Showing posts with label Al-Israa'. Show all posts
Showing posts with label Al-Israa'. Show all posts

Saturday, 7 June 2014

The Most Beautiful Names of Our Lord




Say: 'Call on Allah or call on the All-Merciful. Whichever you call upon, the Most Beautiful Names are His.'
(Surat al-Isra, 110)




The name All-Merciful and Most Merciful has a broad and deep meaning which subsumes numerous names of our Lord mentioned in the Qur'an. For example, He is protective and forgiving in His endless mercy toward human beings and grants them incomparable blessings throughout their lives. Through His abundant grace, He provides physical and spiritual blessings; forgives their errors, accepts their repentance, protects them, covers their sin, and guides them on the straight path.

Due to His creation's perfection and superior nature, Allah sustains the life of all creatures, every one of which submits to His supreme intelligence, endless compassion, and mercy. He has given them everything they need to survive in their close proximity, as another indication of His mercy. The Lord is "All-Gentle, Most Merciful" (Surat al-Baqara, 143) towards His creatures:

Do you not see that Allah has made everything on Earth subservient to you, and the ships running upon the sea, by His command? He holds back the heaven, preventing it from falling to Earth – except by His permission. Allah is All-Compassionate to humanity, Most Merciful. (Surat al-Hajj, 65)

He sends down Clear Signs to His servant to bring you out of the darkness to the light. Allah is All-Gentle with you, Most Merciful. (Surat al-Hadid, 9)

From the moment of birth, each person can survive only with Allah's mercy, protection, and help. For example, disasters such as earthquakes, floods, tornadoes, and volcanic eruptions happen all over the world every single minute. In fact such events can happen anywhere at any chosen time. And anyone can fall sick or experience material hardship. And there is a very basic fact that should never be forgotten in the face of such events; no matter how hard people may try, they cannot avoid any of these calamities, and no one can help them for they are all sent by Allah, and only Allah can remove them, for He, as the All-Merciful, is a person's sole protector and helper. Allah, if He wishes so, rescues people from every kind of trouble and calamity and also if He wishes so makes them face all kinds of difficulties.

Say: "Who rescues you from the darkness of the land and sea? You call on Him humbly and secretly: 'If You rescue us from this, we will truly be among the thankful.' " Say: "Allah rescues you from it, and from every plight. Then you associate others with Him." (Surat al-An'am, 63-64)

He [Noah's son] said: "I will take refuge on a mountain; It will protect me from the flood." He [Noah] said: "There is no protection from Allah's command today, except for those upon whom He has mercy." (Surah Hud, 43)

As for those who show disdain and grow arrogant, He will punish them with a painful punishment. They will not find any protector or helper for themselves besides Allah. (Surat an-Nisa, 173)

We can see from these verses that only Allah, out of His endless compassion, removes people's anxieties and protects them from disaster. Knowing this, believers take refuge in His endless mercy when confronted with sickness, anxiety, and difficulty, for He provides material and spiritual abundance in this world to those who sincerely believe in and obey Him. He makes a way for them out of their difficulties and removes their anxiety:

Is there anyone who will make Allah a generous loan so that He can multiply it for him [or her] many times over? Allah both restricts and expands. And you will be returned to Him. (Surat al-Baqara, 245)

Your Lord expands and restricts the provision of anyone He wills. He is aware of and sees His servants. (Surat al-Isra, 30)

Being eternal goodness, Allah is good to human beings throughout their lives and gives them things of incomparable goodness and beauty: "Beforehand we certainly used to call on Him because He is the All-Good, the Most Merciful" (Surat at-Tur, 28) Everything that exists comes from Him; all beauty and every fine blessing manifest His intelligence. Like all other beings, each person comes into this world, through His will, as a piece of flesh in its mother's womb, grows and gradually develops a beautiful face, and reflects His wondrous artistry in every detail:

O humanity! What has deu in respect of your Lord Most Beneficent? He Who created you, formed you, proportioned you, and assembled you in whatever way He willed? (Surat al-Infitar, 6-8)

Recite: In the Name of your Lord Who created, created humanity from clots of blood. Recite: And your Lord is the Most Generous, He Who taught by the pen, taught humanity what it did not know. No indeed! Truly humanity is unbridled, seeing itself as self-sufficient. Truly it is to your Lord that you will return. (Surat al-Alaq, 1-8)



sumber dari: m.harunyahya.com/

Thursday, 15 May 2014

Penawar Sanubari bersama Ashraf Muslim







Masalah Lemah Antibodi
Surah al-Anfal (8): Ayat 36-50

Masalah Keyakinan Diri
Surah al-Nur (24): Ayat 11-25

Masalah Kerungsingan
Surah Muhammad (47): Ayat 21-32

Masalah Terseliuh
Surah Qaf (50): Ayat 16-45

Masalah Zuriat
Surah Nahli (16): Ayat 81-89 (untuk Lelaki)
Surah Maryam (19): Ayat 31-48 (untuk Perempuan)

Ayat Pendinding Diri
Surah al-Baqarah(2): Ayat 103-123

Masalah Kemarahan
Surah Toha (20): Ayat 120-135

Masalah Penyakit Kanser
Surah al-Mukminum  (23): Ayat 91-100

Masalah Rezeki
Surah al-Waqiah (56)

Ayat Penerang Hati
Surah ar-Rahman (55)

Masalah Jantung
Surah al-Israq (17): Ayat 40-55

Masalah Anak Bermasalah
Surah Yasin (36): Ayat 72-83

Masalah Akhlak
Surah al-Hajj (22): Ayat 73-78

Masalah Was-was
Surah al-Hijr (15): Ayat 66-99



sumber dari: alamhati.com/blog/

Ayat-ayat Penyembuh Al Quran







Dengan nama ALLAH sebagai pemula kata. Pada hari ni pak cik akan berkongsi dengan korang dengan lebih banyak lagi apakah ayat ayat penyembuh yang berada di dalam Al Quran. Umumnya, kita tahu bukan yang al quran adalah Syifa, dan disinilah kita akan korek apakah ayat ayat syifa yang ada di dalam al Quran.

Mukjizat al Quran itu terlalu luas. Ayat ayat penyembuh ini sendiri adalah cabang dalam mukjizat al Quran, Seharusnya kita sebagai hamba perlu merasai kemukjizatan ini sendiri supaya bertambah iman, bertambah soleh dan bertambah takwa.

Itulah pasal orang kafir sangat takut kepada orang Islam yang memegang al Quran secara seratus peratus. Mereka tahu bahawa, Islam mampu mendominasi dunia dengan al Quran. Jadi, pak cik teruslah untuk berkongsi apakah antara ayat ayat al Quran yang telah dijadikan sebagai tatacara penawar penyakit.
  1. Surah Isra ayat 40 hingga 55 boleh digunakan untuk mengubati penyakit jantung berlubang
  2. Surah Al Buruj ayat 1 hingga 22 boleh digunakan untuk mengubati penyakit ulser perut
  3. Ayat ayat dalam surah Maryam dan Surah Anbiyaa kebanyakan digunakan untuk mengubati penyakit penyakit perempuan.
  4. Ayat ayat dalam surah Al Anfal pula boleh bertindak sebagai antibiotik, yang mana sakit yang berkaitan dengan kuman boleh diubati dengan ayat ini
  5. Surah Qaf ayat 16 hingga 45 boleh digunakan untuk mengubati penyakit berkaitan tulang seperti slip disc, fractured dan sebagainya.
Alhamdulillah, semoga dengan perkongsian mengenai ayat ayat penyembuh al Quran ini mampu memberi manfaat kepada semua yang terlibat. Sekian.



