
"Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku 
dan saksikanlah olehmu bahwa Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu 
persekutukan dari selain-Nya. Sebab itu, jalankanlah tipu dayamu semuanya 
terhadapku dan janganlah karnu memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku 
bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata 
pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas 
jalan yang lurus. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan 
kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan 
Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak 
dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha 
Pemelihara segala sesuatu. " (QS. Hud: 54-57)
Manusia akan merasa keheranan terhadap 
perlawanan kepada kebenaran ini. Seorang lelaki menghadapi kaum yang kasar dan 
keras kepala serta bodoh. Mereka menganggap bahwa berhala-berhala dari batu 
dapat memberikan gangguan. Manusia sendiri rnampu menentang para tiran dan 
melumpuhkan keyakinan mereka, serta berlepas diri dari mereka dan dari tuhan 
mereka. Bahkan ia siap menentang mereka dan menghadapi segala bentuk, makar 
mereka. Ia pun siap berperang dengan mereka dan bertawakal kepada Allah SWT. 
Allah-lah yang Maha Kuat dan Maha Benar. Dia-lah yang menguasai setiap makhluk 
di muka bumi, baik berupa binatang, manusia, maupun makhluk lain. Tidak ada 
sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah SWT.
Dengan keimanan kepada Allah SWT dan dengan 
kepercayaan pada janji-Nya serta merasa tenang dengan pertolongan-Nya, Nabi 
Hud As menyeru orang-orang kaflr dari kaumnya. Nabi Hud As melakukan 
yang demikian itu meskipun ia sendirian dan merasakan kelemahan karena ia 
mendapatkan keamanan yang hakiki dari Allah SWT. Dalam pembicaraannya, Nabi 
Hud As menjelaskan kepada kaumnya bahwa ia melaksanakan amanat dan 
menyampaikan agama. Jika mereka mengingkari dakwahnya, niscaya Allah SWT akan 
mengganti mereka dengan kaum selain mereka. Yang demikian ini berarti bahwa 
mereka sedang menunggu azab. Demikianlah Nabi Hud As menjelaskan kepada 
mereka, bahwa ia berlepas diri dari mereka dan dari tuhan mereka. la bertawakal 
kepada Allah SWT yang menciptakannya.
Ia mengetahui bahwa siksa akan turun di antara 
para pengikutnya yang menentang. Beginilah hukum kehidupan di mana Allah SWT 
menyiksa orang-orang kafir meskipun mereka sangat kuat atau sangat kaya. Nabi 
Hud As dan kaumnya menunggu janji Allah SWT. Kemudian terjadilah masa kering 
di muka bumi di mana langit tidak lagi menurunkan hujan. Matahari menyengat 
sangat kuat hingga laksana percikan-percikan api yang menimpa kepala 
manusia.
Kaum Nabi Hud As segera menuju kepadanya 
dan bertanya: "Mengapa terjadi kekeringan ini wahai Hud?" Nabi Hud berkata: 
"Sesungguhnya Allah SWT murka kepada kalian. Jika kalian beriman, maka Allah SWT 
akan rela terhadap kalian dan menurunkan hujan serta menambah kekuatan kalian." 
Namun kaum Nabi Hud justru mengejeknya dan malah semakin menentangnya., maka 
masa kekeringan semakin meningkat dan menguningkan pohon-pohon yang hijau dan 
matilah tanaman-tanaman.
Lalu datanglah suatu hari di mana terdapat awan 
besar yang menyelimuti langit. Kaum Nabi Hud As begitu gembira dan mereka 
keluar dari rumah mereka sambil berkata: "Hari ini kita akan dituruni hujan." 
Tiba-tiba udara berubah yang tadinya sangat kering dan panas kini menjadi sangat 
dingin. Angin mulai bertiup dengan kencang. Semua benda menjadi bergoyang. Angin 
terus-menerus bertiup malam demi malam, dan hari demi hari. Setiap saat rasa 
dingin bertambah.
Mereka segera menuju ke tenda dan bersembunyi 
di dalamnya. Angin semakin bertiup dengan kencang dan menghancurkan tenda. Angin 
menghancurkan pakaian dan menghancurkan kulit. Setiap kali angin bertiup, ia 
menghancurkan dan membunuh apa saja yang di depannya. Angin bertiup selama 
tujuh malam dan delapan hari dengan mengancam kehidupan dunia. Kemudian angin 
berhenti dengan izin Tuhannya.
Allah SWT berfirman:
"Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa 
awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang 
akan menurunkan hujan kepada kami.' (Bukan)! Bahkan itulah azab yang kamu minta 
supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang 
menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya." 
(QS. Al-Ahqaf: 24-25) 
"Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan 
hari terus-menerus;, maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan 
seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). " 
(QS. Al-Haqqah: 7)
sumber dari: sejukkan-iman.blogspot.com
No comments:
Post a Comment