Showing posts with label Al-Muzammil. Show all posts
Showing posts with label Al-Muzammil. Show all posts

Saturday, 7 December 2013

Five Principles of Prayer






Five Principles of Prayer:
“Just as the prayer has been built upon 5 principles: Qira’ah (recitation), Qiyam (standing), Rukoo‘ (bowing), Sujood (prostration) and Dhikr (remembrance), it has also been named as such.

The prayer has been called ‘Qiyam‘ in the verse:
قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلاً
Stand (to pray) all night, except a little.” [al-Muzzammil: 2]
And in:
وَقُومُواْ لِلّهِ قَانِتِينَ
“… And stand before Allah with obedience” [al-Baqarah: 238]
It has been called Qira’ah in:
وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوداً
“… and recite the Qur’an in the early dawn (i.e. the morning prayer). Verily, the recitation of the Qur’an in the early dawn is ever witnessed.”
[al-Isra: 78]
And:
فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ
“… So recite as much of the Quran as may be easy…” [al-Muzzammil: 20]
It has also been termed ‘Rukoo‘ in:
وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ
“… And bow down along with the Raki’un (those who bow in prayer).” [al-Baqarah: 43]
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ارْكَعُوا لَا يَرْكَعُونَ
“And when it is said to them: “Bow down yourself (in prayer)!” They bow not down.” [al-Mursalat: 48]
And again it’s been named Sujood in:
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ
“So glorify the praises of your Lord and be of those who prostrate themselves (to Him).”
[al-Hijr: 98]
وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ
“… Fall prostrate and draw near to Allah!” [al-‘Alaq: 19]
And finally it has been called Dhikr in:
فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
“… come to the remembrance of Allah (i.e. the Friday prayer)…” [al-Jumu’ah: 9]
لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ
“… Let not your properties or your children divert you from the remembrance of Allah (i.e. prayer).” [al-Munafiqun: 9]
Ibn al-Qayyim: ‘The most honourable of actions (in the salah) is the sujood and the most honourable of adhkar (words of remembrance) is recitation. The first chapter revealed to the Prophet (sallallahu `alayhi wa sallam) was: 
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ
“Read in the Name of your Lord…”
[al-‘Alaq] 
It begins with the command to read and it ends with the command to prostrate. So each unit of prayer has been established upon this, its first part is recitation and its end is that of prostration.’
(‘Asrar al-Salat’, by Ibn al-Qayyim)



sumber dari: dailyislam.tumblr.com

Tuesday, 19 November 2013

tidur jam lebih sedikit





Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz  pernah ditanya, bagaimanakah sikap terhadap pengemis, apakah kami boleh memberinya atau menolaknya? - See more at: http://www.gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.Ktm0j7AY.dpuf
Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz  pernah ditanya, bagaimanakah sikap terhadap pengemis, apakah kami boleh memberinya atau menolaknya?
Beliau menjawab: “Sunnahnya adalah memberi pengemis, kecuali  jika engkau  tahu bahwa dia berbohong atau sebenarnya orang yang mampu. Maka nasehatilah dia (jika ketahuan berbohong) dan jangan beri dia!. Katakan padanya bertakwalah kepada Alloh ta'ala!, karena  ini tidak diperbolehkan. Adapun jika engkau mengetahui bahwa dia fakir atau tidak diketahui keadaan sebenarnya maka sebaiknya engkau memberinya berdasarkan firman Alloh ta'ala:

وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. “(QS. Adz-Dzariyat: 19)
Didalam ayat yang lain Alloh berfirman (artinya): “Dan orang-orang yang pada harta mereka ada hak tertentu yaitu bagi orang (miskin) yang meminta-minta dan yang tidak memiliki apa-apa.” (QS. Al Ma’arij:24-25).
Maka hendaklah engkau memberi pengemis dan bersikap baik kepadanya, selagi engkau mendapati dia (sebagai orang) miskin dan tidak berbohong.” (Fatwa Nur Aladdarbi/ binbaz.org.sa)
- See more at: http://www.gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.Ktm0j7AY.dpuf
Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz  pernah ditanya, bagaimanakah sikap terhadap pengemis, apakah kami boleh memberinya atau menolaknya?
Beliau menjawab: “Sunnahnya adalah memberi pengemis, kecuali  jika engkau  tahu bahwa dia berbohong atau sebenarnya orang yang mampu. Maka nasehatilah dia (jika ketahuan berbohong) dan jangan beri dia!. Katakan padanya bertakwalah kepada Alloh ta'ala!, karena  ini tidak diperbolehkan. Adapun jika engkau mengetahui bahwa dia fakir atau tidak diketahui keadaan sebenarnya maka sebaiknya engkau memberinya berdasarkan firman Alloh ta'ala:

وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. “(QS. Adz-Dzariyat: 19)
Didalam ayat yang lain Alloh berfirman (artinya): “Dan orang-orang yang pada harta mereka ada hak tertentu yaitu bagi orang (miskin) yang meminta-minta dan yang tidak memiliki apa-apa.” (QS. Al Ma’arij:24-25).
Maka hendaklah engkau memberi pengemis dan bersikap baik kepadanya, selagi engkau mendapati dia (sebagai orang) miskin dan tidak berbohong.”
- See more at: http://www.gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.Ktm0j7AY.dpuf
Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz  pernah ditanya, bagaimanakah sikap terhadap pengemis, apakah kami boleh memberinya atau menolaknya?
Beliau menjawab: “Sunnahnya adalah memberi pengemis, kecuali  jika engkau  tahu bahwa dia berbohong atau sebenarnya orang yang mampu. Maka nasehatilah dia (jika ketahuan berbohong) dan jangan beri dia!. Katakan padanya bertakwalah kepada Alloh ta'ala!, karena  ini tidak diperbolehkan. Adapun jika engkau mengetahui bahwa dia fakir atau tidak diketahui keadaan sebenarnya maka sebaiknya engkau memberinya berdasarkan firman Alloh ta'ala:

وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. “(QS. Adz-Dzariyat: 19)
Didalam ayat yang lain Alloh berfirman (artinya): “Dan orang-orang yang pada harta mereka ada hak tertentu yaitu bagi orang (miskin) yang meminta-minta dan yang tidak memiliki apa-apa.” (QS. Al Ma’arij:24-25).
Maka hendaklah engkau memberi pengemis dan bersikap baik kepadanya, selagi engkau mendapati dia (sebagai orang) miskin dan tidak berbohong.”
- See more at: http://www.gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.Ktm0j7AY.dpuf
Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz  pernah ditanya, bagaimanakah sikap terhadap pengemis, apakah kami boleh memberinya atau menolaknya? - See more at: http://www.gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.Ktm0j7AY.dpuf
Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz  pernah ditanya, bagaimanakah sikap terhadap pengemis, apakah kami boleh memberinya atau menolaknya? - See more at: http://www.gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.Ktm0j7AY.dpuf


Tidur selama delapan jam setiap hari atau hampir setiap hari, sudah lama diangggap sebagai rentang waktu tidur yang ideal sebagai waktu yang diperlukan oleh tubuh manusia. Tetapi penelitian baru mengatakan, bila tidur selama itu jika dilakukan setiap hari atau hampir setiap hari, justru lebih dapat mempersingkat masa hidup. Sebuah studi yang dilakukan atas lebih dari satu juta orang yang tidur delapan jam atau lebih dalam sehari menunjukkan mereka meninggal di usia yang lebih muda dari rekan-rekan mereka yang tidur jam lebih sedikit. 

Sebagaimana tidur empat jam setiap hari atau hampir setiap hari, juga kemungkinannya untuk meninggal lebih cepat. Tapi mereka yang tidur enam jam sehari, menurut penelitian dapat hidup lebih lama. Para ilmuwan di University of California, studi ini menunjukkan hubungan antara jangka waktu tidur dan tingkat kematian yang tinggi. Namun, tim peneliti belum berhasil mendapat jawaban di balik hubungan ini.
Profesor Jim Horne dari Sleep Research Centre di University of Loughborough mengatakan bahwa mereka yang berpendapat tidur lama, itu tidak benar. Kami dapat mengkonfirmasi bahwa tidur enam atau tujuh jam satu hari sudah cukup lama. Jarak waktu atau jam tidur yang dibutuhkan oleh tubuh adalah jika Anda dalam kondisi terjaga lalu merasa ingin untuk tidur di siang hari. 

Para ilmuwan menerangkan peran sangat penting dalam memfungsikan pikiran secara aktif melalui penelitian pada kucing. Fungsi pikiran aktif karena tidur itu akan lebih memiliki implikasi besar bagi manusia yang ingin meningkatkan kemampuan belajar dan memori mengingat mereka. Percobaan pada kucing menunjukkan peningkatan kinerja otaknya jika dia tidur dengan baik, di mana mereka menjadi lebih kuat dan lebih aktif dan bergerak. Tes dilakukan pada perubahan yang terjadi dalam otak kucing. Seekor kucing matanya ditutup selama enam jam, dan kucing lainnya dalam kondisi melihat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pikiran kucing tidur (ditutup matanya) selama enam jam mengalami perubahan aktifitas otak secara drastis dan lebih mudah beradaptasi daripada kucing yang belum tidur.
Lagi-lagi, kita ucapkan Subhanallah. Al Quran telah diturunkan di tengah masa, dimana banyak sekali utopi yang menyebutkan bahwa tidur dalam waktu lama itulah yang paling baik. Sampai datang peelitian di abad 21 yang menegaskan bahwa waktu tidur yang pendek itulah yang lebih baik untuk manusia. Bukankah ini seperti yang telah ditegaskan dalam Al Quran di banyak ayat-ayatnya saat menerangkan tentang salah satu kebiasaan orang-orang yang bertakwa:

(كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ * وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ)
[الذاريات: 17-18]
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat : 17-18)
Seperti itu juga Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk tidak banyak tidur, dan mengganti apa yang telah dikurangi dari waktu tidur di malam, pada waktu siang. Allah swt berfirman :
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ * قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا * نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا * أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا * إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا * إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا * إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا [المزمل: 1-7]
Hai orang yang berselimut (Muhammad), angunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu´) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).” (QS. Al Muzzammil : 1-7)
Dalam ayat ini dijelaskan perintah untuk tidak banyak tidur di waktu malam, dan menggantikannya di waktu siang. Ini juga menegaskan apa yang telah ditemukan para peneliti saat sekarang. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa serangan jantung umumnya datang setelah pagi hari sampai terbitnya matahari. Kita jadi mengerti kenapa Nabi yang mulia itu melewati waktu paginya hingga matahari terbit, dengan berdzikir, bertasbih dan tilawah Al Quran.

Ada lagi penelitian lain yang menjelaskan bahwa bangun di tengah malam itu bermanfaat bagi kesehatan, khususnya bagi jantung. Tidur yang panjang akan merusak dan membahayakan jantung. Jantung terkadang kekurangan oksigen akibat tidur yang terlalu lama, dan karenanya para ilmuwan mengatakan: ”Bangun di malam hari, meski hanya satu kali, itu bermanfaat bagi jantung untuk memasok pasokan oksigen yang memadai dan untuk menghindari kematian mendadak. 



sumber dari: kaheel7.com

Tuesday, 24 September 2013

Lord of the east and the west




“And remember the Name of your Lord and devote yourself to Him with a complete devotion.  (He Alone is) the Lord of the east and the west, La ilaha illa Huwa (none has the right to be worshipped but He). So take Him Alone as Wakil (Disposer of your affairs).” 
(Surah Al-Muzzammil, 8-9)



sumber dari: theayatandhadith.blogspot.com

Tuesday, 30 July 2013

Spiritual Assistance to get Married


















1. Suratu Taha – To be worn as tawidh. Recite on water and drink
2. Suratul Ahzab
3. Suratul Mumtahana 5x every day.
4. Aya 36 of Suratu Yasin 11x after SalatutTahajjud for 40 days
5. Dua Al-Mashlool for 40 days
6. Recite the following dua after giving sadaqa
O Causer of Causes; O He Who opens the doors of (opportunities); O He Who answers to the call from wherever (He is called).
7. Recite the following dua 100x for 40 days after any wajib salaa.
Make easy (my difficulty) by Your super-abundant favours, O the Mighty.
8. The father to recite 2 rakat salaa on Friday after Salatul Jumua’ and after the salaam go into Sajda and recite Suratul Muzzammil 21x.

