Showing posts with label Al-Hijr. Show all posts
Showing posts with label Al-Hijr. Show all posts

Tuesday, 10 June 2014

12 Kaum Yang Dibinasakan Allah SWT







1. Kaum Nabi Nuh.
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang engkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (Surah Al-Ankabut : 14).

2. Kaum Nabi Hud.
Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (Surah Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).

3. Kaum Nabi Salleh.
Nabi Salleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Salleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (Surah ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).

4. Kaum Nabi Luth.
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyonsang, iaitu berminat dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Banyak kali diberi peringatan, mereka tidak mahu bertaubat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah runtuhan rumah mereka sendiri (Surah Alsyu’araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).

5. Kaum Nabi Syuaib.
Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah kerana mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perniagaan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Banyak kali mereka berlindung di tempat yang teduh, perkara itu tidak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (Surah Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pohonnya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (Surah AlHijr: 78, Alsyu’araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).

6. Firaun.
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun mengaku sebagai tuhan. Dia akhirnya maut di Laut Merah dan jasadnya berjaya diselamatkan. Hingga kini masih boleh disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).

7. Ashab Al-Sabt.
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestin). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (Surah Al-A’raaf: 163).

8. Ashab Al-Rass.
Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Salleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib.
Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan kerana mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam perigi sehingga mereka dibinasakan Allah (Surah Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).

9. Ashab Al-Ukhdudd.
Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (Surah Alburuuj: 4-9).

10. Ashab Al-Qaryah.
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (Surah Yaasiin: 13).

11. Kaum Tubba’.
Tubaa’ adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat engkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah empangan air (Surah Addukhan: 37).

12. Kaum Saba.
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Kerana mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan empangan Ma’rib dengan banjir besar (Al-Arim) (Surah Saba: 15-19).



sumber dari: nine.gapuranetwork.net/

Saturday, 7 June 2014

Tsunami di Jepun.. Peringatan dari Allah buat manusia





Gempa bumi yang berlaku adalah yang terburuk pernah dialami Jepun dalam tempoh 140 tahun. Gempa bumi sekuat 8.9 pada skala Ritcher itu telah mengakibatkan tsunami besar sehingga 10 meter di bahagian timur Jepun. 4.4 juta rumah telah terputus bekalan eletrik. Sebuah kapal dengan 100 penumpang telah dihanyutkan. seramai 10 000 rakyat Jepun terkorban.

Kerajaan Jepun telah mengisytiharkan darurat disekitar loji nuklear Fukushima. Dalam pada itu, 100 rakyat Malaysia dikawasan ini diberitakan selamat. Kejadian ini mirip kepada gempa dan tsunami yang telah melanda Acheh pada 2004.


Adakah kita tidak merasakan sesuatu ?

atau

kita sedang mencari apa sebenarnya punca semua ini ?

atau

kita tak sedar pun hakikatnya inilah penanda
AKHIR ZAMAN



ketahuilah bahawasanya masa berlakunya sesuatu itu telah pun Allah tetapkan. ianya tidak akan berganjak sedetik ke hadapan ataupun berundur sedetik ke belakang.

" Dan kami tidak membinasakan sesuatu negeri melainkan sudah ada ketentuan yang ditetapkan olehNYA" ( surah al-hijr, ayat 4 )


"Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam keruntuhan rumah mereka" ( Surah Al-A'raf, ayat 78 dan 91 )

" Dan apabila lautan dijadikan meluap" ( Surah Al-Infitar, ayat 3)

" Dan apabila lautan dipanaskan " ( Surah At-Takwir, ayat 6)
Makna kedua Surah tersebut, adalah menegaskan, dimana laut akan meluap kerana kerana adanya proses pemanasan didasar bumi.



sumber dari: imanafs.blogspot.com/

Thursday, 15 May 2014

Penawar Sanubari bersama Ashraf Muslim







Masalah Lemah Antibodi
Surah al-Anfal (8): Ayat 36-50

Masalah Keyakinan Diri
Surah al-Nur (24): Ayat 11-25

Masalah Kerungsingan
Surah Muhammad (47): Ayat 21-32

Masalah Terseliuh
Surah Qaf (50): Ayat 16-45

Masalah Zuriat
Surah Nahli (16): Ayat 81-89 (untuk Lelaki)
Surah Maryam (19): Ayat 31-48 (untuk Perempuan)

Ayat Pendinding Diri
Surah al-Baqarah(2): Ayat 103-123

Masalah Kemarahan
Surah Toha (20): Ayat 120-135

Masalah Penyakit Kanser
Surah al-Mukminum  (23): Ayat 91-100

Masalah Rezeki
Surah al-Waqiah (56)

Ayat Penerang Hati
Surah ar-Rahman (55)

Masalah Jantung
Surah al-Israq (17): Ayat 40-55

Masalah Anak Bermasalah
Surah Yasin (36): Ayat 72-83

Masalah Akhlak
Surah al-Hajj (22): Ayat 73-78

Masalah Was-was
Surah al-Hijr (15): Ayat 66-99



sumber dari: alamhati.com/blog/

Friday, 18 April 2014

membukakan mata yang buta, telinga yang tuli







Al-Qur'an adalah firman Allah, muncul dari dzat-Nya dalam bentuk ucapan yang tak dapat dilukis keindahannya. Diturunkan kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu, orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sempurna. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang nyata. Bukan ciptaanNya, seperti layaknya perkataan makhluk, barang siapa mendengarnya dan menganggap sebagai perkataan manusia, maka ia telah kafir.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan sifat kepadanya, sebagaimana disebutkan dalam firmanNya:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
{Fushshilat 41:41-42}
Di dalam ayat yang lain Allah juga mensifatinya dengan firman-Nya:
(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.
{Huud 11:1}
Sungguh ayat-ayat Al-Qur'an ini sangat cermat dan teliti, jelas dan terperinci, yang telah ditetapkan oleh yang Maha Bijaksana, dan yang telah diuraikan oleh yang Maha Tahu. Kitab ini akan terus menjadi mukjizat dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lain sebagainya. Sampai Allah mengambil kembali bumi dan yang ada di dalamnya, tidak akan terdapat sedikitpun penyelewengan dan perubahan terhadapnya.
sebagai bukti akan kebenaran firman Allah:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
{Al-Hijr 22:9}
Dunia secara keseluruhan belum pernah memperoleh sebuah kitab seperti Al-Qur'an yang mulia ini, yang mencakup segala kebaikan, dan memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, serta mencakup semua hal yang akan membahagiakan manusia.
Allah berfirman:
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.
{Al-Isra 17:9}
Al-Qur'an ini diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan, menuju cahaya.
Allah berfirman:
(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
{Ibrahim 14:1}
Dengan Al-Qur'an, Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami setiap surat dan ayat-ayatnya, dipahami secara mendalam setiap kalimat dan kata-katanya, tidak keluar dari batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya, menjauhi larangan-larangan, berakhlak dengan apa yang disyariatkan, dan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai terhadap dirinya, keluarga dan masyarakatnya, maka akan menjadikan umat Islam merasa aman, tenteram dan bahagia di dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
{Al-Baqarah 2:121}
Ibnu Abbas berkata: "Mereka mengikutinya dengan sebenarnya, menghalalkan yang telah dihalalkan dan mengharamkan yang telah diharamkan serta tidak menyelewengkannya dari yang semestinya". Dan Qatadah berkata: "Mereka itu adalah sahabat-sahabat Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Beriman kepada kitab Allah, lalu membenarkannya, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta melaksanakan apa yang ada di dalamnya".

