Showing posts with label Al-Falaq. Show all posts
Showing posts with label Al-Falaq. Show all posts
Wednesday, 4 June 2014
When I have Allah; I have everything
Benefits of each surahs in Quran:-
Chapter 91: Surah Ash Shams
By reciting this Surah daily, it will increase your livelihood and people will always be in agreement with you. Your heart will be strong and you will have good memory.
Chapter 92: Surah Wal Layl
Recite this Surah 15 times before sleeping and see only good dreams. And if you recite this Surah in the ear of a person who is unconscious or suffering form epilepsy, he will be cured.
Chapter 93: Surah Wad Duha
Write this Surah over the name of a person who has disappeared, he will come back. If you have forgotten anything, recite this Surah and the thing will remain in Allah (SWT)'s protection.
Chapter 94: Surah Al Inshirah
Cure chest pains by reciting this Surah and wear an amulet for palpitations. If a person whose
urine has stopped, write this Surah, soak it in water and then drink it, it will cure the ailment,.
Chapter 95: Surah Wat Teen
Poison will not affect the person who recites on his food
Chapter 96: Surah Al Alaq
Recite this Surah for safe travel, from drowning, safekeeping treasures. Recite this Surah in the
day or at night and if you die in the course of it, you will die a martyr's death.
Chapter 97: Surah Al Qadr
i) Recite 10 times in one sitting, 1000 sins are forgiven.
ii) Recite 15 times after Isha prayers, you'll be safe until the next night.
iii) Recite this Surah in wajib prayer, all your sins will be forgiven.
iv) Recite this Surah once in Ramadhan and get the reward of fasting for the whole month.
v) Recite this Surah in front of your employer, your work will be done.
vi) Recited 7 times on a mu'mins grave, his sins are forgiven.
Chapter 98: Surah Al Bayyinah
Hang around the neck for cure of jaundice/white spots on body. Soak the Surah in water, drink
and pregnancy stays safe and body swellings disappear. Recite it on food there will be no effect of
poison.
Chapter 99: Surah Az Zilzaal
Recite this Surah to keep you safe from earthquakes and accidental deaths and you will die peaceful
and enter heaven. Whoever has been afflicted with facial paralysis should look at this Surah to get
cured.
Chapter 100: Surah Al A'adiyat
Regular recitation of this Surah will be rewarded equally to the whole Qur'an. Your debts will be
paid and you will be free from fears. If you are in pain, write this Surah in a new utensil and soak it
with rainwater, then add a pinch of Sugar. Drink this water for the pain to subside.
sumber dari: facebook.com/
Saturday, 12 April 2014
9 Waktu Dianjurkan Membaca Surat Al-Ikhlas
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ’ala Rosulillah wa ’ala alihi wa shohbihi ajma’in.
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas waktu yang dianjurkan membaca surat Al Ikhlas. Semoga kita bisa mendapatkan keberkahan dengan mengamalkannya.
Pertama: waktu pagi dan sore hari.
Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash bersama dengan maw’idzatain (surat Al Falaq dan surat An Naas) masing-masing sebanyak tiga kali. Keutamaan yang diperoleh adalah: akan dijaga dari segala sesuatu (segala keburukan).
Dari Mu'adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,
خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »
Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, "Apakah kalian telah shalat?" Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, "Katakanlah". Hingga aku berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A'UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A'UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akn mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan."
(HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
(HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Kedua: sebelum tidur.
Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan, lalu keduanya ditiup, lalu dibacakanlah tiga surat ini. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti tadi diulang sebanyak tiga kali.
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.”
(HR. Bukhari no. 5017)
(HR. Bukhari no. 5017)
Ketiga: ketika ingin meruqyah (membaca do’a dan wirid untuk penyembuhan ketika sakit).
Bukhari membawakan bab dalam shohihnya ‘Meniupkan bacaan ketika ruqyah’. Lalu dibawakanlah hadits serupa di atas dan dengan cara seperti dijelaskan dalam point kedua.
عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ فِى كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ ، وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ . قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِى أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak tidur, beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (surat Al Ikhlas) dan Mu'awidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu (sama seperti ketika beliau hendak tidur, -pen)."
(HR. Bukhari no. 5748)
(HR. Bukhari no. 5748)
Jadi tatkala meruqyah, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan cara: Terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan lalu keduanya ditiup lalu dibacakanlah tiga surat tersebut. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti ini diulang sebanyak tiga kali.
Keempat: wirid seusai shalat (sesudah salam).
Sesuai shalat dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas masing-masing sekali. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata,
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Yang dimaksud mu’awwidzaat adalah surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani. (Fathul Bari, 9/62)
Kelima: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh).
Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari’ Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتِ السُّوْرَتَانِ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ
“Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah 4/273. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Silsilah Ash Shohihah bahwa hadits ini shahih. Lihat As Silsilah Ash Shohihah no. 646). Hal ini juga dikuatkan dengan hadits Ibnu Mas’ud yang akan disebutkan pada point berikut.
Keenam: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib.
Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
مَا أُحْصِى مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi no. 431. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Ketujuh: dibaca ketika mengerjakan shalat witir tiga raka’at.
Ketika itu, surat Al A’laa dibaca pada raka’at pertama, surat Al Kafirun pada raka’at kedua dan surat Al Ikhlash pada raka’at ketiga.
Dari ‘Abdul Aziz bin Juraij, beliau berkata, “Aku menanyakan pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al Fatihah) ketika shalat witir?”
‘Aisyah menjawab,
كَانَ يُوتِرُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ يَقْرَأُ فِى الأُولَى بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَفِى الثَّانِيَةِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَفِى الثَّالِثَةِ بِ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama: Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An Naas).” (HR. An Nasai no. 1699, Tirmidzi no. 463, Ahmad 6/227)
Dalam riwayat yang lain disebutkan tanpa surat al mu’awwidzatain.
عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya melaksanakan shalat witir dengan membaca Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash)” (HR. Abu Daud no. 1423 dan An Nasai no. 1730)
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan,
وَحَدِيثُ عَائِشَةَ فِي هَذَا لَا يَثْبُتُ ؛ فَإِنَّهُ يَرْوِيهِ يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ ، وَهُوَ ضَعِيفٌ .وَقَدْ أَنْكَرَ أَحْمَدُ وَيَحْيَى بْنُ مَعِينٍ زِيَادَةَ الْمُعَوِّذَتَيْنِ .
“Hadits ‘Aisyah tidaklah shahih. Di dalamnya ada seorang perowi bernama Yahya bin Ayyub, dan ia dho’if. Imam Ahmad dan Yahya bin Ma’in telah mengingkari penambahan “mu’awwidzatain”.” (Al Mughni, 1/831)
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan,
تعليق شعيب الأرنؤوط : صحيح لغيره دون قوله : والمعوذتين وهذا إسناد ضعيف عبد العزيز بن جريج لا يتابع في حديثه
“Hadits ini shahih kecuali pada perkataan “al mu’awwidzatain”, ini sanadnya dho’if karena ‘Abdul ‘Aziz bin Juraij tidak diikuti dalam haditsnya.” (Tahqiq Musnad Al Imam Ahmad bin Hambal, 6/227)
Jadi yang tepat dalam masalah ini, bacaan untuk shalat witir adalah raka’at pertama dengan surat Al A’laa, raka’at kedua dengan surat Al Kafirun dan raka’at ketiga dengan surat Al Ikhlas (tanpa mu’awwidzatain).
Namun bacaann ketika witir ini sebaiknya tidak rutin dibaca, sebaiknya diselingi dengan berganti membaca surat lainnya. Syaikh ‘Abdullah Al Jibrin rahimahullah mengatakan,
والظاهر أنه يكثر من قراءتها، ولا يداوم عليها فينبغي قراءة غيرها أحياناً حتى لا يعتقد العامة وجوب القراءة بها
“Yang nampak dari hadits yang ada, hendaklah bacaan tersebut seringkali saja dibaca, namun tidak terus-terusan. Sudah seharusnya seseorang membaca surat yang lain ketika itu agar orang awam tidak salah paham,ditakutkan mereka malah menganggapnya sebagai perkara yang wajib.” (Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, 24/43)
Kedelapan: dibaca ketika mengerjakan shalat Maghrib (shalat wajib) pada malam jum’at.
Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari Jabir bin Samroh, beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي صَلاَةِ المَغْرِبِ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ : ( قَلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ ) وَ ( قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika shalat maghrib pada malam Jum’at membaca Qul yaa ayyuhal kafirun’ dan ‘Qul ‘ huwallahu ahad’. ” (Syaikh Al Albani dalam Takhrij Misykatul Mashobih (812) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Kesembilan: ketika shalat dua rak’at di belakang maqom Ibrahim setelah thowaf.
Dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu yang amat panjang disebutkan,
فجعل المقام بينه وبين البيت [ فصلى ركعتين : هق حم ] فكان يقرأ في الركعتين : ( قل هو الله أحد ) و ( قل يا أيها الكافرون ) ( وفي رواية : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد )
“Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan maqom Ibrahim antara dirinya dan Ka’bah, lalu beliau laksanakan shalat dua raka’at. Dalam dua raka’at tersebut, beliau membaca Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun). Dalam riwayat yang lain dikatakan, beliau membaca Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun) dan Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas).” (Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 56)
Semoga sajian ini bermanfaat dan bisa diamalkan. Alhmadulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ’ala nabiyyina Muhammad wa ’ala alihi wa shohbihi wa sallam.

