Showing posts with label An-Naml. Show all posts
Showing posts with label An-Naml. Show all posts

Friday, 18 April 2014

nescaya akan hilang bisanya








Surah An Nur :- 
Baca nescaya terhindar dari mimpi-mimpi buruk.
 

Surah An Nur Ayat 35 :- 
Baca setiap hari Jumaat sebelum solat Asar, nescaya disegani oleh orang ramai.
 

Surah Al Furqan :- 
Baca 3 kali dalam air dan percikkan dalam rumah, nescaya selamat dari gangguan binatang liar dan ular.
 

Surah Asy Syu'ara' Ayat 130 :- 
Baca 7 kali dengan senafas pada orang-orang yang digigit binatang bisa, nescaya akan hilang bisanya.
 

Surah An Naml :- 
Baca nescaya nikmat-nikmat Allah akan kekal kepadanya.
 

Surah Al Ankabut :- 
Nescaya demam sembuh dan juga terhindar dari gelisah.
 

Surah Ar Rum :- 
Baca nescaya Allah akan binasakan orang-orang yang hendak menzaliminya.
 

Surah Luqman :- 
Baca nescaya terhindar dari segala penyakit-penyakit perut.




sumber dari: virtualfriends.net/

Friday, 4 April 2014

Syaitan Takut Ayat Sajdah




بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ




HADIS riwayat al-Bukhari dan Muslim daripada Abdullah bin Amrin menyebut: “Nabi SAW membaca al-Quran, lalu Baginda membaca surah yang terkandung dalam ayat Sajdah. Maka Baginda sujud dan kami pun sujud bersama Baginda sehingga tidak ada sebahagian kami mendapat tempat untuk meletakkan dahi.”

Antara kelebihan melakukan sujud tilawah seperti hadis yang diriwayatkan Muslim dan Ibn Majah daripada Abu Hurairah yang bermaksud: “Apabila anak Adam membaca ayat Sajdah, lalu ia sujud, maka syaitan akan melarikan diri serta menangis dan berkata, “celaka, ia diperintahkan untuk sujud lalu ia sujud dan baginya syurga. Dan aku pernah diperintahkan untuk sujud, aku enggan dan bagiku neraka.”

Sujud tilawah hukumnya sunat bagi orang yang membaca ayat Sajdah dan juga mendengarnya, sama ada ia qashad (niat) untuk sujud tilawah atau tidak.

Menurut Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dalam kitabnya Sabilal Muhtadin, ayat Sajdah dalam al-Quran ada 14 selain dari Sajdah dalam surah ‘Shad’ kerana ia termasuk sujud syukur seperti mana diterangkan dalam hadis riwayat an-Nasa’I daripada Ibn Abbas yang bererti: 

“Nabi Daud melaksanakan sujud kerana bertaubat dan kita melakukan sujud kerana bersyukur.”

Dimaksudkan bersyukur di sini kerana diterima taubatnya dan kerana itu orang yang mengerjakan sujud sajdah pada surah Shad hendaklah ia berniat sujud syukur kerana taubat Nabi Daud diterima Allah.

Ayat Sajdah yang dimaksudkan itu adalah akhir ayat 15 surah ar-Ra’du, akhir ayat 50 surah an-Nahl, akhir ayat 109 surah al-Isra’, akhir ayat 58 surah Maryam, akhir ayat 18 surah al-Haj, akhir ayat 77 surah al-Haj, akhir ayat 26 urah an-Naml, akhir ayat 15 surah as-Sajdah, akhir ayat 38 surah Fushilat, akhir ayat 62 surah an-Najm, akhir ayat 21 surah al-Insyiqaq dan akhir ayat 19 surah al-Alaq.

Sujud tilawah sunat dalam solat dan di luar solat. Sujud tilawah di luar solat ada empat rukun, iaitu takbiratul ihram, niat sujud tilawah ketika takbir seperti dalam solat, sujud sekali dan memberi salam sesudah sujud seperti salam dalam solat.

Sunat membaca dalam sujud tilawah dalam solat dan di luar solat iaitu 

“Sajada wajhiya lil lazi khalaqahu wa sawwarahu wa syaqqa sam’ ahu wa basharahu bi haulihi wa quwwatihi fatabarakallahu ahsanul khaliqiin.”

Berbeza dengan sujud syukur, hendaklah dilakukan di luar solat dan tidak boleh dalam solat kerana jika dilakukan dengan sengaja dalam solat, maka batallah solat.

Cara pelaksanaan sujud syukur adalah sama dengan sujud tilawah di luar solat iaitu berniat melakukan sujud, takbiratulihram, sujud dan salam. Sujud syukur sunat dilaksanakan ketika memperoleh nikmat yang diharapkan seperti memperoleh anak, pangkat, kemuliaan dan harta.

Sunat juga melakukan sujud syukur ketika terhindar daripada musibah yang tidak diduga, baik musibah yang menimpa dirinya, anak cucunya atau salah seorang dari umat Islam seperti selamat daripada karam, kebakaran atau rumah runtuh.

Sujud syukur tidak dilakukan lagi kerana dipisahkan oleh waktu yang cukup lama antara sujud dan sebabnya. Demikianlah secara ringkas berkaitan sujud tilawah dan sujud syukur.



sumber dari: http://shafiqolbu.wordpress.com/

Thursday, 27 February 2014

TENTARA-TENTARA ALLOH SWT




Saudaraku, waspadalah akan tentara pemusnah masal yang siap Alloh SWT kirimkan kepada hamba yang melanggar aturan-Nya. Tentara itu tidak pandang bulu, ia tidak hanya akan menyerang orang yang bermaksiat, namun juga akan menyerang orang mukmin yang membiarkan saudaranya bergelimang dalam maksiat.

Layaknya seekor nyamuk yang menggigit kita, maka yang kita lakukan bukan hanya memburu nyamuk yang bersalah itu, namun nyamuk lain yang tak bersalahpun kita buru.

ANGIN TOPAN
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ahzab : 6)
 
GUNTUR & PETIR
Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud." (QS. Fushilat : 13)
 
 GUNUNG BERAPI & LAHAR
“dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,” (QS. Al-Mursalat: 10)

 
TSUNAMI
Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. (QS. Al-Qoshosh: 40)

 
API
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.
(QS. Az-Zumar: 16)

 
BADAI
“atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (QS. Al-Mulk: 17)

 

GEMPA BUMI
“Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka,” (QS. Al-A`rof: 91)

 

HUJAN BATU METEOR
Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu.
(QS. An-Naml: 58)

 
BANJIR
Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.
(QS. Al-Mu`minuun: 41)



TANAH & LONGSOR
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
(QS. Al-Qoshosh: 81)

 

Untuk itu, marilah kita ajak keluarga kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita untuk senantiasa berbakti kepada Alloh Yang Maha Suci dan berusaha meninggalkan kemaksiatan yang selama ini kita perbuat kepada-nya,

Sebagaimana firman Alloh SWT: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS. At-Tahrim: 6)

WALLOHU`ALAM BISSHOWAB


sumber dari: laatakhof.blogspot.com

Friday, 3 January 2014

Take a Lesson from the Demise




landscape


  All through history, societies that have opposed Allah, his messengers and religion, have been destroyed by great disasters, in such a way as to leave no trace of them. The end of such societies must be a lesson for all people, to turn to Allah and fear His wrath.

