Wednesday, 14 November 2012

jadwal sistematik








Tidak ada perhitungan yang lebih cermat daripada perhitungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Alam semesta yang sangat kompleks dan rumit ini semuanya dalam kendali Allah dengan sangat teliti, sehingga tidak ada satu pun yang menyimpang dari skenario-Nya.

Allah memberikan informasi kepada kita,

“dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,”
(QS. Al A’laa [87] : 3).

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha halus lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al An’aam [6] : 103)

Maka pergerakan manusia pun pasti berada dalam skenario-Nya. Saya ingin membagi pengalaman yang sungguh mengharukan bagi saya, semoga demikian juga bagi para Pembaca.

Setelah saya dan keluarga menata ulang buku-buku kami di rumah, maka terkumpul tiga karung lebih buku-buku dan kertas yang sudah tidak terpakai. Kami bermaksud memberikannya kepada petugas pengumpul sampah di lingkungan kami agar bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Esoknya, sekitar pukul enam pagi, kami mencari petugas tersebut di Tempat Pengumpulan Sampah Sementara (TPS). Tetapi menurut beberapa orang yang masih ada di situ, petugas tersebut sudah pulang. Maka kami niatkan besuk paginya menemuinya lebih awal.

Benar terjadi, ketika berbelanja sayur di “wlijo” (penjual sayur-sayuran) di lingkungan kami, isteri saya bertemu dengan petugas pengumpul sampah tersebut dan disampaikan kepadanya bahwa setelah tugasnya selesai diharapkan mengambil karung-karung tersebut di rumah.

Kejadian berikutnya -yang tentunya bukan kebetulan- “blue gas” yang sedang digunakan untuk memasak di dapur habis. Sudah tentu menjadi tanggung jawab saya untuk membelinya di pagi buta itu. Karena masih ada sesuatu yang harus saya kerjakan, maka pembelian gas tersebut tertunda beberapa menit. Ketika saya sudah menyiapkan sepeda motor dan tali karet sebagai pengikat tabungnya, ada saja yang tertinggal di dalam rumah sehingga ketertundaan itu semakin lama.

Tatkala bersiap untuk mengikat tabung gas tersebut, tiba-tiba muncul petugas pengumpul sampah dari kejauhan. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, beliau sudah datang mengambil buku dan kertas bekas tersebut. Maka dengan bergegas saya masuk ke dalam rumah mengambil karung-karung tersebut dengan dibantu isteri dan anak saya.

Wajah petugas tersebut nampak cerah sambil berkomentar, “Kok banyak amat pak?” Yang jelas pancaran kegembiraan itu tidak bisa ditutup-tutupi. Saya bersyukur bisa memberikan kegembiraan itu walaupun hanya melalui barang-barang bekas.

Sekali lagi terlontar ungkapan yang mengharukan saya, “Terima kasih banyak ya Pak. Semoga Allah memberikan keberkahan rizki Bapak.”

Tentu saja segera saya sambut dengan ucapan, “Amin,” yang maknanya “Kabulkan ya Allah.”
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Allah telah menunda keberangkatan saya untuk membeli blue gas karena berkehendak untuk tidak menunda pertemuan dengan petugas pengumpul sampah tersebut. Sungguh merupakan skenario yang sangat indah.

Subhanallah.



sumber dari: widyagama.ac.id

No comments:

Post a Comment