sumber dari: indonesian.iloveallaah.com/
Labels:
Al-A'laa,
Al-Falaq,
Al-Ikhlas,
Al-Kafirun,
An-Nas
Friday, 4 April 2014
Amalan semasa kehamilan

Wanita yang sedang berbadan dua perlu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi yang dilarangNya. Banyakkanlah istiqfar dan amalkan zikir. Perlu diingat bahawa ayat-ayat Al Quran adalah zikir yang paling utama. Rasulullah s.a.w sendiri memberi panduan ayat-ayat yang sesuai dibaca ketika hamil:
1. Membaca Al-Fatihah بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿١﴾ الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العٰلَمينَ ﴿٢﴾ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿٣﴾ مٰلِكِ يَومِ الدّينِ ﴿٤﴾ إِيّاكَ نَعبُدُ وَإِيّاكَ نَستَعينُ ﴿٥﴾ اهدِنَا الصِّرٰطَ المُستَقيمَ ﴿٦﴾ صِرٰطَ الَّذينَ أَنعَمتَ عَلَيهِم غَيرِ المَغضوبِ عَلَيهِم وَلَا الضّالّينَ. 2. Membaca Surah Al-Ikhlas : 3 kali قُل هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَم يَلِد وَلَم يولَد ﴿٣﴾ وَلَم يَكُن لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 3. Membaca Surah Al-Falaq : 1 kali قُل أَعوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ ما خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى العُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَد4. 4. Membaca Surah Al-Naas : 1 kali قُل أَعوذُ بِرَبِّ النّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النّاسِ ﴿٢﴾ إِلٰهِ النّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الوَسواسِ الخَنّاسِ ﴿٤﴾ الَّذى يُوَسوِسُ فى صُدورِ النّاسِ ﴿٥﴾ مِنَالجِنَّةِ وَالنّاسِ 5. Membaca Surah Ayat Al-Kursi : (Al-Baqarah 255) 1 kali اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّالْعَظِيمُ. 6. Membaca Surah Akhir Al Baqarah : (Al-Baqarah 285-286) 1 kali ءامَنَ الرَّسولُ بِما أُنزِلَ إِلَيهِ مِن رَبِّهِ وَالمُؤمِنونَ ۚ كُلٌّ ءامَنَ بِاللَّهِ وَمَلٰئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَينَ أَحَدٍ مِن رُسُلِهِ ۚ وَقالوا سَمِعنا وَأَطَعنا ۖ غُفرانَكَ رَبَّنا وَإِلَيكَ المَصيرُ ﴿٢٨٥﴾ لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفسًا إِلّا وُسعَها ۚ لَها ما كَسَبَت وَعَلَيها مَا اكتَسَبَت ۗ رَبَّنا لا تُؤاخِذنا إِن نَسينا أَو أَخطَأنا ۚ رَبَّنا وَلا تَحمِل عَلَينا إِصرًا كَما حَمَلتَهُ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِنا ۚ رَبَّنا وَلا تُحَمِّلنا ما لا طاقَةَ لَنا بِهِ ۖ وَاعفُ عَنّا وَاغفِر لَنا وَارحَمنا ۚ أَنتَ مَولىٰنا فَانصُرنا عَلَى القَومِ الكٰفِرينَ ﴿٢٨٦ . 7. Membaca Surah Akhir Al Hasyr : ( 22-24) 1 kali هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ ۖ عٰلِمُ الغَيبِ وَالشَّهٰدَةِ ۖ هُوَ الرَّحمٰنُ الرَّحيمُ ﴿٢٢﴾ هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ المَلِكُ القُدّوسُ السَّلٰمُ المُؤمِنُ المُهَيمِنُ العَزيزُ الجَبّارُ المُتَكَبِّرُ ۚ سُبحٰنَ اللَّهِ عَمّا يُشرِكونَ ﴿٢٣﴾ هُوَ اللَّهُ الخٰلِقُ البارِئُ المُصَوِّرُ ۖ لَهُ الأَسماءُ الحُسنىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُ ما فِى السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ ۖ وَهُوَ العَزيزُ الحَكيمُ ﴿٢٤. 8. Membaca Surah Toha : ( 111) 1 kali وَعَنَتِ الوُجوهُ لِلحَىِّ القَيّومِ ۖ وَقَد خابَ مَن حَمَلَ ظُلمًا . 9. Membaca Surah Al-Anbiya' : ( 69) 3 kali قُلنا يٰنارُ كونى بَردًا وَسَلٰمًا عَلىٰ إِبرٰهيمَ. 10. Membaca Awal Surah Al-Baqarah : ( 1-5) 1 kali الم ﴿١﴾ ذٰلِكَ الكِتٰبُ لا رَيبَ ۛ فيهِ ۛ هُدًى لِلمُتَّقينَ ﴿٢﴾ الَّذينَ يُؤمِنونَ بِالغَيبِ وَيُقيمونَ الصَّلوٰةَ وَمِمّا رَزَقنٰهُم يُنفِقونَ ﴿٣﴾ وَالَّذينَ يُؤمِنونَ بِما أُنزِلَ إِلَيكَ وَما أُنزِلَ مِن قَبلِكَ وَبِالءاخِرَةِ هُم يوقِنونَ ﴿٤﴾ أُولٰئِكَ عَلىٰ هُدًى مِن رَبِّهِم ۖ وَأُولٰئِكَ هُمُ المُفلِحونَ . 11. Membaca Surah Al-Ana'am : ( 17) 3 kali وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . 12. Membaca Surah Al-Isra' : ( 82) 3 kali وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا . 13. Membaca Surah At-Taubah : ( 14) 3 kali قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ . 14. Membaca Surah Yunus' : ( 57) 3 kali يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ . 15. Membaca Surah An-Nahli : ( 67) 3 kali وَمِن ثَمَرٰتِ النَّخيلِ وَالأَعنٰبِ تَتَّخِذونَ مِنهُ سَكَرًا وَرِزقًا حَسَنًا ۗ إِنَّ فى ذٰلِكَ لَءايَةً لِقَومٍ يَعقِلونَ. 