Showing posts with label Ar-Rahman. Show all posts
Showing posts with label Ar-Rahman. Show all posts

Thursday, 15 May 2014

Penawar Sanubari bersama Ashraf Muslim







Masalah Lemah Antibodi
Surah al-Anfal (8): Ayat 36-50

Masalah Keyakinan Diri
Surah al-Nur (24): Ayat 11-25

Masalah Kerungsingan
Surah Muhammad (47): Ayat 21-32

Masalah Terseliuh
Surah Qaf (50): Ayat 16-45

Masalah Zuriat
Surah Nahli (16): Ayat 81-89 (untuk Lelaki)
Surah Maryam (19): Ayat 31-48 (untuk Perempuan)

Ayat Pendinding Diri
Surah al-Baqarah(2): Ayat 103-123

Masalah Kemarahan
Surah Toha (20): Ayat 120-135

Masalah Penyakit Kanser
Surah al-Mukminum  (23): Ayat 91-100

Masalah Rezeki
Surah al-Waqiah (56)

Ayat Penerang Hati
Surah ar-Rahman (55)

Masalah Jantung
Surah al-Israq (17): Ayat 40-55

Masalah Anak Bermasalah
Surah Yasin (36): Ayat 72-83

Masalah Akhlak
Surah al-Hajj (22): Ayat 73-78

Masalah Was-was
Surah al-Hijr (15): Ayat 66-99



sumber dari: alamhati.com/blog/

Sunday, 4 May 2014

Easy & Productive Memorization of Surah Ar Rahman





Which of the favors of your lord will you deny?


As salamu aleycum wr wb everyone,

I was extremely excited and confident before I started memorizing Surah Ar -Rahman, I had previous knowledge that this surah consisted of a refrain that repeats itself 31 times and I was like yeahhh…! :) this one is going to be no biggie! because I have 31 verses memorized already.

The reality was far from the above outburst of enthusiasm – the refrain is what makes it tough – as you memorize you get confused because there is so much repetition of a single verse.

I devised this table to make it easy for me – where by I will ensure effectively learning the rough translation from Quran.com plus memorizing this beautiful Surah – I am also studying it’s tafseer this Ramadan (if you are interested check out http://www.linguisticmiracle.com/).

I sincerely pray this benefits everyone who wants to memorize Surah Ar-Rahman. Follow this table and I pray Allah makes it easy for you – ameen.



sumber dari: ashshams.wordpress.com/

Menghafal Surah Ar Rahman




Surah Ar Rahman


Bismillahirrahmaanirrahiim...
Pertama-tama, ini bukan untuk riya ya. Ini hanya sekedar ungkapan kegembiraanku, karena sudah bisa menghafal Surat Ar Rahman. Alhamdulillah, hari ini aku sudah sampai di ayat ke-15. Rasanya tak sabar ingin menambah ayat lagi, karena setelah ayat ke-15 ini, menghafal Ar Rahman akan terasa lebih mudah. Bisa hafal 1 ayat sama artinya telah menghafal 2 ayat. Pasalnya, ada yang diulang sampai berkali-kali  dalam surat ini, yang artinya, 'Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?'

    Aku senang sekali dan merasakan betapa sekarang shalatku tidak sembarangan lagi. Sekarang, seolah ingin 'pamer' pada Allah, aku selalu membaca Ar Rahman yang telah kukuasai itu dalam shalatku. Surat 'kul-kul' sejenak aku simpan dulu.

Aku jadi ingat tadi saat Shalat Maghrib di rumah dengan si Tata, ia agak bingung melihat aku tak kunjung rukuk. Ya iyalah, hafalanku masih agak belepotan di ayat-ayat terakhir. Jadilah aku agak terbata-bata. Si Tata sampai menyenggolkan sikunya ke lenganku untuk memberi kode bahwa aku kelamaan berdiri dan tak juga rukuk. Bila ingat itu sekarang, aku jadi tertawa....

    Perkenalanku dengan Surat Ar Rahman diawali dengan pembicaraan dengan ibu mertua, sekitar 10 tahun yang lalu. Beliau memberi aku nasehat, agar membaca Surat Ar Rahman dan Al Mulk sesering mungkin.

    "Suratnya pendek dan ayatnya juga pendek-pendek," kata Beliau.

    Aku tidak tahu apa fadhillah dari kedua surat itu. Bahkan ironisnya, aku juga baru sekali itu membaca surat Ar Rahman dan Al Mulk. Sejak muda aku memang jarang ikut pengajian, baik di masjid ataupun di kampus. Di kampus, sikap teman-teman rohis yang sok alim membuatku tidak simpati pada mereka. Mereka mengeksklusifkan diri bahkan dari sesama muslimah sekalipun. Bahkan dengan yang mengenakan jilbab sekalipun, karena tidak sepengajian dengan mereka. Aku jadi bete deh!

    Di rumah, kami juga bukanlah keluarga yang sangat agamis. Memang akulah yang pertama mengenakan jilbab dalam keluargaku. Bahkan lebih duluan dari ibuku sendiri. Namun kami tetaplah bukan keluarga yang punya tradisi mengaji setiap usai Maghrib. Kami masih seperti keluarga kebanyakan yang menonton televisi di malam hari dan membiarkan Al Quran berdebu di dalam lemari. Aku tak pernah mengkhatamkan bacaan Al Quranku saat masih muda. Jadi wajar bila aku tak kenal Ar Rahman.

    Namun sekarang, aku banyak membaca tentang temuan-temuan ilmu pengetahuan yang secara tidak langsung mengakui kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan dengan terang benderang oleh Allah SWT dalam Al Quran. Semakin hari, Al Quran semakin membuatku takjub. Aku seperti mencandu kalau sudah membacanya, baik versi Arabnya maupun terjemahannya.

    Lalu aku mulai 'berkenalan' dengan Ustad Yusuf Mansur yang setiap pagi memberikan kajian tentang kandungan Al Quran di AN Teve. Aku senang dengan gaya ceramahnya. Jadi, meski berangkat tidur malam  harinya sudah lewat tengah malam, meski lelah sekali sepulang bekerja, tetap saja pukul lima pagi aku sudah duduk di depan televisi untuk mendengar ustad itu mengulas ayat demi ayat Al Quran.

    Sampai ia juga mengajarkan selangkah demi selangkah cara praktis menghafal Al Quran. Aku ikuti sarannya dan alhamdulillah, inilah hasilnya sekarang. Rasanya bahagia sekali, aku sudah mencapai ayat ke-15. Tadi siang, saat memasak di dapur, Al Quranku terkembang di atas lemari es, tak jauh dari dapur, standby bila sewaktu-waktu aku ingin mengecek hafalanku. Sambil memasak, di dalam hati aku terus saja seperti tanpa sadar, menghafal Ar Rahman ayat demi ayat.

    Sambil mengendarai motorku, di dalam hati aku terus menghafalnya, seperti biasa aku menghafal bait-demi bait lagunya Tompi yang membuatku penasaran. Sambil menyetrika, hatiku terus saja menyanyikan Ar Rahman. Dan aku bahagia dengan itu.



sumber dari: fitrimayanidanpemikirannya.blogspot.com/

Comments Significance And Divine Attributes Of Surah Ar-Rahman




Although there is great significance of reciting the complete Quran, but there is much more importance of reciting Surah-Ar-Rahman.  Here is the interpretation of Surah-Ar-Rahman:




Surah Ar Rahman points out to the fact that Almighty Allah is the magnificent, he is the one who controls the whole universe. He is the most kind and merciful and is responsible for the creation of this Universe. He is the only one who is with man since the beginning of time. He send down the book of Quran for the guidance of all mankind. It is further said that everything in this world moves according to a specific plan. He created man from a special type of clay.

The important point to understand here is that reading and understanding of Quran is not only obligatory for Muslims, instead it is also necessary for all the mankind so that they can live a much better and peaceful life. Apart from learning Quran, lot of significance is also given to teaching Quran to other people. Another question arises in this regard that if the creator is not responsible for the creation then who would be. This also supports the fact that there is only one Almighty Allah who is controlling this Universe.