Makhluk jin sangat terkesan sekali tatkala mendengarkan bacaan Al-Qur'an, hati mereka dipenuhi dengan kecintaan dan penghargaan terhadapnya, dan mereka bersegera mengajak kaumnya untuk mengikutinya.
sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firman-Nya:
lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak".
{Jinn 71:1-3}
Allah telah bercerita tentang mereka dalam Al-Qur'an:
Mereka berkata: Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
{Al-Ahqaf 46:30-31}
Oleh karenanya, kitab yang mulia ini mengungguli kitab-kitab samawi sebelumnya. Dan kedudukannya pun di atas kitab-kitab itu.
Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
{Az-Zukhruf 43:4}
Dan firman Allah dalam ayat yang lain:
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.
{Al-Maidah 5:48}
Diantara keunggulan Al-Qur'an juga, bahwa Allah menjadikan gaya bahasanya mengandung mukjizat, sekalipun kitab-kitab lain juga mengandung mukjizat dari segi pemberitaan tentang yang gaib dan hukum-hukum, namun gaya bahasanya biasa-biasa saja, maka dari segi ini Al-Qur'an lebih unggul.
Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
{Az-Zukhruf 43:4}
Dan firman Allah:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.
{Al-Imran 3:110}
Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya, Fadhailul Qur'an (keutamaan-keutamaan Al-Qur'an) halaman:102-123, mengatakan: "Hal ini mereka raih berkat Al-Qur'an yang agung, yang mana Allah telah memuliakannya dari semua kitab yang pernah diturunkan-Nya, dan Dia jadikan sebagai batu ujian, penghapus dan penutup bagi kitab-kitab sebelumnya, karena semua kitab terdahulu diturunkan ke bumi dengan sekaligus, sedangkan Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi, demi untuk menjaganya dan menghargai orang yang diberi wahyu. Setiap kali ayat Al-Qur'an turun, seperti keadaan turunnya kitab-kitab sebelumnya".

Kitab yang mulia ini telah mengungkap banyak sekali kebenaran ilmiah kosmos, dalam ayat-ayat yang membuktikan wujud Allah, kekuasaan dan keesaan-Nya.
Allah berfirman:
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
{Al-Anbiya 21:30}
Al-Qur'an juga menganjurkan agar memanfaatkan apa yang dapat ditangkap oleh indra mata dalam kehidupan sehari-sehari dari ciptaan Allah.
sebagaimana difirmankan:
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi".
{Yunus 10:101}
Dan Allah berfirman:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
{Al-Jathiya 45:13}
Kaum muslimin hendaknya mempelajari ilmu-ilmu alam, serta menikmati manfaat dari kekuatan-kekuatan yang tersimpan di langit dan bumi. Sesungguhnya pembicaraan tentang Al-Qur'an tidak akan ada habis-habisnya. Al-Qur'an yang menganjurkan kaum muslimin untuk bersikap adil dan bermusyawarah, dan menanamkan kepada mereka kebencian terhadap kezaliman dan tindakan semena-mena. Syiar para pemeluknya adalah kekuatan iman, tidak sombong, solidaritas dan bersikap kasih sayang antara sesama mereka.

Hendaknya kita hidup dengan Al-Qur'an, membaca, memahami, mengamalkan dan menghafal. Hidup dengan Al-Qur'an adalah perbuatan yang paling terpuji, yang patut dilakukan oleh orang mukmin.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
{Fatir 35:29-30}
Dalam dua ayat tersebut di atas, Allah menganjurkan bagi orang-orang yang membaca Al-Qur'an agar disertai dengan perenungan, sehingga akan menimbulkan pengetahuan yang pada gilirannya akan menimbulkan pengaruh. Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh membaca Al-Qur'an adalah melaksanakan dalam bentuk perbuatan.

Oleh karena itu Allah iringi amalan membaca Al-Qur'an dengan mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezki yang dikarunia Allah secara diam-diam dan terang-terangan, kemudian dengan demikian orang-orang yang membaca Al-Qur'an itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi. Mereka mengetahui bahwa karunia Allah lebih baik dari apa yang mereka infakkan. Oleh karena mereka mengadakan perniagaan di mana Allah menambahkan karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Berterima kasih, mengampuni kelalaian, dan berterima kasih atas pelaksanaan tugas.

Oleh karena itu kita harus selalu membaca Al-Qur'an dengan perenungan dan kesadaran, sehingga dapat memahami Al-Quran secara mendalam. Bila seorang pembaca Al-Qur'an menemukan kalimat yang belum dipahami, hendaknya bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan.
Allah berfirman:

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
{An-Nahl 16:43}
Mempelajari Al-Qur'an sangat diperlukan. Disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan orang-orang yang ada di sisi-Nya (para malaikat), dan barang siapa amalnya kurang, tidak dapat ditambah oleh nasabnya. {Diriwayatkan oleh Muslim, 2699}. Sabda Rasul dalam hadis ini, "Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah", "Rumah" di sini bukanlah batas, terbukti dengan sebuah hadis riwayat Muslim yang lain yang mengatakan: "Tidaklah suatu kaum berzikir kepada Allah, melainkan akan diliputi oleh para malaikat" Jika berkumpul di tempat lain, selain rumah Allah (mesjid) maka bagi mereka keutamaan yang sama dengan mereka yang berkumpul di mesjid. Pembatasan "di rumah Allah" dalam hadis di atas, hanyalah karena seringnya tempat itu dijadikan tempat berkumpul, akan tetapi tidak ada keharusan berkumpul untuk membaca dan mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an dan kandungan hukumnya, di mana pun tempatnya akan mendapatkan keutamaan yang sama. Adapun jika berkumpul untuk belajar di mesjid lebih utama, hal itu dikarenakan mesjid mempunyai keistimewaan dan kekhususan yang tidak dimiliki oleh tempat yang lain.