16. Membaca Surah As-Syu'ara : ( 80) 3 kali وَإِذا مَرِضتُ فَهُوَ يَشفينِ . 17, Membaca Surah Fusilat : ( 44) 3 kali وَلَو جَعَلنٰهُ قُرءانًا أَعجَمِيًّا لَقالوا لَولا فُصِّلَت ءايٰتُهُ ۖ ءَأَعجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُل هُوَ لِلَّذينَ ءامَنوا هُدًى وَشِفاءٌ ۖ وَالَّذينَ لا يُؤمِنونَ فى ءاذانِهِم وَقرٌ وَهُوَ عَلَيهِم عَمًى ۚ أُولٰئِكَ يُنادَونَ مِن مَكانٍ بَعيدٍ. 18. Membaca Surah Al-Qalam : (51) 3 kali وَإِن يَكادُ الَّذينَ كَفَروا لَيُزلِقونَكَ بِأَبصٰرِهِم لَمّا سَمِعُوا الذِّكرَ وَيَقولونَ إِنَّهُ لَمَجنونٌ . 19. Membaca Surah Yassin : ( 9) 3 kali وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ. 20. Membaca Surah Al-Zalzalah : 1 kali إِذا زُلزِلَتِ الأَرضُ زِلزالَها ﴿١﴾ وَأَخرَجَتِ الأَرضُ أَثقالَها ﴿٢﴾ وَقالَ الإِنسٰنُ ما لَها ﴿٣﴾ يَومَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخبارَها ﴿٤﴾ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوحىٰ لَها ﴿٥﴾ يَومَئِذٍ يَصدُرُ النّاسُ أَشتاتًا لِيُرَوا أَعمٰلَهُم ﴿٦﴾ فَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ خَيرًا يَرَهُ ﴿٧﴾ وَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ. 21. Membaca Surah Al-Insyiqaq : ( 1-4) 1 kali إِذَا السَّماءُ انشَقَّت ﴿١﴾ وَأَذِنَت لِرَبِّها وَحُقَّت ﴿٢﴾ وَإِذَا الأَرضُ مُدَّت ﴿٣﴾ وَأَلقَت ما فيها وَتَخَلَّت |
sumber dari: http://nurashifa.com/modules
Labels:
Al-An'am,
Al-Anbiyaa',
Al-Baqarah,
Al-Falaq,
Al-Fatihah,
Al-Hashr,
Al-Ikhlas,
Al-Insyiqaaq,
Al-Israa',
Al-Qalam,
Al-Zalzalah,
An-Nahl,
An-Nas,
Asy-Syu'araa,
At-Taubah,
Surah Fushshilat,
Surah Thaahaa,
Yaasin,
Yunus
Sunday, 23 March 2014
Kumpulan Surat Surat Pendek Al Quran
Memasuki bulan suci Ramadhan bulan yang penuh rahmat dan petunjuk, Untuk anda sahabatku yang belum hafal surat surat pendek Al-Qur'an pastinya ingin segera bisa hafal. Jangan sia siakan bulan penuh rahmat cobalah menghafal surat surat pendek Al Qur'an mudah mudahan dalam menghafal surat pendek suci Al-Qur'an sahabatku cepat menghafal dan mudah untuk menghafalnya. Amin
Saat ini Surat Pendek Al-Quran banyak anak anank yang belum hafal, Dan tidak jarang juga kita yang dewasa juga belum hafal surat pendek Al-Qur'an. Dalam Sholat kita sering memakai surat surat Al-Qur'an yang pendek pendek. Metode Untuk bisa menghafal Al-Quran ternyata tidak sulit mulailah menhafal dari surat surat pendel terlebih dahulu mungkin bisa jadi alternatif untuk bisa menghafal Al - Qura'an. Mungkin bisa juga dengan menggunakan metode Ustad Yusuf Mansyur satu hari satu ayat. Kalian bisa mulai dari surat-surat pendek dalam Al-Quran. Karena ayatnya sedikit, kalian pasti bisa lebih cepat dalam menghafal.
Saat ini Surat Pendek Al-Quran banyak anak anank yang belum hafal, Dan tidak jarang juga kita yang dewasa juga belum hafal surat pendek Al-Qur'an. Dalam Sholat kita sering memakai surat surat Al-Qur'an yang pendek pendek. Metode Untuk bisa menghafal Al-Quran ternyata tidak sulit mulailah menhafal dari surat surat pendel terlebih dahulu mungkin bisa jadi alternatif untuk bisa menghafal Al - Qura'an. Mungkin bisa juga dengan menggunakan metode Ustad Yusuf Mansyur satu hari satu ayat. Kalian bisa mulai dari surat-surat pendek dalam Al-Quran. Karena ayatnya sedikit, kalian pasti bisa lebih cepat dalam menghafal.
Lihat Juga Kumpulan Ceramah Tentang Sedekah Ustad Yusuf Mansur
Alhamdulillah ada sedikit daftar kumpulan surat surat pendek Al-Qur'an diantaranya :
- Surat Al Zalzalah
- Surat Al Kaafiruun
- Surat Al Maun
- Surat Al Kautsar
- Surat Al Ikhlash
- Surat Alam Nasyrah
- Surat At Tin
- Surat Al'Aadiyaat
- surat Al Falaq
- Surat An Naas
- Surat Al'Ashr
- Surat Al Humazah
- Surat Quraisy
Insya Alloh kedepannya akan saya update lebih banyak kumpulan surat surat Al - Qur'an dari yang pendek pendek sampai yang panjang juga. Mudah mudahan dari sedikit kumpulan surat surat pendek Al - Quran ini bermanfaat untuk sahabat arenaberbagi.com trimakasih atas kunjungannya. surat surat Al-Qur'an
sumber dari: http://www.arenaberbagi.com/
Sunday, 2 March 2014
Penyakit Waswas