sumber dari: berkatrezeki.com/blog/

Friday, 18 April 2014

membukakan mata yang buta, telinga yang tuli







Al-Qur'an adalah firman Allah, muncul dari dzat-Nya dalam bentuk ucapan yang tak dapat dilukis keindahannya. Diturunkan kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu, orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sempurna. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang nyata. Bukan ciptaanNya, seperti layaknya perkataan makhluk, barang siapa mendengarnya dan menganggap sebagai perkataan manusia, maka ia telah kafir.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan sifat kepadanya, sebagaimana disebutkan dalam firmanNya:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
{Fushshilat 41:41-42}
Di dalam ayat yang lain Allah juga mensifatinya dengan firman-Nya:
(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.
{Huud 11:1}
Sungguh ayat-ayat Al-Qur'an ini sangat cermat dan teliti, jelas dan terperinci, yang telah ditetapkan oleh yang Maha Bijaksana, dan yang telah diuraikan oleh yang Maha Tahu. Kitab ini akan terus menjadi mukjizat dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lain sebagainya. Sampai Allah mengambil kembali bumi dan yang ada di dalamnya, tidak akan terdapat sedikitpun penyelewengan dan perubahan terhadapnya.
sebagai bukti akan kebenaran firman Allah:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
{Al-Hijr 22:9}
Dunia secara keseluruhan belum pernah memperoleh sebuah kitab seperti Al-Qur'an yang mulia ini, yang mencakup segala kebaikan, dan memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, serta mencakup semua hal yang akan membahagiakan manusia.
Allah berfirman:
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.
{Al-Isra 17:9}
Al-Qur'an ini diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan, menuju cahaya.
Allah berfirman:
(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
{Ibrahim 14:1}
Dengan Al-Qur'an, Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami setiap surat dan ayat-ayatnya, dipahami secara mendalam setiap kalimat dan kata-katanya, tidak keluar dari batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya, menjauhi larangan-larangan, berakhlak dengan apa yang disyariatkan, dan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai terhadap dirinya, keluarga dan masyarakatnya, maka akan menjadikan umat Islam merasa aman, tenteram dan bahagia di dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
{Al-Baqarah 2:121}
Ibnu Abbas berkata: "Mereka mengikutinya dengan sebenarnya, menghalalkan yang telah dihalalkan dan mengharamkan yang telah diharamkan serta tidak menyelewengkannya dari yang semestinya". Dan Qatadah berkata: "Mereka itu adalah sahabat-sahabat Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Beriman kepada kitab Allah, lalu membenarkannya, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta melaksanakan apa yang ada di dalamnya".

Makhluk jin sangat terkesan sekali tatkala mendengarkan bacaan Al-Qur'an, hati mereka dipenuhi dengan kecintaan dan penghargaan terhadapnya, dan mereka bersegera mengajak kaumnya untuk mengikutinya.
sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firman-Nya:
lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak".
{Jinn 71:1-3}
Allah telah bercerita tentang mereka dalam Al-Qur'an:
Mereka berkata: Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
{Al-Ahqaf 46:30-31}
Oleh karenanya, kitab yang mulia ini mengungguli kitab-kitab samawi sebelumnya. Dan kedudukannya pun di atas kitab-kitab itu.
Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
{Az-Zukhruf 43:4}
Dan firman Allah dalam ayat yang lain:
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.
{Al-Maidah 5:48}
Diantara keunggulan Al-Qur'an juga, bahwa Allah menjadikan gaya bahasanya mengandung mukjizat, sekalipun kitab-kitab lain juga mengandung mukjizat dari segi pemberitaan tentang yang gaib dan hukum-hukum, namun gaya bahasanya biasa-biasa saja, maka dari segi ini Al-Qur'an lebih unggul.
Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
{Az-Zukhruf 43:4}
Dan firman Allah:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.
{Al-Imran 3:110}
Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya, Fadhailul Qur'an (keutamaan-keutamaan Al-Qur'an) halaman:102-123, mengatakan: "Hal ini mereka raih berkat Al-Qur'an yang agung, yang mana Allah telah memuliakannya dari semua kitab yang pernah diturunkan-Nya, dan Dia jadikan sebagai batu ujian, penghapus dan penutup bagi kitab-kitab sebelumnya, karena semua kitab terdahulu diturunkan ke bumi dengan sekaligus, sedangkan Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi, demi untuk menjaganya dan menghargai orang yang diberi wahyu. Setiap kali ayat Al-Qur'an turun, seperti keadaan turunnya kitab-kitab sebelumnya".

Kitab yang mulia ini telah mengungkap banyak sekali kebenaran ilmiah kosmos, dalam ayat-ayat yang membuktikan wujud Allah, kekuasaan dan keesaan-Nya.
Allah berfirman:
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
{Al-Anbiya 21:30}
Al-Qur'an juga menganjurkan agar memanfaatkan apa yang dapat ditangkap oleh indra mata dalam kehidupan sehari-sehari dari ciptaan Allah.
sebagaimana difirmankan:
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi".
{Yunus 10:101}
Dan Allah berfirman:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
{Al-Jathiya 45:13}
Kaum muslimin hendaknya mempelajari ilmu-ilmu alam, serta menikmati manfaat dari kekuatan-kekuatan yang tersimpan di langit dan bumi. Sesungguhnya pembicaraan tentang Al-Qur'an tidak akan ada habis-habisnya. Al-Qur'an yang menganjurkan kaum muslimin untuk bersikap adil dan bermusyawarah, dan menanamkan kepada mereka kebencian terhadap kezaliman dan tindakan semena-mena. Syiar para pemeluknya adalah kekuatan iman, tidak sombong, solidaritas dan bersikap kasih sayang antara sesama mereka.

Hendaknya kita hidup dengan Al-Qur'an, membaca, memahami, mengamalkan dan menghafal. Hidup dengan Al-Qur'an adalah perbuatan yang paling terpuji, yang patut dilakukan oleh orang mukmin.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
{Fatir 35:29-30}
Dalam dua ayat tersebut di atas, Allah menganjurkan bagi orang-orang yang membaca Al-Qur'an agar disertai dengan perenungan, sehingga akan menimbulkan pengetahuan yang pada gilirannya akan menimbulkan pengaruh. Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh membaca Al-Qur'an adalah melaksanakan dalam bentuk perbuatan.

Oleh karena itu Allah iringi amalan membaca Al-Qur'an dengan mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezki yang dikarunia Allah secara diam-diam dan terang-terangan, kemudian dengan demikian orang-orang yang membaca Al-Qur'an itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi. Mereka mengetahui bahwa karunia Allah lebih baik dari apa yang mereka infakkan. Oleh karena mereka mengadakan perniagaan di mana Allah menambahkan karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Berterima kasih, mengampuni kelalaian, dan berterima kasih atas pelaksanaan tugas.

Oleh karena itu kita harus selalu membaca Al-Qur'an dengan perenungan dan kesadaran, sehingga dapat memahami Al-Quran secara mendalam. Bila seorang pembaca Al-Qur'an menemukan kalimat yang belum dipahami, hendaknya bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan.
Allah berfirman:

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
{An-Nahl 16:43}
Mempelajari Al-Qur'an sangat diperlukan. Disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan orang-orang yang ada di sisi-Nya (para malaikat), dan barang siapa amalnya kurang, tidak dapat ditambah oleh nasabnya. {Diriwayatkan oleh Muslim, 2699}. Sabda Rasul dalam hadis ini, "Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah", "Rumah" di sini bukanlah batas, terbukti dengan sebuah hadis riwayat Muslim yang lain yang mengatakan: "Tidaklah suatu kaum berzikir kepada Allah, melainkan akan diliputi oleh para malaikat" Jika berkumpul di tempat lain, selain rumah Allah (mesjid) maka bagi mereka keutamaan yang sama dengan mereka yang berkumpul di mesjid. Pembatasan "di rumah Allah" dalam hadis di atas, hanyalah karena seringnya tempat itu dijadikan tempat berkumpul, akan tetapi tidak ada keharusan berkumpul untuk membaca dan mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an dan kandungan hukumnya, di mana pun tempatnya akan mendapatkan keutamaan yang sama. Adapun jika berkumpul untuk belajar di mesjid lebih utama, hal itu dikarenakan mesjid mempunyai keistimewaan dan kekhususan yang tidak dimiliki oleh tempat yang lain.