Diriwayatkan oleh ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka ia akan memperoleh kebaikan. Kebaikan itu berlipat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan, Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi, Alif adalah huruf, Lam huruf, dan Mim huruf. {H. R. Tirmizi. Nomor:3075}.Dari Usman bin Affan ra. dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam ia bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain".{Bukhari. Nomor:4739}. Hadis ini menunjukkan akan keutamaan membaca Al-Qur'an. Suatu ketika Sufyan Tsauri ditanya, manakah yang engkau cintai orang yang berperang atau yang membaca Al-Qur'an? Ia berkata, membaca Al-Qur'an, karena Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain" Imam Abu Abdurrahman As-Sulami tetap mengajarkan Al-Qur'an selama empat puluh tahun di mesjid agung Kufah disebabkan karena ia telah mendengar hadis ini. Setiap kali ia meriwayatkan hadis ini, selalu berkata: "Inilah yang mendudukkan aku di kursi ini".

Al hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Qur'an halaman 126-127 berkata: [Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkan kepada orang lain" adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.
Allah berfirman:

Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan.
{An-Nahl 16:88}
Sebagaimana firman Allah:
Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur'an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya.
{Al-An'am 6:158}
Penafsiran yang paling benar dalam ayat di atas, dari dua penafsiran ahli tafsir adalah bahwa, mereka melarang orang-orang untuk mengikuti Al-Qur'an, sementara mereka sendiri pun menjauhkan diri darinya. Mereka menggabungkan antara kebohongan dan berpaling.
Sebagaimana firman Allah:
Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Maka siapakah yang lebih lalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya?"
{Al-An'am 6:157}
Beginilah perihal orang-orang kafir yang jahat, sedangkan orang-orang mukmin yang baik dan pilihan selalu menyempurnakan dirinya dan berusaha menyempurnakan orang lain, sebagaimana tersebut dalam hadis di atas.
Allah berfirman:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?".
{Fushilat 41:33}
Ayat ini menggabungkan antara seruan kepada Allah, baik dengan azan atau yang lainnya, seperti mengajarkan Al-Qur'an, hadis, fikih dan lainnya yang mengacu kepada keridaan Allah. dan dengan perbuatan saleh, dan juga berkata dengan ucapan yang baik.

Rahmat Allah akan dilimpahkan kepada orang-orang yang membaca Al-Qur'an dan mereka yang menegakkan hukumnya, juga mencakup orang-orang yang mendengarkan bacaannya.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mengerjakan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
{Al-Anfal 8:2-4}
Dari Abdullah Ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam. berkata kepadaku: 430 - Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra. ia berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. bersabda kepadaku: Bacakan Al-Qur'an kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah! Aku harus membacakan Al-Qur'an kepada Anda, sedangkan kepada Andalah Al-Qur'an itu diturunkan? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Aku lalu bacakan surat An-Nisa. Ketika sampai pada firman yang berbunyi:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا
Maka bagaimanakah "halnya orang kafir nanti", jika Kami mendatangkan seorang saksi "rasul" dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu "Muhammad" sebagai saksi atas mereka itu "umatmu".

Beliau berkata: "Cukup", lalu aku menoleh kepada beliau, tiba-tiba aku lihat beliau mencucurkan air mata. {H.R. Bukhari nomor:4582, Muslim nomor:800 dan Abu Daud Nomor:3668}.
Imam Nawawi berkomentar: [Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Al-Qur'an, merenungi, dan menangis ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang lain untuk membaca Al-Qur'an agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap untuk memahami dan mentadabburi Al-Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri].

Setiap orang muslim hendaknya tahu akan hak-hak Al-Qur'an; menjaga kesuciannya, komitmen terhadap batas-batas yang telah ditetapkan oleh agama saat mendengarkan bacaannya, dan meneladani para salaf (pendahulu) saleh dalam membaca dan mendengarkannya. Sungguh mereka itu bagaikan matahari yang menerangi hati dan dapat diteladani dalam kekhusyukan yang sempurna dalam meresapi,dan mengimani.
Firman Allah:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
{Asy-Syu'ara 26:192-195}
Memang benar adanya, bahwa Al-Qur'an, baik lafal maupun makna adalah firman Allah, yang merupakan sistem dari langit untuk seluruh makhluk, khususnya manusia. Selain itu ia merupakan rujukan utama perkara-perkara agama dan sandaran hukum. Hukum-hukum yang ada di dalamnya tidaklah diturunkan sekaligus, akan tetapi diturunkan secara berangsur selama masa kerasulan; ada yang turun untuk menguatkan dan memperkokoh pendirian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, ada yang turun mendidik umat yang baru saja tumbuh dan ada pula yang diturunkan oleh karena peristiwa keseharian yang dialami oleh umat Islam di tempat dan waktu yang berbeda-beda. Setiap kali ada peristiwa, turunlah ayat Al-Qur'an yang sesuai dan menjelaskan hukum Allah atas peristiwa itu. Di antaranya adalah kasus-kasus dan peristiwa yang terjadi pada masyarakat Islam, pada masa pensyariatan hukum, di mana umat Islam ingin mengetahui hukumnya, maka turunlah ayat yang menjelaskan hukum Allah, seperti larangan minuman keras.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam. datang ke Madinah dan mendapati orang-orang meminum minuman keras, dan makan dari hasil berjudi. Lalu mereka bertanya kepada Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam tentang masalah itu.
Maka Allah menurunkan ayat:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.
{Al-Baqarah 2:219}
Lalu orang-orang berkata: "Tidak diharamkan, hanya saja pada keduanya dosa yang besar". Selanjutnya mereka masih juga banyak yang minum khamar (minuman keras), sampai pada suatu hari, seorang dari Kaum Muhajirin mengimami sahabat-sahabatnya pada shalat Magrib. Bacaannya campur aduk antara satu dengan yang lain, sehingga Allah menurunkan ayat Al-Qur'an yang lebih keras dari ayat sebelumnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.
{An-Nisa 4:43}
Akan tetapi, Orang-orang masih juga banyak yang meminum minuman keras, hingga salah seorang melakukan shalat dalam keadaan mabuk.
Lalu turunlah ayat Al-Qur'an yang lebih keras lagi:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
{Al-Maidah 5:90}
Mereka berkata: "Kami tidak akan melakukannya lagi wahai Tuhan!" Lalu orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah banyak orang yang terbunuh di jalan Allah, atau mati di atas kasurnya, padahal mereka telah meminum khamar dan makan dari hasil perjudian, sedangkan Allah telah menjadikan keduanya, najis yang merupakan perbuatan setan".
Maka turunlah ayat:
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebaikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
{Al-Maidah 5:93}
Nabi bersabda: "Jika diharamkan atas mereka sebelumnya, niscaya mereka akan meninggalkannya sebagaimana halnya kalian meninggalkan.{Musnad Ahmad 2/251 dan 252}. Dalam sahih Bukhari, hadis nomor:4620, disebutkan, dari Anas bin Malik ra. ia berkata: "Dulu aku pernah jadi penyuguh minuman (khamar) di rumah Abu Thalhah, dan turunlah ayat pengharaman minuman keras. Lalu diutuslah seseorang untuk menyerukan larangan ini. Abu Thalhah berkata, "Keluarlah dan lihat suara apakah itu". Lalu aku keluar, dan aku berkata: "Sungguh minuman keras telah diharamkan". Ia berkata kepadaku: "Pergi, dan tumpahkanlah". Anas berkata: "Aku pun keluar dan menuangkannya. Saat itu khamar mengalir di jalan-jalan Madinah." Anas berkata: "Jenis khamar pada saat itu adalah yang terbuat dari kurma." Sebagian orang berkata: "Telah banyak yang terbunuh, sedangkan minuman itu ada di dalam perut mereka". Ia berkata, lalu turunlah ayat: "Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu".

