Showing posts with label Al-Qasas. Show all posts
Showing posts with label Al-Qasas. Show all posts

Friday, 6 June 2014

Memandang Harta





persahabatanindahnyawordpresscom


Harta merupakan salah satu benda dunia yang dihamparkan Allah untuk manusia (QS Ali Imron: 14).

Ada tiga golongan manusia dalam memandang harta. Golongan pertama beranggapan bahwa harta adalah tujuan hidup mereka. Mereka mencintai, menggandrungi, mengejar, lalu bergantung pada harta seperti seorang bayi yang bergantung kepada ASI.

Mereka adalah orang-orang materialis yang tidak memiliki suatu idealisme. Islam hal itu sebagai perbuatan sia-sia dan batal. “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan“ (QS Hud: 15-16).

Kaum materialis yang hanya mengejar kepentingan dunia ini disebut sebagai orang-orang kafir yang seperti binatang. “Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahanam adalah tempat tinggal mereka“ (QS Muhammad: 12).

Golongan kedua adalah kebalikan dari golongan pertama, yaitu mereka yang hidup zuhud, mengelak dari kemewahan harta benda dunia. Mereka tidak kawin, tidak berpakaian. Mereka adalah para pendeta Buddha, Hindu, Yahudi, Nasrani dan orang-orang sufi Muslim. Jumlah mereka amat sedikit.
Terhadap golongan kedua ini, Al Quran mengatakan, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas“ (QS Al-Maidah: 87).

Cara-cara kependetaan tidak dibenarkan dalam Islam. “Dan mereka mengada-adakan rahbaniyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya“ (QS Al-Hadid: 27).

Golongan ketiga inilah yang dibenarkan Islam. Mereka bekerja mencari rezeki, memakmurkan dunia tetapi mereka tidak tenggelam atau larut dalam gebyar dunia. Mereka berpendapat bahwa harta benda dunia adalah modal ibadah kepada Allah. Mereka mengikuti perintah Allah, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.“ (QS Al-Qashas: 77).

Al Quran pun mengajarkan keseimbangan dunia dan akhirat seperti. “Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bagian dari yang mereka usahakan. Dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.“ (QS Al-Baqarah: 202).

Wallahu a’lam.



sumber dari: persahabatanindahnya.wordpress.com/

Saturday, 5 April 2014

Surah Al Qasas ayat 77









sumber dari: http://binikumualaf.blogspot.com/

The Virtue of Recitation of Surah Al-Qasas





بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


In The Name of Allah, The Beneficent, The Merciful

The holy Prophet (S) in a tradition said:

“The one who recites Surah Al-Qasas will be given ten rewards as many as the number of all those who assented Moses and those who rejected him, and there is no angel in the heavens and the earth but he will attest to his rightfulness in Hereafter.”1

Imam Sadiq (as) in another tradition says:

“The one who recites suras Al-Qasas, An-Naml, and Ash-Shu‘ara by the night before Friday, he will be of the friends of Allah, will be nigh to Him, and will be supported by Him; and in this world he will not encounter a sever poverty, insecurity and disquiet, and in Hereafter Allah will bestow on him so much merits that he will be pleased and even more than being pleased.”2

It is evident that all of these rewards will be given to the one who, by reciting this Surah, tries to be in the row of Moses (as), the true believers, and those who struggle against the wrongdoers such as Pharaoh and Korah.

When confronting the difficulties, he must not knee before the enemies and accept the disgrace of submission, for all these many rewards are not given to anyone cheaply. They are specified to those who usually recite the Surah, contemplate its content, and fulfil them accordingly.



sumber dari: http://www.al-islam.org/

Surah Al-Qasas ayat 15






وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَذَا مِن شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِن شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ قَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ


Dan masuklah ia ke bandar (Mesir) dalam masa penduduknya tidak menyedarinya, lalu didapatinya di situ dua orang lelaki sedang berkelahi, - seorang dari golongannya sendiri dan yang seorang lagi dari pihak musuhnya. Maka orang yang dari golongannya meminta tolong kepadanya melawan orang yang dari pihak musuhnya; Musa pun menumbuknya lalu menyebabkan orang itu mati. (pada saat itu) Musa berkata: "Ini adalah dari kerja Syaitan, sesungguhnya Syaitan itu musuh yang menyesatkan, yang nyata (angkaranya) ".
 
 
And he entered the city at a time of carelessness of its folk , and he found therein two men fighting , one of his own caste , and the other of his enemies ; and he who was of his caste asked him for help against him who was of his enemies . So Moses struck him with his fist and killed him . He said : This is of the devil ' s doing . Lo! he is an enemy , a mere misleader .
 
 
乘城里的人疏忽的时候,他走进城来,并在城里发现了两个人正在争斗,这个是属于他的宗族,那个是属于他的敌人,属于同族的人要求他帮着对付他的敌人,穆萨就把那敌人一拳打死。他说:“这是由于恶魔的诱惑,恶魔确是迷人的明敌。”




sumber dari: http://www.mymasjid.net.my/

His Face -Surah Al-Qasas 28:88






sumber dari: http://islamicartdb.com/search/al-qasas


Dua of Prophet Musa (as)





رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

"My Lord, indeed I am in need of whatever good you send down to me."
al-quran 28:24



sumber dari: http://islamicartdb.com/








Al Qasas (The Story) – Verses 1 – 7












sumber dari: http://readwithmeaning.wordpress.com/

Al-Qasas 28:70 Islamic Calligraphy







sumber dari: http://freeislamiccalligraphy.com/

Ahsan Al-Qasas





Ahsan al Qasas (Surah Yusuf)