Diriwayatkan oleh ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka ia akan memperoleh kebaikan. Kebaikan itu berlipat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan, Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi, Alif adalah huruf, Lam huruf, dan Mim huruf. {H. R. Tirmizi. Nomor:3075}.Dari Usman bin Affan ra. dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam ia bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain".{Bukhari. Nomor:4739}. Hadis ini menunjukkan akan keutamaan membaca Al-Qur'an. Suatu ketika Sufyan Tsauri ditanya, manakah yang engkau cintai orang yang berperang atau yang membaca Al-Qur'an? Ia berkata, membaca Al-Qur'an, karena Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain" Imam Abu Abdurrahman As-Sulami tetap mengajarkan Al-Qur'an selama empat puluh tahun di mesjid agung Kufah disebabkan karena ia telah mendengar hadis ini. Setiap kali ia meriwayatkan hadis ini, selalu berkata: "Inilah yang mendudukkan aku di kursi ini".

Al hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Qur'an halaman 126-127 berkata: [Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkan kepada orang lain" adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.
Allah berfirman:

Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan.
{An-Nahl 16:88}
Sebagaimana firman Allah:
Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur'an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya.
{Al-An'am 6:158}
Penafsiran yang paling benar dalam ayat di atas, dari dua penafsiran ahli tafsir adalah bahwa, mereka melarang orang-orang untuk mengikuti Al-Qur'an, sementara mereka sendiri pun menjauhkan diri darinya. Mereka menggabungkan antara kebohongan dan berpaling.
Sebagaimana firman Allah:
Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Maka siapakah yang lebih lalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya?"
{Al-An'am 6:157}
Beginilah perihal orang-orang kafir yang jahat, sedangkan orang-orang mukmin yang baik dan pilihan selalu menyempurnakan dirinya dan berusaha menyempurnakan orang lain, sebagaimana tersebut dalam hadis di atas.
Allah berfirman:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?".
{Fushilat 41:33}
Ayat ini menggabungkan antara seruan kepada Allah, baik dengan azan atau yang lainnya, seperti mengajarkan Al-Qur'an, hadis, fikih dan lainnya yang mengacu kepada keridaan Allah. dan dengan perbuatan saleh, dan juga berkata dengan ucapan yang baik.

Rahmat Allah akan dilimpahkan kepada orang-orang yang membaca Al-Qur'an dan mereka yang menegakkan hukumnya, juga mencakup orang-orang yang mendengarkan bacaannya.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mengerjakan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
{Al-Anfal 8:2-4}
Dari Abdullah Ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam. berkata kepadaku: 430 - Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra. ia berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. bersabda kepadaku: Bacakan Al-Qur'an kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah! Aku harus membacakan Al-Qur'an kepada Anda, sedangkan kepada Andalah Al-Qur'an itu diturunkan? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Aku lalu bacakan surat An-Nisa. Ketika sampai pada firman yang berbunyi:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا
Maka bagaimanakah "halnya orang kafir nanti", jika Kami mendatangkan seorang saksi "rasul" dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu "Muhammad" sebagai saksi atas mereka itu "umatmu".

Beliau berkata: "Cukup", lalu aku menoleh kepada beliau, tiba-tiba aku lihat beliau mencucurkan air mata. {H.R. Bukhari nomor:4582, Muslim nomor:800 dan Abu Daud Nomor:3668}.
Imam Nawawi berkomentar: [Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Al-Qur'an, merenungi, dan menangis ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang lain untuk membaca Al-Qur'an agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap untuk memahami dan mentadabburi Al-Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri].

Setiap orang muslim hendaknya tahu akan hak-hak Al-Qur'an; menjaga kesuciannya, komitmen terhadap batas-batas yang telah ditetapkan oleh agama saat mendengarkan bacaannya, dan meneladani para salaf (pendahulu) saleh dalam membaca dan mendengarkannya. Sungguh mereka itu bagaikan matahari yang menerangi hati dan dapat diteladani dalam kekhusyukan yang sempurna dalam meresapi,dan mengimani.
Firman Allah:
Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
{Asy-Syu'ara 26:192-195}
Memang benar adanya, bahwa Al-Qur'an, baik lafal maupun makna adalah firman Allah, yang merupakan sistem dari langit untuk seluruh makhluk, khususnya manusia. Selain itu ia merupakan rujukan utama perkara-perkara agama dan sandaran hukum. Hukum-hukum yang ada di dalamnya tidaklah diturunkan sekaligus, akan tetapi diturunkan secara berangsur selama masa kerasulan; ada yang turun untuk menguatkan dan memperkokoh pendirian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, ada yang turun mendidik umat yang baru saja tumbuh dan ada pula yang diturunkan oleh karena peristiwa keseharian yang dialami oleh umat Islam di tempat dan waktu yang berbeda-beda. Setiap kali ada peristiwa, turunlah ayat Al-Qur'an yang sesuai dan menjelaskan hukum Allah atas peristiwa itu. Di antaranya adalah kasus-kasus dan peristiwa yang terjadi pada masyarakat Islam, pada masa pensyariatan hukum, di mana umat Islam ingin mengetahui hukumnya, maka turunlah ayat yang menjelaskan hukum Allah, seperti larangan minuman keras.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam. datang ke Madinah dan mendapati orang-orang meminum minuman keras, dan makan dari hasil berjudi. Lalu mereka bertanya kepada Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam tentang masalah itu.
Maka Allah menurunkan ayat:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.
{Al-Baqarah 2:219}
Lalu orang-orang berkata: "Tidak diharamkan, hanya saja pada keduanya dosa yang besar". Selanjutnya mereka masih juga banyak yang minum khamar (minuman keras), sampai pada suatu hari, seorang dari Kaum Muhajirin mengimami sahabat-sahabatnya pada shalat Magrib. Bacaannya campur aduk antara satu dengan yang lain, sehingga Allah menurunkan ayat Al-Qur'an yang lebih keras dari ayat sebelumnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.
{An-Nisa 4:43}
Akan tetapi, Orang-orang masih juga banyak yang meminum minuman keras, hingga salah seorang melakukan shalat dalam keadaan mabuk.
Lalu turunlah ayat Al-Qur'an yang lebih keras lagi:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
{Al-Maidah 5:90}
Mereka berkata: "Kami tidak akan melakukannya lagi wahai Tuhan!" Lalu orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah banyak orang yang terbunuh di jalan Allah, atau mati di atas kasurnya, padahal mereka telah meminum khamar dan makan dari hasil perjudian, sedangkan Allah telah menjadikan keduanya, najis yang merupakan perbuatan setan".
Maka turunlah ayat:
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebaikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
{Al-Maidah 5:93}
Nabi bersabda: "Jika diharamkan atas mereka sebelumnya, niscaya mereka akan meninggalkannya sebagaimana halnya kalian meninggalkan.{Musnad Ahmad 2/251 dan 252}. Dalam sahih Bukhari, hadis nomor:4620, disebutkan, dari Anas bin Malik ra. ia berkata: "Dulu aku pernah jadi penyuguh minuman (khamar) di rumah Abu Thalhah, dan turunlah ayat pengharaman minuman keras. Lalu diutuslah seseorang untuk menyerukan larangan ini. Abu Thalhah berkata, "Keluarlah dan lihat suara apakah itu". Lalu aku keluar, dan aku berkata: "Sungguh minuman keras telah diharamkan". Ia berkata kepadaku: "Pergi, dan tumpahkanlah". Anas berkata: "Aku pun keluar dan menuangkannya. Saat itu khamar mengalir di jalan-jalan Madinah." Anas berkata: "Jenis khamar pada saat itu adalah yang terbuat dari kurma." Sebagian orang berkata: "Telah banyak yang terbunuh, sedangkan minuman itu ada di dalam perut mereka". Ia berkata, lalu turunlah ayat: "Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu".

Dari yang disebutkan di atas, kita mengetahui bahwa larangan meminum khamar (minuman keras)terjadi dalam tiga tahap, yaitu ketika turun surat Al-Baqarah: "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".