Say: "Travel about the earth and see the final fate of the evildoers." (Surat an-Naml: 69)

Say: "Travel about the earth and see the final fate of the deniers." (Surat al-An'am: 11)


Say: "Travel about the earth and see the final fate of those before. Most of them were idolaters." (Surat ar-Rum: 42)

We destroyed the cities round aboud you and have variegated the signs that hopefully they will turn back. (Surat al- Ahqaf: 27)



sumber dari: harunyahya.com

Friday, 27 December 2013

SIGNS FROM THE PROPHET SULAYMAN’S LIFE




THE PROPHET SULAYMAN WAS GIVEN AN UNPRECEDENTED SKILL

Sulayman said, ‘My Lord, forgive me and give me a kingdom the like of which will never be granted to anyone after me.Truly You are the Ever-Giving.’
(Surah Sad: 35)

Allah responded to the Prophet Sulayman’s prayers by giving him great blessings and knowledge. Allah bestowed upon him a magnificent dominion and powerful authority. In the verses of the Qur’an telling of the Prophet Sulayman’s life many details are offered about his wealth, authority and the way in which he used his knowledge.

THE PROPHET SULAYMAN WAS TAUGHT HOW TO COMMUNICATE WITH BIRDS

Allah taught the Prophet Sulayman the language of birds, and he used this knowledge to form a division of his army where only this bird language was spoken. The Prophet Sulayman communicated with birds and ruled them they way he saw fit. This situation occurred as a result of Allah’s compassion.
Sulayman was Dawud’s heir. He said, ‘Mankind! we have been taught the speech of birds and we have been given everything. This is indeed clear favour.’
(Surat an-Naml: 16)

We can derive important conclusions from this account.
- Birds have a special way of communicating with each other on a frequency beyond the range of human hearing. The Prophet Sulayman was given a special skill which allowed him to understand this language. This might have happened through a technological innovation.
- Using this skill (understanding communication in different frequencies), the Prophet Sulayman gave orders to the birds, so they might have fulfilled his orders. (Allah knows what is best.)
- The Prophet Sulayman used birds sometimes to send news and sometimes to collect intelligence, and this method was very successful. His knowledge made it easier for him to communicate with other countries and effectively brought distant lands within his reach.

Birds lack vocal cords. In order to produce sounds, birds send vibrations into their voice box (syrinx). The more muscles are connected to this box, the wider variety of sounds the bird can produce. For example, nightingales have a great many muscles connected to their voice box, and so can produce a multitude of different sounds. Communication is very important for birds, especially in environments where visibility is limited such as forests, fields and swamps. Birds communicate with each other by making sounds that resemble singing, screaming, tapping or drum-like noises. Each bird species has its own distinctive songs, and some species have more than a dozen. Others can imitate the songs of other species or even those of people.




sumber dari: endoftimes.net

Sunday, 22 September 2013

Advances in Cinema, Theater and Music



People need to broaden their horizons in order to understand the Golden Age's superior and unique arts. Most contemporary works of art either lack creative power or are imitations, for most people make no effort to think and produce new ideas. Meanwhile, any novelty is imitated and thus quickly loses its originality.

Monotony also manifests itself in music-making. For instance, a song's performance is limited to certain instruments, while a musical work may have many variations. Being resistant to true innovation, narrow-mindedness and competition underlie this lack of ingenuity. People tend to imitate popular works, since they prefer fame and material gain over aesthetic values. For this reason, despite belonging to different genres, the identical rhythms, melodies, and lyrics are repeated.

This is also why innovative theater plays are not produced. For centuries, the same plays are repeated with minor alterations. The characters' conversations, answers and behaviors become so similar that a regular theater-goer almost knows them by heart. The actors' actions, voices of tone, style, and way of addressing are far from natural.

However, in the Golden Age, everyone will learn how to take pleasure from the surrounding beauties and will strive for perfection. Its welfare will enable artists to produce amazing works of art. In music and other branches of art, various and unique works will be produced. Perfectly original video clips and forms of entertainment will make every instant of life more enjoyable and vivid.

Some contemporary artists produce fine works of art. But due to the reasons mentioned above, they are few in number and thus their works are accessible to only a mere handful of people. In the Golden Age, however, these works will be available to the public.

These are only a few of the Golden Age's unique advances. In an environment where people comply strictly with the Qur'an's commands, the believers' lives will become perfect. In the following verse, Allah informs us that the only reason why people remain deprived of blessings is unbelief:
Were it not that mankind might all become one community, We would have given those who reject the All-Merciful silver roofs to their houses, silver stairways to ascend, silver doors to their houses, silver couches on which to recline, and gold ornaments. (Surat az-Zukhruf: 33-35)


Each sample of Allah's unique creation is an inspiration for all branches of art. The beauty of a grape, the matchless color and harmony of a butterfly's wings, the elegance of a swan, the beauty of color and texture of a flower, or the perfect harmony of a zebra's skin or leopard's fur are only a few of these. Art is one of the ways to express, interpret, and incorporate these beauties into our daily lives. Various branches of art, such as painting, music, or decoration, convey the joy that these beauties inspire in the human soul.

They will enter Gardens of Eden, where they will be adorned with gold bracelets and pearls, and where their clothing will be of silk.
(Surah Fatir: 33)
She was told: "Enter the courtyard." But when she saw it, she supposed it to be a pool and bared her legs. He said: "It is a courtyard paved with glass." She said: "My Lord, I have wronged myself, but I have submitted with Sulayman to the Lord
of all the worlds."
(Surat an-Naml: 44)
Illustrations of Prophet Sulayman's (as) magnificent palace. 


sumber dari: signsofthelastday.com

Saturday, 7 September 2013

Renungan Bersama





BISSMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang..

