Showing posts with label Al-Qari'ah. Show all posts
Showing posts with label Al-Qari'ah. Show all posts

Saturday, 7 June 2014

lebih dahsyat daripada film 2012




Kiamat menurut Al-Qur`an jauh lebih dahsyat daripada film 2012. Film 2012 yang menghebohkan dan menyebabkan MUI dibeberapa daerah mengharamkan film tersebut , sebenarnya tidak jauh berbeda dengan film sebelumnya seperti The day after tomorrow, Armagedon, Deep Impact, Earth Quake dan lain lainnya. Film ini hanya mengkisahkan tentang kehancuran suatu negeri, kota atau daerah akibat bencana gempa dan tsunami kemudian usaha sekelompok orang menyelamatkan diri dari bencana tersebut.

Untuk menarik minat penonton Hollywood membuat judul yang seru yaitu 2012 berdasarkan kalender suku Maya yang berakhir pada tahun 2012, kemudian mereka mentafsirkan berakhirnya kalender itu sebagai akhir peradaban manusia atau kiamat. Ternyata judul tersebut cukup komersil dan menarik minat banyak penonton. Pada pemutaran perdana di Jakarta penonton terpaksa antri cukup lama untuk medapatkan tiket masuk. Dibeberapa daerah di Indonesia penonton sempat kecewa karena MUI melarang peredaran film tersebut, kuatir umat Islam percaya bahwa akan terjadi kiamat pada tahun 2012.

Umat Islam yang teguh Iman dan keyakinannya sebenarnya tidak akan terpengaruh oleh prediksi kiamat th 2012 ini, saat datangnya kiamat tidak bisa diramalkan, hanya Allah yang tahu kapa terjadinya. Bagi umat Islam yang teguh Imannya bahkan ada baiknya menonton film ini, kita bisa mendapat gambaran kira-kira seperti apa kejadian kiamat yagn banyak digambarkan didalam Al-Qur’an seperti pada surat Al – Qori’ah, Al- Zalzalah, Al – Infithar, At – Takwir dan lain sebagainya. Kiamat yang digambarkan Al-Qur’an jauh lebih dahsyat dari apa yang digambarkan pada film 2012.




Pada film 2012 ini dikisahkan masih ada sekelompok orang yang berhasil selamat dari gempa yang memporak porandakan jalan dan gedung bertingkat serta gelombang tsunami setinggi gunung yangmenyapu kota ditepi pantai, dengan naik pesawat terbang dan kapal raksasa. Pada peristiwa kiamat yang dikisahkan dalam Al Qur`an tidak seorangpun yang bisa selamat dari bencana dihari itu. Bumi terbelah dan memuntahkan semua isinya, gunung-gunung hancur beterbangan diangkasa bagaikan kapas yang dihamburkan, gedung bertingkat dan seluruh bangunan dibumi hancur porak poranda, Laut mendidih dan melimpah kedaratan dengan gelombang setinggi gunung, Angkasa dipenuhi dengan hujan meteor, badai, topan dan batu berapi yang dimuntahkan dari gunung yang meletus. Dalam kondisi seperti itu mana ada pesawat yang bisa terbang di udara, atau kapal yang mampu berlayar dilautan.

Umat Islam tidak perlu alergi dengan film 2012, itu hanya film fiksi ilmiah sama seperti film The day after tomorrow, Earth Quake atau Deep Impact. Gambaran kehancuran sebuah kota atau daerah di Film tersebut cukup membantu kita untuk memahami bagaimana kira kira kondisi kiamat yang digambarkan dalam beberapa ayat Al – Qur’an sebagai berikut ini.

Al- Qori’ah
1- Hari Kiamat,
2- apakah hari Kiamat itu?
3- Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
 4- Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,
5- dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Al Qori’ah 1-5)

Al- Zalzalah
1- Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
2- dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,
3- dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”,
4- pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5- karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. (Al Zalzalah 1-5)

Al – Infitar
1- Apabila langit terbelah,
2- dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
3- dan apabila lautan dijadikan meluap, ( Al Infitar 1-3)

At – Takwir
1- Apabila matahari digulung,
2- dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
3- dan apabila gunung-gunung dihancurkan,
4- dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),
5- dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,
6- dan apabila lautan dipanaskan, (At Takwir 1-6)

Apa yang digambarkan dalam ayat Qur`an diatas jauh lebih dahsyat dari apa yang diperlihatkan dalam film 2012. Pada peristiwa Kiamat total yang disebutkan dalam Qur`an tidak seorangpun mampu menyelamatkan diri dari kehancuran total alam semesta. Bumi, laut dan udara berkecamuk dahsyat, tidak ada mahluk yang bisa bertahan hidup dilaut, darat maupun udara. Pada film 2012 terlihat masih ada peluang orang menyelamatkan diri dengan naik pesawat terbang, kemudian dilanjutkan naik kapal raksasa seperti kapal nabi Nuh yang memuat segala sesuatu berpasang pasangan.

Film ini hanya pelajaran bagi kita, yang digambarkan pada film itu bukanlah kiamat total sebagaimana dimaksud dalam Qur`an. Itu hanya becana alam lokal yang memang akan banyak terjadi menjelang peristiwa kiamat yang sebenarnya. Dalam skala kecil bencana seperti film 2012 sudah sering terjadi di dunia ini, seperti gempa di China, Kobe, Thailand, tsunami Aceh, gempa Padang dan lain sebagainya. Tsunami dahsyat yang menenggelamkan seluruh kota di tepi pantai laut pasifik seperti Sydney, Hawai, Los Angeles, Hongkong, Jakarta, Taiwan dengan jumlah korban sampai puluhan juta orang bisa saja terjadi dimasa yang akan datang.