Dari yang disebutkan di atas, kita mengetahui bahwa larangan meminum khamar (minuman keras)terjadi dalam tiga tahap, yaitu ketika turun surat Al-Baqarah: "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".

Ayat ini mengandung larangan meminum minuman keras dengan cara yang halus. Maka yang meninggalkannya ketika itu hanya sekelompok orang yang tingkat ketakwaan mereka sangat tinggi. Umar ra. berkata, "Ya Allah, berikanlah penjelasan yang terang tentang hukum meminum minuman keras". Lalu turunlah ayat yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan". Lalu umat Islam menghindari untuk meminumnya pada waktu-waktu mendekati shalat. Umar ra. berkata, "Ya Allah, berikanlah penjelasan yang terang tentang minuman keras". Maka turunlah surat Al-Ma'idah: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan, Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Saat itulah ketika diserukan dan dibacakan ayat ini, Umar ra. berkata, "Kami berhenti (dari melakukannya)". Demikianlah proses pensyariatan yang bertahap, di mana Allah menyucikan umat Islam dari adat istiadat yang bertentangan dengan sistem Islam, dan melengkapi mereka dengan sifat-sifat yang mulia, seperti: pemaaf, penyabar, kasih sayang, jujur, menghormati tetangga, berlaku adil dan perbuatan baik yang lain.

Hanya Allah semata yang menetapkan syariat untuk para hambanya.
Allah berfirman:
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.
{Al-An'am 6:57}
Syariat itu ditetapkan tiada lain kecuali hanya untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia, baik hikmah yang terkandung di dalamnya tampak atau pun tidak. Al-Qur'an adalah sumber pertama syariat. Adapun sumber kedua adalah sunah, dan tidak ada perselisihan antara para ulama bahwa sunah merupakan hujah dalam syariat di samping Al-Qur'an.
Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
{An-Nisa 4:59}
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.
{An-Nahl 16:44}
Dan firman Allah:
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.
{Al-Hasyr 59:7}
Imam Ibnu Qayimil Jauziah dalam bukunya "A,lamul Muwaqqi,in ,An Rabil Alamin", halaman, 263, menjelaskan tentang peran sunah terhadap Al-Qur'an, ia berkata: "Peran sunah terhadap Al-Qur'an ada tiga: Pertama, Mempunyai maksud sama dengan Al-Quran dilihat dari semua segi. Sehingga masing-masing ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi yang sama-sama menunjukkan kepada hukum yang sama termasuk dalam kategori suatu yang hukum mempunyai lebih dari satu dalil. Kedua, Menjelaskan maksud dari Al-Qur'an dan penafsirannya. Ketiga, Menetapkan suatu hukum, wajib atau haram, yang tidak ada terdapat dalam Al-Qur'an. Peran itu tidak keluar dari tiga hal ini dan tidak ada pertentangan sama sekali antara Al-Qur'an dan sunah.

Oleh karenanya, sunah menegaskan suatu hukum dari Al-Qur'an, kadang kala ia menafsirkan teks Al-Qur'an atau menguraikan hukum yang dijelaskan secara ringkas dalam Al-Qur'an, bahkan juga menetapkan suatu hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an. Namun demikian sunah tidak menetapkan sebuah hukum, kecuali bila di dalam Al-Qur'an tidak diketemukan hukum yang dimaksud. Sunahlah yang menjelaskan kepada kita -umat Islam- bahwa shalat yang diwajibkan adalah lima kali sehari semalam, darinya juga diketahui jumlah rakaat dalam shalat dan rukun-rukunnya, menjelaskan hakikat zakat, dan ke mana disalurkan serta berapa nisabnya. Dan sunah juga yang menjelaskan kepada kita cara-cara haji dan umrah, dan bahwa ibadah haji hanya wajib sekali dalam seumur hidup, dan ia pula yang menerangkan tentang miqat-miqat haji, zamani dan makani (waktu dan tempat) dan jumlah putaran tawaf.

Maka bagi mereka yang hanya berpegang terhadap Al-Qur'an dengan meninggalkan sunah, hendaknya segera memperbaharui keimanannya dan segera kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
{Taha 20:82}
Al-Qur'an dan Sunah, kedua-duanya merupakan wahyu Allah kepada Rasul-Nya, dan dua sumber syariat Islam yang mengembalikan manusia pada fitrahnya, dan menjadikan manusia mengetahui jalan hidupnya. Allah berfirman:
Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.
{Al-A'raf 7:43}