KERAGUAN adalah suatu fenomena lazim yang dihadapi manusia. Ia datang dan hilang tanpa diduga, namun dalam sesetengah kes, perasaan itu sukar dilenyapkan dan berpanjangan sehingga kerap mempengaruhi diri.
Bahayanya apabila ia bukan setakat menyukarkan seseorang menilai dan membuat keputusan terhadap sesuatu perkara, malah pada satu tahap mengakibatkan hati tidak tenteram.
Seringkali mereka yang dikuasai perasaan ini mengalami masalah dalam menentukan keseimbangan hidup seharian dan bagi umat Islam ia mengganggu tumpuan dalam aspek keimanan dan amal ibadat.
Perasaan ragu-ragu boleh disamakan dengan sangsi, waswas, syak hati dan bingung seperti diterangkan dalam Kamus Dewan.
Ditinjau lebih jauh ia juga disifatkan sebagai bisikan dan suara halus syaitan.
Syaitan berusaha sedaya upaya mengganggu manusia dengan menitipkan perkara bukan-bukan supaya timbul kecelaruan di dalam hati, malah kadangkala mempengaruhi keputusan akal.
Al-Quran ada menjelaskan perkara ini, antaranya ayat dari surah an-Nas, antara lain bermaksud: “Dari kejahatan pembisik, penghasut yang timbul tenggelam. Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia. (Iaitu pembisik dan penghasut) dari kalangan jin dan manusia.”
Sahabat Nabi Muhammad s.a.w juga dilaporkan tidak terlepas daripada perasaan ragu-ragu dan syubhat.
Malah, sesetengah mereka datang kepada baginda mengadukan perkara terbabit.
Abu Hurairah menceritakan, beberapa orang sahabat Rasulullah ]datang dan bertanya: “Sesungguhnya kami mendapati di dalam diri kami suatu yang kami tidak mampu untuk mengucapkannya.”
Rasulullah bertanya: “Apakah engkau mendapatinya?”
Sahabat menjawab: “Ya.”
Rasulullah bersabda: “Itulah kejelasan iman.” (Hadis riwayat Muslim)
Kejelasan iman itu dimaksudkan penolakan gangguan syaitan dan kebencian mereka terhadapnya.
Umat Islam diajar memohon perlindungan dari Allah apabila didatangi bahaya batin iaitu perasaan ragu-ragu dan ingatan buruk angkara makhluk yang tidak kelihatan, seperti syaitan dan jin serta dari tipu daya manusia.
Surah an-Nas adalah antara pelindung daripada bahaya terbabit.
Rasulullah ada menjelaskan ayat yang terkandung dalam surah an-Nas dan al-Falaq tidak ada tolak bandingnya bagi memohon pertolongan Allah daripada segala jenis bahaya.

Imam Muslim meriwayatkan hadis bermaksud: “Bacalah surah-surah (al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas) tiga kali apabila engkau berada pada waktu pagi dan tiga kali apabila engkau berada pada waktu petang supaya engkau terpelihara dan terselamat dari segala bahaya dan bencana.”
Seorang alim bernama Syaqiq menerangkan mengenai bisikan syaitan di dalam diri manusia, katanya: “Tiada satu pagi pun melainkan duduk padaku syaitan dari empat penjuru, dari depanku, belakang, kanan dan sebelah kiriku.”
Seterusnya dia berkata: “Janganlah engkau berasa takut, sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Kemudian dia membaca ayat 82 dari surah Taha, ayat 6 dari surah Hud, ayat 128 dari surag al-A’raaf dan ayat 54 dari surah Saba pada setiap penjuru.
Ibrahim bin Hakim menceritakan; dari ayahnya, dari Ikrimah, dia berkata: “Ada seorang lelaki yang berpergian jauh (musafir), ternampak seorang lelaki sedang tidur dan dekatnya ada dua syaitan.
“Musafir terbabit mendengar satu antara syaitan itu berkata kepada temannya: ‘Sila pergi dan rosakkan hati orang yang sedang tidur itu.’
“Apabila syaitan itu menghampirinya dia berpatah balik kepada temannya dan berkata: ‘Dia tidur dengan satu ayat yang membuatkan kita tidak menemui jalan kepadanya.’