sumber dari: http://akstore.com/

Friday, 4 April 2014

Réfléchir aux versets du Coran





athee-croyant-intelligence


Le coran constitue la dernière révélation que les êtres humains ont reçu de la part de Dieu, il incombe donc à chaque individu d’étudier ce livre et de méditer sur son contenu , Dieu atteste que le Coran fut révélé afin que les gens réfléchissent à ses versets :
[Voici] un Livre béni que Nous avons fait descendre vers toi, afin qu’ils méditent sur ses versets et que les doués d’intelligence réfléchissent’ (Sourate Sâd, 29)
Dieu souligne l’importance de la réflexion. Ainsi, on retrouve souvent dans le Coran des phrases comme : "Ne réfléchissez-vous point ?" et "voilà des signes pour ceux qui réfléchissent". Les appels à la réflexion et les sujets de méditation sont illimités. Dieu invite les gens à méditer sur de nombreux sujets, tel l’ordre extraordinaire de l’univers, les êtres vivants sur terre, les systèmes parfaits de ces êtres vivants, les événements qu’il vit, les bienfaits que Dieu crée continuellement, les calamités envoyées aux incrédules, le paradis, l’enfer, l’éternité… Chaque sujet auquel nous réfléchissons nous confère une meilleure appréciation de l’omnipotence, la sagesse, la science, l’art et les autres attributs d’Allah.
Allah invite l’homme à réfléchir sur sa propre création
Et l’homme dit: "Une fois mort, me sortira-t-on vivant?" L’homme ne se rappelle-t-il pas qu’avant cela, c’est Nous qui l’avons créé, alors qu’il n’était rien? (Sourate Mariam, 66-67)
Allah invite les gens à réfléchir sur la création de l’univers.
Certes la création des cieux et de la terre, dans l’alternance de la nuit et du jour, dans le navire qui vogue en mer chargé de choses profitables aux gens, dans l’eau qu’Allah fait descendre du ciel, par laquelle Il rend la vie à la terre une fois morte et y répand des bêtes de toute espèce, dans la variation des vents, et dans les nuages soumis entre le ciel et la terre, en tout cela il y a des signes, pour un peuple qui raisonne. (Sourate Al-Baqarah, 164)
Allah invite les gens à réfléchir sur la nature temporaire de ce monde:
La vie présente est comparable à une eau que Nous faisons descendre du ciel et qui se mélange à la végétation de la terre dont se nourrissent les hommes et les bêtes. Puis lorsque la terre prend sa parure et s’embellit, et que ses habitants pensent qu’elle est à leur entière disposition, Notre Ordre lui vient, de nuit ou de jour, c’est alors que Nous la rendrons toute moissonnée, comme si elle n’avait pas été florissante la veille. Ainsi exposons-Nous les preuves pour des gens qui réfléchissent. (Sourate Yûnus, 24)
Allah invite les gens à réfléchir sur les bienfaits qu’ils possèdent:
Et c’est Lui qui a étendu la terre et y a placé montagnes et fleuves. Et de chaque espèce de fruits Il y établit deux éléments de couple. Il fait que la nuit couvre le jour. Voilà bien là des preuves pour des gens qui réfléchissent.
Et sur la terre il y a des parcelles voisines les unes des autres, des jardins [plantés] de vignes, et des céréales et des palmiers, en touffes ou espacés, arrosés de la même eau, cependant Nous rendons supérieurs les uns aux autres quant au goût. Voilà bien là des preuves pour des gens qui raisonnent.
(Sourate ar-Ra’d, 3-4)
Allah invite l’homme à réfléchir au fait que tout l’univers a été créé pour l’homme:
Et Il vous a assujetti tout ce qui est dans les cieux et sur la terre, le tout venant de Lui. Il y a là des signes pour des gens qui réfléchissent. (Sourate Al-Djathiya, 13)
D’elle, Il fait pousser pour vous, les cultures, les oliviers, les palmiers, les vignes et aussi toutes sortes de fruits. Voilà bien là une preuve pour des gens qui réfléchissent. Pour vous, Il a assujetti la nuit et le jour; le soleil et la lune. Et à Son ordre sont assujetties les étoiles. Voilà bien là des preuves pour des gens qui raisonnent. Ce qu’Il a créé pour vous sur la terre a des couleurs diverses. Voilà bien là une preuve pour des gens qui se rappellent. Et c’est Lui qui a assujetti la mer afin que vous en mangiez une chair fraîche, et que vous en retiriez des parures que vous portez. Et tu vois les bateaux fendre la mer avec bruit, pour que vous partiez en quête de Sa grâce et afin que vous soyez reconnaissants. Et Il a implanté des montagnes immobiles dans la terre afin qu’elle ne branle pas en vous emportant avec elle de même que des rivières et des sentiers, afin que vous vous guidiez, ainsi que des points de repère. Et au moyen des étoiles [les gens] se guident. Celui qui crée est-il semblable à celui qui ne crée rien? Ne vous souvenez-vous pas? (Sourate an-Nahl, 11-17)
Allah invite les gens à réfléchir sur eux-mêmes:
N’ont-ils pas médité en eux-mêmes? (Sourate ar-Rûm, 8)
Allah invite les gens à réfléchir au sujet de bonnes valeurs et actions:
Certes, Allah commande l’équité, la bienfaisance et l’assistance aux proches. Et Il interdit la turpitude, l’acte répréhensible et la rébellion. Il vous exhorte afin que vous vous souveniez. (Sourate an-Nahl, 90)
Ô vous qui croyez’ N’entrez pas dans des maisons autres que les vôtres avant de demander la permission [d'une façon délicate] et de saluer leurs habitants. Cela est meilleur pour vous. Peut-être vous souvenez-vous.
(Sourate an-Nûr, 27)
Allah invite les gens à réfléchir à l’Au-delà, à l’Heure, et au Jour du Jugement.
Et rappelle-toi Ibrâhîm, Ishâq et Ya’qûb? Nos serviteurs puissants et clairvoyants. Nous avons fait d’eux l’objet d’une distinction particulière: le rappel de l’au-delà. (Sourate Sâd, 45-46)
Qu’est-ce qu’ils attendent sinon que l’Heure leur vienne à l’improviste? Or ses signes avant-coureurs sont certes déjà venus. Et comment pourront-ils se rappeler quand elle leur viendra (à l’improviste)? (Sourate Muhammad, 18)
Allah invite l’homme à réfléchir au sujet des êtres animés qu’Il crée
[Et voilà] ce que ton Seigneur révéla aux abeilles: "Prenez des demeures dans les montagnes, les arbres, et les treillages que [les hommes] font. Puis mangez de toute espèce de fruits, et suivez les sentiers de votre Seigneur, rendus faciles pour vous. De leur ventre, sort une liqueur, aux couleurs variées, dans laquelle il y a une guérison pour les gens. Il y a vraiment là une preuve pour des gens qui réfléchissent. (Sourate an-Nahl, 68-69)
Allah invite l’homme à penser aux châtiments qu’il pourrait subir soudainement
Dis: "Informez-moi: si le châtiment d’Allah vous vient ou que vous vient l’Heure, ferez-vous appel à autre qu’Allah, si vous êtes véridiques? (Sourate al-An’âm, 40)
Dis: "Voyez-vous? Si Allah prenait votre ouïe et votre vue, et scellait vos cœurs, quelle divinité autre qu’Allah vous les rendrait? Regarde comment, à leur intention, Nous clarifions les preuves’ Pourtant ils s’en détournent. Dis: "Que vous en semble? Si le châtiment d’Allah vous venait à l’improviste ou au grand jour, qui seront détruits sinon les gens injustes? " (Sourate al-An’âm, 46-47)
Nous avons en effet, donné le Livre à Moïse, – après avoir fait périr les anciennes générations, – en tant que preuves illuminantes pour les gens, ainsi que guidée et miséricorde afin qu’ils se souviennent. (Sourate al-Qasas, 43)
En effet, nous avons fait périr des peuples semblables à vous. Y a-t-il quelqu’un pour s’en souvenir? (Sourate al-Qamar, 51)
Allah invite l’homme à réfléchir sur le Coran
Ne méditent-ils donc pas sur le Coran? S’il provenait d’un autre qu’Allah, ils y trouveraient certes maintes contradictions’ (Sourate an-Nisâ, 82)
[Voici] un Livre béni que Nous avons fait descendre vers toi, afin qu’ils méditent sur ses versets et que les doués d’intelligence réfléchissent’ (Sourate Sâd, 29)
Ah’ Non’ Ceci est vraiment un Rappel. Quiconque veut, qu’il se le rappelle. (Sourate al-Muddaththir, 54-55)
C’est ainsi que nous l’avons fait descendre un Coran en [langue] arabe, et Nous y avons multiplié les menaces, afin qu’ils deviennent pieux ou qu’il les incite à s’exhorter?
(Sourate Tâ Hâ, 113)
Tous les Messagers ont invité leurs peuples, qui ne raisonnaient pas bien, à réfléchir
Dis-leur: "Je ne vous dis pas que je détiens les trésors d’Allah, ni que je connais l’Inconnaissable, et je ne vous dis pas que je suis un ange. Je ne fais que suivre ce qui m’est révélé." Dis: "Est-ce que sont égaux l’aveugle et celui qui voit? Ne réfléchissez-vous donc pas? "
(Sourate al-An’âm, 50)
Son peuple disputa avec lui; mais il dit: "Allez-vous disputer avec moi au sujet d’Allah, alors qu’Il m’a guidé? Je n’ai pas peur des associés que vous Lui donnez. Je ne crains que ce que veut mon Seigneur. Mon Seigneur embrasse tout dans Sa science. Ne vous rappelez-vous donc pas? (Sourate al-An’âm, 80)