sumber dari: ichsanafriadi.com/

Thursday, 10 April 2014

All Types of Cures from Quran







  1. Ayat #165 on sweet and feed displeased person shaytan will keep away. Will not forget Allah Ta’ala shade on Qiyama if recited with Suratu Aale Imran.
  2. Life, property and family protected if recite first 4 ayaat+ayatul kursi+last 3 ayaat. Shade on Qiyama if recited with Aale Imran . 
  3. Suratu Aale Imran Fertility treatment for women. 
  4. Ayaat #8 & #9 for migraines cure.
  5. Aya #145 for backache If recited on Friday, rahma of Allah Ta’ala and angels ask forgiveness for reciter Increase in sustenance if worn .
  6. Surah Nisa 7 times for love between two people – Safety from squeezing in the grave. 
  7. Surah Maida Ayat #54 on sweet for love Forgiveness.
  8. Surah Anaam If written (saffron) and drunk, free from all ailments.
  9. Surah A’raaf If worn, then safety from enemies and wild animals Once a month recitation – no fear on Qiyama Veil between shaytan and reciter.
  10. Surah Anfaal Ayat 8 for stomach ailments Intercession on Qiyama fulfillment of hajat.
  11. Surah Tawba (Baraa’a) – Protection from hypocrisy Safety from thieves and fire and plan by enemy if worn.
  12. Surah Yunus – Closeness to Allah Ta’ala identifying thieves. 
  13. Surah Hud Aya 44 for nosebleeds Forgiveness and easy accounting of deeds Courage and boldness if kept. 
  14. Surah Yusuf – Protection from fear on Qiyama.
  15. Raised on Qiyama with husn of Yusuf alaihis salam removal of jealousy.
  16. Surah Ra’d – Easy accounting. 
  17. Intercession on behalf of friends Destroys tyranny of ruler if written and hung outside tyrants door. 
  18. Surah Ibrahim Keeps child safe from ailments if worn. Assists digestion in children – If recited in two raka salaah with Surah Hijr in one rakaa, will keep away poverty, insanity and sudden calamity.
  19. Surah Hijr Increase in breast milk if worn by new mother – Profitability in business if worn. 
  20. Safety of valuables if kept with them. 
  21. Surah Nahl Safety from 70 types of diseases if read once a month No questioning about ne’ma.
  22. Reciter amongst Ahlul Jannah. 
  23. Surah Bani Israil (Israa) Written with saffron and water given to child having speech problems – Reciter will not die without meeting Imam alaihis salam. 
  24. Last 2 ayaat protection against theft.  
  25. Surah Kahf – Noor created with angels praying for forgiveness if read before sleep Protection from fitna for 8 days. 
  26. Last ayat as alarm clock .
  27. Surah Maryam for Safe pregnancy and Protection from thieves.
  28. Surah Taha for Forgiveness.
  29. Surah Luqman Water – cure for illnesses and pain Protection from Shaytan.
  30. Surah Sajda Cure for aches and pains Equivalent to all night ibada on Laylatul Qadr if recited with Suratul Mulk.
  31. Surah Ahzaab – Safety from fear in grave If kept on person, honour from people.
  32. Surah Saba – Recited with Suratul Fatir – protection of Allah Ta’ala all night Water- Removal of fear in heart
  33. Safety from enemies
  34. Surah Fatir Aya 41 – cure for headaches.
  35. Ayat 42 for migraines Doors of Jannah opened for reciter .
  36. Surah Yaseen (Qalbe Qur’an) Cure for 1000 illnesses.
  37. Drink mixture of rose water and saffron for excellent memory.
  38. Increase in breast milk of mother. Equivalent to 12 complete Qur’ans.
  39. Thawab of 20 Hajj Forgiveness for one on deathbed – angels accompany janaza and easy sakarat. Fulfillment of hajat.
  40. Safety from squeezing of grave.
  41. Surah Saffaat – Protection from Shaytan Safety from all calamities, Increase in wealth and children.
  42. Surah Saad – Inspires reciter to keep away from sins.
  43. Reciter able to take family, loved ones and even employees to Jannah downfall of tyrant ruler.
  44. Surah Zumar – Fire of Jahannam haram on reciter Respect and Honour from people.
  45. Surah Mu’min Cure for wounds and scars.
  46. Remedy for heart problems, dizziness and nausea Forgiveness if recited once in 3 days Prosperity in business.
  47. Surah Haamim Sijda (Fussilat) Water – alleviates eye problems Nur on Qiyama.
  48. Surah Shura – Forgiveness and salaams from angels Safety on journey.
  49. Surah Zukhruf Water – Relief from pain Safety from squeezing in the grave.
  50. Surah Dukhan No nightmares if kept under pillow. Water – Cure for stomach ailments Forgiveness and houses in Janna easy accounting. Protection from Shaytan Prosperity in business. Protection from authorities.
  51. Surah Jaathiya (Sharia’) Protection of newborn from all calamities Reciter will not see Jahannam Safety from those who slander and backbite
  52. Surah Ahqaaf Cure for diseases Safety from punishment If written with saffron and dissolved in Zam Zam water – honour from people, memory retention, and safety from Jinn
  53. Surah Muhammad Safety from insanity Thirst quenched by river in Jannah. 1000 graves send salaams to grave of reciter
  54. Will see Prophet Sallal Laahu Ta’ala Alayhi Wa Sallam when raised from grave Protection from problems.
  55. Surahl Fath Cure for heart problems – Protection in times of war & during travel.
  56. Surah Hujurat Safety of mother and child in pregnancy. Increase in breast milk Protection from Shaytan Protection in times of war and unrest.
  57. Surah Qaaf Ayat #23 – shifa for eyes. Ayat #37 for heart ailments – Increase in sustenance no suffering at the time of death
  58. Surah Dhariyaat Water – Remedy for backache. 
  59. Taweedh – Pregnancy and delivery easy – Easy death.
  60. Surah Taweedh – Good health in children Safety from anger of Allah Ta’ala Release from bondage.
  61. Surah Najm – - Courage and respect. Upper hand in discussions.
  62. Surah Qamar – - Ease of difficulties. Respect of people if kept with one during Jumua’ salaah.
  63. Surah Rahmaan (Bride of Qur’an) Cures eye problems Removal of hypocrisy from the heart. May ask forgiveness for whoever one wants. Safety angel appointed If written on wall, keeps away household pests.