Sejak zaman dahulu sampai sekarang ada saja Asteroid yang cukup besar nyelonong masuk kedalam orbit bumi . Jika jatuh diatas sebuah kota pasti akan melenyapkan kota tersebut dengan korban sampai beberapa juta orang, jika jatuh ditengah hutan atau gurun pasir memang tidak banyak menimbulkan korban jiwa. Namun jika Asteroid yang sangat besar sampai jatuh di laut pasifik tentu akan menimbulkan tsunami yang amat dahsyat, yang mampu menenggelamkan kota seperti Sydney, Los Angeles, Hongkong, Taiwan dan kota kota ditepi pantai di Indonesia ini dengan korban puluhan juta orang.



sumber dari: romezzoe.wordpress.com/

Thursday, 27 February 2014

Other names of The Judgement Day




Holy Quran appoints the judgement day several different names other than just “judgement day”, most probably to draw attention to different reflections of such a day and create a deeper awareness around it.

Here is a list of these names:

1) Yawm Al-Khurooji  : Day of Coming Forth
The day when they will hear the (Awful) Cry in truth. That is the day of coming forth (from the graves). Qaf 50/42

2) Yawm Al-Baath: Day of Resurrection  Ar-Room – 30/56
But those to whom knowledge and faith are given will say: The truth is, ye have tarried, by Allah’s decree, until the Day of Resurrection. This is the Day of Resurrection, but ye used not to know. Ar-Room – 30/56

3)  Yawm Al-Jam: Day of Assembly
And thus We have inspired in thee a Lecture in Arabic, that thou mayst warn the mother-town and those around it, and mayst warn of a day of assembling whereof there is no doubt. A host will be in the Garden, and a host of them in the Flame. Ash-Shura 42/7

4)  Yawm Al Khulood: Day of Eternal Life
Enter ye therein in Peace and Security; this is a Day of Eternal Life!” Qaf – 50/34

5) Yawm Al-Azifatu: Approaching Day
The (Judgment) ever approaching draws nigh An-Najm 53/57

6) Yawm Daru Al-Qarar : Day of The Everlasting Home
O my people! This life of the present is nothing but (temporary) convenience: It is the Hereafter that is the Home that will last. Al-Ghafir 40/39

7) Yawm Al-Fasli: Day of Sorting Out
For the Day of Sorting out,
And what will explain to thee what is the Day of Sorting out? Al-Mursalat 77/13-14
Verily the Day of sorting out is the time appointed for all of them Ad- Dukhan 44/40

8) Yawm Al-Hasrat: Day of Distress
But warn them of the Day of Distress, when the matter will be determined: for (behold,) they are negligent and they do not believe! Maryam 19/39

9) Yawm Al-Mawood: The Promised Day
By the promised Day Al Burooj 85/2

10) Yawm Al-Taghabun: The Day of Mutual Disillusion
The day when He shall gather you unto the Day of Assembling, that will be a day of mutual disillusion. And whoso believeth in Allah and doeth right, He will remit from him his evil deeds and will bring him unto Gardens underneath which rivers flow, therein to abide for ever. That is the supreme triumph. – At-Taghabun 64/9

11) As-Saatu: The hour,
The Hour (of Judgment) is nigh, and the moon is cleft asunder. Al-Qamar 54/1

12) Al-Hâaqqa: The reality Al Haaqqa 69/1-3
The Sure Reality!
What is the Sure Reality?
And what will make thee realise what the Sure Reality is? Al Haaqqa 69/1-3

13) Al-Qaria:The Day of Noise and Clamour
The (Day) of Noise and Clamour
What is the (Day) of Noise and Clamour?
And what will explain to thee what the (Day) of Noise and Clamour is? Al Qaria 101-1-3






sumber dari: islamoformation.com

Friday, 13 December 2013

Qariah Restaurant




Logo
Lebanese Restaurant & Hookah Lounge


206405_561452850540259_127466822_n



sumber dari: qariahrestaurant.com

Surah Al Qaria on Friendly Mela









sumber dari: friendlymela.com

Al-Qariah------The Striking Hour










sumber dari: pearls-in-islam.blogspot.com

Calligrapher -Al-Qari'ah 6-11







sumber dari: freeislamiccalligraphy.com

Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Quran Tentang Hari Kiamat






Surat Al-Qari’ah (surat ke-101) ayat 1-5
Ayat 1 : “Hari Kiamat”
Ayat 2 : “Apakah hari Kiamat itu?”
Ayat 3 : “Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?”
Ayat 4 : “Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan”
Ayat 5 : “Dan gunung2 seperti bulu2 yang dihambur2kan”

Surat Az-Zalzalah (surat ke-99) ayat 1 dan 2
Ayat 1 : “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat”
Ayat 2 : “Dan bumi telah mengeluarkan beban2 berat (yang dikandung) nya”
Hari kiamat yang tertera di dalam Al-Quran surat Al-Qari’ah dan surat Az-Zalzalah ternyata dapat dibuktikan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan. Hal ini berdasarkan penemuan para astronom yang dipublikasikan di ‘live science’ pada tanggal 1 Desember 2010 yang dapat dilihat di http://www.livescience.com/32879-what-happens-to-earth-when-sun-dies.html

Inilah beritanya di ‘Live Science’ itu :

Sejumlah ilmuwan yang menghadiri pertemuan tahunan pada tahun 2000 di ‘The American Association for the Advancement of Science’ sepakat bahwa matahari nantinya akan kehabisan bahan bakarnya. Menurut Lee Anne Willson dari ‘Iowa State University’ bahwa matahari akan kehabisan persediaan bahan bakar hidrogennya pada 5 atau 7 juta tahun ke depan. Ketika itu, gravitasi di inti matahari akan menyedot seluruh benda2 langit yang memiliki massa yang lebih rendah dari matahari yang berada di dekat matahari termasuk bumi.

