bed, and the legos go flying everywhere...it's the result of a jerk movement. That image is so heavy - I can see my mom making the bed and whatever was sitting on the bed, flies everywhere - and that is what will happen to everything in the sky on the Day of Judgement. Can you imagine that?

That's really all I had to say about that ayah, the description of what will happen on that Day is just really intense.




sumber dari: thoughtsfromadream.weebly.com/

The Day Of Judgement





The Holy Qur'an


"This period will be over then. The good and the pure will have been separated from the evil and the rebellious; the latter will have been rendered inert, and the former will have been so perfected that their wills will be in complete consonance with Allah's Universal Will. The Command, thenceforward, will be wholly with Allah." - Abdullah Yusuf Ali

Surah 82:1-15

When the Sky is cleft asunder; when the Stars are scattered;
When the Oceans are suffered to burst forth;
When the graves are turned upside down -
(Then) shall each soul know what it had sent forward,
And (what it hath) kept back,
O man! What has seduced thee from Thy Lord Most Beneficent? -
Him who created thee, fashioned thee in due proportion,
And given thee a just bias;
In whatever Form He wills, does He put thee together.
But verily over you (are appointed angels) -
Kind and honourable - writing down (your deeds):
They know (and understand) all that ye do.
As for the righteous, they will be in Bliss; and the wicked -
They will be in the Fire,
Which they will enter on the Day of Judgement,(6008)
And they will not be able to keep away thereform.
And what will explain to thee what the Day of Judgement is?
Again, what will explain to thee what the Day of Judgement is? (6009)
(It will be) the Day when no soul shall have power, (to do) aught for another: (6010)
For the Command, that Day, will be (wholly) with Allah.

Surah 82:1-15 Al Infitar (The Cleaving Asunder)

"6008. I understand this relative clause to govern "the Fire", i.e., the Punishment. It will be postponed as long a possible, to give the sinner every chance of repentance and amendment. But once the period of probation is past, it will be irrevocable. 6009. We can speak of Rewards and Punishments, the Fruits of Actions, the Resurrection and the Tribunal, the Restoration of True Values, the Elimination of all Wrong, and a hundred other phrases. They might serve to introduce our minds vaguely to a new World, of which they cannot possibly form any adequate conception under present conditions. The question is repeated in verses 17-18 to emphasise this difficulty, and a simple answer is suggested, as explained in the next note. 6010. The answer is suggested by a negative proposition: 'No soul shall have the power to do aught for another.' This is full of meaning. Personal responsibility will be fully enforced. In this world we all depend on one another proximately, though our ultimate dependence is always on Allah, now and forever. But here a father helps a son forward; husband and wife influence each other's destinies; human laws and institutions may hold large masses of mankind under their grip; falsehood and evil seem to flourish for a time, because a certain amount of limited free will has been granted to man. This period will be over then. The good and the pure will have been separated from the evil and the rebellious; the latter will have been rendered inert, and the former will have been so perfected that their wills will be in complete consonance with Allah's Universal Will. The Command, thenceforward, will be wholly with Allah."

Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur'an
(Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur'an, Amana Corporation, 1989.)


There are two distinct time frames here, that is, the present Bliss of Qiyamah and the future Punishment by the Fire which the present Unbelievers will only enter at the end of the Day of Judgment. Only when the Grace period of Qiyamah ends will the universal Day of Judgment, the Second Coming take place. This is yet far away in the future. The present True Believers (Al-Mu'minun) will by then have been judged and those successful entered His Kingdom a long time ago.

The Islamic scholars dismembered their version of Doomsday into two with this interpretation:

"I understand this relative clause to govern 'the Fire', i.e., the Punishment. It will be postponed as long a possible, to give the sinner every chance of repentance and amendment. But once the period of probation is past, it will be irrevocable."

Unless this refers to two different periods it makes no sense:

i) Why delay punishment when it is the End of the World?
ii) When will sinners have the time to repent for their sins to escape punishment?
iii) Which fool won't repent when the skies are falling to pieces and mountains tumbling down in Allah's Wrath?
iv) Then why is this absolutely frivolous act that allows all sinners, no matter how immoral or murderous, to just repent and be eligible for paradise?
v) Why are these Thieves of Faith able to conjecture and fool the Ummah, or is their intelligence not insulted?
vi) And then the blind scholars tell their intellectually challenged followers that:

"We can speak of Rewards and Punishments, the Fruits of Actions, the Resurrection and the Tribunal, the Restoration of True Values, the Elimination of all Wrong, and a hundred other phrases. They might serve to introduce our minds vaguely to a new World, of which they cannot possibly form any adequate conception under present conditions."

Again, unless the Day of Resurrection and final Judgment is separated, the above statement makes no sense.

Then yet again Yusuf Ali and his forty Thieves of Truth struggle to fuse Resurrection and Judgment together but with little success:

". . . human laws and institutions may hold large masses of mankind under their grip; falsehood and evil seem to flourish for a time, because a certain amount of limited free will has been granted to man. This period will be over then. The good and the pure will have been separated from the evil and the rebellious; the latter will have been rendered inert, and the former will have been so perfected that their wills will be in complete consonance with Allah's Universal Will. The Command, thenceforward, will be wholly with Allah."

Yet again this false fusion of two different and distinct periods between the Good News and Grace of Al-Qiyamah and the Death and Destruction of Doomsday - separated by decades or centuries - makes no sense. But prisoners of blind faith and religious fundamentalism have been known to care little for logic and sense. Their herd mentality gives them the security of numbers and self-bestowed righteousness, even in the face all obvious falsity. So we have to ask the Ummah:

i) How, when and why will Allah "give the sinner every chance of repentance and amendment" on Judgment Day?
ii) Does this "period of probation" commence on Doomsday, or with His messengers announcing the Good News of Qiyamah?
iii) Does this Period of Probation end on Doomsday itself, or when there are no more humans aspiring to enter His Kingdom?
iv) Did Thy Lord Most Beneficent who created thee also create Hindus, Christians, Buddhists and others?
v) Does Thy Lord Most Beneficent who calls thee to the Resurrection also call all other beings, or is it just the privilege of the Ummah?
vi) Does Thy Lord Most Beneficent who regards you as His children also regard all humans as such?
vii) And what will explain to thee what the Day of Qiyamah (Al Qadr) and Day of Judgment (Al Qariah) is?
vii) Do your ulema, clerics, imams, shaikhs, muftis, mullahs and ayatollahs know the difference between the Beginning of the Night of Power and Fate (Al Qadr) and the End of the Day of Noise and Clamor (Al Qariah)?
viii) Do they have the power to influence your destiny and lead you to His Paradise during the Resurrection - or Hell during Judgment Day?
ix) Do they have the power to save you from the wiles of Iblis, or do they lead you blindly to his lair?
x) Do your religious regimes and sects free you to respond to His Call, or do they hold you in their grip as Qiyamah progresses on?
xi) Is falsehood and evil flourishing in the mosques as the Great News (surah 78:1-5 An-Naba) of Qiyamah is spread across Earth?
xii) Are the good and the pure being "separated from the evil and rebellious" by the Good News?
xiii) Are the True Believers (Al-Mu'minun) being rendered inert, and becoming "so perfected that their wills are in complete consonance with Allah's Universal Will"?
xiv) Does His Command that you accept His Mercy and bear personal responsibility during the Resurrection - lest they have to face the terrible Punishment on Judgment Day - make sense?
xv) And if it doesn't, then what will explain to thee what the Day of Judgment is?