  64. Surah Waaqia – Loved by Allah Ta’ala and people Safety from poverty. Forgiveness of sins if recited on deathbed. Sustenance increased if read no of times as lunar date.
  65. Surah Hadid – No punishment if read with Suratul Mujadila in wajib salaah Release from imprisonment. Safety in war Makes one courageous. 
  66. Surah Mujadila Tawidh – Shafa of illness – Protects whatever is buried in the ground. Ease to resltlessness. Safety from Jinn & men. If recited on sand and thrown towards enemy – overcome. 
  67. Surah Hashr Water – good for memory retention and concentration. Ayaat 21-24 3x with hand on joint pain. Ayaat 21-24 for earache Salaams from all creations. Forgiveness. If recited with Suratur Rahmaan, angel appointed to protect at all times 4 raka salaa – Suratul Hashr after Suratul Hamd – important work successful. If recited 40 days – even hardest task becomes easy. 
  68. Surah Mumtahana Increases vision. Protection from insanity. Water –cure for ailments If recited in wajib salaah – heart filled with eiman -fits. 
  69. Surah Saff – Forgiveness Safety on journey.
  70. Surah Jumua’ – Safety from Shaytan.
  71. Forgiveness Safety from all danger.
  72. Surah Munafiqun Cure for any aches and pains Freedom from shirk and hypocrisy.
  73. Surah Taghabun – Intercession to Janna if recited in wajib salaa Safety at time of death. Protection from tyranny.
  74. Surah Talaq – If recited with Surat Tahreem, protection on Qiyama.
  75. Surah Tahreem Water – cure for diseases. Cures insomnia. Calms agitation – Clears debts . Surah Mulk (Munjiya) – Thawab of doing ibada on Laylatul Qadr will remove reciter from Jahannam. Protection of Allah. Recitation on Eid gives thawab of allnight ibada Safety from fear in grave. Relief for marhum/a who has just died. Intercession for memoriser in Qiyama.
  76. Surah Qalam Tawidh on painful part – Alleviates pain – No financial difficulties.
  77. Surah Haaqqaa Safety in pregnancy. Improves child’s intellect and memory Sign of eiman. Easy accounting on Qiyama. Reciter will never loose religion.
  78. Surah Ma’aarij – Covering of sins. Safety from Shaytan Release from imprisonment.
  79. Surah Nuh – Will not die until sees place in Janna Hajat answered straight after recitation.
  80. Surah Jinn – - Protection from Jinn. Protection from unjust people. Safety from poverty. Upperhand in confrontations
    Debts paid . Safety of possessions.
  81. Surah Muzzammil Protection from insanity Purity of heart. Forgiveness – recite 100x Fulfilment of hajat. Prevents slavery by people.
  82. Surah Muddathir – - Protection from misfortunes. Hajat fulfilled if dua after recitation. Will not die until memorised Qur’an if dua for memorisation done with recitation of surah.
  83. Surah Qiyama Water – safety from heart ailments Raised with radiance on Qiyama Increase of sustenance. Protects life and possessions. Liked by people.
  84. Surah Dahr (Insaan) Water – heart ailments Janna Victory in war.
  85. Surah Mursalat Water+onion juice – cure for aches and pains. Tawidh – helps to combat oversleeping – Always victorious over enemies.
  86. Surah Naba Water – stomach problems. Reciter not overcome by sleep if wishes to stay awake. Eye problems – recite after ‘Asr Daily recitation guarantees visit to Ka’ba Safety and ease in journey.
  87. Surah Naazhiaat – - Safety in a dangerous place. Suratul ‘Abasa – Recite with Suratut Takweer to be under shade of Prophet Sallal Laahu Ta’ala Alayhi Wa Sallam in Jannah Success in all endeavours Safe journey.
  88. Surah Takweer On rose water and applied to eyes for ailments of eyes Rahma on Qiyama.
  89. Surah Infitar Recite and blow gently into eyes for cure Forgiveness of sins even if much as raindrops Protection from humiliation. Release from imprisonment. 7 times for hajat.
  90. Surah Mutaffifeen Recite on child who cries a lot Safety from Jahannam. No accounting Safekeeping.
  91. Surah Inshiqaq Easy delivery of child 7 times. Cure for poisonous bite.
  92. Surah Buruj Tawidh – To wean child of breast milk. Piles Protection of Allah Ta’ala Safety from danger. Safety from one who speaks evil.
  93. Surah Tariq Recite over medicine before taking. Water – if poured over wound – shifa Honour with Allah Ta’ala if recited in wajib salaa Recite over food for safety from harm.
  94. Surah ‘A’laa Memory retention. Relief of ear pain Entry through any door of Janna Safety on journey.
  95. Surah Ghashiya Calms frightened and crying child. Pain relief. Toothache Easy accounting in Qiyama Removes bad effects of food.
  96. Surah Fajr – Nur on Qiyama. Suratul Balad Tawidh – safety for child from illnesses. Cure for nose ailments Safety from anger of Allah Ta’ala.
  97. Surah Shams Water – Fever.
  98. Surah Layl – Inspiration of good deeds. ¼ of the Qur’an if read in Eisha Salaa 15x – One will dream about what pleases one most.
  99. Surah Dhuha – Allah’s pleasure Find missing person or something lost.
  100. Surah Inshira Water – Kidney and heart ailments. 3 times on boils, relieves chest pains Yaqeen in deen.
  101. Surah Teen – Palace in Janna Evil effects on food removed. Hajat. For lost thing to be found 7 times.
  102. Surah ‘Alaq – Thawab of shaheed Safety from accidents. Safeguarding treasure.
  103. Surah Qadr Ailments of eyes 10 times – 1000 sins forgiven. 1 time for sawab for fasting for the entire month. In wajib salaah for all sins forgiven, Increase in sustenance. Safety from enemies. Debt payment. Pious children – 7 times on spouse.  11 times for safety at night. 7 times on grave – marhum/as sins forgiven.
  104. Surah Bayyina Water for cure for all ailments. Safety from miscarriage Protection of eiman. Forgiveness. Acceptance of a’maal 21 times removal of ill effects of food.
  105. Surah Zilzal – Sees nur of Janna at death Safety from tyrants. Safety from natural disasters. Easy death.
  106. Surah Aadiyaat – Equivalent to reciting entire Qur’an Clear debts. Safety from fear. Find sustenance.