sumber dari: http://meniermustapha.wordpress.com/

Thursday, 27 February 2014

TENTARA-TENTARA ALLOH SWT




Saudaraku, waspadalah akan tentara pemusnah masal yang siap Alloh SWT kirimkan kepada hamba yang melanggar aturan-Nya. Tentara itu tidak pandang bulu, ia tidak hanya akan menyerang orang yang bermaksiat, namun juga akan menyerang orang mukmin yang membiarkan saudaranya bergelimang dalam maksiat.

Layaknya seekor nyamuk yang menggigit kita, maka yang kita lakukan bukan hanya memburu nyamuk yang bersalah itu, namun nyamuk lain yang tak bersalahpun kita buru.

ANGIN TOPAN
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ahzab : 6)
 
GUNTUR & PETIR
Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud." (QS. Fushilat : 13)
 
 GUNUNG BERAPI & LAHAR
“dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,” (QS. Al-Mursalat: 10)

 
TSUNAMI
Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. (QS. Al-Qoshosh: 40)

 
API
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.
(QS. Az-Zumar: 16)

 
BADAI
“atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (QS. Al-Mulk: 17)

 

GEMPA BUMI
“Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka,” (QS. Al-A`rof: 91)

 

HUJAN BATU METEOR
Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu.
(QS. An-Naml: 58)

 
BANJIR
Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.
(QS. Al-Mu`minuun: 41)



TANAH & LONGSOR
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
(QS. Al-Qoshosh: 81)

 

Untuk itu, marilah kita ajak keluarga kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita untuk senantiasa berbakti kepada Alloh Yang Maha Suci dan berusaha meninggalkan kemaksiatan yang selama ini kita perbuat kepada-nya,

Sebagaimana firman Alloh SWT: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS. At-Tahrim: 6)

WALLOHU`ALAM BISSHOWAB


sumber dari: laatakhof.blogspot.com

Tuesday, 14 January 2014

agar dakwah dapat dilaksanakan dengan baik




Al-Ghashiya (1)


Dalam kaitannya dengan makna dakwah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara seksama, agar dakwah dapat dilaksanakan dengan baik.
  • Pertama, dakwah sering disalah artikan sebagai pesan yang datang dari luar. Pemahaman ini akan membawa konsekuensi kesalahlangkahan dakwah, baik dalam formulasi pendekatan atau metodologis, maupun formulasi pesan dakwahnya. Karena dakwah dianggap dari luar, maka langkah pendekatan lebih diwarnai dengan pendekatan interventif, dan para dai lebih mendudukkan diri sebagai orang asing, tidak terkait dengan apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
  • Kedua, dakwah sering diartikan menjadi sekadar ceramah dalam arti sempit. Kesalahan ini sebenarnya sudah sering diungkapkan, akan tetapi dalam pelaksanaannya tetap saja terjadi penciutan makna, sehingga orientasi dakwah sering pada hal-hal yang bersifat rohani saja. Istilah “dakwah pembangunan” adalah contoh yang menggambarkan seolah-olah ada dakwah yang tidak membangun atau dalam makna lain, dakwah yang pesan-pesannya penuh dengan tipuan sponsor.
  • Ketiga, masyarakat yang dijadikan sasaran dakwah sering dianggap masyarakat yang vacum ataupun steril, padahal dakwah sekarang ini berhadapan dengan satu setting masyarakat dengan beragam corak dan keadaannya, dengan berbagai persoalannya, masyarakat yang serba nilai dan majemuk dalam tata kehidupannya, masyarakat yang berubah dengan cepatnya, yang mengarah pada masyarakat fungsional, masyarakat teknologis, masyarakat saintifik dan masyarakat terbuka.
  • Keempat, Sudah menjadi tugas manusia untuk menyampaikan saja (al-Ghaasyiah: 21-22), sedangkan masalah hasil akhir dari kegiatan dakwah diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ia sajalah yang mampu memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada manusia, Rasulullah SAW sendiripun tidak mampu memberikan hidayahnya kepada orang yang dicintainya (al-Qashash: 56). Akan tetapi, sikap ini tidaklah berarti menafikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan dakwah yang dilakukan. Dakwah, jika ingin berhasil dengan baik, haruslah memenuhi prinsip-prinsip manajerial yang terarah dan terpadu, dan inilah mungkin salah satu maksud hadis Nabi, “Sesungguhnya Allah sangat mencintai jika salah seorang di antara kamu beramal, amalnya itu dituntaskan.” (HR Thabrani). Karena itu, sudah tidak pada tempatnya lagi kalau kita tetap mempertahankan kegiatan dakwah yang asal-asalan.
  • Kelima, secara konseptual Allah SWT akan menjamin kemenangan hak para pendakwah, karena yang hak jelas akan mengalahkan yang bathil (al-Isra’ : 81). Akan tetapi, sering dilupakan bahwa untuk berlakunya sunatullah yang lain, yaitu kesungguhan (ar-Ra’d: 11). Hal ini berkaitan dengan erat dengan cara bagaimana dakwah tersebut dilakukan, yaitu dengan al-Hikmah, mau’idzatil hasanan, dan mujadalah billatii hiya ahsan (an-Nahl: 125).