They may defy Allah but they cannot stop His Will. The Day of Qiyamah has been announced and no force can now obliterate this Revealed Truth from the face of this Earth. But the Hypocrites (Al-Munafiqun) will defy and dare Allah's Sure Sings of Qiyamah. The Unbelievers (Al-Kafirun) will differ and deny the Great Event. The entire Ummah will scorn and sneer at the Good News.




sumber dari: al-qiyamah.org/

Tsunami menurut AQ







Topik ini adalah antara topik yang menarik dikupas dengan terperinci. Adakah terdapat ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang tsunami. Perkara ini terdapat di dalam dua ayat sahaja, yang mana ia adalah saling berhubung kait antara satu sama lain. Firman Allah s.w.t :

1. Al-Takwir : 6 (Makkiyyah)

Maksudnya : Dan apabila lautan meluap-luap bercampur-baur.

2. Al-Infitar : 3 (Makkiyyah)

Maksudnya : Dan apabila lautan pecah bercampur-baur.

Apabila kita mencari lafaz al-Bihar di dalam al-Quran, kita hanya menjumpai ayat-ayat ini sahaja. Ayat-ayat ini adalah gambaran tentang keadaan pada Hari Kiamat apabila tiupan sangkakala dibunyikan. Apabila kita menghayati dan meneliti ayat-ayat di dalam surah ini, ia akan menggerunkan kita akan keadaan Kiamat.

Di dalam surah al-Infitar ayat 3 ini, Imam Fakhr al-Din al-Razi menjelaskan bahawa ia membawa kepada beberapa pengertian.

Pertama, ia menunjukkan bahawa laut-laut pada ketika itu meletup dengan meleraikan sempadan-sempadan yang wujud di antara laut-laut tersebut yang diciptakan Allah s.w.t. Laut-laut itu bersatu kerana sudah tiada sempadan lagi antaranya, kemudian berlaku goncangan dan gempa bumi untuk menghancurkan alam ini.
Kedua, pada asalnya air laut berada dalam keadaan tenang, dan apabila menjadi pecah menyebabkan ia akan meletup dan air-air laut mengalir dalam keadaan tidak teratur. Ketiga, laut-laut tersebut akan berubah keadaannya, samada rupa asalnya dan ciri-cirinya.

Ayat-ayat ini menggambarkan bagaimana proses kehancuran alam ini yang berlaku pada laut-laut di dunia. Bermula dari surah al-Takwir ayat 3 kemudian surah al-Infitar ayat 6. ‘Abdullah Yusuf ‘Ali menterjemahkan al-Takwir ayat 3 adalah “When the ocean boil over with a swell” yang bermaksud “Dan apabila lautan meledak dan memecah dengan satu gelombang besar,” dan al-Infitar ayat 3 dengan “When the Ocean are suffered to burst forth,” yang bermaksud “Dan apabila lautan mengalami tekanan untuk meledak keluar.”

Daripada ayat-ayat ini, ia menggambarkan bahawa keadaan laut yang bergelombang tidak terkawal dan mengganas memusnahkan alam ini. Ia menggambarkan bahawa Tsunami yang paling besar akan berlaku. Tsunami berlaku disebabkan oleh gempa bumi yang berlaku di dasar laut atau kejadian-kejadian lain yang besar di dalam atau di atas bentuk bumi dasar laut. Di samping itu Tsunami juga boleh berlaku disebabkan pertembungan kosmik seperti meteorit yang boleh mengganggu kestabilan laut itu sendiri. Firman Allah s.w.t :

Maksudnya : Apabila matahari dilingkari cahayanya (dan hilang lenyap). Dan apabila bintang-bintang gugur berselerak. Dan apabila gunung-ganang diterbangkan ke angkasa (setelah dihancurkan menjadi debu).

Dan apabila lautan meluap-luap bercampur-baur; (al-Takwir : 1-3 & 6)

Daripada ayat-ayat di atas, ia menggambarkan punca berlaku Tsunami ganas ini berlaku adalah mungkin disebabkan oleh perlanggaran kosmik apabila bintang-bintang berguguran sepertimana dalam surah al-Takwir ayat 2 di atas. Begitu juga di dalam surah al-Infitar, firman Allah s.w.t :

Maksudnya : Apabila langit terbelah. Dan apabila bintang-bintang gugur bertaburan. Dan apabila lautan pecah bercampur-baur; (al-Infitar : 1-3)

Apabila diperhatikan pada ayat di atas, menunjukkan bahawa mungkin Tsunami yang besar ini berlaku disebabkan bintang-bintang berguguran menghempas bumi dengan begitu kuat sehingga membuakkan lautan dan menimbulkan gelombang yang besar seterusnya menghancurkan muka bumi yang didiami manusia.

‘Abdullah Yusuf ‘Ali menterjemahkan fujjirot sebagai “suffer to burst forth” yang memberi makna Tsunami yang akan berlaku akan mendapat tekanan yang amat kuat seterusnya meletup keluar dan terus menghala ke hadapan (forth) dan mengkucar-kacirkan kestabilan laut dan di situlah saat kehancuran dunia yang menggerunkan.

Gambaran-gambaran berkenaan Kiamat yang pasti berlaku banyak diterangkan oleh al-Quran, ia memberikan kita peringatan agar kita sentiasa bersedia menghadapinya dengan bekalan taqwa kepada Allah s.w.t dan itulah sebaik-baik bekalan.



sumber dari: arriesfamily.blogspot.com/

Surah never fails to move me




This Surah never fails to move me. I think of it as a ‘reality check.’

How many times do we remember whilst sinning that there are Angels writing down every single thing we do?

Anyway, beautiful recitation by Shaykh Al Ansari, love his Qir’aat mashaAllah.

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=PaKOmvnb90E



sumber dari: herwritings.wordpress.com/



thoughts on surah al-'infitar (ayah #6-8)




OK, I think this will be the last post on Surah Al-'Infitar for now (just until I finish some studying and errands) but it was too awesome to not share...


Picture

I was really winded by these ayat - yeah, "winded." Just FYI I'm running out of words to use when I talk about how I feel post-Ustadh-Qur'an-tangent.

- "I was amazed..."
- "I was overwhelmed..."
- "I was mindblown..."