sumber dari: http://yaallah.in/category/

Wednesday, 2 April 2014

Leave them alone




ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

Leave them alone, let them eat and enjoy life, and let hope [of worldly delights] beguile them: for soon enough they will come to know [the truth].






sumber dari: http://islamicartdb.com/quran/surat-al-hijr/

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ










sumber dari: http://islamicartdb.com/quran/surat-al-hijr/

The credibility of the religion of Islam





Islam literally means submission and in religion sense it means submission to Allah alone. One who completely submits to Allah and the Divine injunctions is a Muslim. Islam is a very wide term and covers the entire universe and religion of all such things which do not even possess life, will and discretion is Islam. To know more Click on the image.


The credibility of the religion of Islam contrasted with all other divine religions of the past is the aspect of authenticity and reliability. In the religion of Islam every aspect has been accurately and precisely preserved with its minutest details from the very inception of wahi (revelation) up to this day.

Fourteen centuries have gone by, yet we find that the Holy Qur’an still stands up to this day in its original form untouched. Let alone a verse of the Qur’an, not even a single letter has been distorted or changed. Its preservation is not limited to the scrolls and pages; instead it has found its place in the recesses of the hearts of even little children of this ummah. Similarly the Mubaarak Ahaadith of Rasulullah (Sallallahu Alayhi Wasallam) – which in reality is the commentary of the Qur’an Shareef – up to this day exist in the thousands, with sound authentic chains joining up to Hazrat Rasulullah (Sallallahu Alayhi Wasallam).

How can it not be so, when Allah Ta’ala himself had taken the divine onus and responsibility of protecting and preserving the Shari’ah of Islam till the end of time? Allah Ta’ala states:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ ﴿الحجر: ٩﴾
 “Indeed, We are the Ones who have sent down the Zikr (the Qur’aan), and We will surely protect it.” (Surah Al-Hijr, Aayah 9)



sumber dari: http://ihyaauddeen.co.za/

NAMA-NAMA NERAKA DAN SYURGA




NERAKA

1. NERAKA HAWIYAH: diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur keburukan. Orang muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari- harinya tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya. Mereka ini yaitu orang yang tidak mau menerima syariat Islam, tidak mau memakai jilbab (bagi wanita), memakai sutra dan emas (bagi lak- laki), mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan lain sebagainya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Qori’ah ayat 8-11)

2. NERAKA JAHIM adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan ALLAH, maka sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang paling besar menurut ALLAH, karena syrik berarti mensekutukan ALLAH atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat ALLAH. Syirik dapat pula berarti menganggap ada Tuhan lain selain ALLAH. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (As-Syu’araa, ayat 91), (Asy-Syu’ara’) dan (Surah As-Saffat)

3. NERAKA SAQAR adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang mendustakan (tidak mentaati) perintah ALLAH dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa ALLAH sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muddatsir ayat 26-27,42)
 
4. NERAKA LAZZA: neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya. (QS:70. Al Ma´aarij] 15-18)

5. NERAKA HUTHAMAH: itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka ALLAH membalas dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar mereka semau yang ALLAH mau. NERAKA HUTHAMAH disediakan untuk gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat pengumpul harta. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Humazah)

6. NERAKA SAIR diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan menolak adanya ALLAH atau dengan membantah perintah ALLAH dan Rasul-NYA. Jadi manusia kafir itu terdiri dari: Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa. Orang Islam yang tidak mau berzakat. Didalam Al-Qur’an terdapat pada (An-Nisa’ ayat 10), (Al-Mulk ayat 5,10,11)

7. NERAKA WAIL disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka. Surah (Al-Tatfif) dan (Surah At-Tur). Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muthaffifin, ayat 1-3)

8. NERAKA JAHANAM: Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an surah (Al Hijr, 43-44). “Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah, dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”(An-Nisa: 169)

SURGA
 
1. SURGA FIRDAUS: surga yang diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al Kahfi, ayat 107) dan surah(Al Mu’minuun, ayat 9-11).

2. SURGA ‘ADN: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah (An Nahl:30-31), benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik (Fathir: 32-33), sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Ar-Ra’ad:22-23)

3. SURGA NAIM: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal shaleh. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Luqman, ayat 8) dan (Al Hajj, ayat 56)

4. SURGA MA’WA: surga yang diperuntukan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah (An Najm: 15), beramal shaleh (As Sajdah: 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu (An Naziat : 40-41)

5. SURGA DARUSSALAM: surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. 6:127)

6. SURGA DARUL MUQAMAH: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada Allah. Kata Darul Muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam surat (Faathir ayat 35).

7. SURGA AL-MAQAMUL AMIN: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman (Ad Dukhan, ayat 51)

8. SURGA KHULDI: surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang Telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?” (Al Furqaan, ayat 15)
 




sumber dari: http://suararakyatfm.blogspot.com/

Mendidik Anak







Khadimat (pembantu rumah tangga) sebagai mitra mendidik anak merupakan suatu proses pembelajaran yang membutuhkan waktu dan tahapan sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendidik pelayan-pelayannya sehingga mereka sukses di dunia dan di akhirat. Mereka menjadi sahabat-sahabat beliau yang juga berkhidmat kepada agama hingga akhir hayat mereka.Hadirnya seorang khadimat di tengah-tengah keluarga yang sibuk merupakan hal yang tak dapat dipungkiri. Kesibukan suami istri dengan sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan memerlukan orang lain yang bisa membantu yaitu khadimat, khadimat pada dasarnya adalah termasuk suatu profesi yang sudah ada di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering kali mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangganya. Namun setelah hijrah ke Madinah, rumah tangga beliau sangat sibuk. Beliau mempunyai beberapa orang khadimat, baik pria maupun wanita. Para pembantu itu ada yang berasal dari hamba sahaya yang dibeli kemudian di merdekakan oleh beliau, dan ada pula yang memang telah merdeka. Diantaranya adalah: Anas bin Malikradhiyallahu anhu yang membantu keperluan-keperluan Nabi termasuk mengambil air, Abdullah bin Mas`ud radhiyallahu anhu yang menyiapkan sandal dan siwak Nabi, `Uqbah bin Amir radhiyallahu anhupenuntun bighal Nabi apabila beliau bersafar, Asla` bin Syuraik pengurus unta tunggangan Nabi, Aiman bin Ubaid yang mengurus keperluan dan cucian Nabi, Bilal bin Rabah radhiyallahu anhu, Abu Dzar Al Ghifariradhiyallahu anhu, dan Sa`ad radhiyallahu anhu. Sementara dari kaum wanita adalah: Ummu Aiman, Salma Ummu Ra`fi, Maimunah binti Sa`ad radhiyallahu anha, Khudrah, Radhwa, Raisyahah, dan lainnya.Para sahabat radhiyallahu anhu juga menjalani hidup dengan kesederhanaan yang maksimal, mereka mengerjakan pekerjaan rumah tangganya sendiri tanpa bantuan seorang khadimat. Ali bin Abi Thalibradhiyallahu anhu mennuturkan kehidupan rumah tangganya, "Wahai Ibnu A`bad, maukah aku beritahukan kepadamu tentang diriku dan Fatimah?. Istriku menggiling gandum sendiri sehingga menimbulkan bekas ditangannya, dia mengambil air dengan geriba sehingga berbekas di bahunya, dia menyapu rumah sehingga debu-debu menempel di bajunya, dan dia memasak sendiri sehingga api tungku mengotori pakaiannya." Suatu hari Ali radhiyallahu anhu bersama Fatimah radhiyallahu anha datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. agar diberi seorang pembantu rumah tangga. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:"Maukah aku berikan kalian berdua sesuatu yang lebih baik bagi kalian daripada permintaanmu itu. Jika kamu berdua hendak tidur, ucapkanlah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 33 kali. Hal itu lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pelayan." (Hr. Bukhari - Muslim)