sumber dari: sarjanaku.com

Wednesday, 4 December 2013

17 GOLONGAN YANG MENDAPAT HIDAYAH






1-Satu kewajipan pada Allah SWT yang perlu disempurnakan. Surah Al-Lail, ayat : 12.

"Sesungguhnya tanggungan Kamilah memberi hidayah petunjuk (tentang yang benar dan yang salah)."

2-Hidayah terdapat dimana-mana dan dapat menyelamatkan manusia. Surah Taha, ayat 10 dan 20.

Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada isterinya: "Berhentilah! Sesungguhnya aku ada melihat api semoga aku dapat membawa kepada kamu satu cucuhan daripadanya, atau aku dapat di tempat api itu: penunjuk jalan.

Lalu ia mencampakkannya, maka tiba-tiba tongkatnya itu menjadi seekor ular yang bergerak menjalar.

3-Hidayah tidak akan diberi kepada kaum yang telah disesatkan. Surah An-Nahl, ayat : 37.

Jika engkau (wahai Muhammad) terlalu tamak (inginkan mereka beroleh hidayah petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang yang berhak disesatkanNya; dan tiadalah bagi mereka sesiapapun yang dapat memberikan pertolongan.

4-Hidayah daripada Allah SWT adalah amat benar. Surah Al-Baqarah, ayat : 120 dan Surah Ali Imran, ayat : 73.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut ugama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya petunjuk Allah (ugama Islam itulah petunjuk yang benar". Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepada mu.

Dan (mereka berkata lagi): "Janganlah kamu percaya melainkan kepada orang-orang yang mengikut ugama kamu". Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya petunjuk yang sebenar benarnya ialah petunjuk Allah". (Mereka berkata pula: "Janganlah kamu percaya) bahawa akan diberi kepada sesiapa seperti apa yang telah diberikan kepada kamu, atau mereka akan dapat mengalahkan hujah kamu di sisi Tuhan kamu". Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya limpah kurnia itu adalah di tangan Allah, diberikanNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas limpah kurniaNya, lagi Meliputi pengetahuanNya.

5-Hidayah akan membawa ke Jalan Yang Lurus. Surah Al-Anam, ayat :87 dan 88.

Dan (Kami juga lebihkan darjat) sebahagian daripada datuk nenek mereka, dan keturunan mereka, dan mereka, dan keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka; dan Kami telah pilih mereka, serta Kami tunjukkan mereka ke jalan yang lurus.

Yang demikian itu ialah petunjuk Allah, yang dengannya Ia memimpin sesiapa yang dihendakiNya dari hamba-hambaNya; dan kalau mereka sekutukan (Allah dengan sesuatu yang lain) nescaya gugurlah dari mereka, apa yang mereka telah lakukan (dari amal-amal yang baik).

6-Hidayah daripada Allah SWT memerlukan penjelasan daripada Allah SWT. Surah An-Nisa', ayat : 115.

Dan sesiapa yang menentang (ajaran) Rasulullah sesudah terang nyata kepadanya kebenaran pertunjuk (yang dibawanya), dan ia pula mengikut jalan yang lain dari jalan orang-orang yang beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk melakukan (kesesatan) yang dipilihnya, dan (pada hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam; dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

7-Hidayah akan mudah diterima jika tidak ada perkara yang menghalang. Surah Al-Kahfi, ayat : 57.

Dan tidaklah ada yang lebih zalim daripada orang yang diberi ingat dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu ia berpaling daripadanya dan lupa akan apa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya; sesungguhnya (disebabkan bawaan mereka yang buruk itu) Kami jadikan tutupan berlapis-lapis atas hati mereka, menghalang mereka daripada memahaminya, dan (Kami jadikan) pada telinga mereka penyumbat (yang menyebabkan mereka pekak). Dan jika engkau menyeru mereka kepada petunjuk, maka dengan keadaan yang demikian, mereka tidak sekali-kali akan beroleh hidayah petunjuk selama-lamanya.

8-Orang yang mendapat hidayah akan bertambah ketaqwaan atau perasaan takut kepada Allah SWT. Surah Muhammad, ayat : 17.

Dan (sebaliknya) orang-orang yang menerima petunjuk (ke jalan yang benar), Allah menambahi mereka dengan hidayah petunjuk, serta memberi kepada mereka (dorongan) untuk mereka bertaqwa.

9-Hidayah tidak akan diberikan kepada mereka yang memiliki sifat zalim. Surah Al-Qasas, ayat : 50.

Kemudian, kalau mereka tidak dapat menerima cabaranmu (wahai Muhammad), maka ketahuilah, sesungguhnya mereka hanyalah menurut hawa nafsu mereka; dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsunya dengan tidak berdasarkan hidayah petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberi pimpinan kepada kaum yang zalim (yang berdegil dalam keingkarannya).

10-Tidak semua manusia yang akan mendapat Hidayah daripada Allah SWT, hanya mereka yang dipilih oleh Allah SWT sahaja yang akan mendapat hidayah daripada Allah SWT. Surah Al-An'am, ayat : 35.

Dan jika perbuatan mereka berpaling (daripada menerima apa yang engkau bawa wahai Muhammad) terasa amat berat kepadamu; maka sekiranya engkau sanggup mencari satu lubang di bumi (untuk menembusi ke bawahnya) atau satu tangga untuk naik ke langit, supaya engkau dapat bawakan mukjizat kepada mereka, (cubalah lakukan jika engkau sanggup). Dan sekiranya Allah menghendaki, tentulah ia himpunkan mereka atas hidayah petunjuk. (Tetapi Allah tidak menghendakinya), oleh itu janganlah engkau menjadi dari orang-orang yang jahil.