In the end it is said that there are many blessings that Almighty Allah has showered in all mankind. These blessings are mostly in the form of fruits of different flavors and everything present in this Universe. This world is like a playground where everyone has to perform and he will be held answerable for his deeds on the judgment day. Noble person will receive the reward and will be sent to Paradise while the bad ones will be sent to Hell.



sumber dari: onlinereadingcorner.com/

Keutamaan Surat Ar-Rahman





Surah Ar Rahman with mp3 - screenshot thumbnail


1. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/187).

2. Imam Ja’far Ash-shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ tukadzdzibân’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).

3. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat dengan-Nya daripadanya. Pada saat itu Allah berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun malam bersamamu saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan bin fulan, lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka: Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada mereka: Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).

Wassalam.....



sumber dari: masjamal.wordpress.com/

CALLIGRAPHY ON CANVAS SURAT AR-RAHMAN







Beautiful oil on canvas done by hand, an ideal wall hanging for your home or office with ayaats from the quran to act as a daily reminder Surat Ar-Rahmaan Verses 1-7 Size 90 cm x 60 cm.



sumber dari: islamicshoponline.com/

Rahasia Dibalik Surat Ar Rahman





Kita sering mendengar bahwa beberapa surat di dalam Al Qur an memiliki khasiat dan kegunaan yang luar biasa bagi hidup manusia. Seperti surat Yasin, Surat Al waqi'ah, Surat Ar Rahman, dll. Masing-masing memiliki khasiat dan kegunaan yang berbeda-beda.

Kali ini aku ingin berbagi tentang khasiat surat Ar rahman. Sesuai namanya Ar Rahman ( Yang Maha Pengasih). Sekilas dari namanya mungkin kita membayangkan bahwa surat Ar Rahman bercerita tentang kemurahan dan sifat penyayang Tuhan.

Dalam membaca Al qur'an memang sebaiknya selalu diikuti dengan membaca artinya dan kemudian memahami maknanya.

Mengapa surat Ar Rahman sangat bagus bila dibaca setiap hari...?

Sebenarnya banyak hal yang diajarkan didalam surat Ar Rahman ini. Khususnya mengenai rasa syukur yang harus kita lakukan setiap saat. Bahkan di dalam surat Ar Rahman disebutkan sampai berkali-kali " Fa Bi ayyi Ala irobbikuma Tukadzdziban" yang artinya "nikmat Tuhan Yang manakah yang engkau dustakan".

Ini seolah-olah Tuhan begitu pemurah dan selalu mengingatkan kepada manusia untuk selalu bersyukur dan bersyukur. Tidak cukup hanya sekali...tetapi berkali-kali. Apakah Tuhan tidak Maha Pemurah..... Tuhan begitu sabar dan telaten kepada umatnya. Sampai berkali-kali mengingatkan ..untuk selalu bersyukur. Coba kalau kita...ada teman yang salah ...paling-paling kita hanya sekedar mengingatkan...1 kali atau 2 kali. Setelah itu ya sudah...terserah. Tetapi Tuhan Maha Pemurah kepada manusia. Dan tentu saja tidak setiap manusia yang bisa mengambil hikmah...hanya manusia yang terbuka hatinya saja ....yang dapat menangkap hidayah. So....bukalah hatimu....agar dapat hidayah.

Mengapa kita diminta bersyukur..?

Karena rasa syukur adalah pangkal segala kebahagiaan hidup. Orang yang mudah bersyukur kepada Tuhan....maka orang itu akan mudah memperoleh hidayah. Akibatnya hidupnya menjadi tenang dan tenteram. Kebahagiaan akan menyelimuti hidupnya. Hidup menjadi ringan dan tidak terlalu stress.

Jadi..bila anda ingin hidup bahagia ...maka rajin-rajinlah bersyukur kepada Tuhan....

Demikian sedikit gambaran tentang rahasia dibalik surat ar rahman.....yaitu rasa syukur.
Semoga bermanfaat.




sumber dari: didiksugiarto.com/

Saturday, 3 May 2014

Keajaiban Numerologi Surat Ar Rahman





Surat Ar Rahman


Sejak saya mengenal Surat Ar Rahman, saya sering penasaran dengan surat tersebut yang berulang-ulang menyebutkan ayat yang berarti,  

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Hingga ketika sekitar bulan Februari 2009 lalu, suatu ketika, saya mencoba mencari tahu tentang ayat tersebut. Catatan ini sendiri baru terkulik semalam dari buku catatan kecil milik saya. Subhanallah, setelah saya coba mengetikkannya semalam, ada hal lain yang saya temukan dan akhirnya saya bagi kepada teman-teman.

Setelah saya hitung-hitung, ayat tersebut ternyata bisa berulang kali terbaca hingga 31 kali banyaknya. Anda bisa mendapatkannya di ayat ke-13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77.

Melihat angka dalam ayat tersebut, entah kenapa saya tiba-tiba teringat buku Numerologi Al Quran. Dalam buku tersebut intinya, kita memang diajak untuk menguak kecantikan Al Quran dari sisi numerologinya.

Akhirnya dalam surat Ar Rahman, saya pun mencoba mengulik makna angka yang ada. Angka 31 yang menyatakan jumlah ayat dari surat tersebut pun saya coba telusuri dengan melihat Surat 31 dari Al Quran. Ketemulah Surat Luqman. Saat melirik ke ayat ke 31 dari surat tersebut, subhanallah… inilah yang saya temukan!

“Tidaklah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah agar diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur.”

Bismillah… Ketika saya coba tangkap maksud dari hubungan dua ayat tersebut, sebetulnya ada yang ingin Allah tunjukkan kepada kita. Bahwa bagaimana kapal bisa berlayar di laut sesungguhnya adalah satu dari tanda kebesaran Allah dengan bentuknya yaitu berupa nikmat.

Dari sana, Allah ingin menunjukkan kepada kita, makhluk-Nya, tentang nikmat dari-Nya. Coba saja, kita yang tidak punya perangkat dalam tubuh kita untuk bisa berjalan di atas air, ternyata kemudian mampu melakukannya dengan perantara alat yaitu sebuah kapal yang mengapung di atas air.

Jika dikaitkan ke Surat Ar Rahman, jadi, nikmat Tuhan mana yang akan kita dustakan? Tanda-tanda kebesaran Allah yang ada, hanyalah bisa kita lihat, tidak kita dustai, kita anggap sebagai nikmat, jika kita termasuk dalam golongan yang sabar dan banyak bersyukur.

Yang saya tangkap, jika kita semua bisa mampu bersabar dan mudah bersyukur akan apa yang Allah berikan, insya Allah, akan kita tangkap kebesaran Allah dan menjadi rasa nikmat yang kita rasakan. Terkadang, apa yang Allah berikan saat mungkin berupa kenikmatan, ujian, atau cobaan yang sedang kita terima, bisa menjadi sebentuk kekaguman kita, kenikmatan tiada tara bagi kita, jika kita bisa melihatnya sebagai bentuk kebesaran Allah.

Eit, masih ada lagi nih… Surat Ar Rahman di dalam Al Quran adalah surat ke-55. Jika dijumlahkan, 5 ditambah 5, kita bisa menemukan angka 10. Dan, cobalah buka surat ke-10 dalam Al Quran yaitu Surat Yunus, lalu bukalah ayat ke-10. Subhanallah… ketakjuban lain saya temukan dalam surat tersebut!

“Doa mereka di dalamnya ialah,”Subhanakallahumma” (Maha Suci Engkau, ya Tuhan Kami), dan salam penghormatan mereka ialah, “Salam (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, “Al-hamdu lillahi Rabbil ‘alamin,” (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam).

Mungkin jika Anda hanya langsung membaca ayat ini saja, Anda bisa jadi bingung dengan kata-kata awal, “Doa mereka.” Siapakah yang dimaksud “mereka” itu? Silakan baca ayat sebelumnya dari ayat tersebut yang berbunyi seperti ini…

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai.”

Lagi-lagi, kita menemukan kata “nikmat” di dalamnya. Nikmat ini bisa dirasakan oleh mereka yang berada di dalam surga dengan sungai-sungai yang mengalir di dalamnya. Terlepas keberadaan surga atau neraka di dunia nanti yang akan kita jalani, dunia tempat kita hidup sekarang ini pun bisa berupa surga dan neraka.