Adapted from the book: "Nikah & Beyond" by: "qfatima.com"


sumber dari: rafed.net

Wednesday, 17 July 2013

Destruction (Kieyamah)




Yaum-al-Qiyamah, are we prepared?


Allah (STW) Sent Us In This Planet (Earth), and at a time We have to return to the Allah(SWT). In The Last day of this world, Allah will Destroy this universe (What was created only for us) to start Judgment  of each person. What will happen in the time of destruction Allah Informed us in the Holy Al-Quran….Some of those verses are here.

In Surath Al-Mu'minun
18. And We send down water from the sky according to (due) measure, and We cause it to soak in the soil; and We certainly are able to drain it off (with ease).
45. Then We sent Moses and his brother Aaron, with Our Signs and authority manifest,
46. To Pharaoh and his Chiefs: but these behaved insolently: they were an arrogant people.

In Surath Ya-Sin
51. The trumpet shall be sounded, when behold! from the sepulchers (men) will rush forth to their Lord!
In Surath Al-Haj
2. The Day ye shall see it, every mother giving suck shall forget her suckling- babe, and every pregnant female shall drop her load (unformed): thou shalt see mankind as in a drunken riot, yet not drunk: but dreadful will be the Chastisement of Allah.
7. And verily the Hour will come: there can be no doubt about it, or about (the fact) that Allah will raise up all who are in the graves.

In Surath Al-'Anbya
 104. The Day that We roll up the heavens like a scroll rolled up for books (completed),- even as We produced the first creation, so shall We produce a new one: a promise We have undertaken: truly shall We fulfill it.

In Surath 'Ali `Imran
185. Every soul shall have the taste of death: And only on the Day of Judgment shall you be paid your full recompense. Only he who is saved far from the Fire and admitted to the Garden will have succeeded: For the life of this world is but goods and chattels of deception.

In Surath An-Nahl
77. To Allah belongeth the Unseen of the heavens and the earth. And the matter of the Hour (of Judgment) is as the twinkling of an eye, or even quicker: for Allah hath power over all things.
In Surath At-Tur
9. On the Day when the firmament will be in dreadful commotion.
10. And the mountains will move.
11. Then woe that Day to the rejecters (of truth);-
In Surath Al-Qiyamah
8. And the moon is buried in darkness.
9. And the sun and moon are joined together,-
10. That Day will Man say: "Where is the refuge?"
11. By no means! No place of safety!
12. Before thy Lord (alone), that Day will be the place of rest.

In Surath 'Ibrahim
42. Think not that Allah doth not heed the deeds of those who do wrong. He but giveth them respite against a Day when the eyes will fixedly stare in horror,-
43. They running forward with necks outstretched, their heads uplifted, their gaze returning not towards them, and their hearts a (gaping) void!

In Surath An-Naml
87. And the Day that the Trumpet will be sounded - then will be smitten with terror those who are in the heavens, and those who are on earth, except such as Allah will please (to exempt): and all shall come to Him in utter humility.
88. Thou seest the mountains and thinkest them firmly fixed: but they shall pass away as the clouds pass away: (such is) the artistry of Allah, who disposes of all things in perfect order: for He is well acquainted with all that ye do.

In Surath Taha
105. They ask thee concerning the Mountains: say, "My Lord will uproot them and scatter them as dust;
106. "He will leave them as plains smooth and level;
107. "Nothing crooked or curved wilt thou see in their place."
108. On that Day will they follow the Caller (straight): no crookedness (in) him: all the voices will be hushed to the Most Gracious: so that thou hearest not but murmuring.
109. On that Day shall no intercession avail except for those for

In Surath Ad-Dukhan
10. Then watch thou for the Day that the sky will bring forth a kind of smoke (or mist) plainly visible,
11. Enveloping the people: this will be a Chastisement Grievous.
12. (They will say:) "Our Lord! remove the Chastisement from us, for we do really believe!"
In Surath Al-Muzzammil
17. Then how shall ye, if ye deny (Allah), guard yourselves against a Day that will make children hoary-headed?-
18. Whereon the sky will be cleft asunder? His Promise needs must be accomplished.
In Surath Al-Qari`ah
1. The (Day) of Clamor:
2. What is the (Day) of Clamor?
3. And what will explain to thee what the (Day) of Clamor is?
4. (It is) a Day whereon men will be like moths scattered about,
5. And the mountains will be like carded wool.
6. Then, he whose balance (of good deeds) will be (found) heavy,
7. Will be in a life of good pleasure and satisfaction.
8. But he whose balance (of good deeds) will be (found) light,-
9. Will have his home in a (bottomless) Pit.
10. And what will explain to thee what this is?
11. (It is) a Fire Blazing fiercely!
In Surath An-Naba'
18. The Day that the Trumpet shall be sounded, and ye shall come forth in crowds;
19. And the heavens shall be opened as if there were doors,
20. And the mountains shall vanish, as if they were a mirage.

In Surath Al-Haqqah
13. Then, when one blast is sounded on the Trumpet,
14. And the earth is moved, and its mountains, and they are crushed at one stroke,-
15. On that Day shall the (Great) Event come to pass.
16. And the sky will be rent asunder, for it will that Day be flimsy,
In Surath Al-Mursalat
10. When the mountains are scattered (to the winds) as dust;
11. And when the messengers are (all) appointed a time (to collect);-
12. For what Day are these (portents) deferred?
13. For the Day of Sorting out.
14. And what will explain to thee what is the Day of Sorting out?
15. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
16. Did We not destroy the men of old (for their evil)?
17. So shall We make later (generations) follow them.
18. Thus do We deal with men of sin.
19. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
In Surath Ar-Rahman
27. The Companions of the Right Hand,- What will be the Companions of the Right Hand?
37. Full of love (for their mates), equal in age,-