Ayat ini mengandung larangan meminum minuman keras dengan cara yang halus. Maka yang meninggalkannya ketika itu hanya sekelompok orang yang tingkat ketakwaan mereka sangat tinggi. Umar ra. berkata, "Ya Allah, berikanlah penjelasan yang terang tentang hukum meminum minuman keras". Lalu turunlah ayat yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan". Lalu umat Islam menghindari untuk meminumnya pada waktu-waktu mendekati shalat. Umar ra. berkata, "Ya Allah, berikanlah penjelasan yang terang tentang minuman keras". Maka turunlah surat Al-Ma'idah: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan, Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Saat itulah ketika diserukan dan dibacakan ayat ini, Umar ra. berkata, "Kami berhenti (dari melakukannya)". Demikianlah proses pensyariatan yang bertahap, di mana Allah menyucikan umat Islam dari adat istiadat yang bertentangan dengan sistem Islam, dan melengkapi mereka dengan sifat-sifat yang mulia, seperti: pemaaf, penyabar, kasih sayang, jujur, menghormati tetangga, berlaku adil dan perbuatan baik yang lain.

Hanya Allah semata yang menetapkan syariat untuk para hambanya.
Allah berfirman:
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.
{Al-An'am 6:57}
Syariat itu ditetapkan tiada lain kecuali hanya untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia, baik hikmah yang terkandung di dalamnya tampak atau pun tidak. Al-Qur'an adalah sumber pertama syariat. Adapun sumber kedua adalah sunah, dan tidak ada perselisihan antara para ulama bahwa sunah merupakan hujah dalam syariat di samping Al-Qur'an.
Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
{An-Nisa 4:59}
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.
{An-Nahl 16:44}
Dan firman Allah:
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.
{Al-Hasyr 59:7}
Imam Ibnu Qayimil Jauziah dalam bukunya "A,lamul Muwaqqi,in ,An Rabil Alamin", halaman, 263, menjelaskan tentang peran sunah terhadap Al-Qur'an, ia berkata: "Peran sunah terhadap Al-Qur'an ada tiga: Pertama, Mempunyai maksud sama dengan Al-Quran dilihat dari semua segi. Sehingga masing-masing ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi yang sama-sama menunjukkan kepada hukum yang sama termasuk dalam kategori suatu yang hukum mempunyai lebih dari satu dalil. Kedua, Menjelaskan maksud dari Al-Qur'an dan penafsirannya. Ketiga, Menetapkan suatu hukum, wajib atau haram, yang tidak ada terdapat dalam Al-Qur'an. Peran itu tidak keluar dari tiga hal ini dan tidak ada pertentangan sama sekali antara Al-Qur'an dan sunah.

Oleh karenanya, sunah menegaskan suatu hukum dari Al-Qur'an, kadang kala ia menafsirkan teks Al-Qur'an atau menguraikan hukum yang dijelaskan secara ringkas dalam Al-Qur'an, bahkan juga menetapkan suatu hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an. Namun demikian sunah tidak menetapkan sebuah hukum, kecuali bila di dalam Al-Qur'an tidak diketemukan hukum yang dimaksud. Sunahlah yang menjelaskan kepada kita -umat Islam- bahwa shalat yang diwajibkan adalah lima kali sehari semalam, darinya juga diketahui jumlah rakaat dalam shalat dan rukun-rukunnya, menjelaskan hakikat zakat, dan ke mana disalurkan serta berapa nisabnya. Dan sunah juga yang menjelaskan kepada kita cara-cara haji dan umrah, dan bahwa ibadah haji hanya wajib sekali dalam seumur hidup, dan ia pula yang menerangkan tentang miqat-miqat haji, zamani dan makani (waktu dan tempat) dan jumlah putaran tawaf.

Maka bagi mereka yang hanya berpegang terhadap Al-Qur'an dengan meninggalkan sunah, hendaknya segera memperbaharui keimanannya dan segera kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
{Taha 20:82}
Al-Qur'an dan Sunah, kedua-duanya merupakan wahyu Allah kepada Rasul-Nya, dan dua sumber syariat Islam yang mengembalikan manusia pada fitrahnya, dan menjadikan manusia mengetahui jalan hidupnya. Allah berfirman:
Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.
{Al-A'raf 7:43}



sumber dari: ichsanafriadi.com/

Saturday, 12 April 2014

Life Survival Guide- PARENTS






Assalamu’alaikum everyone :)

Here are some tips for us kids to make it through those tear-out-your-hair situations with our tormentors…ahem, I mean our parents :P (I apologise for the small Arabic font, wasn’t able to make it bigger. Maybe you guys can zoom in on the page)

Many a times we come across countless books, articles and the like for parents, advising them on how to deal with their rebellious, uncontrollable, monster of a teenager; kind of annoying how they present a rather one-sided picture, right? I mean, sometimes we weren’t the ones to cause the spark. Most of the times, the last thing we want is actually to get into a rut with our mums and dads.
Even though some of us may actually take pride in the fact that we have the ability to cause psychologists to go through the pains of writing an entire book about us, we can’t deny that the sticky situations we get stuck in with our parents takes a toll on us and our parents, mentally and even physically.

So here are a couple of tips that inshaa’Allah will help us keep our cool when World War III appears imminent…

#1 Remember whats in it for you:

When we are caught in an argument with our parents, many of us tend to just keep quiet and listen to whatever our parents have to say to us. Don’t ever think that we are biting tongues and stopping ourselves from snapping at our parents simply because they are our caregivers and they are older than us…we are keeping our words of anger and frustration under ­extremely tight wraps because Allah told us to, and it’s really interesting to see His choice of words in the Qur’an regarding this matter.

“…وَبِٱلْوَٲلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًا…”
Surah Al-Isra’ Ayah 23

Many of us may be very familiar with this part of the ayah, especially if our parents quote it often. It is often translated as “…And that you be dutiful to your parents…” Yes, no doubt, we are to have the best possible conduct with regards to our parents (which we will discuss in the next tip inshaa’Allah), but it is also helpful to know what actually comes right before this part of the ayah.

“وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ…”
“And your Lord declared that you will not be enslaved to anyone except Him alone…”

By starting out the ayah by declaring that we, as creations of Allah , will not be enslaved to anyone except Him assures us that He comes first in our lives. Everything that He taught us, instructed us and commanded us takes priority, and everything else is secondary. We are to obey our parents at all times, unless something that they told us to do goes against the Command of Allah . At that point, we are to graciously explain to them that we fear Allah and that we do not feel that we should be doing such and such.

Another cool thing about this ayah is that Allah used the word “وَٲلِدَيْنِ” (pronounced: waalidayn) in the ayah. Hang in there, this may sound like an Arabic lesson, but trust me, you’re going to want to know this. This word means two parents, and comes from the singular word “وَالِد”(pronounced: waalid) and the verb “وَلَدَ” (pronounced: walada). Those of us who know a little bit of Arabic will know that this word means “father”, and the feminine version of the word used for mother is “وَالِدَة” (pronounced: waalidah). We also know that there is another pair of words in Arabic used for father and mother: “أَب” (pronounced: ab) and “أم” (pronounced: oom)respectively. These two words are more respectable, are sort of a higher status. An “أَب” issomeone who not only fathered you, but also cared for you and contributed to your upbringing. However, a “وَالِد” is someone who only fathered you; that is he is your biological father and had nothing to do with your upbringing. The same goes for the words “أم” and “وَالِدَة”. So every “أَب” is a“وَالِد” but every“وَالِد” is not necessarily an “أَب”. Since Allah used the word “وَٲلِدَيْنِ” in the ayah, it goes to show that we are to have the best conduct towards our parents even if they did not show us any kind of care or concern. So we can’t tell our parents “you were never there for me” and thus be granted the license to shut them out of our lives and treat them unkindly. Another nugget of wisdom we can extract from this is that Allah Knows that we have the potential to be merciful, kind, patient and charitable! And He wants us to give our best in these characteristics to our parents.

