Monday 26 November 2012

balasan maksiat datang secepat mungkin





sedikit dari kita menyangka bahwa Allah akan memberikan toleransi kepada kita manakala kita bermaksiat kepada-Nya karena merasa bahwa kita telah sekian lama berkomitmen pada Syari’ah-Nya dan tidak pernah lelah sepanjang waktu berjuang dan beramal demi tegaknya Syari’ah Allah di bumi ini. Sedangkan maksiat yang kita lakukan itu hanyalah dosa kecil yang –kita sangka- pasti akan diampuni oleh Allah. Padahal yang sebenarnya terjadi tidaklah demikian.

Saat seorang mujahid telah menganggap remeh maksiat dan dosa yang dilakukannya atau menganggap dirinya mendapatkan toleransi untuk berada dalam wilayah syubhat, sesungguhnya ia akan mendapatkan balasan maksiat itu dari Allah dengan serta merta melebihi cepatnya balasan yang ditimpakan Allah kepada orang lain.
Inilah yang tidak pernah terpikir dalam benak sebagian besar ikhwah mujahid dan para aktivis penegakan syari’ah di negeri ini. Mereka terlena dengan banyak perbuatan yang sia-sia, bersenda gurau terlalu berlebihan seakan-akan masalah dan problematika umat ini bisa diselesaikan dengan senda gurau, berlarut-larut dengan perdebatan yang tidak ada ujung pangkalnya, merasa dirinya atau jama’ahnya lah yang paling benar dan sebagainya.


Tatkala kita bemaksiat kepada Allah, kita tidak pernah menyangka akan secepat kilat Allah membalas maksiat itu. Padahal jika kita memahami hakikat Dienul Islam, pastilah kita akan tahu bahwa Allah amat sangat “cemburu” Melihat hamba-hamba pilihan-Nya terlena dalam kemaksiatan dan syubhat, sehingga tanpa menunda waktu lagi Allah langsung mengingatkan mereka. Apalagi seharusnya mereka adalah orang-orang yang paling takut melakukan maksiat, paling jauh dari syubhat dan paling menghindari dosa-dosa, bahkan dosa kecil sekalipun. Karena mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengingatkan ummat agar menjauhi maksiat dan dosa-dosa, tetapi mereka justru terlena dan berkubang di dalamnya. Maka wajar lah jika balasan Allah sangat cepat bahkan melebihi cepatnya balasan yang Allah timpakan kepada musuh-musuh Islam dan orang-orang yang melampaui batas dan kufur.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman:


لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang melakukan kejahatan (maksiat dan dosa), niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah”. (QS An Nisa’ 123)

Para shahabat menyatakan bahwa inilah ayat Al Qur’an yang paling berat bagi mereka, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa Aisyah mengatakan kepada Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam bahwa inilah ayat Al Qur’an yang terasa paling berat bagi dirinya.



sumber dari: ghurabbamovement.blogspot.com

No comments:

Post a Comment