In Surath Al-Ma`arij
The Day that the sky will be like molten brass,
9. And the mountains will be like wool,
10. And no friend will ask after a friend.
In Surath. Al-'Inshiqaq
1. When the Sky is rent asunder,
2. And hearkens to (the Command of) its Lord, and it must needs (do so);-
3. And when the earth is flattened out,
4. And casts forth what is within it and becomes (clean) empty,
In Surath At-Takwir
1. When the sun (with its spacious light) is folded up;
2. When the stars fall, losing their luster;
3. When the mountains vanish (like a mirage);
4. When the she-camels, ten months with young, are left untended;
5. When the wild beasts are herded together (in human habitations);
6. When the oceans boil over with a swell;
7. When the souls are sorted out, (being joined, like with like);
8. When the female (infant), buried alive, is questioned -
9. For what crime she was killed;
10. When the Scrolls are laid open;
11. When the sky is unveiled;
12. When the Blazing Fire is kindled to fierce heat;
13. And when the Garden is brought near;-
14. (Then) shall each soul know what it has put forward.
15. So verily I call to witness the Planets - that recede,
16. Go straight, or hide;
17. And the Night as it dissipates;
18. And the Dawn as it breathes away the darkness;-
19. Verily this is the word of a most honorable Messenger,
20. Endued with Power, held in honor by the Lord of the Throne,
21. With authority there, (and) faithful to his trust.

In Surath Al-'Infitar
1. When the Sky is cleft asunder;
2. When the Stars are scattered;
3. When the Oceans are suffered to burst forth;
4. And when the Graves are turned upside down;-
5. (Then) shall each soul know what it hath sent forward and (what it hath) kept back.

In Surath `Abasa
34. That Day shall a man flee from his own brother,
35. And from his mother and his father,
36. And from his wife and his children.
37. Each one of them, that Day, will have enough concern (of his own) to make him indifferent to the others.

sumber dari: secret2100.blogspot.com

Read the Qur'an with Tartil






No single word in English can express the full meaning of Tartil. In Arabic it means reading without haste, distinctly, calmly, in measured tone, with thoughtful consideration, wherein tongue, heart and limbs are in complete harmony.

This is the desired way of reading the Qur'an which Allah instructed His Messenger in the very beginning to follow when he was told to spend major parts of his nights standing in prayer and reading the Qur'an (al-Muzzammil 73: 4). The reason for sending down the Qur'an slowly and gradually, says Allah, was so that: 'We may strengthen your heart thereby' (al-Furqan 25: 32).

Thus Tartil is a significant factor in bringing the heart and the reading of the Qur'an together, in imparting strength and intensity. Tartil, as compared to hasty babbling, manifests reverence and awe, allows for reflection and understanding, and makes an indelible impression upon the soul.

Abdullah Ibn 'Abbas is reported to have said: 'I consider reading Surahs al-Baqarah [2] and Al 'Imran [3] with Tartil better for me than reading the entire Qur'an hastily. Or, reading Surahs like al-Zalzalah [99] and al-Qari'ah [101] with Tartil and reflection is better than reading al-Baqarah and Al 'Imran.'

Tartil implies not only calmness, distinctness, pause and reflection, and harmony of heart and body, but will also lead to the compulsive repetition of some words or some Ayahs. For, once the heart becomes absorbed and one with a particular Ayah, every time you read it you derive a new taste and pleasure from it. And reading again and again, as we have said, brings the state of heart in harmony with what you are reading.

The Prophet, blessings and peace be on him, is reported to have once repeated, 'In the name of God, the Mostmerciful, the Mercy-giving' twenty times (Ihya'). Once he spent a whole night repeating, 'If Thou punishest them, they are Thy slaves; If Thou forgivest them, Thou art Mighty and Wise' (al-Ma'idah 5: 118) (Nasa'i, Ibn Majah). Sa'id Ibn Jubayr once kept repeating the verse, 'Separate yourselves today [Day of Judgement], O guilty ones!' [Ya Sin] and kept weeping and shedding tears (Ihya').


sumber dari: afifichestclinic.ning.com

Wednesday, 29 May 2013

Adab membaca Al Quran




1. Membaca ta’awwudz sebelum membaca Al Quran

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah 
dari syaitan yang terkutuk.” 
[An Nahl : 98]

2. Orang berhadas menyentuh Al Quran

Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” 
[Al Waaqiah : 79]

3. Khusyuk saat mendengar Al Quran

“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, 
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” 
[Al A'raaf : 204]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah 
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (kerananya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” 
[Al Anfaal : 2]

“Katakanlah : Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud.” 
[Al Israa' : 107]

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” 
[Al Israa' : 109]

“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, 
mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.” 
[Al Furqaan : 73]

“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujudseraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.” 
[As Sajdah : 15]

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” 
[Az Zumar : 23]

“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).” Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” [Al Ahqaaf : 29]

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, 
untuk tunduk hati mereka mengingat Allah 
dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), 
dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. 
Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” 
[Al Hadiid : 16]

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, 
pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. 
Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” 
[Al Hasyr : 21]

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), 
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” 
[Alam Nasyrah : 7]




4. Menghayati bacaan Al Quran

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? 
Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, 
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” 
[An Nisaa ':8 2]

“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini 
bermacam-macam perumpamaan. 
Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” 
[Al Kahfi : 54]

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), 
atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang 
kepada nenek moyang mereka dahulu?” 
[Al Mu'minuun : 68]

“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, 
mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.” 
[Al Furqaan : 73]

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” [Muhammad : 24]

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, 
pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. 
Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” 
[Al Hasyr : 21]

“Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” 
[Al Muzzammil : 4]

5. Menangis saat membaca atau mendengar Al Quran

“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), 
kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) 
yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: 
“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, 
maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi 
(atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).” 
[Al Maa'idah : 83]

“Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?” 
[An Najm : 60]

6. Memperindah suara bacaan Al Quran

“Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” 
[Al Muzzammil : 4]



7. Membaca Al Quran dengan suara keras

“Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” [Al Israa' : 110]

8. Selalu mengingat dan membaca Al Quran

“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” 
[Al Ahzab : 34]

9. Membaca Al Quran di malam hari

“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, 
mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, 
sedang mereka juga bersujud (sembahyang). 
[Ali Imran : 113]

“Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari 
dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” 
[Ath Thuur : 49]