Surga bisa kita sebut jika kita dapat hidup dekat dengan sungai. Sejak masa purbakala saja, manusia kerap terbukti membuat sebuah komunitas kehidupan yang berada di sepanjang sungai. In tak lain karena sungai merupakan bagian dari sumber kehidupan. Air yang tawar dan aneka makhluk air yang ada di dalamnya, bisa menjadi sumber kehidupan untuk manusia.

Kata surga pun sering diidentikkan dengan kenikmatan. Analoginya, nikmat bukan jika kita bisa hidup di tepi sungai, hidup di dekat alam yang bisa kita tuai segalanya untuk kelangsungan hidup kita?

Dalam ayat ke-9 Surat Yunus, mereka yang bisa merasakan kenikmatan surga itu adalah orang-orang yang beriman, yang melakukan kebajikan, sehingga diberi petunjuk oleh Tuhan. Tidak ada kenikmatan memang dalam hidup ini, jikalau kita berada dalam sesuatu dan bisa mendapatkan petunjuk dari Allah.

Dan dalam surat tersebut kita bisa memetik janji Allah, jika kita beriman dan melakukan kebajikan, niscaya Allah akan memberikan petunjuk untuk kita. Cobalah saja kita renungkan, apa sih yang kita miliki sekarang ini? Meskipun harta melimpah, memiliki anak yang pintar, cantik, atau bagus rupanya, pekerjaan yang terhormat, telahkah kita merasakan bahagia? Atau justru ada yang terasa kosong pada diri kita?

Sungguh berbeda jika kita mendapatkan petunjuk dari Allah. Apapun kondisi kita yang mungkin terlihat tidak ‘wah’ di mata masyarakat umum, namun kita bahagia, insya Allah, sepertinya kita sudah mendapatkan petunjuk dari Allah. Dan tentu saja, itu nikmat bukan?

Ah, baru sedikit itu saja saya berhasil mengulik Surat Ar Rahman, sebuah surat yang berkali-kali bertanya kepada kita, nikmat Tuhan yang mana sih yang mau kita dustakan? Seperti arti Ar Rahman itu sendiri yang berarti ‘Yang Maha Pemurah’, sungguh, Allah Tuhan kita itu adalah Tuhan yang memang Maha Pemurah, yang gemar memberi nikmat untuk makhluknya. Saking murahnya, sebetulnya begitu banyak nikmat yang bisa kita rasakan.

Tentunya berkali-kali ayat “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” itu bisa ada dalam Al Quran, dalam Surat Ar Rahman, karena memang demikianlah keadaan kita manusia dari zaman dulu hingga sekarang yang kerap mendustakan kenikmatan dari Tuhan. Surat Ar Rahman ini membuat kita sadar, mengingatkan kita, ayo, kita cari nikmat apa yang sebetulnya sudah kita miliki, yang bisa kita lihat atau rasakan, yang memang sudah diberikan Tuhan untuk kita!

Yah, semoga ini memang petunjuk yang diberikan Allah melalui saya. Jikalau salah, itulah kesalahan yang datang dari saya sendiri. Meski demikian lepas dari itu semua, sebetulnya ada sih beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada teman-teman sekalian. Telahkah teman-teman pernah mengetahui apa yang telah saya tulis di atas tadi? Jika ya, bisakah kita sama-sama menolong untuk mendapatkan bahasan lebih lengkap tentang Surat Ar Rahman terutama jika mengulik melalui numerologinya?

Harapan saya, semoga teman-teman yang memiliki hal menakjubkan lain tentang Al Quran, bisa saling berbagi kepada saya ataupun yang lain. Kan asyik tuh kalau dibagi sehingga kita bisa sama-sama menikmati indahnya Al Quran.

Ehem, maksud saya, jika selama ini mungkin kita hanya sering berbagi cerita berhikmah dari negeri antah berantah saja, kenapa kita tidak membagi hal-hal seperti ini yang membuat kita jadi makin yakin akan Al Quran yang bukanlah sebuah kitab biasa? Bukankah hal seperti ini bisa bermanfaat juga kan kepada kita dan makin membuat kita yakin bahwa Islam memang pilihan keyakinan kita yang tepat?



sumber dari: ikapunyaberita.wordpress.com/

PEMBENTUKAN NEBULA DALAM SURAH AR-RAHMAN







Apa yang menakjubkan di sini adalah proses kehancuran bintang sehingga bertukar menjadi bentuk bunga ros ini dinyatakan oleh Quran. Dalam surah ar-Rahman ayat 37,

Maksudnya:”Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti kilapan minyak, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu ingin dustakan?”
Ayat ini menceritakan mengenai langit yang sedang melalui proses kehancuran dan pada masa itu berubah menjadi merah seumpama bunga ros yang menyinar.

Salah satu contohnya adalah apa yang dikirimkan oleh teleskop ruang angkasa-Habel kepada kita berupa gambar-gambar sejumlah bintang ketika sedang terpecah pada tanggal 31 Oktober 1999 M.Biro Penerbangan dan Ruang Angkasa Nasional Amerika (NASA) menyiarkan sejumlah gambar yang ditayangkan oleh teleskop ruang angkasa tentang bintang yang mengalami fasa pemecahan.

Sekelompok bintang yang membentuk seperti kabut bercahaya yang sering disebut dengan nama mawar kemerahan yang mengkagumkan, inilah ibarat Al Quran yang sangat terperinci dan mengkagumkan.

Sumber: Quran Saintifik, Dr. Danial Zainal Abidin


Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah orang yang apabila disebutkan Allah akan gementar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya (ayat-ayat Allah) akan bertambahlah iman mereka, dan kepada Rab (Tuhan) mereka bertawakal. (Surah Al-Anfal : Ayat 2)

Wallahua’lam.



sumber dari: irfanirsyad.wordpress.com/

Wednesday, 12 March 2014

Scientific Miracles in the Quran





Scientific Miracles of Quran


Hafsa Ahsan offers a selection of scientific evidences found in the Quran, which prove that science and religion can go hand-in-hand.

There has always been an ongoing debate between science and religion. The characteristic of science to prove objectively with hard core evidence seems to clash with the basis of religion, i.e., faith. However, the Quran is filled with the minutest scientific details which increase the faith of those aware of the latest research. Following are some of the scientific miracles in the Quran.

The orbits in motion

“And He it is Who has created the night and the day, and the sun and the moon, each in an orbit floating.” (Al-Anbiya 21:33)

At the time, when there were no advanced technologies of telescopes, the Quran revealed the existence of orbits. Today, we know orbits as fixed paths, along which all the planets and satellites travel. Even the Sun travels in an orbit called the Solar Apex. Another verse in the Quran can be translated as: “By the heaven full of paths.” (Adh-Dhariyat, 51:7)

Mountains as pegs

“And We have placed on the earth firm mountains, lest it should shake with them…” (Al-Anbiya 21:31)

Another verse (Al-Naba 78:7) mentions ‘the mountains as pegs’. Combined with the above verse, this gives us a good idea regarding the function of mountains as pegs. The peg of a tent is used to fix it firmly on the ground. A major portion of the peg is under the ground, while a small part protrudes out. Similarly, mountains also extend under the ground ten to fifteen times their height. These underground parts of mountains are called mountain roots and play a critical role in stabilizing the Earth. If not for them, the plates floating on molten magma in the outer layer of Earth would have been moving rapidly, as the Earth revolves on its orbit. Hence, no life would have been possible on Earth, as no soil could be cultivated, seeds germinated or houses constructed. Mountains, hence, hold the Earth firmly, so that it remains steady.

The two seas, which do not mix

“He has let loose the two seas (the salt and fresh water) meeting together. Between them is a barrier, which none of them can transgress.” (Ar-Rahman 55:19-20)

Modern science has proven that two seas can meet without mixing. An example is that of the Mediterranean Sea with its warm and saline water and the Atlantic Ocean with its fresh and cool water. Where the Mediterranean Sea enters the Atlantic Ocean, it moves into the latter at a depth of a thousand metres. Even with large waves, strong currents, and tides in both, there is an unseen barrier between the two, which they do not cross. Science has attributed this to a phenomenon known as surface tension, whereby waters of different densities repel each other and do not mingle.

