Saturday, 17 November 2012

Al-Quran merupakan sumber tadzkirah






Al-Qur’an merupakan tadzkirah, bahkan sumber tadzkirah bagi manusia. Karena di dalamnya berisi semua bentuk peringatan yangdibutuhkan manusia. Kisah umat terdahulu (Qishash al-umamas-sabiqoh), ajaran aqidah yang benar (al-aqidah as-shohihah), hukumSyariah yang adil (al-ahkam as-syar’iyah), akhlaq yang mulia (al-akhlakal-asasiyah), kenyataan ilmiyah (al-haqaiq al-ilmiyah) yang disebutkan dalamAl-Qur’an adalah peringatan.

“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Inikepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yangtakut (kepada Allah), Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi danlangit yang Tinggi. (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas‘Arsy”
(QSThaha 1-5)

Al-Qur’an adalah pedoman bagi manusia dan tidakmungkin membuat susah mereka. Dengan Al-Qur’an semuanya menjadi jelas.Kejelasan tujuan, sarana dan cara. Al-Qur’an mengantarkan manusia kepada apayang dicita-citakan oleh semua manusia, yaitu kebahagiaan hidup. Sebaliknyabagi yang menjauh dari peringatan Al-Qur’an, maka kehidupan mereka akan susah,gersang dan sempit.

Al-Qur’an telah menceritakan berbagai musibah umat masalalu akibat menjauh dan mengingkari ajaran para nabinya. Dan Al-Qur’an jugamengingatkan manusia sekarang dengan musibah yang akan menimpanya jika merekakufur dan bermaksiat pada Allah.

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Makaadalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagianbesar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS As-Syuraa 30).

Secara manhaj atau konsep, Al-Qur’an telah menjelaskansecara tuntas pada manusia tentang Sunnatut Taghyiir (sunnah perubahan) yangterjadi pada alam semesta khususnya manusia. Baik perubahan menuju yang lebihbaik maupun perubahan menuju yang lebih buruk. Dua ayat yang terkait perubahanmenyebutkan.
“(siksaan) yang demikian itu adalah KarenaSesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang Telahdianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang adapada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi MahaMengetahui” (QS AlAnfaal 53).

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaansesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak adayang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selainDia” (QSAr-Ra’du 11).

Sunnatut Taghyiir dalam Al-Qur’an sebagaimanadisebutkan dalam ayat di atas dan ayat-ayat yang lain begitu sangat jelas.Perubahan kearah yang lebih baik atau lebih buruk berawal dari seorang,kemudian keluarga dan seterusnya bi’ah atau lingkungan dan masyarakat sertakaum. Perubahan kearah yang lebih baik dapat terjadi dengan keimanan danketaatan kepada Allah. Ketika pada suatu kaum atau bangsa yang dominan adalah keimanan dan ketaqwaannya maka yang terjadi adalah kebaikan dan keberkahan.Sebaliknya perubahan kearah yang lebih buruk terjadi karena keingkaran dankemaksiatan kepada Allah. Ketika pada suatu kaum atau bangsa yang dominan adalah kekafiran dan kezhaliman, maka yang terjadi adalah musibah demi musibah.Dalam kaitan ini disebutkan dalam beberapa riwayat, bahwa istri Rasul saw.(dalam riwayat disebutkan di antaranya ‘Aisyah, Ummu Salamah, Ummu Habibah danZainab binti Jahsy) bertanya bertanya,” Apakah kita akan hancur padahal diantara kami ada orang-orang shalih?” Rasul menjawab,” Ya, jika yang dominanadalah kejahatan” (Muttafaqun ‘alaihi).



sumber dari: bpksms.wordpress.com

No comments:

Post a Comment