11-Golongan mereka yang terpilih untuk mendapat hidayah Allah SWT. Surah Al-A'raf ayat 178 dan Surah Al-Isra' ayat 97.

Sesiapa yang diberi petunjuk oleh Allah (dengan sebab persediaannya) maka dia lah yang beroleh petunjuk; dan sesiapa yang disesatkan oleh Allah (dengan sebab keingkarannya) maka merekalah orang-orang yang rugi.

Dan sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah maka dia lah yang sebenar-benarnya berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan mendapati bagi mereka, penolong-penolong yang lain daripadaNya. Dan Kami akan himpunkan mereka pada hari kiamat (dengan menyeret mereka masing-masing) atas mukanya, dalam keadaan buta, bisu dan pekak; tempat kediaman mereka: neraka Jahannam; tiap-tiap kali malap julangan apinya, Kami tambahi mereka dengan api yang menjulang-julang.

12-Golongan yang memperolehi pengajaran daripada kisah-kisah Nabi serta kitab-kitab yang Allah SWT utuskan. Surah Al-Hadid ayat 26.

Dan demi sesungguhnya! Kami telah mengutus Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim, dan Kami jadikan pada keturunan keduanya orang-orang yang berpangkat Nabi dan menerima Kitab-kitab ugama; maka sebahagian di antara mereka: orang yang beroleh hidayah petunjuk, dan kebanyakan mereka orang-orang yang fasik – derhaka

13-Golongan yang hatinya tidak tertawan dengan tawaran dunia yang merugikan. Surah Al-Baqarah ayat 16.

Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan meninggalkan petunjuk; maka tiadalah beruntung perniagaan mereka dan tidak pula mereka beroleh petunjuk hidayah.

14-Golongan yang menyembah Allah SWT dan tidak mengikut hawa nafsu. Surah Al-An'am ayat 65, 55 dan 56.

Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran satu persatu (supaya jelas jalan yang benar), dan supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa.

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang menyembah mereka yang kamu sembah yang lain dari Allah". Katakanlah lagi: "Aku tidak akan menurut hawa nafsu kamu, kerana kalau aku turut, sesungguhnya sesatlah aku, dan tiadalah aku dari orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk".

Katakanlah: "Dia lah yang berkuasa menghantar kepada kamu azab seksa (bala bencana), dari sebelah atas kamu, atau dari bawah kaki kamu, atau Ia menjadikan kamu bertentangan dan berpecah-belah – berpuak-puak, dan Ia merasakan sebahagian daripada kamu akan perbuatan ganas dan kejam sebahagian yang lain". Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat keterangan (yang menunjukkan kebesaran Kami) dengan berbagai cara, supaya mereka memahaminya.

15-Golongan yang tidak membunuh anak dan tidak menghalalkan apa yang Allah SWT haramkan.Surah Al-An'am ayat 140.

Sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka kerana kebodohan, lagi tidak berpengetahuan (sedang Allah yang memberi rezeki kepada sekalian makhluknya), dan juga (rugilah orang-orang yang) mengharamkan apa yang telah dikurniakan oleh Allah kepada mereka, dengan berdusta terhadap Allah. Sesungguhnya sesatlah mereka, dan tiadalah mereka mendapat petunjuk.

16-Bersedia dan redha dengan pemberian dan dugaan Allah SWT. Surah Al-An'am ayat 82.

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.

17-Golongan yang tidak mengharapkan balasan sesama manusia. Surah Yasin ayat 20 dan 21.

Dan (semasa Rasul-rasul itu diancam), datanglah seorang lelaki dari hujung bandar itu dengan berlari, lalu memberi nasihat dengan katanya:" Wahai kaumku! Turutlah Rasul-rasul itu -

"Turutlah orang-orang yang tidak meminta kapada kamu sesuatu balasan, sedang mereka adalah orang-orang mandapat hidayah petunjuk".

"Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah(Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul."
(Surah Al-Isra 17: Ayat 15)



sumber dari: sailingdaie.blogspot.com

Monday, 23 September 2013

tenteranya yang zalim






Seperkara lagi adalah disebutkan dalam al-Quran bahawa firaun sering dikaitkan dengan tenteranya yang zalim. Antaranya:
“Dan berlaku angkuhlah firaun dan bala tenteranya di bumi (Mesir) tanpa ada alasan yang benar dan mereka menyangka bahawa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami (Allah).” (Surah al-Qasas, 28: 39)
Menurut kajian, firaun mempunyai sejumlah tentera yang terlatih, profesional, taat, kuat dan berhasil mengalahkan musuh-musuh terutama di kalangan bangsa lain pada zaman tersebut. Presiden Amerika, Bush dan tenteranya mirip benar akan firaun zaman silam. Bush dengan sewenang-wenangnya menjadikan tenteranya sebagai ejen terror yang berkuasa menundukkan sesiapa sahaja yang menongkah arus kejinya. Islam dan umatnya menjadi sasaran dengan alasan menghapuskan gerakan terorisme global. Sedangkan sudah terang lagi bersuluh, motif penjajahan atas umat Islam selama hampir 10 tahun adalah untuk kepentingan yang lain.


sumber dari: saifaiislami.blogspot.com

Saturday, 7 September 2013

jangan jadikan syaitan sebagai raja dalam hatimu




  1. Allah suruh solat. Kita cakap, alah dah tua-tua nanti aku solat la.
    Allah suruh tutup aurat. Kita cakap, nanti aku dah tak vogue kalau pakai tudung ni.
    Allah cakap jaga pandangan mata. Kita cakap, eye contact kan penting, buat apa tunduk-tunduk ni?
    Allah cakap couple tu haram. Kita cakap, mana ada, tengok ramai je couple tu haa.
    Macam-macam lagi yang Allah suruh kita buat dan tinggalkan. Tapi pasti ada sahaja alasan yang kita berikan. Benda yang haram pasti akan kita cuba sedaya upaya nak halalkan. Sedangkan dalam Al-Quran sudah terang-terang cakap tak boleh.
    Jangan teman, jangan jadikan syaitan sebagai raja dalam hatimu. Jangan jadikan dia sebagai kawan.
    Allah ada berfirman dalam Al-Quran:
    " Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, kerana sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." 
    (Surah Fatir 35:6)
    Begitu juga nafsu. Didiklah nafsumu. Didiklah ia agar bekerja untukmu bukannya dirimu yang bekerja untuknya.
    Sungguh, hidayah itu milik Allah. Hanya Dia yang berhak menganugerahkan hidayah itu kepada orang-orang yang Dia nak. Tak semua orang bertuah. Kalau tak, mesti semua orang kat dunia ni jadi baik sangat. Dan tiadalah sengketa dan permusuhan kat dunia ni. Jadi jangan bersedih bila kita dah pernah berusaha untuk ajak kawan-kawan atau keluarga kita berubah ke arah lebih baik tapi mereka tak nak ikut.
    Sebab Allah dah berfirman dalam Al-Quran yang bermaksud:
    "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." 
    (Al-Qasas :56)
    Walaupun Rasulullah SAW pun tak mampu bagi hidayah kepada orang yang baginda sayangi. Ini menunjukkan hidayah itu hak mutlak Allah. Cuma tugas kita ialah berusaha menyampaikan hidayah yang terkandung dalam Al-Quran. Sama ada mereka terima atau tidak, semua itu kerja Allah.