“Bumi akan berakhir di matahari, yang akan menguapkan segala sesuatu yang ada di bumi dan menyatu dengan matahari” menurut penuturan Lee Anne Willson.
“Jadi bisa dikatakan bahwa bumi itu dikremasi oleh matahari dan abunya akan berhamburan di ruang angkasa” Lee Anne Willson menambahkan

Kemudian matahari akan cukup panas untuk membakar seluruh persediaan heliumnya dan matahari akan berubah ukurannya (berfluktuasi). Matahari tidak cukur besar untuk meledak dalam ledakan supernova yang dahsyat, sehingga matahari saat itu menjadi bintang putih yang mengecil.
Ketika matahari memasuki tahap fase bintang merah yang besar, setiap 1 juta tahun sinar matahari akan lebih terang dibandingkan sebelumnya. Pada saat itu, para ilmuwan memperkirakan air di planet bumi akan menguap.

Kesimpulan :

Matahari akan menjadi bintang yang mati dimulai dengan matahari memasuki tahap bintang merah yang besar (‘red giant star’). Pada tahap ini matahari mulai kehabisan bahan bakarnya (mulai menipis bahan bakarnya). Matahari memaksakan untuk membakar sisa bahan bakarnya sehingga panas dari matahari lebih panas dari sebelumnya dan sinar matahari akan lebih terang dari sebelumnya. Hal ini berakibat penguapan air di planet bumi, bumi menjadi kering.

Ketika matahari berada pada tahap ‘red giant star”, lapisan inti matahari lebih panas dari sebelumnya. Pada tahap ini pula, gravitasi di inti matahari akan menyedot (seperti ‘vacuum cleaner’) seluruh benda2 langit yang memiliki massa yang lebih rendah dari matahari yang berada di dekat matahari, termasuk bumi (teori Efek Poynting-Robertson). Bumi akan berakhir di matahari, yang akan menguapkan segala sesuatu yang ada di bumi dan menyatu dengan matahari. Bumi seperti dikremasi (dibakar oleh matahari) dan abunya akan berhamburan di luar angkasa.

Matahari mengalami fluktuasi (perubahan) ukuran yaitu mengembang dan mengempis ketika memasuki kematiannya. Karena matahari memaksakan membakar seluruh sisa bahan bakarnya pada tahap ‘red giant star’ ini, terjadi pengembangan ukuran matahari dari ukuran sebelumnya. Pada tahap ini juga dibarengi matahari mulai kehilangan materi permukaan luarnya. Karena matahari tidak mempunyai cukup tenaga sehingga matahari tidak mampu untuk meledak dalam ledakan ‘supernova’. Setelah matahari benar2 kehabisan bahan bakarnya, matahari mengempis (bahkan lebih kecil dari ukuran awalnya) menjadi bintang kecil berwarna putih yang dingin atau ‘cool white dwarf’ (karena benar2 kehabisan bahan bakarnya).
Hari kiamat adalah hari kehancuran bumi. Hari kiamat yang tertera di dalam Al-Quran ternyata dapat dibuktikan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan. Lihat artikel yang dipublikasikan ‘live science’ di atas. Dikatakan bahwa ketika matahari memasuki tahap ‘red giant star’ maka gravitasi di inti matahari akan menyedot (seperti ‘vacuum cleaner’) seluruh benda2 langit yang memiliki massa yang lebih rendah dari matahari yang berada di dekat matahari, termasuk bumi. Ketika matahari menyedot bumi, itu akan menyebabkan guncangan yang hebat di bumi seperti yang tertera di dalam surat Az-Zalzalah ayat 1 “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat”

Kemudian garis bawahi dan cetak tebal pada kata “yang akan menguapkan segala sesuatu yang ada di bumi”. Kalau begitu benar yang tertera di dalam Surat Al-Qari’ah ayat 4 “Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan” dan ayat 5 “Dan gunung2 seperti bulu2 yang dihambur2kan” dan juga yang tertera pada Surat Az-Zalzalah ayat 2 “Dan bumi telah mengeluarkan beban2 berat (yang dikandung) nya”. “Yang akan menguapkan segala sesuatu yang ada di bumi” berarti benar bahwa gunung2, isi perut bumi yang terkandung di dalamnya beserta manusia akan beterbangan pada saat itu karena bumi di sedot matahari, gravitasi matahari akan mengalahkan gravitasi bumi, sehingga hilanglah gravitasi di bumi. Berarti disini ada kesesuaian antara Al-Quran dengan ilmu pengetahuan.

Setelah bumi disedot matahari, bumi menyatu dengan matahari. Bumi lalu dikremasi matahari, kemudian abu dari bumi berhamburan di luar angkasa.

Hal ini membuktikan kebenaran Al-Quran. Benar bahwa Al-Quran berasal dari Allah SWT, bukan buatan Nabi Muhammad SAW. Mana mungkin Nabi Muhammad SAW mengetahui tentang kiamat, peristiwa di masa depan, kecuali dari Allah SWT. Dan ternyata hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang tertera di dalam Al-Quran surat Al-Haqqah (surat ke-69) ayat 43-47 dan ayat 51
Ayat 43 : “Ia (Al-Quran) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam”
Ayat 44 : “Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas nama (Kami)”
Ayat 45 : “Pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya”
Ayat 46 : “Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya”
Ayat 47 : “Maka tidak seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya)”
Ayat 51 : “Dan sungguh, Al-Quran itu kebenaran yang meyakinkan”

Surat At-Takwir (surat ke-81) ayat 19 :
“Sesungguhnya (Al-Quran) itu benar2 firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril)”

Inilah berita aslinya di ‘live science’ itu :
What Will Happen to Earth When the Sun Dies?

Space.com and Life’s Little Mysteries Staff
December 01, 2010 09:41am ET
The sun is dying, and when it finally kicks, it will take Earth with it. We probably won’t be around to see it, though: The sun’s death throes will have taken out life here well before it swallows the planet.
The good news? We’ve got a very, very long time before any of this happens.
A panel of scientists at the annual meeting of the American Association for the Advancement of Science described the situation in 2000, and it still holds true. Astronomers generally agree that the sun will burn up its hydrogen fuel supply sometime in the next 5 billion to 7 billion years. As it does, gravity will force the sun to collapse into its core, which will ratchet up the heat on the remaining hydrogen and cause the sun to expand into a red giant.