Dan akhirnya mereka memilih amalan itu daripada seorang pembantu. Asma` binti Abu Bakar radhiyallahu anhu juga menuturkan kehidupan rumah tanggannya, bahwa: "Saya berbakti kepada Zubair suamiku, dengan mengurus semua pekerjaan rumah tangganya. Ia mempunyai seekor kuda dan akulah yang mengurusnya, mencarikan rumput dan aku pula yang merawatnya. Aku yang memberinya minum, mengisi kantong airnya, membuat tepung, dan mengangkat air di atas kepalaku dari sumur yang berada di kebun suamiku yang berjarak dua pertiga farsakh (kurang lebih 5 km)."

Karena kesibukan seorang ibu di luar rumahnya sehingga khadimat menjadi ibu kedua bagi anak-anak, karena dia mengambil alih tugas dan tanggung jawab di rumah. Sehingga kadangkala hubungan antara khadimat dengan anak-anak malah lebih akarab daripada dengan ibunya sendiri, hal ini akan berdampak positip dan negatip. Pada suatu sisi anak-anak akan terbiasa mandiri dan terbiasa melakukan sesuatu kegiatan sendiri tanpa ibu, kita tidak akan khawatir bila anak-anak ditinggal lebih lama sehingga sang anak bersikap tidak cengang. Namun pada sisi yang lain anak-anak akan lebih patuh dan penurut terhdap khadimat, karena mereka setiap hari dilayani oleh khadimat yang tampil sebagai ibu dibandingkan ibunya sendiri. Walaupun seorang khadimat mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah tangga dengan baik, tetapi dalam hal mendidik anak tetap ada pengawasan dari orang tuanya, idealnya pendidikan anak dapat wakilkan kepadanya setelah anak itu dapat berkomunikasi secara lisan. Minimal anak dapat bercerita kepada ibunya tentang apa yang dilakukannya seharian bersama khadimat. Hendaknya tidak membiarkan khadimat merusak akidah anak-anak kita, dengan menakut-nakutinya dengan makhluk ketika anak-anak rewel atau menangis. Seperti: kalau nakal nanti ditangkap polisi, kalau tidak mau tidur nanti digigit tikus, awas ada setan, dan sebagainya. Melalui ucapan dan perbuatan, bahkan mimik dan raut wajah khadimat dapat mempengaruhi moral, spiritual, dan sosial sang anak. Karena hal ini dengan mudah direkam dalam memori otak sang anak, yang akan berdampak hingga ia dewasa.

Khadimat sebagai "ibu kedua" akan bisa merusak tatanan keluarga, jika sang ibu menyerahkan semua urusan rumah tangga kepadanya. Ibu yang bijaksana hanya akan memberikan tugas sebatas keperluan fisik saja, misalnya mencuci pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan sebagainya. Karena khadimat bukanlah mahram, sehingga bagaimana kita memperlakukannya sesuai dengan statusnya yang bukan mahram. Jangan sampai kebutuhan-kebutuhan suami juga diserahkan kepadanya, yang akhirnya suami ikut "mengurus" khadimat.

Namun hal itu tidak akan terjadi apabila kedua belah pihak (suami-istri dan khadimat) memahami hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah bukan hanya sebatas majikan dan pembantu. Sebab khadimat juga adalah manusia biasa, ia punya perasaan yang sama dengan kita dan ia punya hak yang harus dipenuhi selain tempat dan waktu istirahat, pakaian, makanan dan upah yang sesuai.
Islam mengajarkan bahwa manusia dihadapan Allah  subhanahu wata’ala adalah sama, yang membedakan manusia dengan yang lain dan yang dimuliakan oleh Allah  subhanahu wata’ala adalah taqwanya. Peranan khadimat tidaklah sekecil gajinya, pada dasarnya khadimat adalah pekerjaan besar dan mulia yang bernilai ibadah jika sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Seluruh Nabi dan Rasul adalah khadimat untuk berkhidmat kepada ummatnya, Bahkan para malaikat diciptakan untuk berkhidmat kepada manusia. Khadimat bukanlah pekerjaan yang rendah sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammemuliakan pembantu-pembatunya.

Kesuksesan yang diraih seseorang atau sekelompok orang pada hakikatnya bukanlah semata-mata hasil infirodiyyah (perseorangan), namun membutuhkan dukungan istrinya di rumah termasuk pembantunya yang mengurus rumah tangganya. Untuk mewujudkan sebuah rumah sebagai "baiti-jannati" (rumahku surgaku) bukan hanya tanggung jawab suami istri, tetapi tanggung jawab seluruh anggota keluarga termasuk pembantu.Majikan dan pembantu sama kedudukannya dihadapan Allah  subhanahu wata’ala:
 
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al Hujurat: 13)

Jika khadimat seorang muslim, maka haknya sama dengan muslim yang lain: 
 
"Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." (Al Hijr: 88)


Ajarkan akhlak kepada mereka sebagaimana akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, misalnya: Tidak boleh masuk ke kamar tanpa izin, tidak boleh mengintip atau menguping pembicaraan orang lain. Ajarkan dan perintahkanlah mengamalkan adab-adab sunnah sehari duapuluh empat jam baik kepada dirinya sendiri maupun kepada anak-anak. Tekankan kepada anak-anak bahwa khadimat adalah sosok yang harus dihargai untuk tidak menyuruh khadimat seenaknya, dengan demikian secara tidak langsung kita mendidik anak-anak untuk mau terampil dalam pekerjaan rumah tangga. Sehingga dengan sendirinya ia bisa melakukan pekerjaan yang mampu dia kerjakan. Dan menanamkan pada seluruh anggota keluarga bahwa khadimat bukanlah seorang budak, tetapi ia adalah bagian dari keluarga kita. Ajaklah mereka untuk melaksanakan shalat berjamaah di rumah dan memberi pengetahuan agama (Ta`lim wat-Ta`lum) karena ia adalah tanggung jawab kita.

Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menjelang sakaratul maut masih sempat berwasiat, "Kerjakanlah shalat dan perlakukanlah dengan baik apa yang berada dalam kekuasaanmu (hamba sahaya)."



sumber dari: http://wiwidia.blogspot.com/