Semuanya sudah  termaktub dalam lembaran ayat suci-Nya. Bacalah surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6:  
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah  kesulitan itu ada kemudahan.” 
(QS Al-Insyirah: 5-6).
Tentu ayat di atas  sudah tak asing lagi bagi kita. Kita seringkali mendengar ayat ini, namun kadang  hati kita masih saja lalai, sehingga tidak betul-betul merenungkannya. Atau  mungkin kita pun belum memahaminya. Padahal jika ayat tersebut betul-betul  direnungkan sungguh luar biasa faedah yang dapat kita petik. Jika kita  benar-benar mentadabburi ayat di atas, sungguh berbagai kesempitan akan terasa  ringan dan semakin mudah kita pikul. 
Percayalah...
“Satu kesulitan  tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
‘Abdullah bin  Mas’ud RA pernah berkata, 
“Seandainya kesulitan masuk ke dalam suatu lubang,  maka kemudahan pun akan mengikutinya..."
Yakinlah  saudaraku... 
 Bahawa di balik  setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang begitu dekat. Mungkin di awal-awal  kesulitan, belum datang pertolongan atau jalan keluar. Namun ketika kesulitan  semakin memuncak, semakin di ujung tanduk, maka setelah itu datanglah kemudahan.  Mengapa demikian ya? Itu kerana di puncak kesulitan, hati sudah begitu amat  pasrah. Segala suatu telah diserahkan seluruhnya pada Allah, Rabb tempat  bergantung segala urusan. Itulah yang dinamakan hakikat dari tawakkal.
Kuncinya adalah  sabar. Sabar menanti adanya kelapangan adalah penyelesaian paling ampuh dalam  menghadapi masalah, bukan dengan mengeluh dan berkeluh kesah. 
Imam Asy Syafi’i  pernah berkata dalam bait syair,
Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan,
maka ia pasti akan selamat.Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolonganNya.
No comments:
Post a Comment