Embryology

“He creates you in the wombs of your mothers: creation after creation in three veils of darkness.” (Az-Zumar 39:6)

It is now known that the above verse refers to the three stages of creation in the development of the embryo in the mother’s womb. The first is the pre-embryonic stage, where the fertilized egg divides into two, and then into four cells and so on. The cells continue to divide, till they form a hollow ball of cells, which is called an embryo. This pre-embryonic stage lasts for two and a half weeks. The embryonic stage, which follows, lasts for five and a half weeks. In this stage, the basic organs and tissues of the embryo begin to develop. The final is the fetal stage, when all the organs have been developed; the embryo is then called a fetus.

The phrase ‘threefold darkness’ is an indication of the three layers around the embryo/fetus: the abdominal wall of the mother, the wall of the uterus and the amnio-chorionic membrane. The latter membrane contains the amniotic fluid, which, among other things, protects the embryo from mechanical injury and allows it to move freely during growth.

Mother’s milk

“And We have enjoined on man (to be dutiful and good) to his parents. His mother bore him in weakness and hardship upon weakness and hardship, and his weaning is in two years – give thanks to Me and to your parents. Unto Me is the final destination.” (Luqman 31:14)

Today, it has been proven that mother’s milk contains a balanced proportion of nutrients and is free from harmful bacteria. Plus, it contains those elements, which help to prevent diseases in a newborn. It is more easily digestible and the baby is less likely to develop milk allergies. Breastfeeding also helps in the emotional development of a baby by inculcating a sense of closeness to the mother. Also, it is custom-made for the baby.

Everything in pairs

“And of everything We have created pairs, that you may remember (the Grace of Allah).” (Ad-Dhariyat 51:49)

Every single thing has been created along with its pair. Flowers have their male and female forms in the stamen and ovules, respectively. Plants have a male and female gender, and even the atoms, which conduct electricity, have their pairs – electrons with a negative charge and protons with a positive charge.

The above are only some of the many millions of miracles that we can find in the Quran. Scientific phenomena in the Quran, a book of signs and guidance, have gone a long way in causing many enlightened intellectuals to enter the folds of Islam. The presence of such accurate scientific facts in a book revealed at a time when science was not advanced is proof that the Quran is the word of Allah (swt).



sumber dari: http://www.hibamagazine.com/category/past-issues/our-obligations-to-the-quran/

Friday, 28 February 2014

"And which of the favors of your lord will you deny."





"And which of the favors of your lord will you deny." Ar-Rahman [40] - Qur'an. Copyright By Mahrukh Rehan.

 "And which of the favors of your lord will you deny." Ar-Rahman [40] - Qur'an.




sumber dari: http://www.pinterest.com/pin/214202525997386666/

Saturday, 11 January 2014

Memudahkan hapalan Al Qur'an






Surat Al A'rof ayat 170 memudahkan paham ilmu dan hapalan Al Qur'an.

"Ditulis pada buku yang akan dipelajari Insya Allah mendapat Taufiq".

Surat Ar Rohman ayat 1- 78 Memudahkan hapalan Al Qur'an.

"Dibaca ayat ini pada bejana yang diisi air Zamzam kemudian diminum Insya Allah mudah menghapalnya".

Surat Al Hijr ayat 9 menjaga jiwa dan harta dari segala kejahatan.

"Ditulis pada perak sambil dibacakan 40x kemudian dipakai / dibawa Insya Allah selamat jiwa dan hartanya".

Surat Asy Syuro ayat 15 Menjaga dari kejahatan manusia dan binatang buas

"Bacalah ayat ini jika akan bertemu orang jahat atau binatang buas Insya Allah terbebas dari kejahatannya".

Surat Al Fiil ayat 1- 5 Menolak bala dan memelihara dari kejahatan makhluk dibumi.

"Dibaca ayat ini 40x antara shalat sunnah subuh dan shalat fardhu shubuh kemudian diteruskan dengan membaca Asma Allah "Al Qoodir Al Qoohir 40x".




sumber dari: nursyifa.hypermart.net

Friday, 15 November 2013

bidadari-bidadari syurga






" Mahukah supaya aku khabarkan kepada kamu akan yang lebih baik daripada semuanya itu? Iaitu bagi orang-orang yang bertaqwa disediakan di sisi Tuhan mereka beberapa syurga, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Disediakan juga pasangan-pasangan/isteri-isteri yang suci bersih, serta (beroleh pula) keredaan dari Allah. "
(Al-Imran:15)

Demikianlah keadaannya; dan Kami jadikan kawan teman mereka bidadari-bidadari yang putih melepak, lagi luas cantik matanya. (Ad-Dukhan:54)
Dan (mereka dilayani) bidadari-bidadari yang cantik parasnya. (Al-Waqi’ah:22)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan ciptaan istimewa, serta Kami jadikan mereka sentiasa dara (yang tidak pernah disentuh).
(Al-Waqi’ah:35-36)
Dan di sisi mereka pula bidadari-bidadari yang pandangannya tertumpu (kepada mereka semata-mata), lagi yang sebaya umurnya. (Sad:52)

" Di dalam Syurga-syurga itu terdapat bidadari-bidadari yang pandangannya tertumpu (kepada mereka semata-mata), yang tidak pernah disentuh sebelum mereka oleh manusia dan jin; maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan?
Bidadari-bidadari itu (cantik berseri) seperti permata delima dan marjan."
(Ar-Rahman:56-58)
Sedang di sisi mereka ada pula bidadari-bidadari yang tidak menumpukan pandangannya melainkan kepada mereka, lagi yang amat indah luas matanya. (As-Saffat:48)

Dalam kedua-dua Syurga itu juga terdapat (bidadari-bidadari) yang baik akhlaknya, lagi cantik parasnya. (Ar-Rahman:70)

Ia itu bidadari-bidadari, yang hanya tinggal tetap di tempat tinggal masing-masing; maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan? (Bidadari-bidadari itu) tidak pernah disentuh sebelum mereka oleh manusia dan tidak juga oleh jin.
(Ar-Rahman: 72-74)



sumber dari: ibtisamfahimah.blogspot.com

Tuesday, 10 September 2013

Belajar dari seorang sopir




"Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Q.S. AN-NAJM: 39)

Senin, tanggal 11 Maret hujan menyambut jogja di pagi hari. Jika biasanya saya akan bersorak gembira dan berteriak “I LOP YU PULL RAIN!!” seraya bersembunyi di balik selimut untuk melanjutkan petualangan panjang di pulau kapuk,namuntidak untuk hari itu. Saya harus  beraktivitas sejak pagi mempersiapkan segala keperluan untuk pulang ke kampung halaman. Pesawat berangkat pukul 9 pagi. Meskipun hujan tampak enggan berhenti, Saya tetap harus berburu taksi sekitar pukul 7 pagi.

Taksi model sedan putih dengan seorang laki-laki tua berumur 70 tahun di dalamnya adalah satu-satunya taksi yang tampak di sepanjang jalan magelang pagi itu. Singkat kata, lelaki tua yang belakangan kukenal dengan nama Pak Suharno pun mengantarkan saya menembus hujan menuju bandara di pagi yang dingin itu. Tipikal orang jawa, dengan siapapun, keramahan mereka takkan hilang. Obrolan ringan pun mengalir.

Pak Suharno: “Pulang kemana mas?”

Saya: “Bengkulu pak”

Pak Suharno: “wah jauh sekali. Transit ya mas?”

Saya: “Iya pak transit di jakarta. Ya jauh-jauh buat belajar pak. Amanah orang tua”

Pak Suharno: “Kuliah dimana”

Saya: “Di UGM pak”

Pak Suharno: “Wah seperti anak pertama saya. Nanti mas kalau sudah lulus mau kerja jangan di jogja mas.

 Di daerah mas saja. masih banyak daerah-daerah atau kabupaten-kabupaten yang tertinggal

Saya: “Oh iya pak. Betul sekali” (sedikit tersindir, tersenyum kecil dan menanggapi hanya dengan pernyataan normatif)

Pak Suharno: “Seperti anak saya itu mas, sekarang ada di Tenggarong. Kerja disana.”

Saya: “Wah kerja apa pak?”

Pak suharno: “Dokter mas”

Saya: “(tercengang) Dokter pak? Anak bapak dokter?”

Pak Suharno: “Iya, dulu kuliah kedokteran di UGM. Sekarang tugasnya di tenggarong. Anak kedua saya jurusan teknik sekarang kerja di telkomsel jakarta. Terus yang terakhir baru saja lulus. Sempat di jogja menemani saya tapi sebulan lalu pindah, jadi dosen di UNS.