Many of us feel that our own parents are different, they are really unlike any other set of parents; completely psychotic and unreasonable perhaps and therefore these guidelines in the Qur’an don’t really apply to us. Don’t we know that Allah Knows exactly what kind of parents he had given us to? That it’s all part of the Master Plan that we would get difficult parents? He Knows, man, He Knows, and He purposely gave us the parents we have right now, all to see if we are willing to obey Him and strive to get the ultimate reward of Paradise, where not a single hardship will remain.
“Do you think that We had created you in play (without any purpose), and that you would not be brought back to Us?” [1]
Having patience with our parents is definitely worth it…
“…Only those who are patient shall receive their reward in full, without reckoning.”[2]

2 Dont forget their status with Allah (swt):

After obedience to Allah , obedience to our parents comes next; they really do hold a pretty high rank with Him.
Allah is our Rabb; our Sustainer. He takes care of our needs and takes charge of us. In this world, He gave the momentary responsibility to our parents. Whether we remember it or not, our parents took care of us when we were in the most helpless and embarrassing states. They cleaned us, fed us, dressed us, protected us and taught us. When we were just out of the womb, our mothers especially didn’t get an MC for a week, or even a day so that she could recover from delivery. She had to get to work immediately! Carrying a baby is truly a difficult task, so painful and challenging that Allah says in the Qur’an:

”وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ بِوَٲلِدَيْهِ إِحْسَـٰنًا‌ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ ۥ كُرْهً۬ا وَوَضَعَتْهُ كُرْهً۬ا‌ۖ وَحَمْلُهُ ۥ وَفِصَـٰلُهُ ۥ ثَلَـٰثُونَ شَہْرًا‌… “
Surah Al-Ahqaf Ayah 15

“And We have enjoined on man to be dutiful and kind to his parents. His mother bears him with hardship. And she brings him forth with hardship, and the bearing of him, and the weaning of him is thirty months…”

It’s also good to note that the word “أم” was used in this ayahto refer to the mother. This goes to show that all our mothers actually graduate from “وَالِدَة” immediately as bearing, delivering and weaning us already count as contributing to our upbringing and caring for us. That is why great emphasis is placed on giving our mums the best company and treating her with great respect and kindness. Child bearing and delivery is not cheap, if a woman dies while having a child in her, she attains martyrdom![3]

When we were little, our parents didn’t ask us for any pay nor did they ask for anything in return for those sleepless nights with us, but they do feel that they are entitled to some respect and some authority over us, and rightfully so.

Allah continues in Surah Al-Israa’:

…”إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْڪِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ۬ وَلَا تَنْہَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً۬ ڪَرِيمً۬ا (٢٣) وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرً۬ا (٢٤) رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِى نُفُوسِكُمْ‌ۚ إِن تَكُونُواْ صَـٰلِحِينَ فَإِنَّهُ ۥ ڪَانَ لِلْأَوَّٲبِينَ غَفُورً۬ا (٢٥) “
Surah Al-Isra’ Ayaat 23-25

“…If one of them or both of them attain old age in your life, say not to them “Uff” , nor shout at them but address them in terms of honour. And lower to them the wings of shade through mercy, and say: ‘My Lord! Bestow on them Your Mercy as they did bring me up when I was young.’ Your Lord knows best what is in your inner-selves. If you are righteous, then, verily, He is Ever Most Forgiving to those who turn to Him again and again in obedience, and in repentance.”

As people get older, it’s natural for them to get more dependent on others. When it comes to our parents, they will be asking more of us as they get older and older, and it’s normal that we would get increasingly frustrated as well. This is a particular challenge as people get harder to deal with because they can become unreasonable, but at this time Allah tells us not to even say “Uff!” to our parents. The word “أُفٍّ۬” in Arabic is used as a show of frustration. We can’t even show them we are frustrated even if they are yelling at us or not! I know it’s easier said than done, but hey, if Allah tells us to do it, it must certainly be possible because He says:

“And strive hard in Allah’s Cause as you ought to strive. He has chosen you, and has not laid upon you in religion any hardship…”[4]

Besides, Allah is also giving us the opportunity to say that we did not say uff! to our parents, and thus have fulfilled His Words.

When He tells us to lower the wings of mercy to our parents, it means to lower our ego and to cover our parents out of mercy. No matter what they do to us, the motivation to be good to them is out of mercy. In Surah Al-Isra’ we learnt about a little prayer we should make for our parents in private, where we ask Allah to Bestow His Mercy on them. Allah did not tell us to ask Him to forgive them as that would imply that they are doing something wrong. Instead, we ask Him to Bestow on them His Mercy because we are unable to show them all the mercy that they had shown us when we were little. Only Allah can pay them back in full.

He also says that He knows exactly what is in our inner-selves. Kind of creepy because on our tongues many of us say that we are being good to our parents, but deep down we know that we are not doing enough and that there is room for improvement. But even then, if we are really righteous with regards to this matter, and if we come clean with Allah and acknowledge our mistakes and ask Him for forgiveness, He has always been exceedingly forgiving.

It’s really amazing to see what a high status our parents hold with Allah …

#3 Develop selective hearing:

Selective hearing is the art of listening to only that which is important or beneficial to you. Our parents are human beings just like us, and they have their fair share of bad days. We should be empathetic and let them be a little emo every now and then because come on, sometimes everyone needs to vent their frustration. At times, we are often hit by some of the waves of negative energy radiating out from our parents (even though we try our best to avoid them on such days) when they say really hurtful things to us, or accuse us of doing something when we had nothing to do with it in the first place. Do bear in mind that they actually do not mean what they are saying as they are only overcome with heavy feelings at that point that they are unable to filter the words that are coming out of their mouths.

It’s also good to know that our parents know exactly what to say to get right under our skins…and make it burn really bad, and I mean worse than salt on an open wound. Sometimes we just wonder how they can get our blood to boil so quickly, and it can get so bad that we feel like our heads are going to explode! Do remember that they say those “corrosive” words merely just to see our reaction; to see how much patience we really have. One way you can end such blood-pressure-raising conversations is by playing along with them. They’ll be totally stumped by your response to their taunts. Give it a shot, at least you’ll be able to buy some argument-free time before they come up with something else that would make you tick, and trust me, they will :)

Nevertheless, when similar situations come about, it is time to switch on the selective hearing, and hear only the words that have some value to it and let all the harsh words bounce right off our ears. Be forgiving, then verily Allah is the Oft-Forgiving, Most Merciful.[5]

Selective hearing is to be used with the utmost CAUTION! We are creatures of intellect, as our Creator has fashioned us, so we are able to discern during one of our disagreements with our parents who it is that had slipped and messed up. When that little voice inside you tells you that maybe something you had done resulted in this admonition from your parents, resist the temptation to flick on the selective hearing switch! Take this as an opportunity to rectify your mistake and look on the bright side, after experiencing the consequences of your misdeed, you know you will not be repeating it in the future inshaa’Allah :P

#4 Find a good punching bag:

Not literally…unless you enjoy boxing as a sport! We all need some way to relieve the pent-up stress and frustration in one way or another. Search for a healthy outlet that will calm your nerves and lighten up your mood. I do not advise the television or music, but try to find an activity that won’t cause you any harm in any way, and is productive at the same time. Maybe some of us are good at a particular sport, or would like to put our culinary skills to the test, or perhaps would like to write some stories or compose poems. Drain out the pain in a fun way, but do try talking to Allah too about your feelings and problems. You don’t necessarily have to stand on the prayer mat to do so; you can talk to Him any time in your heart, because you know,

“…Verily in the remembrance of Allah do hearts find rest.”[6]

There is no flaw in the Deen, and any mistakes in this article are my own. This article is intended as a reminder for me, and my fellow brothers and sisters in Islam. Allah Knows the Best, and may He Grant us the ability to obey Him in all respects, and may He Grant us and our parents patience, put love between us, and may He reunite us in Paradise, Ameen.