" Ta Sin. Inilah ayat-ayat Al-Quran, dan kitab yang jelas"
( Surah An-Naml : ayat 1)

" Petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman"
(Surah An-Naml : ayat 2)

"(Iaitu) orang-orang yang melaksanakan solat, dan menunaikan zakat dan mereka meyakini adanya akhirat"
(Surah An-Naml : ayat 3)

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan"
(Surah An-Naml : ayat 4)

"Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan buruk (di dunia) dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling rugi"
(Surah An-Naml : ayat 5)

"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar telah diberi Al-Quran dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana, Maha Mengetahui"
(Surah An-Naml : ayat 6)

Sesungguhnya terjemahan ayat-ayat Al-Quran di atas memberi panduan kepada kita supaya tunaikanlah apa yang disuruh oleh Allah S.W.T dan tinggalkanlah laranganNya...Semoga kita sentiasa mendapat petunjuk daripada Allah S.W.T...dan sesungguhnya Al-Quran panduan hidup yang terbaik.. Sekadar renungan untuk diri sendiri..insyaAllah..


sumber dari: nurhuda-cahayapetunjuk.blogspot.com

Monday, 19 August 2013

JIN DI BOTOLIN, OPO ISO





Bismillah wal Hamdulillah, was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah

Pembukaan

Jin adalah makhluk ghoib yang diciptakan Allah dari api dan keberadaannya tersembunyi, tidak terlihat oleh mata kita (manusia). Sesuai dengan nama yang telah diberikan Allah kepadanya, yaitu Jin. Yang berasal dari kata, “Janna-Yajannu“ yang artinya menutup/ menyembunyikan. (Kamus al-Munawwir: 215)
Allah berfirman, “Ketika malam telah menutupinya (gelap), dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” (QS. Al-An’am: 76).

Hanya Allah yang Mengetahui

Dunia jin adalah dunia ghoib, dan tidak ada yang paling mengetahui tentang karakter dan kehidupan mereka selain Allah. Muhammad sebagai manusia pilihan dan utusan mengetahui hal yang ghoib sebatas informasi yang didapatkan dari Allah melalui wahzu yang dia terima.
Al-Qur‘an menegaskan, “Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib, kecuali Allah." (QS. An-Naml: 65).
Di ayat lain Rasulullah diperintahkan, “Katakanlah: ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghoib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” (QS. An-Naml: 65).

Bukti Eksistensi Jin

Meskipun jin itu makhluk yang tersembunyi, wujud aslinya tidak bias dilihat oleh mata, namun kita harus percaya bahwa mereka ada. Dan itu masuk bagian dari iman kepada yang ghoib. Allah telah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Dia menciptakan manusia.
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 26-27).
Allah telah berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS. Adz-Dzariyat: 56).

Jenis Sosok Jin

Jin itu tidak hanya satu jenis, tapi ada banyak jenisnya. Kita bias mengetahui keberagaman mereka melalui sabda Rasulullah berikut ini.
Dari Abu Tsa‘labah al-Khosyani berkata, Rasulullah bersabda, “Jin itu ada tiga jenis; Ada yang bersayap dan terbang di udara, dan ada yang berjenis ular dan kalajengking, dan ada yang menetap atau berpindah-pindah.” (HR. Thabrani dan al-Hakim dengan sanad yang shahih, dan dinyatakan shahih oleh Syekh al-Albani, lihat Kitab Shahihil Jami‘ as-Shaghir: 3/ 85).

Idiologi Jin
Apa agama dan kezakinan jin? Meskipun tujuan diciptakan mereka untuk ibadah kepada Allah, tapi kenyataanya tidak semua jin taat dan mau menyembah Allah. Seperti halnya manusia. Agama jin juga berbeda, aliran keyakinan mereka juga berbeda-beda. Ada yang muslim, ada yang kafir. Ada yang shalih, ada yang thalih (suka bermaksiat).
Allah telah berfirman, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih, dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Al-Jin: 11).
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api (bahan bakar) bagi neraka Jahannam.” (QS. Al-Jin: 14-15).

Manusia Bisa Melihat Jin?

Apakah manusia bias melihat wujud jin dalam bentuk aslinya? Mari kita tanyakan kepada Allah, karena Dialah yang paling paham akan keterbatasan jin dan manusia. Namun jika jin dalam wujud tidak aslinya, dalam penampakan alias telah berubah menjadi bentuk tertentu, maka kita bisa melihat mereka. Hanya saja sebagian hewan bias melihat jin dalam wujud aslinya, seperti yang dikabarkan Rasulullah berikut.
Allah berfirman, “…Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27).
Rasulullah bersabda, “Apabila kalian mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari (kejahatan) syetan. Karena ia telah melihat syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah bersabda, “Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai di malam hari, maka berlindunglah kepada Allah. Karena mereka sedang melihat apa yang tidak kalian lihat.” (HR. Abu Daud, no. 5103).
Imam Syafi’i rahimahulloh berkata, “Barangsiapa yang mengaku dirinya bisa melihat jin (dalam bentuk aslinya), maka kami tolak kesaksiannya kecuali dia seorang nabi.” (Kitab Fathul Bari: 4/ 489).

Jin Bisa Kita Buru?

Jin jahat (Iblis dan syetan) adalah musuh manusia. Oleh karena itu kita tidak usah disibukkan diri dengan memburu dan mengejar mereka untuk kita karantina atau kita binasakan. Kalau bisa jangan berharap bertemu dengan syetan jin. Mohonlah kepada Allah agar terhindar dari kejahatan mereka. Namun jika mereka menyerang dan mengganggu kita, maka kita harus melawan dan jangan takut, karena Allah bersama senantiasa kita.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45).
Allah berfirman, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu). Karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6).
Dalam suatu hadits Rasulullah berpesan, “Wahai manusia, janganlah kalian berharap ketemu musuh, dan mohonlah kepada Allah perlindungan darinya. Tapi jika kalian bertemu mereka, maka bersabarlah (berteguh hati). Ketahuilah bahwa surga itu di bawah kilauan pedang.” (HR. Bukhari dari Salim).

Jin Bisa Ditangkap?
Rasulullah tidak pernah menyuruh kita untuk berburu jin dan menangkapnya. Karena itu bukan wewenang kita. Jin itu makhluk ghoib, bagaimana kita akan menangkap hal yang ghoib. Dalam wujud aslinya, jin tidak bisa kita tangkap. Tapi jika mereka menampakkan diri atau menyerupai sesuatu, maka kita bias menangkapnya. Sebagaimana yang pernah dilakukan Abu Hurairah, Abu Ayyub al-Anshari, dan Mu’ady bin Jabal. Pada suatu hari, Rasulullah bercerita kepada para shahabatnya, "Sesungguhnya Ifrit dari golongan jin tadi malam telah datang kepadaku untuk mengganggu shalatku. Dan Allah memberiku kemampuan sehingga aku bisa menangkapnya. Aku berkeinginan untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid, agar di pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Hanya saja saya ingat do'a saudaraku Sulaiman, "Ya Tuhanku anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang juapun sesudahku. (QS. Shad: 35)" Abu Hurairah berkata, "Lalu Rasulullah melepasnya dalam keadaan hina'." (HR. Bukhari dan Muslim).
Prof. Dr. M. Quraish Shihab berkata, “Apabila jin berubah bentuk, maka Anda dapat menangkap dan membunuhnya, karena pada saat seperti itu, ia tidak dapat berlepas diri dari hukum alam yang berkaitan dengan manusia. Itulah sebabnya, saat Rasulullah diganggu oleh jin yang berbentuk manusia, beliau bermaksud menangkap dan mengikatnya di tiang masjid agar dapat dilihat orang banyak.” (Buku; Yang Tersembunyi: 46-47, dan dia menukil penjelasan Syekh M. Mutawalli Sya‘rawi dalam Kitab as-Sihru wal Hasad).