10. Lupa hafalan Al Quran (sebahagian atau seluruhnya)

Kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. [Al A'laa : 7]

11. Berbuat sesuai dengan Al Quran

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi 
[Al Baqarah :121]

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. 
[Ali Imran : 7]

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 
[Ali Imran : 31]

“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan[1264] dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. 
[Yaasiin : 11]

“Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. 
Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.” 
[Az Zukhruf : 43]



sumber dari: ikhwanfahmi.wordpress.com

Saturday, 7 January 2012

Al-Muzammil -makna tahajjud




Tahajud adalah shalat pertama yang ditetapkan Allah dalam perjalanan dakwah Islam. Allah membuat skenario seperti ini karena Rasulullah Saw. akan menerima sebuah kalimat yang disebut oleh Allah sebagai qaulan tsaqiilan, perkataan yang berat (QS al-Muzammil, 5). Shalat Tahajud, semula, dihukumi wajib (fardhu) sebelum Allah menurunkan ayat 20
Surat ini yang menurunkan derajat hukum menjadi sunnah.

Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua itu. Dan, bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan Sesungguhnya, Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya, bangun di
waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan
. Sesungguhnya, kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan
(QS al-Muzammil, 1-8).

Nama shalat sunnah nonrawatin ini memiliki beberapa nama sesuai dengan dimensinya. Dari sisi waktu, Tahajud biasa disebut Shalatul Lail dan Qiyamur Ramadhan. Dari sisi bilangan rakaat, Tahajud biasa disebut Witir. Dari sisi kondisi atau sikap pelaksanaannya, Tahajud biasa disebut Tarawih. Jadi, Shalatul Lail disebut Tahajud karena shalat sunnah dilaksanakan setelah bangun dari tidur dan pada waktu malam hari.

Tidak ada hadis (kalaupun ada, kedudukannya sangat lemah) bahwa shalat Tahajud bisa dilaksanakan secara berjamaah. Ini berbeda dengan shalat Tarawih yang boleh dilaksanakan secara berjamaah karena ada hadis shahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. mengajak seluruh anggota keluarganya untuk shalat Tarawih berjamaah. Secara umum, shalat sunnah lebih baik dilaksanakan di rumah seperti hadis yang menyatakan bahwa ”FA ’ALAIKUM BISH SHAHALAAT FII BUYUUTIKUM FA IN KHARA SHALAAT AL-MAR’I FII BAITIHI ILLAA ASH-SHALAAT AL-MAKTUUBAH” (HR Bukhari).

Waktu Shalat Tahajud

Berdasarkan ayat di atas, waktu pelaksanaan shalat Tahajud itu bervariasi, yakni pada awal, pertengahan, atau akhir malam. Secara umum, waktu pelaksanaan shalat Tahajud mengikuti hadis yang menyatakan bahwa AL-WITR MAA BAINA ASH-SHALAAT AL-’ISYAA ILAA THULUU’ AL-FAJR (HR al-Khamsah). Waktu pelaksaksanaannya diperkuat oleh ayat yang menyatakan bahwa NISHFAH AU INQUSH MINHU QALIILAN AU ZID ’ALAIHI.
Sungguhpun demikian, ada waktu yang bernilai istimewa untuk pelaksanaan shalat Tahajud, yakni AU ZID ’ALAIHI, lebih dari separuh malam atau sepertiga malam terakhir. Penetapan ini berdasarkan sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: YANZILU RABBUNAA TABAARAKA WA TA’AALAA KULLU LAILATIN ILAA AS-SAMAA-I AD-DUNYAA HIINA YABQAA TSULUUTSI AL-LAIL AL-AAKHIR YAQUUL MAN YAD’UUNII FASTAJIIB LAHUU MAN YAS-ALUNII FA U’THIYAHUU MAN YASTAGHFIRUNII FA AGHFIRA LAHU (HR Bukhari).

Berdasarkan Hadis sahih dari Aisyah r.a., jumlah rakaat shalat Tahajud tidak lebih dari 11 rakaat, tetapi ia dapat dilakukan dengan beberapa macam formulasi. Kalaupun ada tambahan rakaat, tambahan yang dimaksud bersifat, misalnya, sebelum mulai shalat Tahajud diawali oleh shalat Syukrul Wudhu atau jumlah rakaat shalat Witir yang banyak, misalnya tujuh atau sembilan rakaat.

Doa Tahajud

Cukup banyak dan sangat bervariasi doa-doa yang dibaca oleh Rasulullah Saw. berkaitan dengan shalat malam, baik sebelum, pada saat, dan sesudah shalat malam. Bacaan yang biasa dibaca oleh Rasulullah Saw. sebelum melaksanakan shalat Tahajud sebagai berikut.
ALLAAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA WA LAKAL HAMDU ANTA QAYYIMUS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA WA LAKAL HAMDU ANTAL HAQQU WA WA’DUKA HAQQUN WA QAULUKA HAQQUN WA LIQA-UKA HAQQUN WAL JANNATU HAQQUN WAN NAARU HAAQQUN WAS SA’AATU HAQQUN WAN NABIYYUUNA HAQQUN WA MUHAMMADUN HAQQUN;
ALLAAHUMMA LAKA ASLAMTU WA ’ALAIKA TAWAKKALTU WA BIKA AAMANTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHASHAMTU WA ILAIKA
HAAKAMTU FAGHFIR LII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WA MAA ASRARTU WA MAA A’LANTU ANTAL MUQADDAM WA ANTAL MUKHKHAR LAA ILAAHA ILLAA ANTA.

Ya Allah, Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian, Engkaulah cahaya langit dan bumi, serta segala apa yang ada di dalamnya, dan hanya milik-Mu segala pujian. Engkaulah yang mengurusi langit dan bumi, dan siapa pun yang ada di dalamnya, dan hanya milik-Mu segala pujian.
Engkaulah kebenaran. Janji-Mu benar. Firman-Mu benar. Peremuan dengan-Mu benar. Jannah itu benar. Neraka itu benar. Kiamat itu benar. Para nabi benar, dan Muhammad pun benar.
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku beriman, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri. Hanya kepada-Mu aku berlindung. Hanya kepada-Mu aku memohon ampunan-Mu dari dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah yang Mahadahulu dan Engkaulah yang Mahaakhir. Tiada tuhan selain Engkau (HR Ahmad).