sumber dari: msfatvs.wordpress.com/

Thursday, 10 April 2014

All Types of Cures from Quran







  1. Ayat #165 on sweet and feed displeased person shaytan will keep away. Will not forget Allah Ta’ala shade on Qiyama if recited with Suratu Aale Imran.
  2. Life, property and family protected if recite first 4 ayaat+ayatul kursi+last 3 ayaat. Shade on Qiyama if recited with Aale Imran . 
  3. Suratu Aale Imran Fertility treatment for women. 
  4. Ayaat #8 & #9 for migraines cure.
  5. Aya #145 for backache If recited on Friday, rahma of Allah Ta’ala and angels ask forgiveness for reciter Increase in sustenance if worn .
  6. Surah Nisa 7 times for love between two people – Safety from squeezing in the grave. 
  7. Surah Maida Ayat #54 on sweet for love Forgiveness.
  8. Surah Anaam If written (saffron) and drunk, free from all ailments.
  9. Surah A’raaf If worn, then safety from enemies and wild animals Once a month recitation – no fear on Qiyama Veil between shaytan and reciter.
  10. Surah Anfaal Ayat 8 for stomach ailments Intercession on Qiyama fulfillment of hajat.
  11. Surah Tawba (Baraa’a) – Protection from hypocrisy Safety from thieves and fire and plan by enemy if worn.
  12. Surah Yunus – Closeness to Allah Ta’ala identifying thieves. 
  13. Surah Hud Aya 44 for nosebleeds Forgiveness and easy accounting of deeds Courage and boldness if kept. 
  14. Surah Yusuf – Protection from fear on Qiyama.
  15. Raised on Qiyama with husn of Yusuf alaihis salam removal of jealousy.
  16. Surah Ra’d – Easy accounting. 
  17. Intercession on behalf of friends Destroys tyranny of ruler if written and hung outside tyrants door. 
  18. Surah Ibrahim Keeps child safe from ailments if worn. Assists digestion in children – If recited in two raka salaah with Surah Hijr in one rakaa, will keep away poverty, insanity and sudden calamity.
  19. Surah Hijr Increase in breast milk if worn by new mother – Profitability in business if worn. 
  20. Safety of valuables if kept with them. 
  21. Surah Nahl Safety from 70 types of diseases if read once a month No questioning about ne’ma.
  22. Reciter amongst Ahlul Jannah. 
  23. Surah Bani Israil (Israa) Written with saffron and water given to child having speech problems – Reciter will not die without meeting Imam alaihis salam. 
  24. Last 2 ayaat protection against theft.  
  25. Surah Kahf – Noor created with angels praying for forgiveness if read before sleep Protection from fitna for 8 days. 
  26. Last ayat as alarm clock .
  27. Surah Maryam for Safe pregnancy and Protection from thieves.
  28. Surah Taha for Forgiveness.
  29. Surah Luqman Water – cure for illnesses and pain Protection from Shaytan.
  30. Surah Sajda Cure for aches and pains Equivalent to all night ibada on Laylatul Qadr if recited with Suratul Mulk.
  31. Surah Ahzaab – Safety from fear in grave If kept on person, honour from people.
  32. Surah Saba – Recited with Suratul Fatir – protection of Allah Ta’ala all night Water- Removal of fear in heart
  33. Safety from enemies
  34. Surah Fatir Aya 41 – cure for headaches.
  35. Ayat 42 for migraines Doors of Jannah opened for reciter .
  36. Surah Yaseen (Qalbe Qur’an) Cure for 1000 illnesses.
  37. Drink mixture of rose water and saffron for excellent memory.
  38. Increase in breast milk of mother. Equivalent to 12 complete Qur’ans.
  39. Thawab of 20 Hajj Forgiveness for one on deathbed – angels accompany janaza and easy sakarat. Fulfillment of hajat.
  40. Safety from squeezing of grave.
  41. Surah Saffaat – Protection from Shaytan Safety from all calamities, Increase in wealth and children.
  42. Surah Saad – Inspires reciter to keep away from sins.
  43. Reciter able to take family, loved ones and even employees to Jannah downfall of tyrant ruler.
  44. Surah Zumar – Fire of Jahannam haram on reciter Respect and Honour from people.
  45. Surah Mu’min Cure for wounds and scars.
  46. Remedy for heart problems, dizziness and nausea Forgiveness if recited once in 3 days Prosperity in business.
  47. Surah Haamim Sijda (Fussilat) Water – alleviates eye problems Nur on Qiyama.
  48. Surah Shura – Forgiveness and salaams from angels Safety on journey.
  49. Surah Zukhruf Water – Relief from pain Safety from squeezing in the grave.
  50. Surah Dukhan No nightmares if kept under pillow. Water – Cure for stomach ailments Forgiveness and houses in Janna easy accounting. Protection from Shaytan Prosperity in business. Protection from authorities.
  51. Surah Jaathiya (Sharia’) Protection of newborn from all calamities Reciter will not see Jahannam Safety from those who slander and backbite
  52. Surah Ahqaaf Cure for diseases Safety from punishment If written with saffron and dissolved in Zam Zam water – honour from people, memory retention, and safety from Jinn
  53. Surah Muhammad Safety from insanity Thirst quenched by river in Jannah. 1000 graves send salaams to grave of reciter
  54. Will see Prophet Sallal Laahu Ta’ala Alayhi Wa Sallam when raised from grave Protection from problems.
  55. Surahl Fath Cure for heart problems – Protection in times of war & during travel.
  56. Surah Hujurat Safety of mother and child in pregnancy. Increase in breast milk Protection from Shaytan Protection in times of war and unrest.
  57. Surah Qaaf Ayat #23 – shifa for eyes. Ayat #37 for heart ailments – Increase in sustenance no suffering at the time of death
  58. Surah Dhariyaat Water – Remedy for backache. 
  59. Taweedh – Pregnancy and delivery easy – Easy death.
  60. Surah Taweedh – Good health in children Safety from anger of Allah Ta’ala Release from bondage.
  61. Surah Najm – - Courage and respect. Upper hand in discussions.
  62. Surah Qamar – - Ease of difficulties. Respect of people if kept with one during Jumua’ salaah.
  63. Surah Rahmaan (Bride of Qur’an) Cures eye problems Removal of hypocrisy from the heart. May ask forgiveness for whoever one wants. Safety angel appointed If written on wall, keeps away household pests.
  64. Surah Waaqia – Loved by Allah Ta’ala and people Safety from poverty. Forgiveness of sins if recited on deathbed. Sustenance increased if read no of times as lunar date.
  65. Surah Hadid – No punishment if read with Suratul Mujadila in wajib salaah Release from imprisonment. Safety in war Makes one courageous. 
  66. Surah Mujadila Tawidh – Shafa of illness – Protects whatever is buried in the ground. Ease to resltlessness. Safety from Jinn & men. If recited on sand and thrown towards enemy – overcome. 
  67. Surah Hashr Water – good for memory retention and concentration. Ayaat 21-24 3x with hand on joint pain. Ayaat 21-24 for earache Salaams from all creations. Forgiveness. If recited with Suratur Rahmaan, angel appointed to protect at all times 4 raka salaa – Suratul Hashr after Suratul Hamd – important work successful. If recited 40 days – even hardest task becomes easy. 
  68. Surah Mumtahana Increases vision. Protection from insanity. Water –cure for ailments If recited in wajib salaah – heart filled with eiman -fits. 
  69. Surah Saff – Forgiveness Safety on journey.
  70. Surah Jumua’ – Safety from Shaytan.
  71. Forgiveness Safety from all danger.
  72. Surah Munafiqun Cure for any aches and pains Freedom from shirk and hypocrisy.
  73. Surah Taghabun – Intercession to Janna if recited in wajib salaa Safety at time of death. Protection from tyranny.
  74. Surah Talaq – If recited with Surat Tahreem, protection on Qiyama.
  75. Surah Tahreem Water – cure for diseases. Cures insomnia. Calms agitation – Clears debts . Surah Mulk (Munjiya) – Thawab of doing ibada on Laylatul Qadr will remove reciter from Jahannam. Protection of Allah. Recitation on Eid gives thawab of allnight ibada Safety from fear in grave. Relief for marhum/a who has just died. Intercession for memoriser in Qiyama.
  76. Surah Qalam Tawidh on painful part – Alleviates pain – No financial difficulties.
  77. Surah Haaqqaa Safety in pregnancy. Improves child’s intellect and memory Sign of eiman. Easy accounting on Qiyama. Reciter will never loose religion.
  78. Surah Ma’aarij – Covering of sins. Safety from Shaytan Release from imprisonment.
  79. Surah Nuh – Will not die until sees place in Janna Hajat answered straight after recitation.
  80. Surah Jinn – - Protection from Jinn. Protection from unjust people. Safety from poverty. Upperhand in confrontations
    Debts paid . Safety of possessions.
  81. Surah Muzzammil Protection from insanity Purity of heart. Forgiveness – recite 100x Fulfilment of hajat. Prevents slavery by people.
  82. Surah Muddathir – - Protection from misfortunes. Hajat fulfilled if dua after recitation. Will not die until memorised Qur’an if dua for memorisation done with recitation of surah.
  83. Surah Qiyama Water – safety from heart ailments Raised with radiance on Qiyama Increase of sustenance. Protects life and possessions. Liked by people.
  84. Surah Dahr (Insaan) Water – heart ailments Janna Victory in war.
  85. Surah Mursalat Water+onion juice – cure for aches and pains. Tawidh – helps to combat oversleeping – Always victorious over enemies.
  86. Surah Naba Water – stomach problems. Reciter not overcome by sleep if wishes to stay awake. Eye problems – recite after ‘Asr Daily recitation guarantees visit to Ka’ba Safety and ease in journey.
  87. Surah Naazhiaat – - Safety in a dangerous place. Suratul ‘Abasa – Recite with Suratut Takweer to be under shade of Prophet Sallal Laahu Ta’ala Alayhi Wa Sallam in Jannah Success in all endeavours Safe journey.
  88. Surah Takweer On rose water and applied to eyes for ailments of eyes Rahma on Qiyama.
  89. Surah Infitar Recite and blow gently into eyes for cure Forgiveness of sins even if much as raindrops Protection from humiliation. Release from imprisonment. 7 times for hajat.
  90. Surah Mutaffifeen Recite on child who cries a lot Safety from Jahannam. No accounting Safekeeping.
  91. Surah Inshiqaq Easy delivery of child 7 times. Cure for poisonous bite.
  92. Surah Buruj Tawidh – To wean child of breast milk. Piles Protection of Allah Ta’ala Safety from danger. Safety from one who speaks evil.
  93. Surah Tariq Recite over medicine before taking. Water – if poured over wound – shifa Honour with Allah Ta’ala if recited in wajib salaa Recite over food for safety from harm.
  94. Surah ‘A’laa Memory retention. Relief of ear pain Entry through any door of Janna Safety on journey.
  95. Surah Ghashiya Calms frightened and crying child. Pain relief. Toothache Easy accounting in Qiyama Removes bad effects of food.
  96. Surah Fajr – Nur on Qiyama. Suratul Balad Tawidh – safety for child from illnesses. Cure for nose ailments Safety from anger of Allah Ta’ala.
  97. Surah Shams Water – Fever.
  98. Surah Layl – Inspiration of good deeds. ¼ of the Qur’an if read in Eisha Salaa 15x – One will dream about what pleases one most.
  99. Surah Dhuha – Allah’s pleasure Find missing person or something lost.
  100. Surah Inshira Water – Kidney and heart ailments. 3 times on boils, relieves chest pains Yaqeen in deen.
  101. Surah Teen – Palace in Janna Evil effects on food removed. Hajat. For lost thing to be found 7 times.
  102. Surah ‘Alaq – Thawab of shaheed Safety from accidents. Safeguarding treasure.
  103. Surah Qadr Ailments of eyes 10 times – 1000 sins forgiven. 1 time for sawab for fasting for the entire month. In wajib salaah for all sins forgiven, Increase in sustenance. Safety from enemies. Debt payment. Pious children – 7 times on spouse.  11 times for safety at night. 7 times on grave – marhum/as sins forgiven.
  104. Surah Bayyina Water for cure for all ailments. Safety from miscarriage Protection of eiman. Forgiveness. Acceptance of a’maal 21 times removal of ill effects of food.
  105. Surah Zilzal – Sees nur of Janna at death Safety from tyrants. Safety from natural disasters. Easy death.
  106. Surah Aadiyaat – Equivalent to reciting entire Qur’an Clear debts. Safety from fear. Find sustenance.