At this point, the sun will swallow the Earth.
“Earth will end up in the sun, vaporizing and blending its material with that of the sun,” said Iowa State University’s Lee Anne Willson. “That part of the sun then blows away into space, so one might say Earth is cremated and the ashes are scattered into interstellar space.”

By then, the sun will be hot enough to burn all its stored helium and the sun will fluctuate in size. The sun isn’t quite massive enough to explode in an awesome supernova, so it will merely collapse into a relatively cool white dwarf.


Perhaps a moot point, though, because we’ll most likely be long dead before this occurs. As the sun revs up to its red giant phase, it’s getting about 10 percent brighter every billion years. At that rate, scientists estimate that all the water on the planet will evaporate in the next billion years.



sumber dari: hanifahhany.wordpress.com

belajar Makhraj yang betul




Surah Al-Qariah



sumber dari: pendidikislamtahun3.wordpress.com

Calligraphy & Designed -Al-Qari'ah







sumber dari: kashifjan.wordpress.com

Tafseer in Urdhu Surah Al-Qariah,







sumber dari: urduplanet.com

Ahmed Alajmy Sura Al-Qariah




Ahmed Alajmy Sura Al-Qariah



sumber dari: alihssen.com

Wednesday, 17 July 2013

Surah 101







1.  Hari kiamat,
2.  Apakah hari kiamat itu?
3.  Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
4.  Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5.  Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6.  Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7.  Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8.  Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9.  Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10.  Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11.  (yaitu) api yang sangat panas.



sumber dari: dashartcubixm.blogspot.com

Destruction (Kieyamah)




Yaum-al-Qiyamah, are we prepared?


Allah (STW) Sent Us In This Planet (Earth), and at a time We have to return to the Allah(SWT). In The Last day of this world, Allah will Destroy this universe (What was created only for us) to start Judgment  of each person. What will happen in the time of destruction Allah Informed us in the Holy Al-Quran….Some of those verses are here.

In Surath Al-Mu'minun
18. And We send down water from the sky according to (due) measure, and We cause it to soak in the soil; and We certainly are able to drain it off (with ease).
45. Then We sent Moses and his brother Aaron, with Our Signs and authority manifest,
46. To Pharaoh and his Chiefs: but these behaved insolently: they were an arrogant people.

In Surath Ya-Sin
51. The trumpet shall be sounded, when behold! from the sepulchers (men) will rush forth to their Lord!
In Surath Al-Haj
2. The Day ye shall see it, every mother giving suck shall forget her suckling- babe, and every pregnant female shall drop her load (unformed): thou shalt see mankind as in a drunken riot, yet not drunk: but dreadful will be the Chastisement of Allah.
7. And verily the Hour will come: there can be no doubt about it, or about (the fact) that Allah will raise up all who are in the graves.

In Surath Al-'Anbya
 104. The Day that We roll up the heavens like a scroll rolled up for books (completed),- even as We produced the first creation, so shall We produce a new one: a promise We have undertaken: truly shall We fulfill it.

In Surath 'Ali `Imran
185. Every soul shall have the taste of death: And only on the Day of Judgment shall you be paid your full recompense. Only he who is saved far from the Fire and admitted to the Garden will have succeeded: For the life of this world is but goods and chattels of deception.

In Surath An-Nahl
77. To Allah belongeth the Unseen of the heavens and the earth. And the matter of the Hour (of Judgment) is as the twinkling of an eye, or even quicker: for Allah hath power over all things.
In Surath At-Tur
9. On the Day when the firmament will be in dreadful commotion.
10. And the mountains will move.
11. Then woe that Day to the rejecters (of truth);-
In Surath Al-Qiyamah
8. And the moon is buried in darkness.
9. And the sun and moon are joined together,-
10. That Day will Man say: "Where is the refuge?"
11. By no means! No place of safety!
12. Before thy Lord (alone), that Day will be the place of rest.

In Surath 'Ibrahim
42. Think not that Allah doth not heed the deeds of those who do wrong. He but giveth them respite against a Day when the eyes will fixedly stare in horror,-
43. They running forward with necks outstretched, their heads uplifted, their gaze returning not towards them, and their hearts a (gaping) void!

In Surath An-Naml
87. And the Day that the Trumpet will be sounded - then will be smitten with terror those who are in the heavens, and those who are on earth, except such as Allah will please (to exempt): and all shall come to Him in utter humility.
88. Thou seest the mountains and thinkest them firmly fixed: but they shall pass away as the clouds pass away: (such is) the artistry of Allah, who disposes of all things in perfect order: for He is well acquainted with all that ye do.

In Surath Taha
105. They ask thee concerning the Mountains: say, "My Lord will uproot them and scatter them as dust;
106. "He will leave them as plains smooth and level;
107. "Nothing crooked or curved wilt thou see in their place."
108. On that Day will they follow the Caller (straight): no crookedness (in) him: all the voices will be hushed to the Most Gracious: so that thou hearest not but murmuring.
109. On that Day shall no intercession avail except for those for

In Surath Ad-Dukhan
10. Then watch thou for the Day that the sky will bring forth a kind of smoke (or mist) plainly visible,
11. Enveloping the people: this will be a Chastisement Grievous.
12. (They will say:) "Our Lord! remove the Chastisement from us, for we do really believe!"
In Surath Al-Muzzammil
17. Then how shall ye, if ye deny (Allah), guard yourselves against a Day that will make children hoary-headed?-
18. Whereon the sky will be cleft asunder? His Promise needs must be accomplished.
In Surath Al-Qari`ah
1. The (Day) of Clamor:
2. What is the (Day) of Clamor?
3. And what will explain to thee what the (Day) of Clamor is?
4. (It is) a Day whereon men will be like moths scattered about,
5. And the mountains will be like carded wool.
6. Then, he whose balance (of good deeds) will be (found) heavy,
7. Will be in a life of good pleasure and satisfaction.
8. But he whose balance (of good deeds) will be (found) light,-
9. Will have his home in a (bottomless) Pit.
10. And what will explain to thee what this is?
11. (It is) a Fire Blazing fiercely!
In Surath An-Naba'
18. The Day that the Trumpet shall be sounded, and ye shall come forth in crowds;
19. And the heavens shall be opened as if there were doors,
20. And the mountains shall vanish, as if they were a mirage.