“Kemudian syaitan terbabit beredar dari tempat itu.
Musafir terbabit mengejutkan lelaki yang sedang tidur itu dan menceritakannya hal syaitan yang dilihatnya itu. Dia bertanya: ‘Apa yang engkau baca ketika hendak tidur?’
“Lelaki itu menjawab: ‘Aku membaca ayat ini (maksudnya: Dan berapa banyak negeri yang Kami binasakan, iaitu datang azab seksa Kami menimpa penduduknya pada malam hari atau ketika mereka berehat pada tengah hari-ayat 4 surah al-A’raaf).’”
Mereka yang menghiaskan diri dengan takwa dan iman, malah selalu mengingati Allah sukar diganggu bisikan syaitan. Hati mereka tenang dan tidak mudah dipengaruhi, walaupun berdepan dengan cabaran dan godaan.
Ibnu Qayyim berkata, sangat perlu bagi seseorang agar tidak menghentikan lidahnya daripada berzikir kepada Allah. Dengan zikir seseorang dapat melindungi dirinya, sedangkan syaitan tidak dapat masuk kepadanya melainkan melalui pintu kelalaian.
Syaitan sentiasa mengintai manusia. Apabila manusia lalai dan mengantuk ia menerkamnya.
Apabila manusia berzikir kepada Allah, terancamlah musuh Allah itu dan berasa dirinya terhina dan tertunduk.
Ibnu Abbas berkata: “Syaitan itu seperti virus penyakit di hati manusia. Apabila manusia lalai dan lupa, syaitan beraksi dan apabila manusia ingat kepada Allah ia menyorok (lari bersembunyi).”
Tetapi tidak dinafikan, sesetengah pihak mengalami kesukaran menangkis ancaman terbabit walaupun selepas dibaca doa pelindung dan ini membuatkan diri semakin buntu memikirkan usaha terbabit.
Dalam hubungan ini Ibnu al-Jauzi ada membuat perumpamaan, katanya: “Ketahuilah sesungguhnya perumpamaan iblis terhadap orang yang takwa dan tidak adalah seperti seorang sedang duduk di hadapannya ada makanan dan daging.
“Seekor anjing melalui kawasan itu, kemudian dia berkata: ‘Husy! Husy!.’
“Anjing itu berlalu dan kemudian datang pada orang lain, juga terdapat makanan dan daging di hadapannya.
“Orang itu juga menghalau anjing terbabit dengan mengatakan: ‘Husy! Husy!.’ Tetapi kali ini anjing tidak mahu meninggalkannya.
“Perumpamaan yang pertama adalah seperti orang yang takwa didatangi syaitan, ia mampu menghalau syaitan dengan zikir saja. Perumpamaan kedua seperti orang yang tidak takwa, syaitan tidak mahu lari darinya (walaupun dihalaunya dengan zikir).”
Justeru, bagi orang Islam yang ingin selamat dari bisikan syaitan dan tipu dayanya, hendaklah menyibukkan diri dengan ketakwaan, keimanan dan perlindungan kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.
Doa’ Penyakit Was-Was:

Wallahu’alam….
sumber dari: http://hasnulhadiahmad.com/penyakit-waswas/
Saturday, 22 February 2014
berpesan supaya anak-anak segera balik ke rumah apabila tiba waktu maghrib
Sebagaimana sebuah Hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari daripada Rasulullah SAW yang bermaksud :
“Apabila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebahagian malam maka tahanlah anak-anak mu kerana sesungguhnya syaitan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah ( ketika menutupnya )"
Hadis di atas bermaksud bahawa Jin dan Syaitan akan tidur di waktu siang dalam cahaya dan sinar sehingga menjelang petang, di mana pada waktu itu mereka berkeliaran mencari rezeki dan makanan, baik lelaki maupun perempuan, samada yang dewasa atau kanak-kanak.
Aishah r.a menceritakan bahawa Nabi SAW apabila mengadu sakit, baginda SAW akan membaca ke atas dirinya surah al-Falaq dan al-Nas kemudian menghembuskannya. (Mafhum hadis riwayat Muslim)
# Sentiasa berzikir kepada Allah
# Apabila menuang air panas, sebutlah Allah atau membaca “istia’zah”أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ dan “Basmalah”بسم الله الرحمن الرحيم
Dua lafaz ini adalah amat penting dalam kehidupan setiap Muslim lelaki atau wanita. Ia hendaklah diamalkan sepanjang masa walaupun wanita itu dalam keadaan uzur syarie (period).
# Jangan menuang air panas dalam tandas kerana tandas adalah tempat jin dan syaitan. Begitu juga ke dalam lubang.
# Apabila masuk bilik yang gelap, sebutlah “Basmalah”.
# Jangan kencing ke dalam lubang kerana ia tempat tinggal jin.
# Jangan tidur seorang diri. Jika terpaksa tidur serorang diri, maka hendaklah berwuduk dan membaca zikir tidur.
# Jangan menyakiti anjing atau kucing.
# Jangan membunuh ular yang berada di rumah. Hendaklah memberi amaran selama tiga hari.
# Jangan berjalan seorang diri di padang pasir atau hutan belantara.
# Mengamalkan bacaan surah-surah pilihan seperti surah al-Ikhlas, surah al-Falaq, surah al-Nas dan ayat Kursi.
# Hidupkan suasana al-Quran di dalam rumah.
# Menyebut zikir لا إلهَ إلاّ اللّهُ seratus kali setiap hari. Dalam hadis diceritakan bahawa sesiapa yang membawa seratus kali : Tiada Tuhan selain Allah
“Tiada tuhan selain Allah. Allah yang esa tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dan Dia berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.”
Maka antara fadilatnya ialah diperlihara daripada syaitan pada hari itu. (Mafhum hadis riwayat Bukhari).
# Sentiasa membaca ayat-ayat yang mengandungi makna bagi membatalkan sihir seperti surah al-A’raf : 118 dan 119, surah Taha : 69.
# Makan ubat tertentu seperti tamar. Sabda Nabi SAW yang bermaksud: “Sesiapa yang makan setiap pagi buah tamar ‘Ajwah maka tidak akan memudaratkannya oleh racun dan sihir pada hari itu hingga malam hari”. (Mafhum hadis riwayat Bukhari).
sumber dari: rahsiadankonspirasidunia.blogspot.com
Tuesday, 14 January 2014
Membaca surah selepas al-Fatihah
Setelah membaca
al-Fatihah, disunatkan membaca ayat al-Quran dari surah lazim atau ayat
al-Quran yang dihafal. Seorang imam perlu berhenti seketika (saktah)
sebelum memulakan bacaan surah ini. Saktah itu sekira-kira panjangnya
makmum selesai membaca surah al-Fatihah. Ketika ini imam bolehlah
membaca surah yang hendak dibaca secara sir (perlahan). Sebagai contoh,
imam ingin membaca surah Al-Fiil, maka bolehlah dia membaca surah
al-Humazah secara sir sebelum membaca surah al-Fiil secara jahar (kuat).
Dalam solat imam
membaca secara jahar (solat fardhu Subuh, Maghrib dan Isya’), imam
perlulah membaca ayat-ayat al-Quran mengikut muwaalat (turutan sususan
surah dalam al-Quran). Bacaan surah tidak harus membaca secara
menyongsang misalnya membaca surah An-Nash pada rakaat pertama, kemudian
membaca al-Kaafiruun pada rakaat kedua. Bacaan surah selepas membaca
al-Fatihah dalam rakaat pertama dan kedua hukumnya sunat haiat. Pun
begitu, sebagai mencapai kesempurnaan solat bacaan ini tidak harus
diabaikan. Rasulullah S.A.W membaca surah yang lebih panjang pada rakaat
pertama berbanding rakaat kedua kecuali dalam solat Jumaat dan sunat
hari raya. Dalam solat-solat ini nabi membaca surah al-A’laa (sabbihis)
pada rakaat pertama dan al-Ghaasyiah pada rakaat kedua. Surah
al-Ghaasyiah lebih panjang daripada al-A’laa iaitu 26 ayat. Sedangkan
al-A’laa hanya 19 ayat. Selain daripada ini, bacaan surah hendaklah
mengikut keutamaan (al-Aulaa) iaitu dari segi muwaalatnya.
Bagaimana dengan
seseorang membaca surah al-Falaq pada rakaat pertama kemudian an-Naas
pada rakaat kedua? Jika dilihat, an-Naas lebih panjang daripada
al-Falaq. Jika an-Naas dibaca keseluruhannya, ia disebut sebagai
membelakangkan sunnah (Khilaf as-Sunnah). Manakala jika dibaca secara
menyongsang, ia disebut sebagai membelakangkan keutamaan (Khilaf
al-Aulaa). Ulama membahaskan hal ini dengan menyebut, surah An-Naas
perlulah dibaca pada rakaat kedua dengan syarat ayat yang dibaca
menyamai bilangan ayat surah al-Falaq atau lebih pendek daripada itu.
Contoh kedua khilaf al-Aulaa berlaku sebagaimana berikut. Seseorang
membaca surah al-Humazah dalam rakaat pertama, kemudian membaca surah
al-Quraisy dalam rakaat kedua. Walhal jika dilihat muwaalat surah,
al-Fiil lebih utama dan lebih pendek juga berbanding dengan surah
al-Humazah. Hal ini berbeza jika membaca surah at-Tiin dalam rakaat
pertama, kemudian membaca surah al-Qadr dalam rakaat kedua. Hal ini
bermakna jika membaca surah al-‘Alaq (19 ayat), tindakan itu sudah
termasuk dalam khilaf as-Sunnah, melainkan kalau dibaca setakat ayat
yang kelapan kerana surah at-Tiin mengandungi 8 ayat sahaja.
Begitu juga halnya
dengan amalan solat sunat Taraweh. Imam memulakan bacaan bermula surah
At-Takaatsur kemudian membaca surah al-Ikhlaash dalam rakaat kedua.
Bacaan dalam rakaat kedua diulang-ulang. Adalah lebih elok sekiranya
dibaca mengikut muwaalat surah sehingga lengkap dua puluh rakaat
Taraweh tersebut.
sumber dari: naimisa.blogspot.com
Friday, 15 November 2013
Surah mujarab patut diamalkan