I mean, it's starting to sound really cheesy everytime I say those because I'm not really amazed, or overwhelmed, or mindblown, or even winded - it's so much more than that but I don't know how to express that feeling in words. Sigh.

Anyway, in the first ayah here, Ustadh said that Allah (subhana wa'taala) asks us: what was it that deluded us? What was it that preoccupied us? What was it that made us so careless about our Lord?

He is described as "Karim," the Generous, the Gracious, the Noble - and Ustadh said, you know there are some people who take the generosity of others for granted. So, the more lenient you are, the more people take advantage sometimes - and in the same way, sometimes when we act against Allah (subhana wa'taala) and we don't see immediate punishment or consequences, we take His Generosity, His Karim for granted - like, "Oh Allah (subhana wa'taala) is soooo Generous, He wouldn't punish me."

In the next ayat, Ustadh said that Allah (subhana wa'taala) continues to ask us - how could we be careless about the One who created us, who balanced us? He created us with both worldly and spiritual desires, to want for ourselves and to want for others. He balanced us and He created us in whatever form He wanted.

Then Ustadh said this...

Yes, Allah (subhana wa'taala) fashioned the way we look, He molded our physical forms but He also assembled us in the figurative sense. He put us in different experiences that shaped us. I wouldn't be the person who I am today without my past - my mistakes, and so on. All of these past experiences shaped who I am and it's all part of THE PLAN so we can't undermine the lessons from our pasts.

It is a reality though that a lot of our pasts have been pretty tough. I'm not really the best person to talk about why Allah (subhana wa'taala) puts us through difficulties so I'll just say what Ustadh said:

When an athlete is in training, it's not easy. He has to endure a great deal and even if he doesn't complain out loud, he perhaps wonders why his coach is putting him through all this difficulty but his coach's response is quite simple: "I expect greatness from you."



sumber dari: thoughtsfromadream.weebly.com/

Tsunami di Jepun.. Peringatan dari Allah buat manusia





Gempa bumi yang berlaku adalah yang terburuk pernah dialami Jepun dalam tempoh 140 tahun. Gempa bumi sekuat 8.9 pada skala Ritcher itu telah mengakibatkan tsunami besar sehingga 10 meter di bahagian timur Jepun. 4.4 juta rumah telah terputus bekalan eletrik. Sebuah kapal dengan 100 penumpang telah dihanyutkan. seramai 10 000 rakyat Jepun terkorban.

Kerajaan Jepun telah mengisytiharkan darurat disekitar loji nuklear Fukushima. Dalam pada itu, 100 rakyat Malaysia dikawasan ini diberitakan selamat. Kejadian ini mirip kepada gempa dan tsunami yang telah melanda Acheh pada 2004.


Adakah kita tidak merasakan sesuatu ?

atau

kita sedang mencari apa sebenarnya punca semua ini ?

atau

kita tak sedar pun hakikatnya inilah penanda
AKHIR ZAMAN



ketahuilah bahawasanya masa berlakunya sesuatu itu telah pun Allah tetapkan. ianya tidak akan berganjak sedetik ke hadapan ataupun berundur sedetik ke belakang.

" Dan kami tidak membinasakan sesuatu negeri melainkan sudah ada ketentuan yang ditetapkan olehNYA" ( surah al-hijr, ayat 4 )


"Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam keruntuhan rumah mereka" ( Surah Al-A'raf, ayat 78 dan 91 )

" Dan apabila lautan dijadikan meluap" ( Surah Al-Infitar, ayat 3)

" Dan apabila lautan dipanaskan " ( Surah At-Takwir, ayat 6)
Makna kedua Surah tersebut, adalah menegaskan, dimana laut akan meluap kerana kerana adanya proses pemanasan didasar bumi.



sumber dari: imanafs.blogspot.com/

Huru-Hara Tanda Hampirnya Kiamat






Malapetaka yang melanda dunia hari ini memberikan satu isyarat kepada kita bahawa usia dunia sudah semakin lanjut ibarat seorang tua yang pernah digambarkan di dalam peristiwa Israk dan Mikraj.

Jika ketika itu usia dunia diumpamakan dengan seorang wanita tua yang sudah bongkok, bagaimanakah pula wanita tua itu di waktu ini?

Fenomena ketidakstabilan alam yang berlaku saban hari waktu ini seolah-olah tidak dapat dibendung lagi. Gempa bumi, tanah runtuh, banjir besar, peperangan, pembunuhan, kemalangan maut dan kesuburan maksiat semakin menjadi-jadi.

Sebagai contoh banjir kilat yang melanda di tengah-tengah kesibukan kotaraya Kuala Lumpur. Meskipun kecanggihan teknologi yang digunakan didakwa boleh membendung kejadian ini dari berlaku namun kuasa Allah tiada siapa dapat menghalangnya.

Sebagai seorang muslim yang beriman, kacau bilau yang berlaku tidak seharusnya dibiarkan berlalu tanpa sebarang iktibar dan renungan. Mengaitkan apa yang berlaku hanya dengan perubahan cuaca global dan faktor alam semulajadi hanya membutakan iman kita.

Jika diteliti ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi s.a.w pastinya terdapat panduan yang boleh memberikan penjelasan mengenai suasana yang berlaku hari ini.

Sabda Rasulullah s.a.w, “Hari kiamat tidak akan berlaku hinggalah harta benda menjadi melimpah ruah kemudian timbulnya bermacam fitnah dan banyaknya berlaku al-Harj. Sahabat bertanya baginda: Apakah al-Harj itu wahai Rasulullah? Baginda menjawab: Pembunuhan! Pembunuhan! Pembunuhan! Sebanyak tiga kali”. (Riwayat Ibnu Majah)


Perkataan al-Harj jika dilihat di dalam konteks hadis ini ia merangkumi makna yang lebih luas iaitu peperangan, huru-hara dan kacau bilau yang berlaku. Sebabnya semua suasana ini boleh membawa kepada hilangnya rasa selamat dan keamanan hidup manusia. Dalam erti kata lain ia membunuh kesejahteraan hidup manusia.

Di dalam hadis yang lain Nabi s.a.w pernah bersabda, “Barang siapa yang mahu melihat gambaran hari kiamat seolah-olah ia melihat dengan matanya sendiri, maka bacalah (surah-surah): (Apabila matahari digulung) dan (Apabila langit terbelah) dan (Apabila langit berkecai/terbelah)”. (Riwayat Imam Ahmad dan al-Tarmizi).

Ketiga-tiga ayat yang dinyatakan oleh Rasulullah s.a.w di atas ialah surah At-Takwir, Al-Infitar dan Al-Insyiqaq. Di dalam surah Al-Takwir Allah s.w.t menyatakan bahawa pada hari kiamat matahari yang gagah di langit akan digulung, bintang-bintang akan jatuh berguguran, gunung-ganang yang nampak gagah hancur berkecai. Allah juga menyatakan bahawa laut yang luas akan menjadi panas meluap-luap.