Saya: “SUBHANALLAH...!” (Termangu dan terkagum-kagum) bapak luar biasa pak. Alhamdulillah sukses semua ya pak

Pak Suharno: “Ya begitulah mas. Usaha keras banting tulang sana-sini”

Saya: “Sudah lama jadi sopir pak?”

Pak Suharno: “Dari tahun 2001 atau 2002 saya lupa mas. Ya sekitar itu. Tapi ini saya masih kerja ini karena saya itu nggak bisa diam di rumah.”

Saya: “Iya ya pak. Karena hobi ya pak? Lagipula anak-anak bapak sudah sukses semua.”

Pak Suharno: “Iya mas. Saya cuma ngisi waktu ini. Anak-anak itu sering sekali nelpon saya. Misalnya jam 8 malem itu saya ditelpon terus saya jawab masih di jalan ngantar penumpang, saya diomelin itu mas. dimarah-marah sama anak-anak saya. Tapi ya bagaimana mas, daripada nganggur nggak ngapa-ngapain di rumah.”

Saya: “Wah hebat bapak. Sudah lanjut usianya tapi masih semangat.”

Pak suharno: “Ya memang harus begitu mas. Kita harus selalu semangat menjalani hidup itu bagaimanapun keadaannya. Daripada mengeluh terus dengan apa yang ada, lebih  baik kita berusaha memperbaiki keadaan. Yang penting itu usaha. Terus saya juga kalau kerja itu prinsipnya yang penting mencintai pekerjaan saya, senang dan ikhlas, mas.”

Saya: *Speechless.... (dalam hati masih bingung, bagaimana seoarang supir taksi bisa membiayai kuliah ketiga anaknya sampai selesai dan sukses. Bahkan salah satunya jurusan kedokteran!)

Penasaran berlanjut saya beranikan bertanya lebih lanjut..

Saya: “Sebelum tahun 2000-an bapak kerja apa pak?”

Pak suharno: “Wah serabutan mas. Saya itu bukan orang pinter kayak mas. Jadi saya kerja asal-asal-an pokoknya demi kuliah anak-anak saya. Apalagi yang kedokteran itu biayanya macem-macem dan waahhh tingginya. Pontang-panting mas kerja sana-sini, sampai ya letihnya itu luar biasa.Ini jadi supir taksi, pekerjaan saya yang paling ringan daripada sebelum-sebelumnya.”

Saya: (ALLAHU AKBAR! SUBHANALLAH...bersorak dalam hati. Saya kira mungkin bapak ini punya pekerjaan yang lebih reliable sebelum jadi supir taksi, ternyata tidak...SUBHANALLAH..)

Pak Suharno: “Saya juga sekarang heran. Kata anak pertama saya itu di tenggarong itu masih kurang tenaga kesehatan terutama dokter. Ya lihat sekarang mas, mana ada mahasiswa lulusan kedokteran yang mau ditempatkan di daerah pelosok. Kalau saya lihat mas, UGM terutama, berubahnya sudah jauh sekali dari zaman anak saya kuliah dulu. kampusnya sekarang itu sudah seperti parkiran mobil tho mas. Itu kan pasti anak-anak orang kaya semua. Tidak salah sebenarnya. Masa jadi anak orang kaya disalahin. Tapi cenderungnya tho mereka tidak ada yang mau mengorbankan diri mengabdi di pelosok-pelosok daerah yang butuh tenaga kesehatan.”

Saya: “Betul pak. Betul sekali.”

Pak Suharno: “Sampean nanti kalau sudah lulus sudah ada rencana, mas?”

Saya: “Sebenarnya saya sudah lulus pak. Sedang menunggu wisuda. Mau langsung S2 pak”

Pak Suharno: “Mau jadi dosen ya mas? Ingat mas, utamakan daerah sendiri dulu. Tenaga pengajar berkualitas juga dibutuhkan dimana-mana apalagi di daerah yang tertinggal.”

Saya: “Hehehe iya pak. Insya Allah.”

Pak Suharno: “ini sudah mau sampai. Jam berapa tho pesawatnya mas?”

Saya: “9 pak (sambil meneliti tiket).”

Pak Suharno: Pas tho. masih ada satu jam

Tepat di depan gerbang keberangkatan, argo taksi menunjuk angka 57.550. Masih di dalam taksi, saya menyodorkan uang sebesar Rp 60.000. pak Suharno menolak dan mengembalikan selembar sepuluh ribuan.

Saya: “Lho pak. Itu kan 60.000 di argonya. Kok dikembalikan?”

Pak Suharno: “Sudah mas. Tidak apa-apa. Kebanyakan. Ini ambil saja”

Saya: “Wah pak jangan. Saya nggak mmenuhi kewajiban saya nanti pak sesuai yang tertera di argo”

Pak Suharno: “Sudah mas. Ambil saja. sedekah juga sudah menjadi kebiasaan saya dari dulu. itulah kenapa rezeki dari Allah selalu ada (sedikit memaksa dengan menaruh uang itu di saku jas saya)

Saya: “Waduh. Ya sudah pak. Terima kasih banyak kalau begitu. Mari pak Assalammu’alaikum.”

Pak Suharno: “ya ya mas. Mari. Semoga sukses. Wa’alaikumsalam.”

Sekilas memang sekedar pengalaman yang sederhana. Tapi bagi saya pertemuan singkat dengan Pak Suharno telah memberikan saya banyak pelajaran berharga tentang bagaimana sebaiknya kita mensyukuri hidup. Setidaknya, ada empat hal yang dapat saya ambil. Pertama, Tidak pernah mengeluh dengan keadaan yang kita terima tapi sebaliknya, bersyukur dengan mewujudkannya lewat kerja keras. Ikhlas adalah hal kedua yang mesti kita miliki. Karena dengan keikhlasan tersebut, kita pun sudah siap dan ridho terhadap apa saja yang sudah dan yang akan terjadi. Efeknya pun juga luar biasa. Misalnya pada pekerjaan, seperti kata Pak Suharno, bekerja karena mencintai pekerjaan itu sendiri. Yang ketiga adalah tetap semangat. Seletih apapun tubuh kita, semangat untuk menjalani hidup tak boleh hilang. Kita dapat belajar itu dari seorang laki-laki yang sudah berumur 70 tahun bernama Pak Suharno. Sebagai tambahan, sedekah pun bisa dijadikan ‘jalan pintas’ lain untuk menggapai kesuksesan disertai ridho Allah.

Akhir kata, alangkah baiknya kita selalu mengingat beberapa ayat Allah ini.

Yang pertama tentang rasa syukur:

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan,”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”(Q.S. Ibrahim: 7)

Jika seorang dengan serba berkecukupan saja mampu mewujudkan mimpi lewat syukur dan kerja kerasnya, maka apakah kita dengan segala hal yang lebih dari cukup sudah memaksimalkan karunia Allah? Maka mari simak ayat yang selalu diulang-ulang di dalam surat Ar-Rahman:

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”(Q.S. Ar-Rahman: 13)

Dan yang terakhir, seperti telah ditulis sebelumnya di awal tulisan, tentang intisari dari kegigihan berusaha sebagaimana dalam surat An-Najm:

“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)” (Q.S. An-Najm: 39-40)



sumber dari: donasidakwah.com

Saturday, 22 June 2013

Wanita Ahli Surga





Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan kekal abadi. Kenikmatan itu adalah surga. 

Surga ialah nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah Ta’ala bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata.