1) SURAH AL-FATIHAH
Amalkan membaca Surah Al-Fatihah semasa hendak tidur diikuti dengan
membaca Surah Al-Ikhlas 3 kali, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas.
Insya’Allah akan aman tenteram dan terjauh daripada gangguan syaitan.
Dianjurkan juga membaca surah ini sebanyak 44 kali untuk mengubati sakit
mata, perut, gigi dan lain-lainnya dengan izin Allah s.w.t. Untuk
mencegah kemarahan Allah, bacalah surah ini sebanyak 17 kali sehari
iaitu dengan mengerjakan solat 5 waktu.
2) SURAH YAASIN
Telah bersabda Rasulullah s.a.w., sesungguhnya bagi setiap sesuatu
itu ada hati, dan hati Al-Qur’an ialah Surah Yaasin iaitu jantung
Al-Qur’an. Sesiapa yang membaca Surah Yaasin, nescaya dituliskan oleh
Allah pahala menyamai sepuluh kali membaca Al-Qur’an seluruhnya. (Hadis
riwayat At-Tarmizi dari Anas r.a.)
Rasulullah s.a.w. juga bersabda : Surah Yaasin dinamakan di dalam
kitab Taurat dengan sebutan “At-Mu’ammah” (yang umum), yang mengumumkan
pembacanya dengan kebaikan dunia dan akhirat, menanggung segala bala
baik dari kesusahan di dunia mahu pun akhirat. Pembaca juga akan
dilindungi dari setiap keburukan dan kejahatan serta segala hajat dan
kemahuan akan Allah kabulkan.
Jika dibaca dalam satu malam semata-mata mengharapkan keredaan
Allah, nescaya Allah akan mengampunkan dosanya. (Hadis riwayat Malik,
Ibnu-Sunni dan Ibnu Hibban). Surah Yaasin ni juga jika diamalkan, akan
terselamatlah kita dari kehausan di hari KIAMAT.
3) SURAH AD-DUKHAN
Dibaca sekali pada malam Jumaat agar kita terselamat dari huru hara di Padang Mahsyar.

4) SURAH AL-WAQI’AH
Menurut beberapa hadis Rasulullah s.a.w., mereka yang mengamalkan
membaca Surah Al-Waqi’ah pada tiap-tiap malam, insya’Allah tidak akan
merasai kepapaan. Mereka yang membacanya sebagai wirid, insya’Allah akan
beroleh kesenangan selama-lamanya. Mereka yang membacanya sebanyak 14
kali setiap lepas solat As ar, insya’Allah akan dikurniakan dengan
rezeki yang banyak. Selepas solat Isyak, ambillah segelas air lalu
bacalah Surah Al-Fatihah sekali, Ayatul Qursi sekali dan Surah
Al-Waqi’ah ayat 35-38 sebanyak 7 kali. Tiup dalam air dan minum.
Dalam hati, niat untuk menjaga kecantikan diri dan kebahagiaan
rumahtangga kita. Makna Surah Al-Waqi’ah Ayat 35-38 ialah :
“Sesungguhnya, Kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan
ciptaan istimewa. Serta Kami jadikan mereka sentiasa dara (yang tidak
pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya serta yang sebaya dengan
umurnya.
5) SURAH AL-KHAUTSAR
Sesiapa yang mengamalkan membaca surah
ini sebanyak 1,000 kali, maka Allah s.w.t. akan menghasilkan hajatnya
termasuk rezeki dan kenaikan pangkat. Sesiapa yang membaca 1,000 kali
juga selepas solat Isyak hingga dia tertidur, insya’Allah dia dapat
melihat Rasulullah s.a.w. dalam tidurnya.