Doa saat melaksanakan shalat Tahajud sama dengan doa-doa shalat wajib biasa. Surat-surat yang dibaca setelah membaca surat al-Fatihah bergantung pada selera dan kemampuan. Misalnya, hanya surat al-Kafiruun dan al-Ikhlas.

Setelah melaksanakan shalat Tahajud, ada banyak bacaan atau dzikir yang dibaca, sebelum berdoa. Istighfar (doa memohon ampun) sebaiknya dibaca. ”

Hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya”(QS Hud, 3).

Lalu, bacalah surat Ali Imran ayat 190-200 hingga tuntas dengan bacaan tartil dan berkesan sebagaimana hadis dari Abdullah ibn Abbas r.a. yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. biasa membaca surat itu. Setelah itu, kita bisa berdzikir dengan dzikir yang mampu kita baca, misalnya, dzikir Nabi Ibrahim: HASBIYALLAAHU WA NI’MAL WAKIIL; atau dzikir Rasulullah Saw.:
HASBIYALLAHU LAA ILAAHA ILLAA HUWA ’ALAIHI TAWAKKALTU WA HUWA RABBUL ’ARSYIL ’AZHIIM
(QS at-Taubah, 129).

Doa berikut hanyalah salah satu yang biasa dibaca. Kita bisa menambah doa-permohonan sesuai dengan kebutuhan (bahasa pun bisa dengan bahasa sehari-hari).

ALLAAHUMMAJ’AL FII QALBII NUURAN WA FII LISAANII NUURAN WAJ’AL FII SAM’II NUURAN WAJ’AL FII BASHARII NUURAN WAJ’AL MIN KHALFII NUURAN WA MIN AMAAMII NUURAN WAJ’AL MIN FAUQII NUURAN WA MIN TAHTII NUURAN.
ALLAAHUMMA A’THINII NUURAN WAJ’AL LII NUURAN; RABBI ADKHILNII MUDKHAKAL SHIDQIN WA AKHRIJNII MUKHRAJAN SHIDQIN WAJ’ALLI MIN LADUNKA SHULTHAANAN NASHIIRAN

Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku. Tetapkanlah cahaya dalam lisanku. Tetapkanlah cahaya pada pendengaranku. Tetapkanlah cahaya pada penglihatanku. Tetapkanlah cahaya di belakangku, di depanku. Tetapkanlah cahaya dari atasku dan dari bawahku.
Ya Allah, besarkanlah cahaya bagiku dan jadikanlah aku cahaya. Ya Rabbi, Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong (QS al-Isra, 80).

Fadhilah Tahajud

Fadhilah artinya keutamaan atau keistimewaan. Jadi, fadhilah Tahajud berarti keistimewaan shalat Tahajud. Tentang fadhilah ini, Allah meyakinkan kita bahwa ”Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan, pada sebagian malam hari bershalat Tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (maqaaman mahmuudan)” (QS al-Isra, 78-79).
Shalat Tahajud merupakan salah satu media taqarrub kepada Allah agar lebih takwa kepada-Nya. Padahal, orang yang bertakwa memiliki posisi yang istimewa di sisi-Nya. ”

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya
” (QS ath-Thalaq, 2-3).

Sebuah Hadis Sahih menyebutkan bahwa orang yang sudah dekat dengan-Nya, Allah akan menjadikan ”telinga-Nya” sebagai pendengarannya; ”tangan-Nya” sebagai kekuatannya; ”langkah-Nya” sebagai jalan hidupnya.
Jika orang itu mendekati Allah dengan berjalan, Allah akan mendekatinya dengan berlari. Jika ia mendekati Allah satu depa, Allah akan mendekatinya sepuluh depa. Demikianlah perjalanan menuju Allah.

Amalan lain yang sebaiknya menjadi suplemen adalah shaum Sunnah (Daud, Senin-Kamis), tilawah Alquran (sampai khatam), dan telaah Alquran sebagai media psikoterapi. ”
Orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS al-Ankabut, 69).








Al-Muzammil -hikmah solat tahajud

“Hai orang yang berselimut bangunlah (untuk bertahajud) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), yaitu seperduanya atau kurangilah sedikit, atau lebih sedikit dari seperdua itu…”(QS.Al Muzammil:1-4).

“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan tuhanmu mengangkat kamu ketempat yang terpuji”(QS.Al Isra’:79).



Dengarlah panggilan tuhanmu untuk bahagia, dan bertahajut kapanpun, saat waktu luang ataupun waktu sempit namun tidak meninggalkan hal-hal wajib atau memaksa keadaan diri, misalnya ada tugas dan pekerjaan yang belum selesai, sedang sakit dan mengantuk karena tidur larut malam pulang bekerja. Jangan bertahajud karena cemas dan hanya untuk mendapatkan keberuntungan.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”(QS. Al Hujurat:13).

Hikmah bertahajud :
Hati kita terpanggil untuk tugas suci, bahwa bekerja adalah juga panggilan tugas suci tuhan jadi walau telah mendapatkan kekayaan kita harus terus bekerja sebaik-baiknya dan bersungguh-sungguh.
Mengasah hati menjadi lebih peka terhadap sekitar kita, tidak selalu mengutamakan keuntungan tapi juga keselamatan dan kesejahteraan orang lain.
Menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan terjauh dari penyakit hati, iri dengki dan sombong.
Menjadi seseorang yang selalu koreksi diri dengan termenung dan berdoa dikeheningan malam di saat yang lainnya tertidur.
Menjadi seorang yang berserah diri kepada kehendak Allah setelah siang tadi bekerja dan berusaha.
Mengambil hikmah dari cobaan dan kesulitan yang datang, karena percaya Allah menunda pemberian yang besar dan lebih indah dengan memberikan kesiapan jiwa kita yang membutuhkan waktu pembelajaran.