Sungguh begitu indah dan menakjubkan gambaran surga sehingga terkadang tidak bisa dijangkau oleh akal sehat manusia.  Begitu banyak kenikmatan menanti yang akan diperoleh oleh para penghuninya, adalah suatu keberuntungan dan kemenangan yang besar bagi setiap mukmin yang dapat memasukinya. Di surga mengalir di dalamnya sungai-sungai, terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang kekal abadi. Suatu kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati manusia.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah seperti taman yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (Ar-Ra’d: 35)

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (Muhammad: 15)

Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.” (Al-Hajj: 23)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya :

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلا جَانٌّ فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Ar-Rahman: 56-58)

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.” (Ar-Rahman: 70-72)


Ayat-ayat yang menceritakan tentang surga dan kenikmatannya cukup banyak. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)


sumber dari: an-naba.com

Friday, 7 June 2013

BEGITU INDAHNYA ALLAH MENGAMBARKAN SURGA BAGI HAMBANYA




A-Bird-at-Night-Sky-Wallpaper


Dari Abi Hurairah r.a : Rasulullah s.a.w bersabda:

“Berfirman Allah a.w.j : Aku sediakan kepada hamba-hambaku yang soleh; apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam fikiran serta hati manusia” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Wahai manusia, tidakkan kalian menginginkan keindahan surga yang disediakan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang Islam dan shalih? Yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbetik dalam hati? Dapatkan kita bayangkan, tempat tinggal penghuni surga yang dibangun Allah dengan tangan-Nya sendiri berbentuk istana, yang bahan bangunannya adalah batu bata emas dan perak sebening kaca, buah-buahannya lebih lembut dari keju, lebih manis dari madu, sungai-sungai mengalirkan susu, madu, arak yang tak memabukkan, air jernih yang tidak berubah rasanya, keelokkan wajah penghuninya bagai bulan di malam purnama, kecantikan bidadarinya tak terbayangkan jelitanya, mulusnya, putihnya, kemontokkan payudaranya, dipingit di dalam kemah, belum pernah tersentuh oleh jin dan manusia, yang selalu tersenyum dan mengucapkan kalimat yang menyenangkan suami mereka, kendaraannya adalah unta dan kuda bersayap yang terbuat dari mutiara, begitu pula tanah dan debunya, makanan dan minumannya adalah hidangan istimewa yang tak terbayangkan kelezatannya, kasur dan permadaninya adalah kasur tebal dan sutra halus, gelas dan piringnya terbuat dari emas dan perak … ah sungguh sebuah janji yang tak pernah diingkari oleh Yang Maha Rahman. Apalagi jika Allah menyingkap tirai-Nya, dan terlihatlah wajah-Nya yang mulia, sebagai nikmat teragung bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.

NAMA-NAMA SURGA

Surga memiliki nama-nama yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Di antaranya: Jannatul Firdaus yang merupakan tertinggi derajatnya, ia terletak di bawah Arsy Ar-Rahman. Kemudia Jannatun Na’im (yang penuh kenikmatan), Jannatu Adn, Darus Salam (negeri yang penuh keselamatan), Jannatu Ma’wa dan Darul Khuldi.

SUNGAI-SUNGAI DI SURGA

Sungai di surga adalah sesuatu yang pasti, ia terus mengalir dan tidak pernah berhenti, terletak di bawah ghuraf (mahligai), istana-istana dan taman-taman penghuni surga. Sungai-sungai tersebut berupa sungai madu, sungai khamer (arak) yang tidak memabukkan, sungai susu dan sungai air jernih yang tidak pernah berubah rasanya. Sungai-sungai surga memancar dari bagian atas surga, kemudian mengalir turun ke bawah menuju ke semua tingkatan-tingkatan surga sebagai tersebut dalam hadits shahih:

“… Sesungguhnya Firdaus itulah tempat terbaik dan tertinggi derajatnya. Di atas Firdaus terdapat Arsy Allah, dan dari situ mengalir sungai-sungai surga.”
(HR. Bukhari).

Mata air surga ada yang bernama salsabila, yang akan diberikan kepada orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah (muqarrabin), sedang para abrar (orang yang berbuat baik), maka Allah memberi mereka air yang diberi campuran kafur (air dingin) yang aromanya wangi) dan zanzabil/jahe (air hangat yang juga beraroma segar). (QS. Al-Insan: 5 dan 17).

MAHLIGAI DAN ISTANA SURGA

Mahligai dan istana surga terbuat dari emas dan mutiara terbaik yang disediakan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.
Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya orang beriman disediakan di surga, istana dari satu mutiara yang berongga. Panjangnya adalah 60 mil. Di dalamnya terdapat pelayan-pelayan.”

YANG PERTAMA KALI MASUK SURGA

Yang pertama kali masuk surga adalah Rasulullah saw. dan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kelompok pertama yang akan masuk surga tanpa hisab berjumlah 70.000 orang. Mereka saling bergandengan tangan hingga masuk surga semuanya. Wajah mereka seperti rembulan saat purnama. (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan bahwa mereka adalah orang yang tidak meruqyah dan tidak minta diruqyah, tidak melakukan tathayyur dan hanya bertawakkal kepada Rabb mereka.
Rasulullah saw. bersabda:

“… adapun tiga orang yang pertama kali masuk surga adalah syahid, seorang hamba yang tidak disibukkan oleh dunia dan taat kepada Rabbnya dan orang fakir yang memiliki tanggungan namun ia menjaga diri dari meminta-minta.”
(HR. Ahmad).

Orang-orang miskin akan masuk surga terlebih dahulu dari orang-orang kaya karena mereka tidak memiliki sesuatu untuk dihisab. Selisih waktu antara keduanya adalah 40 tahun.
(HR. Muslim).

Ibnul Qayyim menyimpulkan bahwa tidak semua penduduk surga yang pertama kali masuk surga akan lebih tinggi kedudukkannya dari yang terakhir, boleh jadi yang terakhir kali mendapatkan derajat yang lebih agung, semisal orang kaya yang pandai bersyukur dan bertaqarrub kepada-Nya dengan berbagai kebajikan dan shadaqah. Ia lebih tinggi dari orang fakir, karena sang fakir tidak mampu berbuat sebagaimana yang diperbuat olehnya.
(Hadiul Arwah, Ibnul Qayyim).

ANGIN DAN BAU SURGA

Bau aroma surga bisa dicium dari jarak 100 tahun.
Ibnu Qayyim berkata: “Aroma surga itu ada dua macam: Pertama, aroma yang bisa ditemui di surga yang dicium oleh para arwah dan tidak bisa dicium orang-orang lainnya. Kedua, aroma yang bisa diketahui dengan panca indera seperti halnya aroma bunga dan lain sebagainya. Aroma jenis kedua bisa dijangkau seluruh penghuni surga di akhirat kelak, baik dari tempat yang jauh atau tempat yang dekat. Adapun aroma surga di dunia, maka ia hanya bisa dicium oleh orang-orang yang dikehendaki Allah, seperti para nabi dan rasul. Aroma yang dicium Anas bin Nadhir saat berjihad sebelum ia syahid bisa dikategorikan pada aroma jenis ini. Wallahu a’lam.

HUBUNGAN INTIM DI SURGA

Dalam menafsirkan firman Allah yang berbunyi:

“Sesungguhnya penghuni surga itu bersenang-senang dalam kesibukan.”
(QS. Yaa Siin: 55).

Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Al-Auzai’i dan Muqatil berkata:

Kesibukan mereka adalah memecah keperawanan istri-istrinya.”

Rasulullah saw. bersabda tentang hubungan jimak para penghuni surga:

“Di surga, seorang mukmin diberi kekuatan sekian banyak menggauli wanita.”
(HR. Tirmidzi, shahih).

Abu Umamah berkata: “Rasulullah saw. pernah ditanya: “Apakah penghuni surga melakukan hubungan suami istri?” Beliau saw. menjawab: “Penis yang tidak pernah lemas, syahwat yang tidak pernah padam dan jimak demi jimak.”

Sa’id bin Jubair pernah berkata: “Sesungguhnya nafsu syahwat (penduduk surga) mengalir dalam tubuhnya selama 70 tahun. Selama waktu itu ia merasakan kenikmatan yang tiada taranya dan tidak terkena kewajiban mandi jinabat. Mereka tidak merasakan loyo atau kekuatannya menurun. Justru hubungan seksual mereka mencapai kenikmatan dan kepuasan.” Wallahu a’lam bish shawab.

BANGUNAN SURGA

Bangunannya terbuat dari batu bata emas dan perak, adukkannya beraroma kesturi yang sangat harum, kerikilnya terbuat dari mutiara lu’lu dan yaquth dan tanahnya terbuat dari za’faran, seperti tepung putih yang beraroma kesturi. Di antara bentuk bangunannya adalah kubah-kubah indah yang terbuat dari mutiara. Rasulullah menjanjikan barangsiapa yang shalat sunnah 12 rakaat sehari semalam, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di surga .