sumber dari: http://yaallah.in/category/

Friday, 4 April 2014

Amalan semasa kehamilan





Obat Ambeien Untuk Ibu Hamil


Wanita yang sedang berbadan dua perlu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi yang dilarangNya. Banyakkanlah istiqfar dan amalkan zikir. Perlu diingat bahawa ayat-ayat Al Quran adalah zikir yang paling utama. Rasulullah s.a.w sendiri memberi panduan ayat-ayat yang sesuai dibaca ketika hamil:


1. Membaca Al-Fatihah
بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿١﴾ الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العٰلَمينَ ﴿٢﴾ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ ﴿٣﴾ مٰلِكِ يَومِ الدّينِ ﴿٤﴾ إِيّاكَ نَعبُدُ وَإِيّاكَ نَستَعينُ ﴿٥﴾ اهدِنَا الصِّرٰطَ المُستَقيمَ ﴿٦﴾ صِرٰطَ الَّذينَ أَنعَمتَ عَلَيهِم غَيرِ المَغضوبِ عَلَيهِم وَلَا الضّالّينَ.
2. Membaca Surah Al-Ikhlas : 3 kali
قُل هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَم يَلِد وَلَم يولَد ﴿٣﴾ وَلَم يَكُن لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

3. Membaca Surah Al-Falaq : 1 kali
قُل أَعوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ ما خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى العُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَد4.
4. Membaca Surah Al-Naas : 1 kali
قُل أَعوذُ بِرَبِّ النّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النّاسِ ﴿٢﴾ إِلٰهِ النّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الوَسواسِ الخَنّاسِ ﴿٤﴾ الَّذى يُوَسوِسُ فى صُدورِ النّاسِ ﴿٥﴾ مِنَالجِنَّةِ وَالنّاسِ

5. Membaca Surah Ayat Al-Kursi : (Al-Baqarah 255) 1 kali
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ
مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّالْعَظِيمُ.


6. Membaca Surah Akhir Al Baqarah : (Al-Baqarah 285-286) 1 kali
ءامَنَ الرَّسولُ بِما أُنزِلَ إِلَيهِ مِن رَبِّهِ وَالمُؤمِنونَ ۚ كُلٌّ ءامَنَ بِاللَّهِ وَمَلٰئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَينَ أَحَدٍ مِن رُسُلِهِ ۚ وَقالوا سَمِعنا وَأَطَعنا ۖ غُفرانَكَ رَبَّنا وَإِلَيكَ المَصيرُ ﴿٢٨٥﴾ لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفسًا إِلّا وُسعَها ۚ لَها ما كَسَبَت وَعَلَيها مَا اكتَسَبَت ۗ رَبَّنا لا تُؤاخِذنا إِن نَسينا أَو أَخطَأنا ۚ رَبَّنا وَلا تَحمِل عَلَينا إِصرًا كَما حَمَلتَهُ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِنا ۚ رَبَّنا وَلا تُحَمِّلنا ما لا طاقَةَ لَنا بِهِ ۖ وَاعفُ عَنّا وَاغفِر لَنا وَارحَمنا ۚ أَنتَ مَولىٰنا فَانصُرنا عَلَى القَومِ الكٰفِرينَ ﴿٢٨٦ .

7. Membaca Surah Akhir Al Hasyr : ( 22-24) 1 kali
هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ ۖ عٰلِمُ الغَيبِ وَالشَّهٰدَةِ ۖ هُوَ الرَّحمٰنُ الرَّحيمُ ﴿٢٢﴾ هُوَ اللَّهُ الَّذى لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ المَلِكُ القُدّوسُ السَّلٰمُ المُؤمِنُ المُهَيمِنُ العَزيزُ الجَبّارُ المُتَكَبِّرُ ۚ سُبحٰنَ اللَّهِ عَمّا يُشرِكونَ ﴿٢٣﴾ هُوَ اللَّهُ الخٰلِقُ البارِئُ المُصَوِّرُ ۖ لَهُ الأَسماءُ الحُسنىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُ ما فِى السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ ۖ وَهُوَ العَزيزُ الحَكيمُ ﴿٢٤.