Di dalam surah Al-Infitar pula Allah menambah lagi penjelasan tentang fenomena kiamat dengan menyatakan akan terbelah dan terburainya langit kemudian bumi akan memuntahkan apa yang dikandungnya.

Begitu juga di dalam surah Al-Insyiqaq, Allah menjelaskan sekali lagi bahawa langit akan terbelah manakala bumi akan menjadi rata akibat kehancuran gunung-ganang dan bukit-bukau.
Menariknya di dalam ketiga-tiga surah ini dijelaskan bahawa ketika berlakunya suasana kacau bilau ini barulah manusia teringat akan apa yang telah dilakukan dan diabaikan. Di saat itu barulah timbul kesedaran dan keinsafan. Namun semuanya telah terlambat kerana pintu taubat sudah tertutup.
Setiap manusia akan berdepan dengan mahkamah Allah yang tiada langsung peluang untuk menipu dan berbohong. Setiap wajah akan tunduk memandang bumi, menunggu perbicaraan di Mahkamah Allah. Apakah selamat atau sebaliknya?

Membaca ketiga-tiga surah bukan sahaja boleh memberikan ilmu tentang fenomena kiamat malah boleh menimbulkan kegerunan dan ketakutan terhadap situasi dahsyat yang akan berlaku.
Cuba lihat matahari yang gagah di atas langit yang akan bergulung-gulung. Bayangkan pula langit yang kukuh akan terburai dan memuntahkan bintang-bintang hingga gugur ke bumi. Apakah ia tidak menggerunkan kita?

Perkara yang paling menakutkan apabila Allah bertanya: (Apakah yang memperdayakanmu hingga sanggup derhaka (waktu di dunia) kepada Tuhanmu Yang Maha Mulia). (Al-Infitar: 6).

Ayat ini seolah-olah satu tempelak terhadap manusia yang tidak mahu insaf meskipun peluang diberikan seluas-luasnya ketika hidup di dunia.

Gambaran ketakutan ini dinyatakan oleh Allah dengan menggunakan bahasa kiasan. Firman Allah, Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan. (At-Takwir: 4).

Unta adalah harta paling berharga di tanah Arab pada zaman baginda s.a.w. Unta merupakan kenderaan kelas pertama yang terdapat ketika itu. Apa yang dimaksudkan di dalam ayat ini ialah, ketika berlakunya kiamat setiap manusia akan takut dan risau dengan nasib diri sendiri hingga lupa kepada harta benda dan kemewahan yang dimiliki.

Begitulah sebahagian dari gambaran panjang lebar yang dijelaskan oleh Allah s.w.t. tentang fenomena hari kiamat di dalam ketiga-tiga surah di atas. Bagi seorang yang beriman pencarian tentang bila berlakunya hari kiamat adalah merupakan kerja sia-sia, malah ia boleh membawa kepada kesesatan akidah.

Justeru apabila Nabi s.a.w ditanya oleh Jibril a.s tentang bila berlakunya kiamat, Baginda menjawab: “Yang bertanya lebih tahu dari yang ditanya. Kerana baginda s.a.w hanya dimaklumkan tentang tanda-tandanya sahaja”. Tarikh berlakunya kiamat hanya menjadi rahsia Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.

* Zuridan Mohd. Daud ialah Pengarah Pusat Islam dan Pembangunan Insan Universiti Malaysia Pahang.



sumber dari: ohislam.com/

Wednesday, 19 March 2014

Sakit Hati, Mengapa terjadi?







Apabila ada tiga cawan, yang satunya kosong belum terisi, yang satunya lagi terisi setengahnya, adapun yang ketiganya telah penuh terisi, kiranya cawan yang mana diantara ketiganya yang masih bisa menerima sesuatu? Jawabannya tentu yang masih kosong dan atau yang masih terisi setengahnya. Adapun yang telah penuh maka tidak mungkin lagi bisa menerima sesuatu. Apabila sebuah cawan kita isi dan terus kita isi, maka akankah cawan itu tetap lapang atau bahkan semakin lapang, atau justru cawan itu akan semakin sempit ruangannya?

Kita sepakat bahwa cawan itu akan semakin sempit saja ruangannya seiring dengan semakin bertambahnya isi yang kita masukkan. Tahukah Antum, bahwa ada cawan yang tidak pernah penuh walau terus diisi? Apabila ada cawan yang meski terus diisi tidak akan semakin sempit ruanganya ialah hati.

Hati yang lembut semakin diisi dengan iman dan dengan ilmu yang bermanfaat justru semakin luas dan semakin lapang menghadapi segala sesuatu. Berarti sebaliknya, apabila hati yang lembut ini semakin ditinggalkan oleh iman dan ilmu yang bermanfaat pasti ia menjadi semakin sesak lagi sempit.

Sedangkan sempitnya hati dan sesaknya itulah hakikat sakit hati. Berarti sakit hati akan muncul apabila hati semakin ditinggalkan oleh iman dan ilmu yang bermanfaat. Dan ia akan muncul apabila hati terus dikotori oleh sesuatu yang mengotori iman dan meracuninya.

Sakit hati sebab kebakhilan

Salah satu contoh racun hati dan pengekang hati ialah sifat bakhil. Kebakhilan memicu sakit hati. Sebab kebakhilan ialah sebuah sifat yang menahan pemiliknya untuk berbuat kebaikan, dan mencegah pemiliknya dari menuanikan setiap ketaatan dan kemuliaan. Oleh karena kebakhilan itu sedemikian maka wajar apabila sifat bakhil ini memicu sempitnya hati dan memicu sakit hati. Wajar apabila bakhil ini menyempitkan dada dan menghilangkan kesabaran. Wajar apabila ia mencegah lapangnya dada dan mengecilkan serta mengerdilkan jiwa dan meneyedikitkan kegembiraan.

Sebaliknya ia justru memicu timbulnya banyak gundah dan gulana. Memicu timbulnya kedukaan dan kepenatan. Sehingga tak kuasa lagi ia menunaikan hajat kebutuhannya dan tidak lagi bisa membantu mendapatkan sesuatu yang dicari. Sebab balasan itu setimpal dengan amalan.

Sakit hati sebab kejelekan dan dosa

Di antara perkara yang memicu timbulnya sakit hati ialah banyaknya kejelekan dan dosa-dosa. Perhatikanlah firman Alloh ta’ala berikut ini:
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Alloh itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS az-Zumar: 10)
Pada ayat tersebut Alloh subhanahu wata’ala menyebutkan, sebagaimana pada beberapa ayat semisal lainnya, bahwasannya Dia azza wajalla akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikan atas kebajikan-Nya subhanahu wata’ala dengan dua balasan sekaligus, yaitu balasan di dunia dan balasan di akhirat. Ini berarti bahwa perbuatan baik itu berhak mendapatkan balasan yang disegerakan, dan perbuatan jelek pun akan mendapatkan balasan yang disegerakan, dan memang seharusnya demikian.