In Surath Al-Haqqah
13. Then, when one blast is sounded on the Trumpet,
14. And the earth is moved, and its mountains, and they are crushed at one stroke,-
15. On that Day shall the (Great) Event come to pass.
16. And the sky will be rent asunder, for it will that Day be flimsy,
In Surath Al-Mursalat
10. When the mountains are scattered (to the winds) as dust;
11. And when the messengers are (all) appointed a time (to collect);-
12. For what Day are these (portents) deferred?
13. For the Day of Sorting out.
14. And what will explain to thee what is the Day of Sorting out?
15. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
16. Did We not destroy the men of old (for their evil)?
17. So shall We make later (generations) follow them.
18. Thus do We deal with men of sin.
19. Ah woe, that Day, to the Rejecters of Truth!
In Surath Ar-Rahman
27. The Companions of the Right Hand,- What will be the Companions of the Right Hand?
37. Full of love (for their mates), equal in age,-

In Surath Al-Ma`arij
The Day that the sky will be like molten brass,
9. And the mountains will be like wool,
10. And no friend will ask after a friend.
In Surath. Al-'Inshiqaq
1. When the Sky is rent asunder,
2. And hearkens to (the Command of) its Lord, and it must needs (do so);-
3. And when the earth is flattened out,
4. And casts forth what is within it and becomes (clean) empty,
In Surath At-Takwir
1. When the sun (with its spacious light) is folded up;
2. When the stars fall, losing their luster;
3. When the mountains vanish (like a mirage);
4. When the she-camels, ten months with young, are left untended;
5. When the wild beasts are herded together (in human habitations);
6. When the oceans boil over with a swell;
7. When the souls are sorted out, (being joined, like with like);
8. When the female (infant), buried alive, is questioned -
9. For what crime she was killed;
10. When the Scrolls are laid open;
11. When the sky is unveiled;
12. When the Blazing Fire is kindled to fierce heat;
13. And when the Garden is brought near;-
14. (Then) shall each soul know what it has put forward.
15. So verily I call to witness the Planets - that recede,
16. Go straight, or hide;
17. And the Night as it dissipates;
18. And the Dawn as it breathes away the darkness;-
19. Verily this is the word of a most honorable Messenger,
20. Endued with Power, held in honor by the Lord of the Throne,
21. With authority there, (and) faithful to his trust.

In Surath Al-'Infitar
1. When the Sky is cleft asunder;
2. When the Stars are scattered;
3. When the Oceans are suffered to burst forth;
4. And when the Graves are turned upside down;-
5. (Then) shall each soul know what it hath sent forward and (what it hath) kept back.

In Surath `Abasa
34. That Day shall a man flee from his own brother,
35. And from his mother and his father,
36. And from his wife and his children.
37. Each one of them, that Day, will have enough concern (of his own) to make him indifferent to the others.

sumber dari: secret2100.blogspot.com

Read the Qur'an with Tartil






No single word in English can express the full meaning of Tartil. In Arabic it means reading without haste, distinctly, calmly, in measured tone, with thoughtful consideration, wherein tongue, heart and limbs are in complete harmony.

This is the desired way of reading the Qur'an which Allah instructed His Messenger in the very beginning to follow when he was told to spend major parts of his nights standing in prayer and reading the Qur'an (al-Muzzammil 73: 4). The reason for sending down the Qur'an slowly and gradually, says Allah, was so that: 'We may strengthen your heart thereby' (al-Furqan 25: 32).

Thus Tartil is a significant factor in bringing the heart and the reading of the Qur'an together, in imparting strength and intensity. Tartil, as compared to hasty babbling, manifests reverence and awe, allows for reflection and understanding, and makes an indelible impression upon the soul.

Abdullah Ibn 'Abbas is reported to have said: 'I consider reading Surahs al-Baqarah [2] and Al 'Imran [3] with Tartil better for me than reading the entire Qur'an hastily. Or, reading Surahs like al-Zalzalah [99] and al-Qari'ah [101] with Tartil and reflection is better than reading al-Baqarah and Al 'Imran.'

Tartil implies not only calmness, distinctness, pause and reflection, and harmony of heart and body, but will also lead to the compulsive repetition of some words or some Ayahs. For, once the heart becomes absorbed and one with a particular Ayah, every time you read it you derive a new taste and pleasure from it. And reading again and again, as we have said, brings the state of heart in harmony with what you are reading.

The Prophet, blessings and peace be on him, is reported to have once repeated, 'In the name of God, the Mostmerciful, the Mercy-giving' twenty times (Ihya'). Once he spent a whole night repeating, 'If Thou punishest them, they are Thy slaves; If Thou forgivest them, Thou art Mighty and Wise' (al-Ma'idah 5: 118) (Nasa'i, Ibn Majah). Sa'id Ibn Jubayr once kept repeating the verse, 'Separate yourselves today [Day of Judgement], O guilty ones!' [Ya Sin] and kept weeping and shedding tears (Ihya').


sumber dari: afifichestclinic.ning.com

Memorising Surah Al-Qari`ah







sumber dari: zaufishan.co.uk

Friday, 31 May 2013

Gambaran Hari Kiamat







Firman Allah SWT:
Hari kiamat.

Sayid Qutub berkata: Ia disebut menunggal tanpa sebarang penerangan kerana kata-kata itu sendiri sudah cukup menyampaikan saranan yang mengerikan. Kemudian disusuli pertanyaan yang menggerunkan.

Firman Allah SWT:
Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?

