Inna lihadzihid da’wati rabban yahmiiha–Sesungguhnya dakwah ini milik Allah, maka Allahlah yang akan menjaganya. Tak ada kuasa kita untuk menjaganya. Kita teramat lemah dan tak berkekuatan. Inilah yang dapat kita pelajari dari merenungi surat Al-Fiil. Surat yang diturunkan pada periode Makkiyah itu menyadarkan kita kembali: Allah-lah yang akan menjaga dakwah ini.
Ketika Abrahah berencana menghancurkan Ka’bah karena mengusik rencananya mengalihkan perhatian dunia terhadap bangunan itu, seakan tak ada satupun yang mampu menghalangi ambisi politik dan kebudayaan Abrahah. Dzu Nafar, bangsawan dan penguasa Yaman yang berusaha menghalang-halangi gagal. Bahkan, dirinya jadi tawanan Abrahah. Tentu kisah yang menyertai penyerbuaan itu sangat panjang. Saya tidak akan mengisahkan kembali.
Penyerbuan itu sangat luar biasa, keji, dan penuh rasa jumawa. Kalkulasi manusiawi, Ka’bah pasti takluk dan mampu dilumatkan. Ya, tidak dulu, tidak juga sekarang, kita selalu yakin bahwa kalkulasi manusiawi kita lebih tepat dan presisi. Padahal, nyatanya, tidak sepenuhnya demikian. Begitu tribulasi dakwah mendera, para ‘pengamat’ selalu tampil amat pintar dan ilmiah. Mereka prediksikan dakwah pasti hancur tak bersisa. Para peragu pun menjadi bimbang dan beralih memperolok dan menyalah-nyalahkan, seolah-olah bersikap objektif. Kita lupa bahwa kepastian itu di atas kuasa Allah.
Seperti makar Abrahah yang lumat oleh kuasa Allah, begitulah kita berharap ada banyak pertolongan Allah atas kelemahan diri. Kita tak pernah tahu, ending dari semua peristiwa besar yang menimpa dakwah. Sama sekali tidak tahu. Kita hanya punya keyakinan: dakwah ini milik Allah, Dia pulalah yang akan menjaganya.
Mari kita selami kisah di surat Al Fiil, lalu temukan banyak inspirasi bersikap yang dapat diserap. Ada invasi Abrahah yang sangat pongah, ada ketakberdayaan bangsa Arab yang tergambar nyata, ada pengkhianatan Abu Righal yang menunjukkan arah Makkah pada Abrahah, ada kisah kewibawaan Abdul Muthallib, dan tentu kisah penghancuran pasukan gajah yang tak terprediksi sama sekali. Dan semua kisah itu Allah sampaikan pada periode Makkah, ketika mihnah dan ujian dakwah mendera para sahabat.
Ya, kisah Al Fiil menyertai seluruh makar orang-orang Quraisy atas diri kaum Muslimin. Ada siksaan dan penghinaan, hujatan yang mempermalukan, tuduhan gila yang terlontar semena-mena, dan sebagainya. Model permusuhan itu mungkin tidak akan sama, tapi kita meyakini di setiap zaman pasti ada. Saya kira termasuk hari ini.
sumber dari: matahati01.wordpress.com
No comments:
Post a Comment