DERAJAT DI SURGA

Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya di surga terdapat 100 tingkatan yang disediakan Allah bagi yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara satu tingkat dengan tingkatan yang lain seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika kalian minta kepada Allah, mintalah surga Firdaus …”
(HR. Bukhari).

Tempat tertinggi di surga adalah al-wasilah yang terletak di surga tertinggi. Ia hanya dihuni oleh seseorang, yaitu Rasulullah saw.

BUAH-BUAHAN DAN TANAMAN DI SURGA

Buah-buahan di surga banyak yang serupa dengan buah-buahan di dunia, dilihat dari bentuk dan namanya, bedanya bahwa di surga buah tersebut tidak layu, busuk, tua atau mengecil dan berkurang sebagaimana buah yang di dunia. Di antara nama buah yang disebut dalam Al-Qur’an adalah delima dan anggur
(QS. Ar-Rahman: 68).

Ibnu Abbas berkata:

“Apabila penghuni surga tertarik untuk memetik buah-buah surga, maka buah-buahan tersebut mendekat kepadanya hingga ia dapat mengambil mana yang ia sukai.”

Ia juga berkata:

“Buah-buahan di surga seperti anggur, ia lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, lebih lembut dari tepung dan di dalamnya tidak ada biji. Adapun tanaman di surga, setelah benihnya disebar, maka tumbuh dalam sekejap dan siap panen saat itu juga.”
(HR. Bukhari).

KEADAAN PARA PENGHUNI SURGA

Para penghuni surga, mulus, tampan dan bercelak, mereka akan senantiasa muda dan pakaiannya tidak pernah lusuh. Golongan pertama yang masuk surga kelihatan seperti bulan purnama. Mereka tidak pernah kencing dan berak. Mereka tidak beringus dan meludah. Sisir mereka terbuat dari emas dan bejananya terbuat dari misk. Dan perasapannya terbuat dari kemenyan.

Para penghuni surga kebanyakan adalah orang miskin dan lemah. Rasulullah saw. adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu surga.
(HR. Muslim).

Di antara ciri penghuni surga adalah sebagaimana sabda Nabi saw.:

“Maukah aku tunjukkan tentang penghuni surga? Ia adalah orang yang lemah dan merendahkan diri (tawadhu). Jika ia bersumpah atas nama Allah, pasti Allah memperkenankan sumpahnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim).

Yang terbanyak dari penghuni surga adalah umat Nabi Muhammad saw, Rasulullah menyebutkan bahwa penghuni surga berjumlah 120 shaf (barisan) dan ummat Muhammad berjumlah 80 shaf dari 120 shaf tadi (2/3 penduduk surga).

BIDADARI SURGA, PESONA DAN KECANTIKANNYA

Bidadari surga adalah makhluk berkelamin wanita yang diciptakan Allah untuk penghuni surga. Al-Qur’an dan Sunnah menggambarkan tentang keindahan dan kesempurnaan penciptaan mereka. Digambarkan bahwa mereka adalah bidadari yang cantik jelita, putih bersih, dipingit di dalam kemah, senantiasa menundukkan pandangan. Allah menyebut mereka dengan khairatun hisan (Bidadari yang baik dan cantik), mereka perawan, penuh cinta dan sebaya, payudaranya montok dan kulitnya mulus. Dalam hadits Bukhari disebutkan, kalau sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga lebih baik dari pada dunia dan isinya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa bidadari tersebut diciptakan Allah dari za’faran surga. Maka Ibnu Qayyim berkomentar: “Jika penciptaan manusia yang tergolong makhluk yang paling sempurna diciptakan dari bahan baku berupa tanah, kemudian berubah menjadi sosok yang paling bagus. Maka bagaimana sosok yang diciptakan dari za’faran yang ada di surga?”

YANG TERAKHIR KALI MASUK SURGA

Hamba yang terakhir kali masuk surga adalah orang yang melintasi titian, terkadang jalan dan terkadang merangkak dan terkadang dilalap api hingga hangus. Allah memerintahkannya untuk masuk surga, namun ia melihat seakan surga telah penuh sesak. Allah berkata kepadanya bahwa ia akan diberi kenikmatan sepuluh kali dunia dan isinya, hingga ia merasa dipermainkan Allah. Namun Allah berfirman: “Itulah derajat penghuni surga yang paling rendah kelasnya.”
(sebagaimana yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim).

PINTU-PINTUNYA

Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah pintu Ar-Rayyan yang diperuntukkan bagi orang yang shaum. Seorang wanita yang rajin shalat lima waktu dan shaum, lalu meninggal sedangkan suaminya ridha, maka ia akan dipersilahkan untuk masuk surga dari pintu manapun yang ia sukai. Pintu surga senantiasa terbuka, orang yang shalat akan masuk pintu shalat, yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad dan yang bershadaqah akan masuk dari pintu shadaqah
(HR. Bukhari Muslim).

Luas dan lebar pintu surga seperti jarak pengendara tercepat selama tiga hari. Jarak antara satu pintu dengan pintu lainnya seperti antara Makkah dengan Bushra.
(Muttafaq alaihi)

POHON, TAMAN DAN NAUNGAN DI SURGA

Di dalamnya terdapat pohon yang apabila seorang pengembara itu berjalan di bawah naungannya selama 100 tahun ia belum keluar dari naungannya, pohon-pohonnya kekal dan buahnya dekat lagi rendah menjuntai, sehingga mudah diambil. Seluruh pohon di surga batangnya terbuat dari emas (Shahihul Jami’ 5523). Ibnu Abbas berkata, “Di antara penghuni surga ada yang rindu kangen dengan hiburan di dunia. Lalu Allah mengutus angin dan menggerak-gerakkan pohon tersebut, kemudian pohon tersebut memberikan semua hiburan yang pernah ada di dunia”.

MAKANAN DAN MINUMAN DI SURGA

Penduduk surga akan dihidangkan makanan dan minuman lezat yang sangat mengundang selera, apapun yang mereka inginkan pasti mereka dapatkan. Rasulullah saw. bersabda,

“Penghuni surga akan makan dan minum enak-enak. Mereka tidak mengeluarkan ingus dari hidungnya, tidak buang air besar dan tidak buang air kecil. Makanan mereka berubah menjadi serdawa yang beraroma kesturi.”
(HR. Muslim).

Hidangan bagi mereka yang pertama kali adalah daging hati ikan paus, kemudian disembelihkan baginya sapi yang makanan sehari-harinya adalah rumput surga.
(HR Muslim).

Adapun tempat makan dan minummereka berupa gelas dan piring yang terbuat dari emas dan perak. Allah berfirman, “Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala bening laksana kaca. Yaitu kaca-kaca yang terbuat dari erak yang telah diukir mereka dengan sebaik-baiknya”.
(QS. Al-Insan: 15-16)

SERUAN DI SURGA

Di surga akan ada seorang penyeru yang berkata,

“Sesungguhnya sekarang tibalah saatnya kalian sehat wal afiat dan tidak menderita sakit selama-lamanya. Sekarang tibalah saatnya bagi kalian bersenang-senang dan tidak sengsara selama-lamanya”.
(HR Muslim).

Dalam hadits lain disebutkan:

“Penghuni surga akan masuk surga dan penghuni neraka akan masuk neraka, kemudian penyeru berdiri di antara mereka dan berkata, wahai penghuni surga, sekarang tidak ada lagi kematian. Wahai penghuni neraka, sekarang tidak ada lagi kematian. Semuanya kekal abadi di tempat masing-masing”.
(HR Al-Bukhari Muslim)

PEMANDANGAN LAIN DI SURGA

A. Para penghuni surga akan dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Lihat firman Allah pada surat Al-Kahfi 30-31. Kasur surga adalah kasur tebal lagi empuk. Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Lihat QS Ar-Rahman 54 dan 76, al-Ghasyiyah: 13-16.

B. Kemah, ranjang dan sofa di surga. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya bagi setiap orang mukmin di surga disiapkan kemah dari suatu mutiara lu’lu yang berongga. Tingginya enam puluh mil. Di dalamnya terdapat keluarganya dan orang beriman berjalan mengelilingi mereka. Sebagian mereka tidak bisa melihat sebagian yang lain.” (HR Bukhari Muslim). Allah ta’ala berfirman, mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS. Ath-Thur:20)

C. Pelayan di surga
Yang senantiasa sibuk melayani para penghuni surga adalah wildanun Mukhalladun. Mereka adalah anak orang-orang muslim yang meninggal sewaktu kecil. Allah ta’ala berfirman, “Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir”. (QS. Al-Waqi’ah: 17-18)
D. kendaraan mereka adalah kuda dan unta bersayap yang terbuat dari
Mutiara yaquth.

