Saturday, 5 November 2011
Al-Qari'ah -pengajaran
Surat ini mengandung banyak pelajaran penting bagi manusia.
Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, kepastian dan hakikat Hari Kiamat. Secara tegas surat ini memastikan kedatangan Hari Kiamat. Hari itu adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Hal ini ditandai dengan kehancuran alam semesta yang menjadi tempat kehidupan manusia di dunia. Gunung-gunung yang terlihat kokoh porak-poranda seperti bulu yang diterbangkan. Manusia pun berlarian dan berpencaran tak tentu arah.
Gambaran kehancuran alam semesta ini banyak diberitakan dalam al-Quran. Pada hari itu bumi diguncangkan dengan goncangan yang keras. Saat itu, bumi mengeluarkan beban berat yang dikandungnya (Lihat: QS al-Zalzalah [99]: 1-2). Langit terbelah, bintang-bintang jatuh berserakan dan lautan meluap (QS al-Infithar [82]: 1-3). Langit digulung dan lautan dipanaskan (QS at-Takwir [81]: 1 6). Masih banyak lagi kejadian lain yang diberitakan dalam al-Quran yang menggambarkan berakhirnya kehidupan dunia. Kejadian tersebut demikian dahsyat sehingga manusia berlarian pontang-panting tak tentu arah. Tidak lagi mempedulikan saudara, ayah dan ibunya, istri dan anaknya. Semuanya disibukkan dengan urusannya masing-masing (QS Abasa [80]: 34-37).
Kedua, nasib manusia setelah Kiamat. Kehancuran kehidupan dunia bukan berarti berakhir pula perjalanan hidup manusia. Setelah kehidupan dunia berakhir, manusia akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya di dunia. Dalam surat ini diberitakan, amal manusia di dunia akan ditimbang. Standar baik atau buruk amal manusia tentu didasarkan pada syariah yang telah diturunkan-Nya.
Orang-orang yang timbangan kebaikannya lebih berat ditempatkan ke dalam kehidupan yang menyenangkan: surga. Termasuk dalam cakupan ini adalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab, sebuah kehidupan yang amat disenangi manusia. Di dalamnya mereka mendapatkan segala yang diminta (Lihat: QS Yasin [36]: 57). Gambaran tentang kenikmatan surga tersebut diberitakan dalam banyak ayat.
Sebaliknya, orang-orang yang timbangan keburukannya lebih berat atau bahkan sama sekali tidak ada yang layak ditimbang, tempat tinggal mereka adalah neraka. Dalam surat ini disebutkan salah satunya adalah Neraka Hawiyah; neraka yang apinya sangat panas. Mengenai panasnya api neraka, bisa disimak dalam Hadits an-Nu’man bin Basyir ra. yang pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَةٌ يَغْلِى مِنْهَا دِمَاغُهُ
Sesungguhnya azab yang paling ringan dari penghuni neraka pada Hari Kiamat ialah seorang yang diletakkan pada kedua telapak kakinya sepotong bara api yang menyebabkan otaknya mendidih (Muttafaq ‘alaih).
Patut ditegaskan, dahsyatnya azab itu merupakan balasan yang seimbang dengan perbuatan yang dilakukan manusia (Lihat: QS an-Naba’ [78]: 26). Tidak ada seorang pun yang dizalimi dan tidak dibalas kecuali apa yang telah dikerjakan (Lihat: QS Yasin [36]: 54). Demikian pula dengan pahala dan surga yang diberikan kepada orang yang bertakwa. Kenikmatan itu merupakan balasan atas kebaikan yang dilakukan; sekaligus sebagai pemberian dari Allah SWT (Lihat: QS an-Naba’ [78]: 36).
Inilah nasib manusia yang sesungguhnya. Maka dari itu, agar kita terhindar dari neraka sekaligus bisa mendapatkan surga, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengokohkan keimanan dan bersegera menggiatkan amal shalih. Sekaranglah waktunya. Bukan besok atau lusa. Semoga kita termasuk orang yang timbangan kebaikannya mengalahkan keburukan.
Labels:
Al-Qari'ah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
terima kasih atas pengetahuan anda.sgt bermanfaat
ReplyDeleteterima kasih atas pengetahuan anda.
ReplyDeleteterima kasih atas info yang diberikan
ReplyDelete