Al-Mawardi berkata: Apakah hari kiamat itu mempunyai dua maksud:
nHari kiamat sendiri yang ditafsirkan selepas itu.
nAzab yang menakutkan semua hati manusia.
Dinamakannya qari'ah bagi setiap yang sukar dan pedih.
Pengulangan qari'ah sebagai tanda membesarkannya.

Firman Allah SWT:
Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran.

Berkenaan dengan perkataan firash sebagai perumpamaan mempunyai dua maksud:
nSegala benda yang berterbangan seperti nyamuk dan lainnya termasuk juga belalang.
Inilah pendapat al-Farra'.
nBurung yang jatuh ke dalam api bukan semata-mata nyamuk dan juga lalat.
Inilah pendapat Abu Ubaidah dan Qatadah.

Firman Allah SWT:
Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Al-Sawi berkata: Allah SWT menyamakan manusia dengan keadaan gunung-ganang, dengan tujuan memberikan peringatan bahawa kegemparan dan kegoncangan yang berlaku yang meliputi semua makhluk termasuk gunung bagai bulu yang berterbangan tanpa haluan.
Demikian juga keadaannya dengan manusia. Mereka menjadi bingung serta panik disebabkan keadaan itu dan kemudian, amalan mereka dihisab lalu amalan mereka diberikan balasan.
Sayid Qutub berkata: Inilah pemandangan pertama bagi hari kiamat yang menggemparkan setiap pemandangan yang menggoncangkan hati dan menggigilkan segenap sendi.
Setiap pendengar merasa segala sesuatu yang tercacak kukuh di bumi hancur lebur menjadi debu-debu yang berterbangan. Kemudian tibalah babak akhir seluruh manusia di hari itu.

Firman Allah SWT:
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya. Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Sayid Qutub berkata: Makna asalnya ibu. Ibu adalah tempat kanak-kanak mencari perlindungan sedangkan ibu tempat kembali bagi orang-orang yang ringan timbangan amalnya dan mencari perlindungan pada hari itu ialah neraka Hawiyah.
Pengungkapan sangat indah dan memberi imbangan makna yang khusus. Ia merupakan kenyataan yang tidak jelas sebagai persediaan untuk diiringi dengan penjelasan yang menjadikan kesannya bertambah mendalam lagi.

Firman Allah SWT:
Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

Ia merupakan nama daripada nama-nama neraka. Dinamakan demikina kerana jauh dasarnya. Ada riwayat menyebut ahli neraka sampai ke bawah jatuh akan mengambil masa 70 tahun.

Firman Allah SWT:
(Iaitu) api yang sangat panas.

Sayid Qutub berkata: Itulah ibu tempat kembalinya orang-orang yang ringan timbangan amalnya. Biasanya, pada ibulah terdapat keamanan dan ketenangan, tetapi malangnya orang ini mendapat neraka yang amat panas. Ini suatu ungkapan yang menimbulkan rasa terkejut yang membayangkan hakikat kejam.

Penutup

Sayid Qutub dalam Fi Zilal al-Quran berkata:
Berat ringan timbangan amalan itu menyarankan adanya amalan-amalan yang bernilai dan dihargai Allah SWT. Dan adanya amalan yang tidak bernilai tidak dihargai Allah SWT.
Inilah keseluruhan yang dapat difahami dari ungkapan ayat ini. Inilah yang dimaksudkan Allah dengan firman-Nya itu.
Percubaan menceburkan diri dalam perdebatan aqliyah dan lafziyah mengenai maksud-maksud ungkapan ayat itu merupakan perbuatan biadap terhadap al-Quran, di samping usaha sia-sia didorong kekosongan hidup yang menghalangi seseorang memberi perhatian yang sebenar terhadap al-Quran dan Islam.

Semoga kita menjadi golongan yang mendapat kurniaan Allah SWT, Amin.


sumber dari: nurulsyuhadamelor.blogspot.com

Saturday, 5 November 2011

Al-Qari'ah -pengajaran

like moths to a flame ...



Surat ini mengandung banyak pelajaran penting bagi manusia.
Beberapa di antaranya adalah:

Pertama, kepastian dan hakikat Hari Kiamat. Secara tegas surat ini memastikan kedatangan Hari Kiamat. Hari itu adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Hal ini ditandai dengan kehancuran alam semesta yang menjadi tempat kehidupan manusia di dunia. Gunung-gunung yang terlihat kokoh porak-poranda seperti bulu yang diterbangkan. Manusia pun berlarian dan berpencaran tak tentu arah.

Gambaran kehancuran alam semesta ini banyak diberitakan dalam al-Quran. Pada hari itu bumi diguncangkan dengan goncangan yang keras. Saat itu, bumi mengeluarkan beban berat yang dikandungnya (Lihat: QS al-Zalzalah [99]: 1-2). Langit terbelah, bintang-bintang jatuh berserakan dan lautan meluap (QS al-Infithar [82]: 1-3). Langit digulung dan lautan dipanaskan (QS at-Takwir [81]: 1 6). Masih banyak lagi kejadian lain yang diberitakan dalam al-Quran yang menggambarkan berakhirnya kehidupan dunia. Kejadian tersebut demikian dahsyat sehingga manusia berlarian pontang-panting tak tentu arah. Tidak lagi mempedulikan saudara, ayah dan ibunya, istri dan anaknya. Semuanya disibukkan dengan urusannya masing-masing (QS Abasa [80]: 34-37).

Kedua, nasib manusia setelah Kiamat. Kehancuran kehidupan dunia bukan berarti berakhir pula perjalanan hidup manusia. Setelah kehidupan dunia berakhir, manusia akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya di dunia. Dalam surat ini diberitakan, amal manusia di dunia akan ditimbang. Standar baik atau buruk amal manusia tentu didasarkan pada syariah yang telah diturunkan-Nya.