PASAR DI SURGA

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat pasar yang didatangi penghuni surga setiap hari jum’at. Angin utara berhembus dan menerpa wajah dan pakaian mereka hingga membuat mereka semakin tampan dan menarik. Dalam keadaan seperti itu, mereka pulang menemui istrinya masing-masing. Istri-istri mereka berkata, “Demi Allah, Anda kok semakin tampan dan ganteng saja. Mereka menjawab, “Kalian juga semakin cantik dan ayu”. (HR. Muslim)

Surga adalah tempat kembali bagi mereka yang memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, menta’ati perintah-perintah Allah dan hidup demi mencari ridha Allah. Di dalamnya, mereka hidup kekal dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Di dalam surga, manusia bisa menikmati dengan segera segala keindahan yang disukainya, dan kapanpun bebas melakukan apa yang diinginkannya. Di surga, terdapat segala sesuatu yang dikehendaki manusia, bahkan lebih dari itu. Pahala berlimpah yang diterima orang-orang yang beriman disebutkan dalam ayat-ayat berikut:


“Hamba-hambaku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini; tidak pula kamu bersedih hati.
Yaitu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka yang dahulunya berserah diri.
Masuklah kamu dan istri-istri kamu ke dalam surga, dan bergembiralah.
Diedarkan kepada mereka piring-piring dan piala dari emas, dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diinginkan hati dan sedap dipandang mata. Dan kamu kekal di dalamnya.

Itulah surga yang akan diwariskan kepadamu untuk amal-amal yang dahulu engkau kerjakan”. (Surat Az-Zukhruf: 68-72)

Siapa Saja Yang Masuk Ke dalam Surga?

“…Allah menanamkan kedalam hati mereka keimanan dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari padaNya. Dan Allah masukkan mereka kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadapNya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung”.
(Surat Al-Mujadilah: 22)

Sifat-sifat lain dari orang beriman, yang karenanya Allah menjanjikan surga kepada mereka, dinyatakan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
  • mereka yang beriman dan melakukan amal saleh (Surat Al-Baqarah: 25),
  • mereka yang selalu takut (taqwa) kepada Allah (Surat Ali ‘Imran: 15),
  • mereka yang menahan amarahnya (Surat Ali ‘Imran: 134),
  • mereka yang tidak meneruskan perbuatan kejinya (Surat Ali ‘Imran: 135),
  • mereka yang menta’ati Allah dan RasulNya (Surat an-Nisa: 13),
  • mereka yang tetap mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada Rasul-rasul Allah dan membantunya (Surat Al-Ma‘idah: 12),
  • mereka yang sungguh-sungguh dalam berbuat kebenaran (Surat Al-Ma‘idah: 119),
  • mereka yang beramal baik (Surat Yunus: 26),
  • mereka yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhannya (Surat Hud: 23),
  • mereka yang bertaubat (Surat Maryam: 60),
  • mereka yang memelihara amanat dan janjinya (Surat Al-Muminun: 8),
  • mereka yang tetap melaksanakan shalat (Surat Al-Muminun: 9),
  • mereka yang berlomba-lomba dalam kebaikan (Surah Fatir: 32),
  • mereka yang kembali kepada Allah dengan taubat yang tulus (Surat Qaf: 32),
  • mereka yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah meskipun Dia tidak kelihatan, dan datang dengan hati yang taubat. (Surah Qaf: 33).


sumber dari: catatancintaabi.wordpress.com

Saturday, 11 May 2013

pembentukan nebula di dalam surah Ar-Rahman






Apa yang menakjubkan di sini adalah proses kehancuran bintang sehingga bertukar menjadi bentuk bunga ros ini dinyatakan oleh Quran. Dalam surah ar-Rahman ayat 37,

Maksudnya:”Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti kilapan minyak, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu ingin dustakan?”
Ayat ini menceritakan mengenai langit yang sedang melalui proses kehancuran dan pada masa itu berubah menjadi merah seumpama bunga ros yang menyinar.





Crab Pulsar

Ring Nebula Hubble

Helix Nebula

Eskimo Nebula

Salah satu contohnya adalah apa yang dikirimkan oleh teleskop ruang angkasa-Habel kepada kita berupa gambar-gambar sejumlah bintang ketika sedang terpecah pada tanggal 31 Oktober 1999 M.Biro Penerbangan dan Ruang Angkasa Nasional Amerika (NASA) menyiarkan sejumlah gambar yang ditayangkan oleh teleskop ruang angkasa tentang bintang yang mengalami fasa pemecahan.

Sekelompok bintang yang membentuk seperti kabut bercahaya yang sering disebut dengan nama mawar kemerahan yang mengkagumkan, inilah ibarat Al Quran yang sangat terperinci dan mengkagumkan.



sumber dari: irfanirsyad.wordpress.com

The Beauty of Surah Ar-Rahman






The first time I heard Surah (chapter) Ar-Rahman (The Compassionate), I was in complete awe.  I was mesmerized at the beauty of it (despite the fact that I understood very little). I’ll admit, the feeling overcomes me when I hear any surah in the Qur’an beautifully recited; but the first time I heard surah Ar-Rahman it was something completely different and special – it was during Jum’a prayer (Friday congregation) – it was that exact moment that I knew I wanted to memorize it. As soon as I arrived home I looked into the translation and its’ meaning. Just as I had suspected, it became even more beautiful when I understood it all.

In this surah, Allah SWT (God) appeals to mankind with all that He has created. A verse that is repeated throughout that surah “  فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ” – “Which, then, of the benefits of your Lord will you deny?” Allah SWT recounts for the whole of humanity all the beauty that He has created. In many ways I see this surah as an appeal from Allah SWT. Allah SWT, Ar-Rahman, indeed the most compassionate and most merciful wants to see all of mankind in paradise. He is telling humanity of the beauty he has created for us, beauty which we can observe with our own eyes. Why would we choose to deny that which we can see? Why would we choose to doubt these miracles.
“He created man. He taught him distinctness. The sun and the moon are in reckoning. The herbs and trees do obeisance. And the sky! He has elevated it and set the balance. That you should not trespass in respect of the balance. And observe the weight with equity, and do not make the balance deficient. And the earth: He has laid it for the creatures. Therin are fruit and palm – trees sheated. And grain chaffed and other food.” (Surah Ar-Rahman 55:3-13)
In this surah, Allah SWT shares with us a miracle. This is a miracle that scientists have not known how to explain for many years and have only recently come to learn.
“He has let loose the two oceans meeting together. In-between them is a barrier which none of them can transgress. Which, then, of the benefits of your Lord will you deny? Out of them both come out pearl and coral. “ (Surah Ar-Rahman 55:19-22)





Above is a picture of where the North Sea meets the Baltic Sea. In the holy verse above, Allah SWT tells us that despite two seas meeting, there is a barrier between them (as one exists between every two salty waters. Salty because they possess pearl and coral).

So what were the marine scientist’s discoveries? Studying the meeting of the Red Sea and the Indian Ocean, they took samples from each side, they discovered that each water had its’ own unique composition and characteristics (temperature, salinity, density, animals that inhabit it).

Despite existing for thousands of years they have remained obedient so that we may witness such a wonder. The miracle mentioned above was not understood (in great detail) at the time the verse came down; nobody at the time had even witnessed the phenomenon. I believe this was a miracle Allah SWT had created for future civilizations.

Such is the beauty of the Qur’an.  Allah SWT shares with us these magnificent miracles and the wonders of life so we may know the truth.

Please don’t take any of what I have said myself to be fact. It is simply my very limited understanding of this Surah. Instead, I plead with you to look into the tafsir (translation and interpreted meaning) from scholars who will surely provide you with far more knowledge and truth than I ever can right now.
“Everyone who is theron is mortal. And there will remain the Face of thy Lord, Owner of Majesty and Beneficience. Which, then, of the benefits of your Lord will you deny” (Surah Ar-Rahman 55:26-28)



sumber dari: abuhorreya.wordpress.com

punctual