Jin Bisa Dibotolin?
Kalau secara hukum syari’at Islam, jin dalam wujud aslinya tidak bisa dilihat manusia, bagaimana kita akan memburu dan menangkap serta memasukkannya ke botol. Itu hanya bualan mereka yang terinspirasi dari kisah Aladin dan legenda lampu ajaibnya. Yang mana kisahnya, jin yang dalam lampu itu bisa dipanggil dan dimintai bantuan. Yang bisa menangkap, memenjarakan, menghukum jin hanyalah Allah.
Rasulullah bersabda, “Apabila telah datang bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syetan-syetan dibelenggu.” (HR. Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya semalam syetan hendak menggangguku saat aku menyusuri bukit. Di antara mereka ada yang membawa obor-obor untuk membakar wajahku. Lalu malaikat Jibril mendatangiku dan menyeru, ‘Hai Muhammad, bacalah!: A‘udzu bi kalimatillahit tammati lati la yujawizuhunna barrun wa la fajir min syarri ma kholaqo wa dzaro-a wa barok...“. Ketika aku selesai membacanya, obor-obor mereka padam, dan Allah-pun mengalahkan mereka.” (HR. Ahmad).
Abu Sa‘id al-Khudri berkata, “Adalah Rasulullah selalu beristi‘adzah dari kejahatan mata Jin dan kejahatan mata manusia. Ketika telah turun surat al-Mu‘awwidzatain, beliau lebih suka membaca dua surat tersebut dan meninggalkan yang lainnya.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankannya).

Tujuan Jin (syetan) Menggoda manusia?
Untuk Apa syetan mengganggu manusia? Jawabannya tidak lain tidak bukan, hanyalah ingin menyesatkan kita dari jalan yang benar, yang kelak Iblis bisa punya teman yang sebanyak-banyaknya dalam neraka Jahannam yang telah dijanjikan Allah
Allah mengabarkan, “Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa‘: 60).
Di surat lain, Iblis berkata, "Demi Keagungan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya”. (QS. Shad: 82).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan telah berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi Keagungan-Mu, aku akan terus-menerus menggoda hamba-hamba-Mu selama roh mereka berada dalam jasad mereka (masih hidup)…” (HR. Ahmad dan Hakim).

Cara Aman Melawan Syetan
Masing-masing agama punya cara tersendiri untuk mengusir atau menghilangkan gangguan jin jahat (syetan). Namun kita sebagi ummat Islam tidak boleh memakai cara lain. Kita harus komitmen terhadap ajaran dan tuntunan Islam. Kita bangga jika menggunakan konsep sendiri, karena itulah konsep yang benar, yang lainnya salah.
Allah berfirman, “Dan jika kamu ditimpa suatu godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200).
Rasulullah bersabda, “Seorang hamba tidak bisa menjaga dirinya dari kejahatan syetan kecuali dengan dzikrulloh.” (HR. Tirmidzi, dan dinyatakan sebagai hadits hasan shahih).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan akan kabur dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah.” (HR. Muslim).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kamar kecil ini dihuni jin. Jika kalian masuk toilet, maka bacalah do’a; ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan syetan laki-laki dan syetan perempuan’.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, dari Zaid bin Arqom).
Umar bin Khattab berkata, “Sesungguhnya seseorang tidak bisa berubah dari bentuk asli yang diciptakan Allah menjadi bentuk yang lain, tapi mereka punya tukang-tukang sihir seperti tukang-tukang sihir kalian. Apabila kalian melihat penampakan mereka, maka kumandangkanlah adzan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, dan Imam Ibnu Hajar menyatakan sanadnya shahih/ Kitab Fathul Bari: 6: 344).

Penutup
Sesungguhnya yang paling paham akan karakter syetan adalah Allah sebagai Penciptanya. Yang paling tahu tentang apa saja yang membuat syetan takut, melemah, tidak betah, marah dan kabur hanyalah Allah.
Maka dalam hal ini kita tidak boleh mendahulukan prasangka, kira-kira atau informasi yang tidak valid, daripada berpedoman pada nash atau dalil yang ada. Agar kita tidak terjebak dalam tipu muslihat syetan, entah itu syetan jin maupun syetan manusia. Wallohu A‘lam bish Showab.