Panduan agar tahajud berjalan dengan baik :
Tidurlah lebih awal dan rencanakan waktu dengan sebaik-baiknya agar dapat bangun tengah malam dalam keadaan segar dan sadar sepenuhnya, sehingga jalannya shalat tahajud dengan kusyuk.
Berniat sungguh-sungguh dalam hati saat akan tidur malam, nanti tengah malam hendak bangun melaksanakan shalat tahajud.
Telah menyelesaikan shalat wajib terutama shalat Isya’, telah menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga, tugas-tugas kantor.
Menjaga fisik, agar tidak lemah atau sakit.

Jumlah shalat tahajud selalu ganjil karena di tutup dengan witir.







Al-Muzammil -bila pendakwah tinggalkan qiyamullail

“ Wahai orang yang berselimut!!! . Bangunlah solat tahajjud pada waktu malam , selain dari sedikitmasa(yang tidak dapat tidak untuk berehat)” almuzammil 1-2


2943226907_d2f0096eae2



Pelik Allah telah mewajibkan sesuatu yang hanya wajib untuk mereka yang berada diMekah sebelum tahun kesepuluh kenabian? Melainkan padanya terdapat rahsia. Yang mana tentulah ia merupakan keperluan mereka yang berada pada zaman tersebut.
Siapakah mereka? Jawapan mudah, mereka adalah sahabat. Jawapan yang susah sedikit mereka merupakan :

· Generasi pertama memeluk agama islam
· Mereka pendakwah paling solid dan mantap pernah disaksikan (berdasarkan dalil quran dan hadis dan pemerhatian terhadap posisi, sejarah, dakwah, dan mujahadah mereka)
· Mereka penyebab kepada semua pada hari ini bernafas sebagai seorang muslim
               
Jelas qiyamullail merupakan kekuatan kepada para pendakwah. Dan ini jelas kepada pendakwah2 yang telah menyerahkan hidup mereka untuk agama ini. Jelas, sebagaimana seorang pendakwah sebok dengan urusan dakwahnya dan pembacaannya, maka qiyamullail sepatutnya diletakkan dihadapan bacaan2 dan persediaan2 lain. Bukan bermaksud tidak penting, tetapi berdasarkan pengamatan terhadap sejarah, para sahabat lebih memerlukan qiyamullail daripada perbahasan dan perbincangan fiqh, dan furu’2 (cabang2) agama yg lain. First thing first !!

Marwazi berkata: Aku bersama Imam Abu Hanifah selama 4 bulan didalam ‘askar’(boleh bawa maksud tentera atau perkhemahan ana tidak berani menterjemahnya sebagai salah satu) dan tidak aku dapati dia meninggalkan qiyamullail dan membaca quran diwaktu siang, dan aku tidak sedar pun bila dia khatam quran kerana dia terlalu melaziminya.’ 1
**************************
Tulisan kali ini merupakan apa yang saya rasai dan perkongsian pengalaman diatas kesalahan yang pernah saya lakukan. Janganlah ia dijadikan hujah tetapi cukup sekadar sedikit sentuhan untuk merubah diri.
**************************
Baiklah, berdasarkan beberapa hakikat diatas (mengenai dakwah dan qiyamullail) apa yang saya fahami, qiyamullail adalah perkara asasi kepada pendakwah yang ingin berdakwah kepada Allah dengan sepenuh hati seperti para generasi pendakwah islam yang terhebat. Dan boleh juga saya fahami jika seorang pendakwah meniggalkan qiyamullail maka ia akan menjadikan diri pendakwah tersebut kekurangan suatu aset dan kemampuan.
“Tidaklah apa yang perlu kita lakukan pada hari ini melainkan apa yang telah dilakukan oleh solafusoleh yang telah mendahului kita didalam amal ini”
kalam Al Banna dalam menjelaskan beberapa thawabit (perkara-perkara tetap yang tidak akan berubah didalam dakwah islamiyah) didalam dakwah.

Al-Muzammil -bangunnya orang2 berselimut

 
 


