Thursday 26 January 2012

Ark Hotel

 
 
Remistudio
Bagian Ark Hotel yang terapung
Bahtera Nuh baru, dikreatif dan dikembangkan oleh jurutera berasal dari Rusia. Di bahteranya diwujudkan hotel, dinamai "Ark Hotel". Bahtera berkonsep hotel ini, dibangunkan untuk mengatasi bencana banjir akibat kenaikan pemukaan air laut.
Ketika bencana banjir terjadi, hotel ini dapat melayang di air laut sehingga mampu menyelamatkan manusia yang ada di dalamnya. Dalam kondisi tersebut, hotel berbentuk cangkang ini juga dapat menyediakan energi bagi penghuninya sebab bahagian dalamnya ditanami pohon.
Selain mengatasi banjir, hotel ini juga dikatakan tahan gempa. Menurut juruteranya rangka dan rekabentuk hotel itu mampu menyebarkan berat secara merata sehingga dapat menanggung penduduk dari bencana gempa bumi yang mungkin terjadi. Hotel ini juga memiliki panel suria dan penampung air hujan yang akan memberikan energi dan air secara alami.
Bahagian dalam hotel dilengkapi dengan vegetasi tumbuhan yang selain memberikan kualiti udara yang baik juga dapat menjadi sumber bahan pangan. Eksterior hotel dibuat dari bahan transparan yang memastikan cukup cahaya. Kontrol intensif cahaya dilakukan dengan adanya filter di bahagian dalam ruangan. Sementara, sebuah lapisan khusus juga digunakan untuk memastikan kualiti cahaya yang masuk ruangan. Hotel ini dibangun oleh firma kejuruteraan Remistudio Rusia dan International Union of Architect.
Alexander Remizow dari Remistudio mengatakan, "Hotel ini dibangun untuk menjawab cabaran masa kini. Dibina untuk menyokong sistem kehidupan yang independen."
Cabaran, diantaranya adalah keperluan pengamanan dan perlindungan dari efek perubahan iklim serta kondisi lingkungan yang ekstrim. Juga akan terjawab keperluan perlindungan dari aktiviti kerosakan manusia. Untuk membangun sistem kehidupan yang independen, Remistudio mengatakan, "Semua tanaman telah dipilih berdasarkan kesesuaian, efisiensi dalam mengatur pencahayaan dan kemampuan dalam memproduksi oksigen. Atap yang transparan mebuat tanaman dapatkan cahaya yang cukup."


No comments:

Post a Comment