Bila saja tidak didapati balasan atas orang-orang yang berbuat kebajikan selain dari lapangnya dada dari setiap apa yang mendesak hati sehingga hati tetap luas dan gembira serta merasakan kelezatannya terus menerus bergumul dengan Robbnya subhanahu wata’ala dan terus menerus di dalam ketaatan kepada-Nya azza wajalla, senantiasa berdzikir, menyebut-nyebut kenikmatan-kenikmatan-Nya atas ruh dan jiwanya, atas kecintaannya kepada-Nya, juga senantiasa menyebut-nyebut dengan dzikir kepada Robbnya, juga kegembiaraannya pada dzikirnya, maka cukuplah ini merupakan seagung-agungnya kegembiaraan. Bahkan ini lebih agung dibandingkan kegembiaraan seseorang yang didekatkan kepada penguasa atas kekuasaannya sekalipun.

Dan sedangkan apa yang kejelekan dibalas dengannya, berupa sempitnya dada, membatunya hati, buyarnya kehendak hati, kegelapannya dan terpecah belahnya, kegundahan dan gulananya, kedukaan serta ketakutan dan kekhawatirannya sebagaimana inilah yang didapati oleh setiap yang masih memiliki perasaan dan kehidupan, bahkan mungkin ia mendapatinya lebih sangat lagi, semuanya merupakan hukuman yang disegerakan, merupakan neraka dunia dan jahannam yang telah tiba. Inilah hakikat pemicu sakit hati.

Sedangkan menghadap kepada Alloh subhanahu wata’ala, kembali kepada-Nya, rela dengan keputusan qodho’ dan qodar-Nya, penuhnya hati dengan kecintaan kepada-Nya, terbiasa berdzikir menyebut-nyebut-Nya, gembira dan senang dengan mengenal-Nya merupakan pahala yang disegerakan dan surga dunia serta kehidupan yang tidak bisa dinisbatkan kepada sesuatu apapun sampi kepada kehidupan para raja sekalipun. Sehingga hati yang demikia tidak akan pernah dihinggapi sakit dan kesempitan.

Sakit hati sebab berpaling dari mengingat Alloh azza wajalla

Di dalam sebuah ayat Alloh azza wajalla berfirman:

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thoha: 124)
Tentang penghidupan yang sempit dalam ayat ini ada yang menafsirkan artinya ialah adzab kubur. Sedangkan yang lebih tepat maknanya ialah penghidupan yang sempit di dunia serta di alam barzakh sekaligus.

Sesungguhnya orang yang berpaling dari peringatan yang telah diturunkan oleh-Nya subhanahu wata’ala dia berhak mendapatkan sempitnya dada dan kesulitan dan kepenatan hidup. Dia berhak mendapatkan besarnya rasa takut dan kekhawatiran hidup. Dia juga berhak mendapatkan perasaan rakus yang sangat terhadap dunia dan sangat letih dibuatnya. Bahkan ia akan begitu berduka saat tidak mendapatkan dunia. Seluruh rasa ini ada sebelum ia mendapatkan dunia maupun setelahnya.

Sama dan tak berbeda. Dia juga akan mendapati kepedihan dan penderitaan pada setiap perasaannya sesuai dengan besar dan kecilnya, sangat dan lemahnya. Yaitu setiap  kepedihan dan penderitaan yang tak lagi bisa dirasakan oleh hati sebab hati telah terlalu lelap dibuai olehnya dan telah mabuk kepayang dibuatnya. Tidak sesaat pun dia terjaga melainkan pasti ia akan merasakan dan mendapati kepedihan tersebut. Maka iapun segera berusaha menghilangkannya dengan mabuk yang serupa untuk kedua kalinya. Demikianlah ia selama dan seiring waktu-waktu dalam kehidupannya.

Bila demikian keadaannya, adakah kehidupan yang lebih sempit dibandingkan kehidupan yang demikian ini? Duhai adakah hati yang lembut yang masih bisa merasakannya?

Sehingga, hati-hati orang-orang yang suka menyimpang dari syari’at Islam yang mulia, meninggalkan sunah Rosululloh, berpaling dari al-Qur’an, hati orang-oang yang lalai dari Alloh, hati orang-orang ahli maksiat benar-benar berada di dalam jahim sebelum masuk di dalam neraka jahimil akbar, jahim yang lebih besar. Sedangkan hati orang-orang yang baik lagi taat, patuh kepada Alloh dan kepada Rosul-Nya berada di dalam kenikmatan sebelum di dalam kenikmatan yang lebih besar.

Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada di dalam neraka (jahim). (QS al-Infithor: 13-14)
Bagaimana Terapinya?


Tidak ada terapi membahagiakan hati dan memeliharanya dari sakitnya selain dengan iman dan ilmu yang bermanfaat. Yang paling utama ialah iman dengan tauhid yang baik dan ilmu yang baik.

Tidak ada kegembiraan bagi hati, kelezatan serta kenikmatannya, kebaikan serta kelapangannya, selain dengan menjadikan Alloh azza wajalla sebagai tuhannya, penciptanya, Dia saja satu-satunya. Dia azza wajalla yang diibadahi dengan peribadahan di atas puncak apa yang diinginkannya. Dan Dia azza wajalla yang paling dicinta dari seluruh apa saja yang selain-Nya. Begitulah cara membahagiakan hati dan melindungi diri dari sakit hati. Yaitu dengan mengikhlaskan hidup dengan berbagai rona-ronanya hanya untuk Alloh azza wajalla. Dan dengan mengikhlaskan kematian juga hanya demi Alloh azza wajalla.
“Katakanlah: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan semesta alam.” (QS al-An’am: 162)
Semoga Alloh memelihara kita dari jeleknya hati dan dari sakit hati, dan semoga Dia membimbing hati kita menuju ikhlas kepada-Nya pada kehidupan dan kematian kita.

Amin.



sumber dari: http://alghoyami.wordpress.com/

Thursday, 20 February 2014

Fearlessness in the face of Authority






Sulayman ibn ‘Abd al-Malik (the Ruler) once sent for Abu Hazim, and when he came to him, he said, “O Abu Hazim, why is it that we dislike death?”

He said, “Because you have ruined your Hereafter and built up your present world. So you hate to leave this constructed world of yours and go to the ruins.”

He said, “That’s true. So how will our arrival be when we go back to Allah?”

He said, “As for the righteous good-doer, then he will be like the absent one returning to his family, and as for the wicked, then he will be like the runaway slave being brought back to his master.”
Sulayman then wept and said, “Alas, what do we have with Allah then, O Abu Hazim?”