sumber dari: ruqyahmojokerto.blogspot.com

Tuesday, 30 July 2013

Sajdah Al-Tilaawat






There are fifteen places in the Quran where we should perform Sajdah al-tilaawat (prostration of recitation) when reciting them. It was reported from ‘Amr ibn al-‘Aas that the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) recited to him fifteen verses in the Quran where one should prostrate, three of which are in al-Mufassal and two in Surah al-Hajj. It was reported by Abu Dawood, Ibn Maajah, al-Haakim and al-Daaraqutni, and classed as hasan by al-Mundhiri and al-Nawawi. The fifteen aayat are (interpretation of the meanings) :
Sajdah # 1 : Juz’ 9 : Surah Al A’raf (7) Ayat 206
“Those who are near to thy Lord, disdain not to do Him worship: They celebrate His praises, and bow down before Him.”
Sajdah # 2 : Juz’ 13 : Surah Al Ra’d (13) Ayat 15
“Whatever beings there are in the heavens and the earth do prostrate themselves to Allah (acknowledging subjection),- with good-will or in spite of themselves: so do their shadows in the morning and evenings.”
Sajdah # 3 : Juz’ 14 : Surah Al Nahl (16) Ayat 50
“They all revere their Lord, high above them, and they do all that they are commanded.”
Sajdah # 4 : Juz’ 15 : Surah Al Isra’ (17) Ayat 109
“They fall down on their faces in tears, and it increases their (earnest) humility.”
Sajdah # 5 : Juz’ 16 : Surah Maryam (19) Ayat 58
“Those were some of the prophets on whom Allah did bestow His Grace,- of the posterity of Adam, and of those who We carried (in the Ark) with Noah, and of the posterity of Abraham and Israel of those whom We guided and chose. Whenever the Signs of (Allah) Most Gracious were rehearsed to them, they would fall down in prostrate adoration and in tears.”
Sajdah # 6 : Juz’ 18 : Surah Al Hajj (22) Ayat 18
“Seest thou not that to Allah bow down in worship all things that are in the heavens and on earth,- the sun, the moon, the stars; the hills, the trees, the animals; and a great number among mankind? But a great number are (also) such as are fit for Punishment: and such as Allah shall disgrace,- None can raise to honour: for Allah carries out all that He wills.”
Juz’ 18 : Surah Al Hajj (22) Ayat 77 (Shafi’i)
“O ye who believe! bow down, prostrate yourselves, and adore your Lord; and do good; that ye may prosper.”
Sajdah # 7 : Juz’ 19 : Surah Al Furqan (25) Ayat 60
“When it is said to them, “Adore ye (Allah) Most Gracious!”, they say, “And what is (Allah) Most Gracious? Shall we adore that which thou commandest us?” And it increases their flight (from the Truth).”
Sajdah # 8 : Juz’ 19 : Surah Al Naml (27) Ayat 26
“God!- there is no god but He!- Lord of the Throne Supreme!”
Sajdah # 9 : Juz’ 21 : Surah Al Sajdah (32) Ayat 15
“Only those believe in Our Signs, who, when they are recited to them, fall down in adoration, and celebrate the praises of their Lord, nor are they (ever) puffed up with pride.”
Sajdah # 10 : Juz’ 23 : Surah Sad (38) Ayat 24
“(David) said: “He has undoubtedly wronged thee in demanding thy (single) ewe to be added to his (flock of) ewes: truly many are the partners (in business) who wrong each other: Not so do those who believe and work deeds of righteousness, and how few are they?” …and David gathered that We had tried him: he asked forgiveness of his Lord, fell down, bowing (in prostration), and turned (to Allah in repentance).”
Sajdah # 11 : Juz’ 24 : Surah Fussilat (41) Ayat 38
“But if the (Unbelievers) are arrogant, (no matter): for in the presence of thy Lord are those who celebrate His praises by night and by day. And they never flag (nor feel themselves above it).”
Sajdah # 12 : Juz’ 27 : Surah Al Najm (53) Ayat 62
“But fall ye down in prostration to Allah, and adore (Him)!”
Sajdah # 13 : Juz’ 30 : Surah Al Inshiqaq (84) Ayat 21
“And when the Quran is read to them, they fall not prostrate,”
Sajdah # 14 : Juz’ 30 : Surah Al Alaq (96) Ayat 19
“Nay, heed him not: But bow down in adoration, and bring thyself the closer (to Allah)!”


sumber dari: alhaaqulmubin.blogspot.com

Friday, 26 July 2013

Semut versus Gajah





semut1


Ada orang yang baru ‘insyaf’ ikutan shalat berjamaah di masjid bersama temannya. Kebetulan imamnya orang yang hafal Qur’an dan sangat senang melantunkannya dalam shalat. Dan biasanya ia akan membaca surat-surat yang cukup panjang. Bagi jamaahnya yang sudah terbiasa, hal itu bukan masalah. Nah, kali ini sang imam membaca surat An Naml. Surat ini panjangnya sampai  93 ayat. Mmm..

Orang yang masih baru belajar islam tadi ikutan shalat berjamaah. Ketika selesei shalat, ia menggerutu dan bilang pada temennya, “Tadi si imam lama banget baca suratnya. Surat apa sih?”
“Surat An Naml artinya semut”
“Gila, panjang bangeet!”
Giliran mereka pun pulang.

“Jangan lupa, besok shalat berjamaah lagi ya. Nanti aku bilangin ke imamnya, janji deh suratnya gak panjang-panjang lagi.


gajah

"Emang mau baca surat apa?”
“Al Fiil artinya gajah”
“Gak, ah. Kamu pasti bohong. Surat ‘semut’ yang kecil aja sampe begitu lamanya, apalagi surat ‘gajah’ yang gedenya minta ampun. Pasti bakalan lebih lamaaa. Aku kapok ah..”
“Walaaahh…”

Padahal surat Al Fiil cuma beberapa ayat saja (lebih tepatnya cuma 5 ayat). Hehehe. Makanya kudu sering baca Qur’an biar tau jumlah ayatnya. Buat imam, kalo baca surat jangan panjang-panjang. Kasian kan ma’mumnya. Rasulullah aja kalo menjadi imam, membaca surat-surat yang ringkas. Beliau mengerti kondisi ma’mum yang beragam. Nah, baru kalo shalat sendirian (munfarid), beliau akan membaca surat-surat yang panjang, bahkan sampai kakinya sakit karena terlalu lama berdiri. Masya Allah…


sumber dari: pondokhati.wordpress.com

Thursday, 25 July 2013

Qur'anic Names of Makka al Mukarrama







Al Salamu ‘Alaykum.
Names of Makka in the Qur’an:
Makka: Sura Fath, v.24
Bakkah: Sura Aal-e-‘Imraan, v.96.
Umm al Qura: Sura An’aam, v.92.
Al Balad: Sura Ibrahim, v.35.
Al Balad al Ameen: Sura Tin, v.3.
Al Baladah: Sura Naml, v.91.
Haram Aamin: Sura Qasas, v.57.
Wadi Ghayr Dhi Zarr: Sura Ibrahim, v.37.
Ma'ad: Sura Qasas, v.85.
Qaryah: Sura Muhammad, v.13.
Masjid Haram.
‘Alaykum Salam.


sumber dari: drabutamim.blogspot.com

Wednesday, 17 July 2013

Destruction (Kieyamah)




Yaum-al-Qiyamah, are we prepared?


Allah (STW) Sent Us In This Planet (Earth), and at a time We have to return to the Allah(SWT). In The Last day of this world, Allah will Destroy this universe (What was created only for us) to start Judgment  of each person. What will happen in the time of destruction Allah Informed us in the Holy Al-Quran….Some of those verses are here.

In Surath Al-Mu'minun
18. And We send down water from the sky according to (due) measure, and We cause it to soak in the soil; and We certainly are able to drain it off (with ease).
45. Then We sent Moses and his brother Aaron, with Our Signs and authority manifest,
46. To Pharaoh and his Chiefs: but these behaved insolently: they were an arrogant people.

In Surath Ya-Sin
51. The trumpet shall be sounded, when behold! from the sepulchers (men) will rush forth to their Lord!
In Surath Al-Haj
2. The Day ye shall see it, every mother giving suck shall forget her suckling- babe, and every pregnant female shall drop her load (unformed): thou shalt see mankind as in a drunken riot, yet not drunk: but dreadful will be the Chastisement of Allah.
7. And verily the Hour will come: there can be no doubt about it, or about (the fact) that Allah will raise up all who are in the graves.

In Surath Al-'Anbya
 104. The Day that We roll up the heavens like a scroll rolled up for books (completed),- even as We produced the first creation, so shall We produce a new one: a promise We have undertaken: truly shall We fulfill it.