8. Membaca Surah Toha : ( 111) 1 kali
وَعَنَتِ الوُجوهُ لِلحَىِّ القَيّومِ ۖ وَقَد خابَ مَن حَمَلَ ظُلمًا .

9. Membaca Surah Al-Anbiya' : ( 69) 3 kali
قُلنا يٰنارُ كونى بَردًا وَسَلٰمًا عَلىٰ إِبرٰهيمَ.

10. Membaca Awal Surah Al-Baqarah : ( 1-5) 1 kali
الم ﴿١﴾ ذٰلِكَ الكِتٰبُ لا رَيبَ ۛ فيهِ ۛ هُدًى لِلمُتَّقينَ ﴿٢﴾ الَّذينَ يُؤمِنونَ بِالغَيبِ وَيُقيمونَ الصَّلوٰةَ وَمِمّا رَزَقنٰهُم يُنفِقونَ ﴿٣﴾ وَالَّذينَ يُؤمِنونَ بِما أُنزِلَ إِلَيكَ وَما أُنزِلَ مِن قَبلِكَ وَبِالءاخِرَةِ هُم يوقِنونَ ﴿٤﴾ أُولٰئِكَ عَلىٰ هُدًى مِن رَبِّهِم ۖ وَأُولٰئِكَ هُمُ المُفلِحونَ .

11. Membaca Surah Al-Ana'am : ( 17) 3 kali
وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ .

12. Membaca Surah Al-Isra' : ( 82) 3 kali
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا .

13. Membaca Surah At-Taubah : ( 14) 3 kali
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ .

14. Membaca Surah Yunus' : ( 57) 3 kali
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ .

15. Membaca Surah An-Nahli : ( 67) 3 kali
وَمِن ثَمَرٰتِ النَّخيلِ وَالأَعنٰبِ تَتَّخِذونَ مِنهُ سَكَرًا وَرِزقًا حَسَنًا ۗ إِنَّ فى ذٰلِكَ لَءايَةً لِقَومٍ يَعقِلونَ.

16. Membaca Surah As-Syu'ara : ( 80) 3 kali
وَإِذا مَرِضتُ فَهُوَ يَشفينِ .

17, Membaca Surah Fusilat : ( 44) 3 kali
وَلَو جَعَلنٰهُ قُرءانًا أَعجَمِيًّا لَقالوا لَولا فُصِّلَت ءايٰتُهُ ۖ ءَأَعجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُل هُوَ لِلَّذينَ ءامَنوا هُدًى وَشِفاءٌ ۖ وَالَّذينَ لا يُؤمِنونَ فى ءاذانِهِم وَقرٌ وَهُوَ عَلَيهِم عَمًى ۚ أُولٰئِكَ يُنادَونَ مِن مَكانٍ بَعيدٍ.

18. Membaca Surah Al-Qalam : (51) 3 kali
وَإِن يَكادُ الَّذينَ كَفَروا لَيُزلِقونَكَ بِأَبصٰرِهِم لَمّا سَمِعُوا الذِّكرَ وَيَقولونَ إِنَّهُ لَمَجنونٌ .

19. Membaca Surah Yassin : ( 9) 3 kali
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ.

20. Membaca Surah Al-Zalzalah : 1 kali
إِذا زُلزِلَتِ الأَرضُ زِلزالَها ﴿١﴾ وَأَخرَجَتِ الأَرضُ أَثقالَها ﴿٢﴾ وَقالَ الإِنسٰنُ ما لَها ﴿٣﴾ يَومَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخبارَها ﴿٤﴾ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوحىٰ لَها ﴿٥﴾ يَومَئِذٍ يَصدُرُ النّاسُ أَشتاتًا لِيُرَوا أَعمٰلَهُم ﴿٦﴾ فَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ خَيرًا يَرَهُ ﴿٧﴾ وَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ.

21. Membaca Surah Al-Insyiqaq : ( 1-4) 1 kali
إِذَا السَّماءُ انشَقَّت ﴿١﴾ وَأَذِنَت لِرَبِّها وَحُقَّت ﴿٢﴾ وَإِذَا الأَرضُ مُدَّت ﴿٣﴾ وَأَلقَت ما فيها وَتَخَلَّت




sumber dari: http://nurashifa.com/modules

Syaitan Takut Ayat Sajdah




بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ




HADIS riwayat al-Bukhari dan Muslim daripada Abdullah bin Amrin menyebut: “Nabi SAW membaca al-Quran, lalu Baginda membaca surah yang terkandung dalam ayat Sajdah. Maka Baginda sujud dan kami pun sujud bersama Baginda sehingga tidak ada sebahagian kami mendapat tempat untuk meletakkan dahi.”

Antara kelebihan melakukan sujud tilawah seperti hadis yang diriwayatkan Muslim dan Ibn Majah daripada Abu Hurairah yang bermaksud: “Apabila anak Adam membaca ayat Sajdah, lalu ia sujud, maka syaitan akan melarikan diri serta menangis dan berkata, “celaka, ia diperintahkan untuk sujud lalu ia sujud dan baginya syurga. Dan aku pernah diperintahkan untuk sujud, aku enggan dan bagiku neraka.”

Sujud tilawah hukumnya sunat bagi orang yang membaca ayat Sajdah dan juga mendengarnya, sama ada ia qashad (niat) untuk sujud tilawah atau tidak.

Menurut Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dalam kitabnya Sabilal Muhtadin, ayat Sajdah dalam al-Quran ada 14 selain dari Sajdah dalam surah ‘Shad’ kerana ia termasuk sujud syukur seperti mana diterangkan dalam hadis riwayat an-Nasa’I daripada Ibn Abbas yang bererti: 

“Nabi Daud melaksanakan sujud kerana bertaubat dan kita melakukan sujud kerana bersyukur.”

Dimaksudkan bersyukur di sini kerana diterima taubatnya dan kerana itu orang yang mengerjakan sujud sajdah pada surah Shad hendaklah ia berniat sujud syukur kerana taubat Nabi Daud diterima Allah.

Ayat Sajdah yang dimaksudkan itu adalah akhir ayat 15 surah ar-Ra’du, akhir ayat 50 surah an-Nahl, akhir ayat 109 surah al-Isra’, akhir ayat 58 surah Maryam, akhir ayat 18 surah al-Haj, akhir ayat 77 surah al-Haj, akhir ayat 26 urah an-Naml, akhir ayat 15 surah as-Sajdah, akhir ayat 38 surah Fushilat, akhir ayat 62 surah an-Najm, akhir ayat 21 surah al-Insyiqaq dan akhir ayat 19 surah al-Alaq.

Sujud tilawah sunat dalam solat dan di luar solat. Sujud tilawah di luar solat ada empat rukun, iaitu takbiratul ihram, niat sujud tilawah ketika takbir seperti dalam solat, sujud sekali dan memberi salam sesudah sujud seperti salam dalam solat.

Sunat membaca dalam sujud tilawah dalam solat dan di luar solat iaitu 

“Sajada wajhiya lil lazi khalaqahu wa sawwarahu wa syaqqa sam’ ahu wa basharahu bi haulihi wa quwwatihi fatabarakallahu ahsanul khaliqiin.”

Berbeza dengan sujud syukur, hendaklah dilakukan di luar solat dan tidak boleh dalam solat kerana jika dilakukan dengan sengaja dalam solat, maka batallah solat.

Cara pelaksanaan sujud syukur adalah sama dengan sujud tilawah di luar solat iaitu berniat melakukan sujud, takbiratulihram, sujud dan salam. Sujud syukur sunat dilaksanakan ketika memperoleh nikmat yang diharapkan seperti memperoleh anak, pangkat, kemuliaan dan harta.

Sunat juga melakukan sujud syukur ketika terhindar daripada musibah yang tidak diduga, baik musibah yang menimpa dirinya, anak cucunya atau salah seorang dari umat Islam seperti selamat daripada karam, kebakaran atau rumah runtuh.

Sujud syukur tidak dilakukan lagi kerana dipisahkan oleh waktu yang cukup lama antara sujud dan sebabnya. Demikianlah secara ringkas berkaitan sujud tilawah dan sujud syukur.



sumber dari: http://shafiqolbu.wordpress.com/