He said, “Present yourself to the Book of Allah `azza wa jall, and you will know what you have with Him.”

He said, “O Abu Hazim! How can I get that?”

He said, “At the point of His Words: “And indeed, the wicked will be in Hellfire.” [al-Infitar: 14]

He said, “So where is the Mercy of Allah?”

He said, “…Near to the good-doers.” [al-A’raf: 56]

Sulayman said, “What do you say about our affairs (as rulers)?”

He said, “Pardon me from answering this.”

He said, “Even words of advice that you can give?”

Abu Hazim said, “There are some people who took hold of this matter (authority/government) forcefully without consulting the Muslims or gathering their opinions. So they shed therein much blood because of their pursuit of the Dunya (world), and then they left this world. God knows what they will say and what will be said to them.”

Some of those present said, “What evil you have uttered, O shaykh!”

Abu Hazim said, “You are a liar. Indeed Allah has taken a covenant from the scholars that they should make things clear to the people and not conceal knowledge.”

Sulayman said, “Accompany us, O Abu Hazim, so that we can gain from you and you can gain from us.”

He said, “I seek refuge in Allah from that.”

He said, “And why?”

Abu Hazim said, “I fear that I will incline to you a little and thus be made to taste double punishment in life and double punishment after death.” (referring to verses from Surah al-Isra’)

He said, “Instruct me.”

He said, “Beware that Allah sees you where He has prohibited you from, and that He finds you missing from where He has ordered you to be.”

He said, “O Abu Hazim, pray for us for goodness.”

He said, “O Allah, if Sulayman is from Your close slaves, then ease the path of goodness for him. And if he is an enemy to You, then take him by the forelock and guide him to good.”

Sulayman said to one of the workers, “Bring a hundred dirhams.” And he gave it to Abu Hazim saying, “Take it.”

Abu Hazim said, “I have no need for it. I fear that you are bestowing this upon me because of what you just heard from me.”

- Translated from Shaykh Sa’id ‘Abd al-’Adhim’s book, ‘al-Atqiya’ al-Akhfiya’, pg.169-170



sumber dari: fajr-literary.com

Ciptaan Allah dan The Golden Ratio




Golden Section juga dikenal dengan nama The Golden Mean, Golden Ratio, dan Divine Proportion (The Golden Section).

Dijabarkan sebagai sebuah rasio yang berasal dari huruf Yunani : phi Op), rasio the golden mean sama dengan atau mendekati bilangan 1.618033988749895 or (1+'q5)/2 (The Golden Mean, MathSoft Constants) yang termasuk di dalamnya satu set konstruksi geometrik untuk memisahkan satu ruas garis menjadi banyak bagian dimana nilai rasio/perbandingan garis yang panjang berbanding total panjang garis sama dengan atau mendekati nilai perbandingan dari garis yang pendek berbanding dengan garis yang panjang (The Golden Section).

The Golden Mean sebagai sebuah rasio/perbandingan kompleks yang berasal dari huruf Yunani phi ((p) menggambarkan satu set figur geometrik yang termasuk di dalamnya ; garis, segiempat, dan spiral. Figur-figur tersebut jika digambar sesuai dengan the Divine proportion dianggap sebagai bentuk yang sempurna dan paling memuaskan secara estetis.

The Golden Section telah digunakan sejak jaman klasik dalam berbagai penerapan termasuk dalam bidang seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya terkait dengan hal yang bersifat ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut.Angka Fibonacci 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain.

Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai "golden ratio" atau "rasio emas".GOLDEN RATIO (RASIO EMAS) = 1,618 233 / 144 = 1,618 377 / 233 = 1,618 610 / 377 = 1,618 987 / 610 = 1,618 1597 / 987 = 1,618

Anda akan melihat betapa hebat Allah dalam presentasi ini, dan ini menyajikan bukti-bukti tentang keberadaan Allah.Semua ciptaan di alam semesta ini mengikuti rasio ilahi ini.

- Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku = 1. 618
- Jarak antara pusar dan bagian atas kepala / jarak antara garis bahu dan bagian atas kepala = 1. 618.
- Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan ujung kaki = 1. 618.

Bahkan kaki Anda juga menunjukkan phi. Kaki memiliki beberapa proporsi berdasarkan garis phi, termasuk: bagian tengah lengkungan kaki dan telapak kaki; bagian dasar garis dan ujung jempol kaki; bagian atas garis ujung dan bagian bawah jalur riwayat kaki. Jari-jari kita memiliki tiga ruas. Proporsi dari dua bagian jari dengan panjang jalur riwayat juga menunjukkan rasio emas. Anda juga dapat melihat bahwa proporsi jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula.Wajah ManusiaTotal lebar dua gigi depan pada rahang atas dibagi dengan tingginya menghasilkan rasio emas. Lebar gigi pertama dari tengah dibandingkan gigi kedua juga menghasilkan rasio emas.

Allah berfirman dalam Alquran:  
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu." (QS. Al-Infitar, 7-8)

Panjang wajah / lebar wajah = 1,681 Panjang mulut / lebar hidung = 1,681 Lebar hidung / jarak antara lubang hidung = 1,681 Jarak antara pupil / jarak antara alis = 1,681 Jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala / panjang kepala = 1. 618Paru-paruSalah satu fitur dari jaringan bronkia yang membentuk paru-paru adalah bentuknya yang asimetris. Sebagai contoh, tenggorokan terbagi menjadi dua bronkus utama, yang pertama panjang (di sebelah kiri) dan yang kedua pendek (di sebelah kanan). Percabangan asimetris ini terus berlanjut ke subdivisi berikutnya dari bronki. Itu dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini proporsi bronkus pendek ke panjang selalu 1/1.618.

Spiral

Sebuah persegi panjang yang perbandingan panjang sisi-sisinya sama dengan rasio emas dikenal sebagai "persegi panjang emas." Sebuah persegi panjang yang panjang dan lebarnya masing-masing berukuran 1,618 dan 1 satuan panjang adalah persegi panjang emas. Mari kita letakkan sebuah bujur sangkar di sepanjang sisi lebar dari persegi panjang ini dan menggambar seperempat lingkaran yang menghubungkan dua sudut dari bujur sangkar ini. Kemudian, kita gambar satu bujur sangkar lagi dan seperempat lingkaran pada sisi yang selebihnya dan melakukan hal demikian pada seluruh persegi panjang yang ada pada persegi panjang utama. Jika Anda melakukan hal ini, pada akhirnya Anda akan mendapatkan sebuah spiral.

Pakar keindahan asal Inggris William Charlton menjelaskan bagaimana orang-orang menyukai bentuk spiral dan telah menggunakannya selama ribuan tahun. Ia menyatakan bahwa kita menyukai bentuk spiral karena penglihatan kita dapat dengan mudah mengikuti bentuk tersebut.