In Surath 'Ali `Imran
185. Every soul shall have the taste of death: And only on the Day of Judgment shall you be paid your full recompense. Only he who is saved far from the Fire and admitted to the Garden will have succeeded: For the life of this world is but goods and chattels of deception.

In Surath An-Nahl
77. To Allah belongeth the Unseen of the heavens and the earth. And the matter of the Hour (of Judgment) is as the twinkling of an eye, or even quicker: for Allah hath power over all things.
In Surath At-Tur
9. On the Day when the firmament will be in dreadful commotion.
10. And the mountains will move.
11. Then woe that Day to the rejecters (of truth);-
In Surath Al-Qiyamah
8. And the moon is buried in darkness.
9. And the sun and moon are joined together,-
10. That Day will Man say: "Where is the refuge?"
11. By no means! No place of safety!
12. Before thy Lord (alone), that Day will be the place of rest.

In Surath 'Ibrahim
42. Think not that Allah doth not heed the deeds of those who do wrong. He but giveth them respite against a Day when the eyes will fixedly stare in horror,-
43. They running forward with necks outstretched, their heads uplifted, their gaze returning not towards them, and their hearts a (gaping) void!

In Surath An-Naml
87. And the Day that the Trumpet will be sounded - then will be smitten with terror those who are in the heavens, and those who are on earth, except such as Allah will please (to exempt): and all shall come to Him in utter humility.
88. Thou seest the mountains and thinkest them firmly fixed: but they shall pass away as the clouds pass away: (such is) the artistry of Allah, who disposes of all things in perfect order: for He is well acquainted with all that ye do.

In Surath Taha
105. They ask thee concerning the Mountains: say, "My Lord will uproot them and scatter them as dust;
106. "He will leave them as plains smooth and level;
107. "Nothing crooked or curved wilt thou see in their place."
108. On that Day will they follow the Caller (straight): no crookedness (in) him: all the voices will be hushed to the Most Gracious: so that thou hearest not but murmuring.
109. On that Day shall no intercession avail except for those for

In Surath Ad-Dukhan
10. Then watch thou for the Day that the sky will bring forth a kind of smoke (or mist) plainly visible,
11. Enveloping the people: this will be a Chastisement Grievous.
12. (They will say:) "Our Lord! remove the Chastisement from us, for we do really believe!"
In Surath Al-Muzzammil
17. Then how shall ye, if ye deny (Allah), guard yourselves against a Day that will make children hoary-headed?-
18. Whereon the sky will be cleft asunder? His Promise needs must be accomplished.
In Surath Al-Qari`ah
1. The (Day) of Clamor:
2. What is the (Day) of Clamor?
3. And what will explain to thee what the (Day) of Clamor is?
4. (It is) a Day whereon men will be like moths scattered about,
5. And the mountains will be like carded wool.
6. Then, he whose balance (of good deeds) will be (found) heavy,
7. Will be in a life of good pleasure and satisfaction.
8. But he whose balance (of good deeds) will be (found) light,-
9. Will have his home in a (bottomless) Pit.
10. And what will explain to thee what this is?
11. (It is) a Fire Blazing fiercely!
In Surath An-Naba'
18. The Day that the Trumpet shall be sounded, and ye shall come forth in crowds;
19. And the heavens shall be opened as if there were doors,
20. And the mountains shall vanish, as if they were a mirage.

In Surath Al-Haqqah
13. Then, when one blast is sounded on the Trumpet,
14. And the earth is moved, and its mountains, and they are crushed at one stroke,-
15. On that Day shall the (Great) Event come to pass.
16. And the sky will be rent asunder, for it will that Day be flimsy,
In Surath Al-Mursalat
10. When the mountains are scattered (to the winds) as dust;
11. And when the messengers are (all) appointed a time (to collect);-
12. For what Day are these (portents) deferred?
13. For the Day of Sorting out.
14. And what will explain to thee what is the Day of Sorting out?
15. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
16. Did We not destroy the men of old (for their evil)?
17. So shall We make later (generations) follow them.
18. Thus do We deal with men of sin.
19. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
In Surath Ar-Rahman
27. The Companions of the Right Hand,- What will be the Companions of the Right Hand?
37. Full of love (for their mates), equal in age,-

In Surath Al-Ma`arij
The Day that the sky will be like molten brass,
9. And the mountains will be like wool,
10. And no friend will ask after a friend.
In Surath. Al-'Inshiqaq
1. When the Sky is rent asunder,
2. And hearkens to (the Command of) its Lord, and it must needs (do so);-
3. And when the earth is flattened out,
4. And casts forth what is within it and becomes (clean) empty,
In Surath At-Takwir
1. When the sun (with its spacious light) is folded up;
2. When the stars fall, losing their luster;
3. When the mountains vanish (like a mirage);
4. When the she-camels, ten months with young, are left untended;
5. When the wild beasts are herded together (in human habitations);
6. When the oceans boil over with a swell;
7. When the souls are sorted out, (being joined, like with like);
8. When the female (infant), buried alive, is questioned -
9. For what crime she was killed;
10. When the Scrolls are laid open;
11. When the sky is unveiled;
12. When the Blazing Fire is kindled to fierce heat;
13. And when the Garden is brought near;-
14. (Then) shall each soul know what it has put forward.
15. So verily I call to witness the Planets - that recede,
16. Go straight, or hide;
17. And the Night as it dissipates;
18. And the Dawn as it breathes away the darkness;-
19. Verily this is the word of a most honorable Messenger,
20. Endued with Power, held in honor by the Lord of the Throne,
21. With authority there, (and) faithful to his trust.

In Surath Al-'Infitar
1. When the Sky is cleft asunder;
2. When the Stars are scattered;
3. When the Oceans are suffered to burst forth;
4. And when the Graves are turned upside down;-
5. (Then) shall each soul know what it hath sent forward and (what it hath) kept back.

In Surath `Abasa
34. That Day shall a man flee from his own brother,
35. And from his mother and his father,
36. And from his wife and his children.
37. Each one of them, that Day, will have enough concern (of his own) to make him indifferent to the others.

sumber dari: secret2100.blogspot.com

Thursday, 20 June 2013

Bertasbihlah laksana Semut




Tasbihlah wahai makhluk pelupa, sungguh kamu sangat pelupa, aku pelupa, kamu pelupa, mereka yang bergelar insan sering terlupa. Dan bertasbihlah pada waktu pagi dan petang. Engkau sang pelupa, ingat pelupa! Walhal mereka binatang tetap bertasbih dikala salji keputihan itu mencair-cair laksana sungai Nil kebasahan. Sang semut hitam tetap hidup dan mereka tidak ke mana. Mereka bertasbih, Mereka bertasbih. Bertasbih. Dan lagi bertasbih tanpa seutas tali tasbih.