Orang-orang yang timbangan kebaikannya lebih berat ditempatkan ke dalam kehidupan yang menyenangkan: surga. Termasuk dalam cakupan ini adalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab, sebuah kehidupan yang amat disenangi manusia. Di dalamnya mereka mendapatkan segala yang diminta (Lihat: QS Yasin [36]: 57). Gambaran tentang kenikmatan surga tersebut diberitakan dalam banyak ayat.

Sebaliknya, orang-orang yang timbangan keburukannya lebih berat atau bahkan sama sekali tidak ada yang layak ditimbang, tempat tinggal mereka adalah neraka. Dalam surat ini disebutkan salah satunya adalah Neraka Hawiyah; neraka yang apinya sangat panas. Mengenai panasnya api neraka, bisa disimak dalam Hadits an-Nu’man bin Basyir ra. yang pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَةٌ يَغْلِى مِنْهَا دِمَاغُهُ

Sesungguhnya azab yang paling ringan dari penghuni neraka pada Hari Kiamat ialah seorang yang diletakkan pada kedua telapak kakinya sepotong bara api yang menyebabkan otaknya mendidih (Muttafaq ‘alaih).



Patut ditegaskan, dahsyatnya azab itu merupakan balasan yang seimbang dengan perbuatan yang dilakukan manusia (Lihat: QS an-Naba’ [78]: 26). Tidak ada seorang pun yang dizalimi dan tidak dibalas kecuali apa yang telah dikerjakan (Lihat: QS Yasin [36]: 54). Demikian pula dengan pahala dan surga yang diberikan kepada orang yang bertakwa. Kenikmatan itu merupakan balasan atas kebaikan yang dilakukan; sekaligus sebagai pemberian dari Allah SWT (Lihat: QS an-Naba’ [78]: 36).

Inilah nasib manusia yang sesungguhnya. Maka dari itu, agar kita terhindar dari neraka sekaligus bisa mendapatkan surga, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengokohkan keimanan dan bersegera menggiatkan amal shalih. Sekaranglah waktunya. Bukan besok atau lusa. Semoga kita termasuk orang yang timbangan kebaikannya mengalahkan keburukan.

Al-Qari'ah -tafsir






Allah SWT berfirman: Al-Qâri’ah. Menurut kebanyakan mufassir, makna al-Qâri’ah adalah al-Qiyâmah (Hari Kiamat). Bahkan Fakhruddin ar-Razi menegaskan, pengertian ini telah menjadi kesepakatan.2 Dengan demikian, al-Qâri’ah merupakan salah satu nama Hari Kiamat, sebagaimana al-Hâqqah, ath-Thâmmah, ash-Shâkhkhah, al-Ghâsyiyah, dan lain-lain.3

Menurut Ibnu ‘Abbas, disebut al-Qâri’ah karena Hari Kiamat menggetarkan hati dengan ketakutan dan menggentarkan musuh-musuh Allah dengan azab. Orang Arab mengatakan, “Qara’at-hum al-qâri’ah,” ketika terjadi peristiwa yang mengerikan (amr fazhî’).4 Menurut al-Khazin, pada asalnya kata al-qar’u berarti ash-shawt asy-syadîd (suara yang amat keras).5

Kemudian Allah SWT berfirman: Mâ al-Qâri’ah? Ini merupakan kalimat istifhâm yang berarti: Ayyu syay’[in] hiya al-qâri’ah (Apakah al-Qari’ah itu).6 Bentuk istifhâm di sini berguna li at-ta’zhîm wa at-tafkhîm li sya’nihâ (untuk mengagungkan dan membesarkan urusannya).7

Ditegaskan lagi dalam ayat berikutnya: Wa mâ adrâka mâ al-qâri’ah? Menurut asy-Syaukani dan al-Qinuji, ayat ini merupakan ta’kîd li syiddatihâ wa mazîd fazhâ’atihâ (menegaskan kedahsyatan dan menambah kengeriannya) sehingga seolah-olah keluar dari wilayah pengetahuan makhluk disebabkan karena tidak bisa dijangkau oleh ilmu seorang pun dari mereka.8 Redaksi ayat-ayat ini sama dengan QS al-Haqqah [69]: 1-3.

Selanjutnya peristiwa yang terjadi pada hari itu diberitakan: Yawma yakûnu an-nâs ka al-farâsy al-mabtsûts (Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran). Pada saat itu keadaan manusia digambarkan seperti al-farâsy al-mabtsûts. Menurut asy-Syaukni, al-farâsy itu adalah binatang terbang yang berjatuhan pada cahaya dan lampu. Bentuk tunggalnya al-farasyah. Menurut al-Farra’, al-farâsy adalah binatang yang terbang, seperti nyamuk dan lainnya. Belalang juga termasuk di dalamnya; sedangkan al-mabtsûts berarti al-mutafarriq wa al-muntasyir (berpencaran dan bertebaran).9

Menurut Qatadah, mereka diserupakan dengan anai-anai yang terpencar-pencar dan beterbangan dalam hal banyaknya, bertebarannya, kelemahannya, kehinaannya, kedatangan maupun kepergiannya yang tanpa aturan tertentu, dan terbang menuju Pemanggil dari semua arah ketika Allah memanggil mereka ke Padang Mahsyar.10

Al-Khazin juga menuturkan, diserupakan manusia dengan farasy karena binatang tersebut beterbangan tidak menuju pada satu arah yang sama. Ini menunjukkan, ketika dibangkitkan para makhluk tersebut berpencaran; masing-masing menuju kepada arah yang berbeda.11 Dalam ayat lain ia diserupakan dengan belalang yang bertebaran (Lihat: QS al-Qamar [54]: 7).