Di dalam Al-Qur’an ada dua nama surat yang artinya kurang lebih sama yaitu ‘orang yang berselimut’, pertama surat Al- Muzzammil dan yang kedua surat Al-Muddatstsir. Yang pertama menyuruh yang diseru bangun dari selimut untuk menegakkan sholat malam, dan yang kedua menyuruh bangun dari selimut untuk kemudian memberi peringatan. Saya terinspirasi oleh dua surat ini karena merasa begitu beratnya untuk bangun di malam yang dingin, bangun dari hangatnya selimut dan nikmatnya tidur lelap. Tetapi rupanya justru disini-lah letak pembelajarannya bagi orang-orang yang ingin membuat perubahan besar dalam hidupnya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakatnya.
Ketika menjelaskan tafsir surat Al Muzammil, Ibnu Katsir menyampaikan bahwa surat Al Muzzammil yang terdiri dari 20 Ayat itu, turun dahulu 19 ayat sedangkan ayat terakhir – ayat ke 20 ditahan Allah di langit selama 12 bulan. Ayat yang terakhir inilah yang merubah sholat malam yang semula wajib (berdasarkan 19 ayat yang pertama) menjadi sunnah. Artinya generasi awal para sahabat mendapatkan penggembelengan khusus berupa sholat malam yang panjang, separuh kurang sedikit atau bahkan lebih dari separuh malam – selama 12 bulan penuh !.
Tidak heran maka generasi para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini dapat mencapai apa yang oleh istilah management modern disebut average high, orang rata-rata, tetapi rata-rata yang sangat tinggi. Secara rata-rata sangat tinggi kwalitas mereka –bukan hanya satu atau dua saja yang tinggi kwalitasnya – tetapi menyeluruh, ya antara lain karena digembleng melalui sholat malam- sholat malam yang panjang dan kontinyu tersebut diatas.
Meskipun tidak lagi diwajibkan, sholat malam yang panjang dan kontinyu ini antara lain tetap menjadi ciri khas umat generasi sesudahnya yang juga masih sangat unggul. Hal ini terus berlanjut hingga ke zaman modern ini, tokoh-tokoh pejuang Islam abad ini-pun meskipun tidak lagi menjadi kewajiban, mereka tetap mewajibkan dirinya sendiri untuk secara istiqomah menjalankan sholat sunnah di waktu malam ini.
Dengan contoh dari ayat-ayat tersebut diatas dan juga apa yang dilakukan oleh umat ini terdahulu, maka sesungguhnya di jaman inipun kita seharusnya masih juga dapat membangun generasi orang-orang yang rata-ratanya unggul – average high - yang kapasitasnya sepuluh kali (QS 8:65) atau setidaknya dua kali (QS 8:66) dari kapasitas rata-rata musuh ( dalam bidang apapun). Awalnya ya di mulai dengan belajar istiqomah sholat malam yang panjang untuk waktu minimal satu tahun – dan tentu tidak kemudian meninggalkannya setelah itu.
Mengapa sholat malam ini begitu berperan dalam membangun pribadi-pribadi unggul tersebut ?, bayangkan pembelajaran dan pelatihan yang dihasilkannya – selain dikabulkannya Do’a mereka di akhir malam. Bila melawan rasa kantuk saja kita tidak bisa, apakah kita akan bisa melawan musuh yang jauh lebih besar dari itu ?. Bila meninggalkan kenikmatan kehangatan selimut di malam hari saja kita tidak rela, apakah kita akan rela ber-korban untuk tantangan yang lebih besar ?.
Musuh itu datang dalam berbagai bentuknya di sekitar kita. Ada riba yang bila kita tidak tinggalkan kita akan menjadi musuh Allah dan RasulNya (QS 2 : 279), Ada ketidak adilan ekonomi yang memiskinkan sebagian besar umat ini, ada raksasa-raksasa konglomerasi yang siap mengambil satu-satunya kambing kita melalui keunggulan ‘perdebatannya’dlsb.dlsb. Tidak kah kita tergerak untuk bangun dari selimut kita untuk bisa melawannya ?.
Apa yang telah kita capai dalam bentuk kemewahan hidup, pekerjaan yang baik, gaji dan fasilitas yang baik – kadang melengahkan kita untuk berbuat sesuatu yang riil bagi umat yang luas. Kemewahan yang kita nikmati di tempat kerja kadang juga membuat kita ignorance – masa bodoh, bahwa lingkungan kerja kita sehari-harinya bersentuhan dengan riba, riswah dan sejenisnya. Bahwa pekerjaan kita membuat kita bekerja untuk pemilik 99 ekor kambingyang dari waktu kewaktu mengembangkan teknik ‘berdebat’ sehingga bisa mengambil satu-satunya kambing yang dimiliki oleh kebanyakan umat.
Tidakkah kita takut bila Allah bertindak sesuai janjinya ? : “Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.” (Al Muzzammil – 11).
Ayo sekarang kita bangun generasi average high di segala bidang, kita taklukkan musuh juga di segala bidang. Generasi yang setiap diri kita mampu menaklukkan sepuluh atau setidaknya dua kali kekuatan musuh. Ayo bangun dari selimut kita...

Al-Muzammil -di mana kekuatan kita

 




kalau mungkin kuatnya superman pada 'S' nya..
kalau mungkin kuatnya batman pada 'B' nye..
kalau mungkin kuatnya pendekar pada 'keris'nya..
kalau mungkin kuatnya ibu pada 'naluri'nya..
kalau mungkin kuatnya cinta pada 'hati'nya..
kalau mungkin kuatnya iman pada 'mujahadah'nya..

(walau hakikatnya, kuat dan mampu semuanya hanya dengan izinNya)

bagaimana dengan kita?
letakkanlah kategori mana kekuatan kita..

tapi cuba kita renungkan kembali..




dimanakah kekuatan bilal bin rabah tatkala beliau dihempap dengan batu diatas badannya ditengah-tengah padang pasir..

dimanakah kekuatan khabbab bin aratz ketika dipanggang hidup-hidup sehingga lemak-lemak dibadannya mematikan arang yang membakarnya..

dimanakah kekuatan zainab al-ghazali ketika diuji dengan keganasan rejim jamal abd. naseer di penjara..

dimanakah kekuatan Syeikh Ahmad Yassin yang lumpuh namun tetap tangkas menggerakkan pejuang2 palestin sekaligus menakutkan rejim2 israel laknatullah..

dimanakah kekuatan rasulullah s.a.w sehingga dahsyat sekali rentetan kisah perjuangannya..

sedangkan mereka juga manusia biasa yang Allah cipta..

dan kita?

dimanakah kekuatan daeiyah yang tidak pernah berputus asa dalam membina manusia bersama-samanya..

dimanakah kekuatan ummat islam sebenarnya???

itulah dia..

ruh yang kuat akan menggerakkan jasadi walau ia telah mati!



1. Hai orang yang berselimut
2. bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)
3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,
4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
7. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
8. Sebutlah nama Rabbmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
9. (Dia-lah) Rabb masyrik dan maghrib, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.
10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
11. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.

(surah muzammil,73)


kalau kita perasan, dalam surah al-muzammil ini, ada 5 amalan yang menjadi bekalan kekuatan untuk kita terus tsabat dalam meneruskan langkah yang sukar dan panjang ini..para daei, bersedia untuk dengar dan taat dengan apa yang Allah berikan:

1. Qiamullail
2. Baca Al-Quran dengan tartil
3. Zikir
4. fokus
5. SABAR

subhanallah,cantiknya aturan Allah..

patutlah para sahabat terdahulu terkenal dengan 'takwa'nya..

selaras dengan amalnya..

kita pulak?

eh silap!

AKU pulak!?

jom sama-sama;

tingkatkan amalan ruhi untuk medapatkan kekutan ruhi..

kekuatan yang akan meningkatkan takwa dan menambahkan rasa pergantungan kita hanya kepadaNya..

kekuatan yang memberi rasa wala' kepadaNya dan tajarrud dengan dunia..

kekuatan yang akan melahirkan rasa izzah dengan apa yang dibawanya..

kekuatan yang bakal melahirkan insan seperti Bilal, Ammar, Sumayyah, Zainab, Syed Qutb dan mereka semua yang terdahulu merasai nikmat berada dalam perjuangan dalam kecintaan kepadaNya.

"..Sungguh, yang PALING MULIA disisi Allah ialah ORANG YANG BERTAKWA."(49:13)

 
 
wallahuallam