Segala yang ada di langit dan di bumi tetap mengucap tasbih kepada Allah dan Dialah Yang MAha Kuasa lagi Maha Bijaksana. 
Al-Hadid:1

Segala yang ada di langit dan yang ada di bumi sentiasa mengucap tasbih kepada Allah; bagiNya kuasa pemerintahan dan bagiNyalah segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
At-Taghabun: 1

Wahai Sang Pelupa!

Maka ucapkanlah tasbih dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampun kepadaNyam sesungguhnya Dia amat menerima taubat. 
An-Nasr: 3

Oleh yang demikian (wahai orang yang lalai) bertasbihlah dengan memuji nama Tuhanmua Yang Maha Besar (sebagai bersyukur akan nikmat-nikmatNya itu). 
Al-Waqiah: 74




Maka tersenyumlah Nabi Sulaiman mendengar kata-kata semut itu dan berdoa dengan berkata: Wahai Tuhanku, ilhamkalah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMua yang Engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai dan masukkanlah daku dengan limpah rahmatMua dalam kumpulan hamba-hambaMu yang soleh. 
An-Naml: 19


sumber dari: aminrukaini.com

Saturday, 8 June 2013

12 Perkara dilapangkan rezeki




http://sphotos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-frc3/970901_599214256784880_1993883380_n.jpg


Dua Belas Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba

1. Banyak Memohon Ampun

“Maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka: “Mohonlah ampunlah kepada Rabb kalian, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).” (Nuh 10 – 12)

“Dan (Nabi Hud berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras (yang membawa kebaikan) atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu (yang sudah kalian miliki), dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Huud : 52)

Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah mendapat pengaduan bahwa manusia ditimpa kelaparan dan beliau memberikan solusi untuk memohon ampun kepada Allah. Begitu juga permasalahan lain yang menimpa manusia seperti kemiskinan dan kurangnya keturunan. Saat beliau ditanya kenapa melakukannya, maka beliau membawakan ayat di atas.

2. Menjaga diri di atas ketakwaan

Pengertian takwa adalah mengerjakan segala perintah Allah sesuai dengan yang diperintahkan dengan mengharap pahala, serta menjauhi larangan Allah yang telah ditentukan karena takut akan adzab-Nya. Karena dengan ketakwaan inilah seseorang akan dijamin riskinya oleh Allah.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath Thalaaq : 2-3)

Sebagian ulama mengatakan bahwa dengan ketakwaan seseorang tidak akan menjadi faqir. Karena Allah akan memberinya kecukupan baik dari sisi dhahir (lahir) ataupun kecukupan yang lebih besar dari sisi bathin tatkala seseorang bertakwa dengan sebenar-benar ketakwaan. Inilah hakikat dari makna kecukupan, yaitu seseorang akan merasa tenang dengan yang sedikit dan merasa lebih dengan apa yang dianggap kurang oleh manusia.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tapi kekayaan adalah yang ada di hati” (HR. Bukhari Muslim)

3. Bertawakal kepada Allah

Diriwayatkan dari sahabat Umar bin Khaththab bahwa Rasulullah bersabda, “Andaikata kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, sungguh kalian akan Kami beri rizki sebagaimana burung diberi rizki. Di pagi hari keluar dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad)

Rasulullah memberikan contoh tawakal dengan burung karena burung tersebut tidak memiliki simpanan makanan. Akan tetapi walaupun dengan kondisi yang demikian, dia di pagi hari keluar mencari riski dalam keadaan perut kosong dan di sore harinya sudah kenyang. Dan burung tersebut tidak hanya berdiam diri di sarangnya, akan tetapi keluar mencari rizki.

Rukun (syarat) agar sikap tawakal terwujud secara nyata/benar :
Menyerahkan urusannya kepada Allah
Menjalani sebab-sebab untuk mencapai tujuan tersebut
Meyakini apabila kenikmatan tersebut datang semuanya adalah semata dari Allah
Contoh: Seseorang yang sakit menyerahkan urusan sakitnya kepada Allah, akan tetapi dia tetap berobat, berusaha menyembuhkan penyakitnya. Akan tetapi setelah sembuh dia harus mengatakan bahwa kesembuhannya merupakan karunia dari Allah.

4. Menyibukkan diri dengan ibadah

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah mengabarkan bahwa Allah berfirman dalam hadits Qudsi, “Wahai Hamba-hambaku, hendaknya kalian memenuhi waktu (konsentrasi) dengan ibadah, kalau kalian melakukannya Aku akan memenuhi dada kalian dengan kekayaan, dan Aku akan menutupi kefakiran kalian. Kalau kalian tidak melakukannya, Aku akan memenuhi dada kalian dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiran kalian.”

Maka hendaknya seorang hamba menyibukkan dirinya dengan ibadah dan tetap berusaha mencari rizkinya. Karena dengan berkonsentrasi terhadap ibadah inilah yang akan mempermudah seseorang dalam mencari rizki.

5. Mensyukuri nikmat-Nya

Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim : 7)

Rukun untuk mensyukuri kenikmatan :
Memuji Allah dengan lisannya
Mengakui dalam hati bahwa semua nikmat tersebut datang dari-Nya. Apapun kenikmatan yang datang kepada kalian maka itu datangnya dari Allah (An-Nisaa : 79)

Menggunakan kenikmatan tersebut dalam ketaatan

6. Istiqomah diatas agama

Allah berfirman, “Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (Al-Jin : 16)

7. Menyambung ibadah haji dan umrah

Rasulullah bersabda, “Terus-meneruslah kalian menyambung antara pelaksanaan haji dan umrah, sebab kedua ibadah ini menggugurkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana api menggugurkan karat di besi”.

8. Menyambung silaturahmim

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang senang Allah luaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim)

9. Berinfaq dengan pemberian dari Allah

Allah berfirman dalam hadits Qudsi, “Wahai anak adam berinfaklah, maka aku akan berinfaq kepadamu”

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada satu haripun yang berlalu kecuali ada dua malaikat yang turun, satu malaikat berkata, Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfak di hari ini ganti untuknya. Dan malaikat yang lainnya berkata, Ya Allah berikanlah kerugian kepada orang yang tidak berinfak di hari ini.” (HR. Bukhari Muslim)

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya shodaqoh itu tidak pernah mengurangi harta.” (HR. Bukhari Muslim)

Allah berfirman, “Apapun yang kalian infaqkan dari sesuatu, maka Dialah yang akan menggantinya, dan Dialah sebaik-baik pemberi rizki.” (Saba’ : 39)

10. Berinfaq kepada penuntut ilmu

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa datang seorang lelaki kepada Rasulullah mengadukan saudaranya yang belajar kepada Rasulullah dan tidak bekerja, maka dijawab oleh Nabi, “Barangkali kamu mendapat rizki dikarenakan saudaramu.” (HR. Imam Ahmad)

Keberadaan penuntut ilmu ditekankan dalam syariat, karena dengan mereka umat Islam akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak.

11. Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah kalian itu mendapatkan rizki dan mendapatkan pertolongan kecuali kalau kalian berbuat baik terhadap orang-orang yang lemah diantara kalian.” (HR. Imam Bukhari)

12. Menjaga shalat lima waktu

Diantara cara menjaga shalat lima waktu :
Melakukannya di awal waktu yang utama
Apabila laki-laki maka wajin shalat berjamaah di masjid
Apabila seorang kepala keluarga maka memerintahkan anggota keluarganya untuk mengerjakan shalat
Allah berfirman, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepada kalian. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaahaa : 132)

Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas bahwa apabila seseorang memerintahkan keluarganya untuk mengerjakan shalat dan bersabar terhadapnya, maka dia akan dikaruniakan rizky dari arah yang tidak pernah dia sangka.


sumber dari: peribadirasulullah.wordpress.com

Friday, 31 May 2013

** Mengenal siapa itu AL-Mahdi





Quantcast

perang dunia 3﴾ 

(Al Baqarah:30 ﴿
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
.

“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud)

Imam Mahdī (arab الإمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; “Seseorang yang memandu”) adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.

Hal ini diterangkan dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani.
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun. (HR. Thabrani)

Hadist lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sebagai berikut:

Telah bersabda Rasulullah, “Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya”. (HR. Muslim dan Ahmad)

Ciri-ciri Imam Mahdi :

Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya , kecuali Rasulullah, karena Rasululah dibimbing oleh wahyu. Oleh karena itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadist-hadistnya sebagai berikut:
Telah bersabda Rasulullah SAW:

“Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim)

Telah bersabda Rasulullah SAW:

“Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” 
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)

Kemunculan Imam Mahdi

Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:

“Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.” 
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist berikut:
Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata:

Pada suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, ‘Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka’bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka’bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.’ Kemudian kami bertanya, ‘Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?’ Beliau menjawab, ‘Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing.” (HR. Bukhary, Muslim)

Telah bersabda Rasulullah SAW:

“Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka’bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi.” (HR. Muslim)

Telah bersabda Rasulullah SAW:

“Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi.” (HR. Muslim)“Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi. (HR. Muslim)“Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka’bah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam ke Baitullah (Ka’bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka.” (HR. Ahmad)

Kepemimpinan Imam Mahdi

Dalam hadist yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.

Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.

Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di “Pintu Lud” dalam kompleks AL-Aqsa.

Imam Mahdi itulah yang akan mengajak umat manusia kembali ke jalan yang benar. Tugas pertama Al Mahdi adalah mengobarkan perang pemikiran(Ghazwul Fikri) di dalam dunia Islam dan mengembalikan umat Muslim yang telah jauh dari intisari Islam sejati, menuju iman dan akhlak sesungguhnya.

”Dalam hal ini, Al Mahdi mempunyai tiga tugas dasar,” ujar Harun Yahya. Berikut ini ketiga tugas Imam Mahdi itu:

1. Menghancurkan seluruh sistem filsafat yang mengingkari keberadaan Allah SWT.
2. Memerangi takhayul dengan membebaskan Islam penindasan orang-orang munafik yang telah menyimpangkan agama, dan kemudian mengungkap dan melaksanakan akhlak Islam sejati yang didasarkan pada aturan Alquran.
3. Memperkuat seluruh dunia Islam, baik secara politik maupun sosial, dan kemudian mengembangkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan serta memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan.

”Menurut sejumlah besar hadis, Nabi ‘Isa AS akan turun ke bumi pada waktu bersamaan dan akan menyeru seluruh pemeluk Kristen dan Yahudi, khususnya, untuk meninggalkan berbagai kepercayaan takhayul yang diyakini oleh mereka pada saat ini dan hidup menurut Alquran,” papar Harun Yahya.

Menurut dia, ketika pemeluk Kristen telah mendengarkannya, umat Islam dan Kristen akan bersama di bawah satu keimanan dan dunia ini akan mengalami zaman perdamaian, keamanan, kebahagian, dan kesejahteraan terbesar yang dikenal sebagai Masa Keemasan.

﴾ Al Hajj:38 ﴿ Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.

﴾ Al Hajj:39 ﴿ Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,

﴾ Al Hajj:40 ﴿ (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,

﴾ Al Hajj:41 ﴿ (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

﴾ Al Hajj:45 ﴿ Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi

﴾ Al Hajj:46 ﴿ maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Imam Mahdi dan makhluk-makhluk AD-DABBAH.
Ad-Dabbah

“Ia akan membawa tongkat Musa dan memakai cincin Sulaiman”.
Ada suatu kesamaan perkataan hadist yg membahas tentang makhluk Ad-dabbah dengan kemunculan Imam Mahdi dan Dajjal, berikut kesamaan pembahasnnya :
Firman Allah,

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82).
Hadits Ibnu Mas’ud
radhiallahu ‘anhu
, bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ اْلآيَاتِ خُرُوجًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحًى وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا فَاْلأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيبًا. رواه مسلم في كبات الفتن وأشرط الساعة 18/27 بشرح النواوي
Sesungguhnya awal tanda-tanda terjadinya hari kiamat adalah terbitnya matahari dari arah tenggelamnya dan keluarnya ad-Dabbah di antara manusia pada waktu dluha. Yang mana pun keluar lebih dulu sebelum yang lainnya, maka yang lainnya muncul di belakangnya secara dekat.
(HR. Muslim dalam kitab al-Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah, 18/27 dengan syarh Imam Na-wawi)
Hadits Abu Umamah
radhiallau ‘anhu
dalam riwayat imam Ahmad:
تَخْرُجُ الدَّابَّةُ فَتَسِمُ النَّاسَ عَلَى خَرَاطِيمِهِمْ ثُمَّ يَغْمُرُونَ فِيكُمْ حَتَّى يَشْتَرِيَ الرَّجُلُ الْبَعِيرَ فَيَقُولُ مِمَّنِ اشْتَرَيْتَهُ فَيَقُولُ اشْتَرَيْتُهُ مِنْ أَحَدِ الْمُخَطَّمِينَ. رواه أحمد وصححه الألباني، انظر صحيح الجامع الصغير 3/37 وسلسلة الأحاديث الصحيحة 1/3/322
Akan keluar sejenis binatang kemudian menandai manusia di muka-muka mereka kemudian bertambah banyaklah di tengah-tengah kalian (orang-orang yang bertanda), hingga ketika seseorang membeli unta ditanya: “Dari siapa engkau membeli unta ini?” Maka dia menjawab : “Aku membeli dari salah seorang yang telah diberi tanda” (tanda kafir atau mukmin –pent). (HR. Ahmad; dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani; Lihat Shahih al-Jami’u ash-Shaghir 3/37 dan Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah 1/3/322)


sumber dari: mujahidinanonymous.wordpress.com