Peristiwa lainnya disebutkan dalam ayat berikutnya: Wa takûnu al-jibâl ka al-‘ihn al-manfûsy (dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan). Gunung-gunung yang besar dan kokoh itu juga porak-poranda pada Hari Kiamat. Saat itu, gunung digambarkan seperti al-‘ihn al-manfûsy. Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, al-Hasan, Qatadah, Atha’, al-Khurasani, adh-Dhahhak dan as-Sudi memaknai al-‘ihn adalah ash-shawf (bulu).12 Sebagaimana dikutip al-Qurthubi, menurut ahli bahasa kata al-‘ihn berarti ash-shawf al-masbûgh (bulu yang diwarnai). Tidak disebut al-ihn kecuali telah diwarnai dengan aneka warna.13

Patut dicatat, gunung yang diciptakan Allah SWT itu memang berwarna-warni (Lihat: QS Fathir [35]: 27)

Menurut az-Zamakhsyari, dikatakan al-manfûsy disebabkan karena bagian-bagiannya yang terpisah-pisah.14 Gambaran itu menunjukkah dahsyatnya guncangan yang terjadi pada Hari Kiamat. Demikian dahsyatnya hingga gunung-gunung yang terlihat besar, tinggi dan kokoh itu pun porak-poranda laksana bulu-bulu berhamburan (Lihat juga: QS al-Ma’arij [70]: 9; QS al-Muzzammil [73]: 14).

Penggabungan berita tentang keadaan manusia dan gunung seolah-olah Allah SWT memberitakan dahsyatnya pengaruh Hari Kiamat itu. Jika gunung-gunung yang besar, kuat dan kokoh itu bagaikan bulu-bulu berhamburan, lalu bagaimana keadaan manusia yang lemah ketika mendengar suara al-qâri’ah itu.15

Kemudian diberitakan kejadian lainnya yang menyangkut nasib manusia. Allah SWT berfirman: Fa ammâ man tsaqulat mawâzînuhu (adapun orang-orang yang berat timbangan [kebaikan]nya). Kata al-mawâzîn merupakan jamak dari kata al-mawzûn (yang ditimbang), yakni amal yang memiliki timbangan dan takaran di sisi Allah. Bisa juga kata ini adalah jamak dari al-mîzân (timbangan).16 Pada hari itu, amal perbuatan yang dilakukan manusia semasa di dunia ditimbang. Dalam ayat ini diterangkan mengenai orang yang kebaikannya melebihi keburukannya. Sebab, pengertian tsaqulat mawâzînuhu adalah rajahat mawâzînu hasânatihi (timbangan kebaikannya lebih berat).17

Terhadap mereka, Allah SWT berfirman: Fahuwa fî ‘îsyah râdhiyyah (maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan). Dijelaskan al-Qurthubi dan ar-Razi, frasa ‘îsyah râdhiyyah berarti ‘îsy mardhiy (kehidupan yang disenangi), yakni disenangi oleh pelakunya. Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan ‘îsyah râdhiyyah tak lain adalah surga. Sebagaimana dinyatakan as-Samarqandi, dalam kehidupan tersebut tidak ada kematian, kefakiran, kesakitan dan ketakutan. Dengan kata lain, kehidupannya aman dari segala ketakutan dan kefakiran.18

Keadaan sebaliknya diterangkan dalam ayat-ayat berikutnya: Wa ammâ man khaffat mawâzînuhi (adapun orang-orang yang ringan timbangan [kebaikan]nya). Artinya, keburukannya mengalahkan kebaikannya; atau tidak ada kebaikan baginya yang bisa dihitung.19 Termasuk dalam cakupan ayat ini adalah orang-orang kafir yang amalnya terhapus dan tidak dilakukan penimbangan (Lihat: QS al-Kahfi [18]: 105).

Balasan terhadap mereka adalah: Fa ummuhu hâwiyah (maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah). Pengertian ummuhu di sini adalah ma’wâhu (tempat tinggal, tempat perlindungannya). Menurut an-Nasafi, ungkapan tersebut merupakan tasybîh (perumpamaan). Sebab, al-umm adalah ma’wâ al-walad wa mafza’ahu (tempat berlindung dan minta perolongan).20 Adapun hâwiyah adalah salah satu nama neraka.21Pengertian tersebut dapat disimpulkan dari ayat-ayat berikutnya sehingga fa ummuhu hâwiyah berarti maskanahu wa ma’wâhu an-nâr (tempat tinggalnya adalah neraka).22 Qatadah juga mengartikan fa ummuhu hâwiyah sebagai fa mashîruhu an-nâr (tempat kembalinya neraka). Disebut ummuhu karena menjadi tempat kembali dan tempat tinggalnya.23

Dalam ayat berikutnya Allah SWT berfirman: Wa mâ adrâka mâ hiyah (Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu?). Pada asalnya mâ hiya; kemudian dimasuki huruf al-hâ’. Sebagaimana ayat ketiga, kalimat istifhâm ini juga menunjukkan ta’zhîm[an] li syiddatihâ (mengagungkan kedahsyatannya).24

Kemudian dijelaskan dalam akhir surat ini: nâr[un] hâmiyah ([yaitu] api yang sangat panas). Dijelaskan al-Qurthubi, frasa tersebut bermakna syadîd al-harârah (panas yang luar biasa). Menurut an-Nasafi, ungkapan ini menunjukkan pengertian panasnya hingga puncak. As-Samarqandi juga menuturkan, frasa tersebut bermakna panas, yang panasnya mencapai puncaknya.25

Al-Qari'ah -terjemahan

http://pejuangsyariahdankhilafah.files.wordpress.com/2010/12/melakarcintadisyurga.jpg?w=300



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

  1. الْقَارِعَةُ Hari Kiamat,
  2. مَا الْقَارِعَةُ apakah hari Kiamat itu?
  3. وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
  4. يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,
  5. وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
  6. فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,
  7. فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
  8. وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,
  9. فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
  10. وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
  11. نَارٌ حَامِيَةٌ (iaitu) api yang sangat panas.


Laman ini diubah buat kali terakhir pada 11:04, 30 Mei 2011.

  • Terma-terma tambahan mungkin terpakai. Lihat Terma-Terma Penggunaan untuk butiran lanjut.