Spiral yang didasarkan pada rasio emas memiliki rancangan paling tak tertandingi yang dapat Anda temukan di alam. Sejumlah contoh pertama yang dapat kita berikan adalah susunan spiral pada bunga matahari dan buah cemara. Bentuk-bentuk lengkung spiral ini senantiasa sama dan bentuk dasarnya tidak pernah berubah berapapun ukurannya. Tidak ada bentuk mana pun dalam matematika yang memiliki sifat ini.

Rasio Emas pada DNA

Molekul yang mengandung informasi tentang seluruh sifat-sifat fisik makhluk hidup juga telah diciptakan dalam bentuk yang didasarkan pada rasio emas. Molekul DNA, cetak biru kehidupan, didasarkan pada rasio emas. DNA tersusun atas dua rantai heliks tegaklurus yang saling berjalinan. Panjang lengkungan pada setiap rantai heliks ini adalah 34 angstroms dan lebarnya 21 angstroms. (1 angstrom adalah seperseratus juta sentimeter.) 21 dan 34 adalah dua angka Fibonacci yang berurutan.

Rasio Emas pada Makkah dan Ka’bah

Al-Qur’an memberi isyarat tentang hubungan antara Kota Makkah dan Golden Ratio, yaitu di dalam Surah Ali Imran ayat 96. Jumlah total semua huruf dari ayat ini adalah 47. Menghitung Golden Ratio dari total surat, kata Makkah tersirat : 47/1.618 = 29,0. Terdapat 29 surat-surat dari awal sampai ayat kata, Makkah seperti dalam peta dunia. Jika hanya satu kata atau huruf yang hilang, rasio ini tidak pernah bisa dipakai. Kita menyaksikan koherensi sejumlah surat yang mengungkapkan hubungan antara Mekah dan Golden Ratio.

Penemuan mengenai hubungan antara Golden Ratio, Mekkah, Ka’bah dan Qur’an telah meningkat dari hari ke hari. Pada gambar, itu menunjukkan bahwa pengukuran dengan rasio emas kompas yang juga dikenal sebagai Kompas Leonardo, membuktikan bahwa kota Mekah terletak di Golden Ratio Point of Saudi sementara Ka’bah terletak di Mekah Golden Ratio City. Menurut perhitungan probabilitas, semua bukti ini tidak dapat insidentil (terjadi secara kebetulan).


sumber dari: midahzone.blogspot.com

He Who created you and formed you




THE HUMAN MIRACLE

O man! What has deluded you in respect of your Noble Lord? He Who created you and formed you and proportioned you and assembled you in whatever way He willed. (Surat al-Infitar:6-8)



sumber dari: the-human-miracle.blogspot.com

The Cleaving






1 When the heaven is cleft asunder.
2 And when the stars have fallen and scattered.
3 And when the seas are burst forth.
4 And when the graves are turned upside down (and bring out their contents)
5 (Then) a person will know what he has sent forward and (what he has) left behind (of good or bad deeds).
6 O man! What has made you careless about your Lord, the Most Generous?
7 Who created you, fashioned you perfectly, and gave you due proportion.
8 In whatever form He willed, He put you together.
9 Nay! But you deny Ad-Din (i.e. the Day of Recompense).
10 But verily, over you (are appointed angels in charge of mankind) to watch you,
11 Kiraman (Honourable) Katibin writing down (your deeds),
12 They know all that you do.
13 Verily, the Abrar (the pious believers of Islamic Monotheism) will be in Delight (Paradise);
14 And verily, the Fujjar (the wicked, disbelievers, polytheists, sinners and evil-doers) will be in the blazing Fire (Hell),
15 Therein they will enter, and taste its burning flame on the Day of Recompense,
16 And they (Al-Fujjar) will not be absent therefrom.
17 And what will make you know what the Day of Recompense is?
18 Again, what will make you know what the Day of Recompense is?
19 (It will be) the Day when no person shall have power (to do) anything for another, and the Decision, that Day, will be (wholly) with Allah.


sumber dari: quran-english-transliteration.blogspot.com

Tuesday, 24 December 2013

What has made you careless about your Lord






O man! What has made you careless about your Lord, the Most Generous? Who created you, fashioned you perfectly, and gave you due proportion; ( Holy Qura'n * Surah Al Infitar 6 & 7 )



sumber dari: koshani.blogspot.com

Wednesday, 17 July 2013

Destruction (Kieyamah)




Yaum-al-Qiyamah, are we prepared?


Allah (STW) Sent Us In This Planet (Earth), and at a time We have to return to the Allah(SWT). In The Last day of this world, Allah will Destroy this universe (What was created only for us) to start Judgment  of each person. What will happen in the time of destruction Allah Informed us in the Holy Al-Quran….Some of those verses are here.

In Surath Al-Mu'minun
18. And We send down water from the sky according to (due) measure, and We cause it to soak in the soil; and We certainly are able to drain it off (with ease).
45. Then We sent Moses and his brother Aaron, with Our Signs and authority manifest,
46. To Pharaoh and his Chiefs: but these behaved insolently: they were an arrogant people.

In Surath Ya-Sin
51. The trumpet shall be sounded, when behold! from the sepulchers (men) will rush forth to their Lord!
In Surath Al-Haj
2. The Day ye shall see it, every mother giving suck shall forget her suckling- babe, and every pregnant female shall drop her load (unformed): thou shalt see mankind as in a drunken riot, yet not drunk: but dreadful will be the Chastisement of Allah.
7. And verily the Hour will come: there can be no doubt about it, or about (the fact) that Allah will raise up all who are in the graves.

In Surath Al-'Anbya
 104. The Day that We roll up the heavens like a scroll rolled up for books (completed),- even as We produced the first creation, so shall We produce a new one: a promise We have undertaken: truly shall We fulfill it.

In Surath 'Ali `Imran
185. Every soul shall have the taste of death: And only on the Day of Judgment shall you be paid your full recompense. Only he who is saved far from the Fire and admitted to the Garden will have succeeded: For the life of this world is but goods and chattels of deception.

In Surath An-Nahl
77. To Allah belongeth the Unseen of the heavens and the earth. And the matter of the Hour (of Judgment) is as the twinkling of an eye, or even quicker: for Allah hath power over all things.
In Surath At-Tur
9. On the Day when the firmament will be in dreadful commotion.
10. And the mountains will move.
11. Then woe that Day to the rejecters (of truth);-
In Surath Al-Qiyamah
8. And the moon is buried in darkness.
9. And the sun and moon are joined together,-
10. That Day will Man say: "Where is the refuge?"
11. By no means! No place of safety!
12. Before thy Lord (alone), that Day will be the place of rest.

In Surath 'Ibrahim
42. Think not that Allah doth not heed the deeds of those who do wrong. He but giveth them respite against a Day when the eyes will fixedly stare in horror,-
43. They running forward with necks outstretched, their heads uplifted, their gaze returning not towards them, and their hearts a (gaping) void!