    Jadi tersangatlah beruntung orang yang hatinya pernah disapa hidayah Allah. Gunakanlah peluang yang Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Dan hidupmu bakal berubah. "Better than before". Insya Allah.
    Hidayah ni tidak akan datang bergolek. Hidayah Allah ibarat kunci yang hadir daripadaNya. Kunci kepada sebuah pintu kebaikan. Pintu tersebut hanya akan terbuka apabila orang tersebut berusaha untuk membukanya. Sekiranya tidak, maka pintu tersebut akan tertutup selama-lamanya walaupun kunci itu pernah berada di tangan kita.
    Dan Allah ada berpesan dalam Al-Quran:
    " Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (syurga), dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam)." (Surah Yunus 10: 25)
    Agaknya sudah berapa kali kita dipilih untuk diberikan hidayah tapi entah sudah berapa kali kita menolaknya. Dan agaknya berapa kali lagi kita akan dipilih dan terus menolaknya? Itupun sekiranya Allah masih memberikan kita peluang untuk merasai nikmat hidayah-Nya. Bagaimana sekiranya hidayah itu tidak pernah kunjung tiba lagi?
    Andainya ini hidayah terakhir.. T_T
    Thabbit Qalbi Ya Rabb.
    Mari beramal dengan doa ni.
    "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi."
    (Surah Ali 'Imran 3: 8)


sumber dari: alam-allah.blogspot.com

Thursday, 25 July 2013

Qur'anic Names of Makka al Mukarrama







Al Salamu ‘Alaykum.
Names of Makka in the Qur’an:
Makka: Sura Fath, v.24
Bakkah: Sura Aal-e-‘Imraan, v.96.
Umm al Qura: Sura An’aam, v.92.
Al Balad: Sura Ibrahim, v.35.
Al Balad al Ameen: Sura Tin, v.3.
Al Baladah: Sura Naml, v.91.
Haram Aamin: Sura Qasas, v.57.
Wadi Ghayr Dhi Zarr: Sura Ibrahim, v.37.
Ma'ad: Sura Qasas, v.85.
Qaryah: Sura Muhammad, v.13.
Masjid Haram.
‘Alaykum Salam.


sumber dari: drabutamim.blogspot.com

Saturday, 22 June 2013

Quran & Mothers






Allah says in Sura Luqman:

And We have enjoined man in respect of his parents – his mother bears him with faintings upon faintings, and his weaning takes two years – saying : “Be grateful to Me and to both your parents, to Me is the eternal coming.    (31:14)

And in Sura Ahqaf  He says:

And We have enjoined on man doing of good to his parents; with troubles did his mother bear him and with troubles did she bring him forth; and the bearing and the weaning of him was thirty months. (46:15)

In both the above verses, although both parents are mentioned, the mother is singled out as she bears a greater responsibility and ultimately a greater reward.

Two mothers are mentioned by name in the Qur’an. When Bibi Maryam, the mother of Prophet Isa (a) suffered the pangs of childbirth, she wished she was dead. She was all alone and worried about what was about to happen to her. At that time Allah consoled her and told her not to grieve. She was provided with fresh dates and water. She was also told to fast for three days by abstaining from talk, and Allah made the baby talk to prove that he was a miraculous baby (19:23-26). The mother is shown concern and consideration for her state. Allah does not abandon her, or reprove her by telling her that she is privileged to give birth to a Prophet. Although that was true, motherhood entails great difficulty, a fact recognized by the Qur’an.

Another mother mentioned by the Qur’an is the mother of Prophet Musa (a). When she was told to put her baby in the river, she was given an assurance that the baby would be returned to her. Allah knows the love of the mother, and knows it is difficult to give away one’s child. When the baby was picked up by the Pharaoh’s wife, he refused to suck the milk of any foster mother. Prophet Musa’s sister then suggested that they try her mother. Mother and baby unite, and Allah’s promise was fulfilled. (Sura TaHa 37-40, Qasas 7-13).


sumber dari: thejourneytoislam.wordpress.com

Saturday, 8 June 2013

HANYA ALLAH Pemberi Petunjuk






biovectrol-em-pestisida-spektakuler-untuk-tanaman-pertanian-dan-perkebunan-yang-sehat



Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah member petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, & Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
(QS Al-Qasas 28:56).


sumber dari: selamat22.wordpress.com

Saturday, 19 January 2013

Satu Unit Saham Amanah Yang Dijamin Rasulullah SAW.




Masalah utama bagi setiap orang ialah kekurangan wang atau masalah ekonomi kewangan.Kesempitan hidup dan kekurangan wang menjadikan kita resah gelisah selalu , stress dan kadangkala boleh membawa kepada berlakunya kes- kes kecurian, jenayah dan sebagainya.Apa yang lebih teruk dari itu ialah kita menjadi semakin jauh dengan Allah,malah ada juga di antara kita yang menyalahkan takdir dan berkata Tuhan itu tidak adil.Lalu kita pun menjadi betul betul jauh dengan rahmat Allah swt.


Memang benar,dalam agama islam kita selalu dituntut untuk mencari sebanyak-banyak bekalan untuk hari akhirat seolah olah kita akan mati esok hari namun kita juga disarankan supaya jangan pula melupakan bekalan kita di dunia seolah olah kita ingin hidup seribu tahun lagi! Sesungguhnya kefakiran itu boleh membawa kepada kecelakaan!


*Deretan peminta sedekah muslim!