6) SURAH AL-KAFIRUN
Sesiapa yang membaca Surah Al-Khaafiruun, maka bandingannya seperti
membaca seperempat Al-Qur’an, disamping terlepas dari syirik, terjauh
dari godaan syaitan dan terlepas dari peristiwa yang mengejutkan
(Riwayat At-Tarmizi). Sebelum tidur, bacalah surah ini agar kita mati
dalam iman serta membersihkan kotoran dalam diri kita.
7) SURAH AL-MULK
Sebuah lagi Surah dari Al-Qur’an iaitu Surah Al-Mulk mempunyai
fadilat dan faedah yang amat besar bagi sesiapa yang mengamalkan
membacanya. Menurut beberapa hadis Rasulullah s.a.w., mereka yang
mengamalkan membaca akan surah ini, akan mendapat syafaat dan keampunan
dosa-dosanya. Mereka yang membacanya pada setiap malam, insya’Allah,
akan terselamat dari azab kubur..
8) SURAH AL-IKHLAS
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda kepada isteri kesayangan baginda,
Siti Aisyah, antara mafhumnya : “Wahai Aisyah isteri ku, sebelum kamu
tidur, khatamlah dulu Al-Qur’an.” Siti Aisyah lalu berkata, “Wahai suami
ku, saya tidak mampu khatam Al-Qur’an sebanyak 30 juzuk itu.”
Apabila mendengar kata-kata Siti Aisyah tersebut, Rasulullah s.a.w.
sambil tersenyum lalu menjawab, “Barangsiapa yang membaca 3 kali
sebelum tidur, seolah-olah ia telah khatam Al-Qur’an keseluruhannya. ”
Dari Rasulullah s.a.w.. pernah bersabda kepada Saidina Ali r.a.,
“Sesiapa hendak pergi musafir, kemudian ketika dia hendak meninggalkan
rumahnya, ia membaca surah Al-Ikhlas 11 kali, maka Allah memelihara
rumahnya sampai ia kembali.
Ibnu Said Al-Khanafi menerangkan : “Surah ini dinamakan Surah
Al-Ikhlas, ertinya bersih atau lepas. Maka barang siapa yang membacanya
dan mengamalkannya dengan hati yang ikhlas, maka ia akan dilepaskan
kesusahan duniawi, dimudahkan di dalam gelombang sakratulmaut,
dihindarkan dari kegelapan kubur dan kengerian hari kiamat.”

9) SURAH AL-FALAQ
Siti Aisyah menerangkan : “Bahawa Rasulullah s.a.w. pada setiap
malam apabila hendak tidur, Baginda membaca Surah Al-Ikhlas, Surah
Al-Falaq dan Surah An-Nas lalu ditiupkan pada kedua telapak tangan,
kemudian disapukan keseluruh tubuh dan kepala. Barang siapa terkena
penyakit kerana perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah
Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7
hari berturut-turut. Barang siapa yang takut akan godaan syaitan dan
manusia, takut dalam kegelapan malam atau takut dengan kejahatan
manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.
10) SURAH AN-NAS
Surah An-Nas adalah surah yang terakhir (ke-114) dalam Al-Qur’an.
Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam
surah ini yang bermaksud manusia. Surah ini termasuk dalam golongan
surah makkiyah. Isi surah ini adalah bagi menganjurkan manusia memohon
perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan baik yang berasal dari
golongan manusia mahu pun jin. Surah An-Nas ini juga adalah penerang
hati

11) SURAH AL-KAHFI
Kita digalakkan untuk membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumaat.
Nabi saw bersabda :”Barangsiapa yang menghafaz 1-10 ayat dari surah Al-Kahfi di pelihara dan di selamatkannya dari Fitnah Dajjal”. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim, An-Nasaie)
Rasulullah SAW juga telah mengajar kita supaya berlindung dengan
Allah SWT daripada godaan Al Masih Ad-Dajjal ini. Baginda SAW mengajar
satu doa untuk dibaca selepas tahiyyat akhir sebelum salam setiap kali
kita sembahyang.
Doa itu adalah : “Ya Allah, aku berlindung dengan Engkau
daripada siksa api neraka Jahannam dan dari siksa kubur, dan dari fitnah
dalam kehidupan dunia dan fitnah setelah mati, juga aku berlindung
dangen Engkau daripada kejahatan fitnah Al Masih Dajjal.
sumber dari: wansite.blogspot.com
Saturday, 2 November 2013
Four QULS - Islamic Arabic
Saturday, 12 October 2013
Envy is one of the major sins
Strictly speaking, envy (hasad) is hatred and disliking the good condition of the envied one. This is of two types:
1) The blameworthy type of envy is unrestricted dislike of the blessings bestowed upon the envied. This is the type of jealousy that incurs blame, so when one hates something he is then hurt and grieved by the existence of what he hates, and this becomes a sickness in his heart such that he takes pleasure in the removal of the blessings from the envied even if this does not result in any benefit to him except the single benefit of having the pain that was in his soul removed. But this pain is not removed except as a result of his continuously watching the envied so that the jealous person finds relief when the blessing is removed, but then it becomes more severe as is the case of the one who is sick, for it is possible that this blessing, or one similar to it, returns to the envied. This is why the second group said: ‘It is a desire to have the blessings removed,’ for indeed the one who dislikes the blessings bestowed upon other than him desires them to see removed.
2) That he dislikes the superiority of that person over him, and he desires to be like him or better, so this is jealousy and has been called ghubta, and the Prophet, sallallahu `alaihi wa sallam, called it hasad in the hadeeth reported by both al-Bukhari and Muslim from the hadeeth of ibn Mas`ood and ibn `Umar, radiyallahu `anhumaa, that he, sallallahu `alaihi wa sallam, said, “There is no envy except in two cases: a person to whom Allah has granted wisdom, and he rules by this and teaches it to the people, and a person to whom Allah has granted wealth and property along with this the power to spend it in the cause of Truth.”
This being the wording of Ibn Mas`ood. The wording of Ibn `Umar is, “A person to whom Allah has given the Qur’an and he recites it night and day, and a person to whom Allah has granted wealth and property from which he gives in charity night and day.”
…So the Prophet, sallallahu `alaihi wa sallam, forbade hasad, with the exception of two cases which are referred to as al-ghubta, meaning that a person love the condition of someone else and dislikes that this person be superior in this way (without his wishing that it be removed from that person).
So if it is asked: ‘Then why is this (ghubta) called envy when he loves only that Allah bestow these blessings upon him?’ It is said, ‘The starting point of this love is his looking towards the favors Allah has bestowed upon someone else and his disliking that this person be favored over him. So if this other person were not present then he would not have desired these blessings. So because the starting point of this love is this dislike that someone else be made superior to him, then this is called envy due to the love following the dislike. As for desiring that Allah bestows favors upon him without consideration of people’s material conditions then this is not envy at all.’
This is why the generality of mankind have been tried with this second type of envy that has also been called al-munaafasah (competition) because two people compete in a single desired matter, both of them trying to attain the same good. The reason for their trying to attain it is that one of them dislikes that the other be blessed with this matter over him just as any one of two competitors dislikes that the other beat him.
Competition is not considered blameworthy in general, rather it is considered to be praiseworthy when competing for righteousness. The Exalted said,
“Indeed the pious will be in delight. On thrones, looking on. You will recognize in their faces the brightness of delight. They will be given to drink pure sealed wine. The last thereof (that wine) will be the smell of Musk, and for this let those compete who want to compete.”
[Al-Mutaffifeen (83):22-26]
Allah praised the Ansaar with His saying, “And they have no jealously in their breasts for that which they have been given (the muhaajiroon), and give them preference over themselves even though they were in need of that.”
[Al-Hashr (59):9]
As for the jealousy that is totally blameworthy then Allah has said with regards to the Jews, “Many of the People of the Book wish that if they could turn you away as disbelievers after you have believed, out of envy from their own selves even after the truth has become clear to them.”
[Al-Baqarah (2):109]
‘They wish’ meaning that they hope to make you aspostisise from your religion out of jealousy. So jealousy was the deciding factor behind their wish even after the Truth had been made clear to them. This because when they saw you attain what you attained of blessings – in fact they saw you attain that which they themselves had never attained – they became jealous of you. Similarly this is mentioned in another verse,
“Or do they envy men for what Allah has given them of His bounty? Then We have already given the family of Abraham the Book of Wisdom, and conferred upon them a great kingdom. Of them were (some) who believed in him (Muhammad) and of them were some who averted their faces from him and enough is Hell for burning (them)…”
[An-Nisaa' (4): 54-55]
“Say: I seek refuge with the Lord of the Daybreak. From the evil of what He has created. And from the evil of the darkening (night) as it comes with its darkness. And from the evil of the witchcrafts when they blow in the knots. And from the evil of the envier when he envies.”
[Al-Falaq (113):1-5]
sumber dari: thetrueknowledge.org
Saturday, 7 September 2013
Syaitan Musuh Utama