In Surath An-Naml
87. And the Day that the Trumpet will be sounded - then will be smitten with terror those who are in the heavens, and those who are on earth, except such as Allah will please (to exempt): and all shall come to Him in utter humility.
88. Thou seest the mountains and thinkest them firmly fixed: but they shall pass away as the clouds pass away: (such is) the artistry of Allah, who disposes of all things in perfect order: for He is well acquainted with all that ye do.

In Surath Taha
105. They ask thee concerning the Mountains: say, "My Lord will uproot them and scatter them as dust;
106. "He will leave them as plains smooth and level;
107. "Nothing crooked or curved wilt thou see in their place."
108. On that Day will they follow the Caller (straight): no crookedness (in) him: all the voices will be hushed to the Most Gracious: so that thou hearest not but murmuring.
109. On that Day shall no intercession avail except for those for

In Surath Ad-Dukhan
10. Then watch thou for the Day that the sky will bring forth a kind of smoke (or mist) plainly visible,
11. Enveloping the people: this will be a Chastisement Grievous.
12. (They will say:) "Our Lord! remove the Chastisement from us, for we do really believe!"
In Surath Al-Muzzammil
17. Then how shall ye, if ye deny (Allah), guard yourselves against a Day that will make children hoary-headed?-
18. Whereon the sky will be cleft asunder? His Promise needs must be accomplished.
In Surath Al-Qari`ah
1. The (Day) of Clamor:
2. What is the (Day) of Clamor?
3. And what will explain to thee what the (Day) of Clamor is?
4. (It is) a Day whereon men will be like moths scattered about,
5. And the mountains will be like carded wool.
6. Then, he whose balance (of good deeds) will be (found) heavy,
7. Will be in a life of good pleasure and satisfaction.
8. But he whose balance (of good deeds) will be (found) light,-
9. Will have his home in a (bottomless) Pit.
10. And what will explain to thee what this is?
11. (It is) a Fire Blazing fiercely!
In Surath An-Naba'
18. The Day that the Trumpet shall be sounded, and ye shall come forth in crowds;
19. And the heavens shall be opened as if there were doors,
20. And the mountains shall vanish, as if they were a mirage.

In Surath Al-Haqqah
13. Then, when one blast is sounded on the Trumpet,
14. And the earth is moved, and its mountains, and they are crushed at one stroke,-
15. On that Day shall the (Great) Event come to pass.
16. And the sky will be rent asunder, for it will that Day be flimsy,
In Surath Al-Mursalat
10. When the mountains are scattered (to the winds) as dust;
11. And when the messengers are (all) appointed a time (to collect);-
12. For what Day are these (portents) deferred?
13. For the Day of Sorting out.
14. And what will explain to thee what is the Day of Sorting out?
15. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
16. Did We not destroy the men of old (for their evil)?
17. So shall We make later (generations) follow them.
18. Thus do We deal with men of sin.
19. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
In Surath Ar-Rahman
27. The Companions of the Right Hand,- What will be the Companions of the Right Hand?
37. Full of love (for their mates), equal in age,-

In Surath Al-Ma`arij
The Day that the sky will be like molten brass,
9. And the mountains will be like wool,
10. And no friend will ask after a friend.
In Surath. Al-'Inshiqaq
1. When the Sky is rent asunder,
2. And hearkens to (the Command of) its Lord, and it must needs (do so);-
3. And when the earth is flattened out,
4. And casts forth what is within it and becomes (clean) empty,
In Surath At-Takwir
1. When the sun (with its spacious light) is folded up;
2. When the stars fall, losing their luster;
3. When the mountains vanish (like a mirage);
4. When the she-camels, ten months with young, are left untended;
5. When the wild beasts are herded together (in human habitations);
6. When the oceans boil over with a swell;
7. When the souls are sorted out, (being joined, like with like);
8. When the female (infant), buried alive, is questioned -
9. For what crime she was killed;
10. When the Scrolls are laid open;
11. When the sky is unveiled;
12. When the Blazing Fire is kindled to fierce heat;
13. And when the Garden is brought near;-
14. (Then) shall each soul know what it has put forward.
15. So verily I call to witness the Planets - that recede,
16. Go straight, or hide;
17. And the Night as it dissipates;
18. And the Dawn as it breathes away the darkness;-
19. Verily this is the word of a most honorable Messenger,
20. Endued with Power, held in honor by the Lord of the Throne,
21. With authority there, (and) faithful to his trust.

In Surath Al-'Infitar
1. When the Sky is cleft asunder;
2. When the Stars are scattered;
3. When the Oceans are suffered to burst forth;
4. And when the Graves are turned upside down;-
5. (Then) shall each soul know what it hath sent forward and (what it hath) kept back.

In Surath `Abasa
34. That Day shall a man flee from his own brother,
35. And from his mother and his father,
36. And from his wife and his children.
37. Each one of them, that Day, will have enough concern (of his own) to make him indifferent to the others.

sumber dari: secret2100.blogspot.com

Friday, 30 December 2011

Al-Infitar -urdhu translation


Al-Infitar -from my friend





 1 - Gök çatladığı vakit,
2 - Yıldızlar döküldüğü vakit,
3 - Denizler yarılıp akıtıldığı vakit,
4 - Kabirlerin içi dı؛ına getirildiği vakit,
5 - Herkes neyi önünden gönderdiğini ve neyi geri bıraktığını bilir.
6 - Ey insan! İhsanı bol Rabb'ine karşı seni aldatan nedir?
7 - O Allah ki seni yarattı, seni düzgün yapılı kılıp ölçülü bir biçim verdi.
8 - Seni dilediği her hangi bir ؛ekilde parçalardan oluşturdu.
9 - Hayır hayır, siz cezayı yalanlıyorsunuz.
10 - Oysa üzerinizde koruyucular var.
11 - Değerli yazıcılar
12 - Onlar, siz her ne yaparsanız bilirler
13 - Ku؛kusuz iyiler nimet içindedirler.
14 - Kötüler de cehennemdedirler.
15 - Ceza günü ona girecekler.
16 - Onlar o cehennemin gözünden kaçamazlar. İ
17 - Ceza gününün ne olduğunu sen bilir misin?
18 - Evet, bilir misin nedir acaba o ceza günü?
19 - O gün, hiç kimsenin ba؛kası için hiçbir şeye sahip olamadığı gündür. O gün buyruk yalnız Allah'ındır

Al-Infitar -hari pembalasan








"Dan sudahkah engkau ketahui apa (yang dikatakan) Hari Pembalasan? Sekali lagi, apakah sudah engkau ketahui apa (yang dikatakan) Hari Pembalasan itu?(ialah) hari yang tiada siapa pun dapat tnenolong siapa, kerana semua urusan pada hari itu (adalah) kepunyaan Allah."

(Surah al-Infitar: Ayat 17-19)