Alangkah baiknya jika kita menjadi seorang yang beriman,yang kaya raya,yang berhati mulia dan suka bersedekah , yang berkereta mewah dan mempunyai seorang isteri yang cantik jelita,yang bersembahyang didalam bilik berhawa dingin di atas permaidani yang tebal dan indah dengan bau-bauan yang harum semerbak TANPA hati kita tertawan dengan kemewahan dunia yang kita miliki,yang tidak riya’ dan takbur atas pemberian Allah,yang selalu bersyukur atas pemberianNya, yang selalu menitiskan airmata di malam hari kerana taubat dan mensyukuri segala nikmat Allah dan selalu mengharapkan redhaNya. Tidakkah kita mahu jadi seperti itu???


Firman Allah swt dalam Surah Al-Qasas, ayat 77 ini yang bermaksud :

“Carilah pada apa yang Allah anugerahkan kepadamu iaitu kebahagiaan di negeri akhirat dan jangan kamu melupakan bahagianmu daripada kenikmatan duniawi.Berbuat baik lah kepada orang lain seperti Allah berbuat baik kepadamu.Janganlah kamu melakukan kerosakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melakukan kerosakan” [ Surah Al-Qasas : 77 ]


Semenjak Persepsi kita semua dipesongkan oleh Dajjal terhadap kemewahan dan kebahagiaan hidup,maka ramai dari kita sudah terkeliru dan menganggap bahawa kekayaan itu dilambangkan dengan betapa banyaknya jumlah simpanan wang ringgit kita di bank atau sebanyak mana jumlah saham-saham kita di pasaran saham atau sekian banyaknya harta benda kita seperti tanah, rumah kedai, bangunan dan aset yang lain.

Oleh itu jadilah kita seorang manusia yang sentiasa tidak merasa cukup dengan apa yang ada, tamak haloba mengumpul kekayaan dunia sehingga melupakan segala tanggungjawab kita terhadap Allah,masyarakat di sekeliling kita, lupa pula kepada kewajipan zakat dan sumbangan kita terhadap perjuangan menegakkan agama Allah di atas muka bumi ini.


Kita sebenarnya lupa bahawa kekayaan sebenar kita ialah Kekayaan Hati kita dengan sifat-sifat yang terpuji, kebahagiaan sebenar ialah Ketenangan Hati setelah beroleh redha dan nikmat dari Allah swt.

Oleh kerana takut manusia berpaling kepada dunia dan melupakan akhirat , banyak ulamak tasawuf mengesyorkan kita supaya hidup zuhud dan beruzlah.Itulah cara terbaik mengelakkan diri dari terpengaruh dengan isi dunia dan segala macam sandiwara dunia.

Biarpun begitu ,apakah kita tidak mahu menjadi seorang jutawan seperti sahabat nabi malahan dijamin pula syurga iaitu Abdul Rahman bin Auf dan Saidina Usman Bin Affan?



Menyingkap kembali sejarah sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Nabi Muhammad saw sering menyebut ‘umatku’, ‘umatku’, ‘umatku’. Ini menunjukkan betapa prihatin dan sayangnya Nabi kita kepada kita umatnya! Jadi, apakah seorang rasul yang amat menyayangi umatnya akan membiarkan kita hidup dalam kemiskinan dan kefakiran setelah peninggalannya? Sudah tentu tidak !

Jika kita orang biasa sudah pasti kita akan meninggalkan wasiat sekurang-kurangnya sebidang tanah atau sebuah rumah buat isteri dan anak-anak sepeninggalan kita.Namun bagi Rasulullah saw,seorang Rasul dan kekasih Allah sudah pasti meninggalkan kita satu amanah sebagai plan kewangan jangka panjang berbentuk saham spiritual iaitu satu surah dalam al-quran yang mulia untuk kita umatnya yang dikasihi mengamalkannya.Surah tersebut ialah surah Al-Waqiah.



Jadi,bagi sesiapa yang percayakan Rasulullah saw ,sudah pasti akan mempercayai segala kata-katanya dan sudah pasti akan beramal dengan apa yang disarankan olehnya demi mencapai keselamatan dan kebaikan di dunia dan akhirat.Nabi Muhammad saw yang mulia telah memperkenalkan satu unit saham amanah dan memberi jaminan pula seperti sabdanya yang bermaksud :

“Siapa membaca surah Al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kesusahan atau kemiskinan selama-lamanya”.
(Diriwayatkan oleh Baihaqi dari Ibnu Mas’ud r.a.)


Surah Al-Waqi’ah adalah surah yang ke -56 di dalam Al-Quran, terletak pada juzuk ke 27 dan terdiri dari 96 ayat. Namun asbabun nuzul menjelaskan, surah al-Waqiah diturunkan selepas surah Taha. Dinamakan Al-Waqi’ah kerana di ambil dari lafaz Al-Waqi’ah yang terdapat pada ayat pertama surah ini, yang ertinya “Hari Kiamat”. Di dalam surah Al-Waqi’ah ini ada menerangkan tentang hari kiamat, balasan yang diterima oleh orang-orang mukmin dan orang-orang kafir. Diterangkan pula penciptaan manusia, tumbuh-tumbuhan dan api, sebagai bukti kekuasaan Allah dan adanya hari berbangkit.

Secara ringkasnya kandungan surah Al-Waqiah dihuraikan dengan baik dalam sebuah buku di atas seperti berikut :

Sumber : Sila Klik Sini

[Kandungan utama surah al-Waqiah adalah penjelasan berkenaan terjadinya hari kiamat, gambaran syurga dan neraka, serta perihal orang yang banyak melakukan kezaliman dan keingkaran. Tidak ketinggalan juga ia mengandungi maklumat mengenai orang yang beriman. Dalam penjelasannya yang lebih terperinci, ia menerangkan manusia terbahagi kepada tiga golongan pada hari akhirat iaitu:

Golongan yang segera melakukan kebaikan.
Golongan kanan iaitu orang yang beriman.
Golongan kiri iaitu orang yang mengingkari Tuhan.

Surah al-Waqiah menjelaskan, golongan orang yang segera melakukan kebaikan adalah golongan para nabi yang selalu bersegera mengamalkan ibadah kepada Allah dengan penuh tawaduk.

Golongan kanan pula adalah orang yang soleh iaitu mereka yang bertindak sesuai dengan tuntutan Quran. Ahli tafsir Quran menggambarkan golongan kanan sebagai ashabul yamin atau ashabul mujahadah iaitu orang yang berjihad, orang yang mahu berjuang dan sabar dalam menanggung penderitaan.