Alhamdulillah masih berupaya mencoretkan sesuatu di sini..sedikit coretan peringatan untuk dikongsi bersama...moga-moga memberi manfaat kepada kita semua...insyaAllah
Syaitan adalah musuh utama Allah dan musuh Nabi..
Firman Allah,
Syaitan telah ingkar perintah Allah. Syaitan telah berikrar untuk merosakkan seluruh keturunan anak Nabi Adam dan syaitan bersumpah dan berkata :"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu"(208 :سورة البقرة )
Maka syaitan bersumpah akan menyesatkan, mengganggu, menyakiti dan menipu manusia. Maka dengan itu, Allah memerintahkan setiap manusia agar sentiasa memohon perlindungan daripada Allah S.W.T daripada gangguan syaitan yang direjam. Perbanyakkan membaca surah Al-Ikhlas, surah Al-Falaq dan surah An-Nas . Sentiasalah berdoa kepada Allah S.WT. , semoga kita dijauhkan daripada syaitan laknatullah.
Firman Allah S.W.T dalam surah Al-Ikhlas yang bermaksud:
" Katakanlah (Muhammad), 'Dia lah Allah, Yang Maha Esa' " (Ayat 1)
"Allah tempat meminta segala sesuatu" (Ayat 2)
" (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan" (Ayat 3)
" Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia" (Ayat 4)
"Allah tempat meminta segala sesuatu" (Ayat 2)
" (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan" (Ayat 3)
" Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia" (Ayat 4)
( سورة الاخلاص : 4-1)
Firman Allah S.W.T dalam surah Al-Falaq yang bermaksud:
" Katakanlah, ' Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)', " (Ayat 1)
" dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, " (Ayat 2)
" dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," (Ayat 3)
" dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), " (Ayat 4)
" dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki " (Ayat 5)
( سورة الفلق : 5-1) " dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, " (Ayat 2)
" dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," (Ayat 3)
" dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), " (Ayat 4)
" dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki " (Ayat 5)
Firman Allah S.W.T dalam surah An-Nas yang bermaksud:
" Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, " (Ayat 1)
" Raja manusia, " (Ayat 2)
" Sembahan manusia, " (Ayat 3)
" dari kejahatan (bisikan) syaitan yang bersembunyi, " (Ayat 4)
" yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia' " (Ayat 5)
" dari (golongan) jin dan manusia" (Ayat 6)
( سورة الناس : 6-1)
Teguhkan iman dan sentiasalah meniti zikir di bibir, mudah-mudahan kita dilindungi Allah Azzawajalla daripada hasutan syaitan durjana..insyaAllah....
" Raja manusia, " (Ayat 2)
" Sembahan manusia, " (Ayat 3)
" dari kejahatan (bisikan) syaitan yang bersembunyi, " (Ayat 4)
" yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia' " (Ayat 5)
" dari (golongan) jin dan manusia" (Ayat 6)
( سورة الناس : 6-1)
Teguhkan iman dan sentiasalah meniti zikir di bibir, mudah-mudahan kita dilindungi Allah Azzawajalla daripada hasutan syaitan durjana..insyaAllah....
sumber dari: nurhuda-cahayapetunjuk.blogspot.com
Sunday, 28 July 2013
4 Qul from artisticcreations

sumber dari: artisticcreationsonline.com
doa amalan sebelum tidur
Al-Muʿawwidhatāin (Surah al-Falaq, Surah an-Nās)

sumber dari: kufilutfi.wordpress.com
Tuesday, 18 June 2013
Friday, 7 June 2013
Al Falaq Kufic Decal

sumber dari: zecallify.com
Burmese translation -Al Falaq


sumber dari: sanooaung.wordpress.com
simpul sihir al falaq

sumber dari: theopage.net
Subscribe to:
Posts (Atom)