Golongan kanan memperoleh kemenangan walaupun mereka ditimpa pelbagai ujian dan kegelisahan. Mereka menyedari kehidupan ini adalah ujian dan ia penuh dengan penderitaan. Kelak, mereka pasti mendapat balasan kebaikan daripada Allah. Mereka melalui semua ujian dengan penuh kerelaan dan keikhlasan seperti Nabi Muhammad yang sering menerima ujian, namun beliau tetap ikhlas dan sabar.

Golongan kiri adalah orang yang mendustakan ayat-ayat Quran. Dengan demikian, mereka adalah orang yang sesat. Mereka mengingkari kebenaran yang datang daripada Allah dan mendustakan agama tauhid. Mereka termasuk dalam golongan orang yang sesat. Mereka mengingkari apa yang sebenarnya dipandang benar oleh hatinya hingga segala kebaikan terasa seperti duri yang menyeksa diri. Inilah manusia sesat yang mendapat balasan neraka pada hari kiamat kelak.]

Walaupun sudah lama saya mengetahui khasiat dan kelebihan amalan surah ini terutamanya dalam bab rezeki,namun selepas membeli dan membaca buku seperti yang dinyatakan dalam sumber di atas itu, kefahaman dan keyakinan saya menjadi semakin bertambah! walaupun harganya murah iaitu RM10.90 saja dan setebal 116 mukasurat,namun cara penulisan dan kupasan penulis tersebut amat baik sekali.


Ternyata , dengan selalu mengamalkan surah ini, alhamdulillah,ia memberi kesan positif kepada kehidupan saya sekeluarga.Anda semua pun mungkin sudah lama mengetahui khasiat dan sudah lama mengamalkan surah ini.Oleh itu saya ingin mengajak anda semua beramal dengan surah ini tanpa menyisihkan surah-surah yang lain kerana setiap huruf,setiap ayat dan setiap surah dalam kitab suci Al-Quran itu ada khasiatnya yang tersendiri.

Ibnu Mas’ud merekodkan ,Rasulullah saw pernah bersabda :

“Sesiapa yang membaca satu huruf daripada kitab Allah,Allah memberikan satu kebaikan kepadanya.Daripada setiap satu kebaikan itu pula, Allah menggangdakan sebanyak 10 kali ganda. Aku tidak mengatakan alif-lam-mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf dan mim adalah satu huruf” [ Hadis riwayat Tarmizi]

Oleh itu,plan kewangan yang ditawarkan Rasulullah ini merupakan plan yang terbaik setakat ini kerana ia dijamin oleh rasul yang bergelar Al-Amin (yang berkata benar) dan pulangannya pula ialah melebihi 10 kali ganda!!! Bukan pulangan 10% seperti faedah yang ditawarkan oleh unit-unit saham amanah sekarang!




sumber dari: sangtawal.blogspot.com

suara wanita itu aurat




Ada yang menyatakan bahawa suara wanita itu aurat; dan tidak dibenarkan bercakap dengan lelaki kecuali suami dan mahram mereka kerana suara mereka secara tabi’enya adalah lunak dan membawa fitnah serta menggoda syahwat lelaki? Apakah benar dakwaan tersebut??? 

Al Imam As Syeikh Dr. Yusuff Al Qardhowi di dalam sebuah karangan beliau ”Fatawa Al Mar’ah Al Muslimah” menyatakan bahawa tidak terdapat dalil yang mengharamkan mereka (wanita) untuk bercakap dengan lelaki. Bahkan terdapat dalil yang dinyatakan di dalam Al Quran yang menjelaskan keharusan wanita bercakap dengan lelaki. Bahkan Al Quran mengharuskan para Ummahatul Mukminin menjawab persoalan yang dikemukakan oleh sahabat Nabi R.Anhum sebagaimana Firman Allah:

وإذا سألتموهن متاعا فسئلوهن من وراء حجاب ( سورة الأحزاب : 53 )

Sesungguhnya setiap persoalan adalah memerlukan jawapan. Demikianlah yang dilakukan oleh Ummahatul Mukminin apabila ditanya kepada mereka (fatwa) oleh orang yang meminta fatwa lantaran mereka banyak meriwayatkan hadith. Bahkan terdapat wanita yang bertanyakan kepada Nabi SAW di hadapan para sahabat tentang sesuatu perkara tidak pula dihalang oleh baginda SAW.Mari kita berpedomankan pula dengan kisah dua orang anak perempuan Nabi Ya’akob yang bercakap dengan Nabi Musa A.S sebagaimana yang dirakamkan di dalam Surah Al Qasas ayat 23.

muslimatku.jpg

Begitu juga yang diceritakan oleh Al-Quran di mana Nabi Sulaiman berbicara dengan Ratu Saba’ dan demikian juga ratu tersebut berbicara dengan para pembesarnya. Meskipun ianya adalah merupakan syariat sebelum kita (شرع من قبلنا), namun ianya tidak dimansuhkan oleh syariat kita. Dan inilah pandangan yang terpilih (al Mukhtar).Dan ditegah oleh syara’ ialah setiap percakapan (wanita terhadap lelaki) dengan menyaringkan suara dan menjadikan ia lemah gemalai atau bahasa mudahnya ‘mengada-ngada’ yang boleh memberi kesan terhadap lelaki tersebut. Demikian juga bercakap perkara-perkara yang lagho (sia-sia) dan keji ( فاحشة ). Dan inilah yang disebut di dalam Al-Quran sebagai ( خضوع القول ) sebagaimana dalam firman Allah:

يا أيها النساء النبي لستنّ كأحد من النساء إن اتقيتنّ فلا تخضعن بالقول فيطمع الذي فى قلبه مرض وقلن قولا معروفا( سورةالأحزاب :32 )

Terjemahan : “Dan ayat ini menjelaskan ( الخضوع ) itu ialah perkataan yang boleh menambahkan lagi parah orang yang hatinya sakit dengan syahwat. Dan ayat ini tidaklah menghalang bercakap dengan lelaki secara mutlak atau keseluruhannya kerana Allah menyatakan (وقلن قولاً معروفا ) iaitu “ Dan katakanlah kepada mereka dengan perkataan yang ma’aruf”.


Kesimpulan :

1. Suara wanita bukanlah aurat berdasarkan dalil-dalil yang telah dinyatakan di atas.dan tidak ada dalil yang mengharamkannya.

2. Bercakap dengan suara yang menggoda terhadap lelaki sehingga menimbulkan syahwat dan fitnah adalah haram.

3. Percakapan yang dibenarkan adalah perkara yang baik dan ma’aruf serta mendapatkan penjelasan ilmiah seperti menuntut ilmu (murid terhadap guru).



sumber dari: fariddin.wordpress.com