Islam telah  menggoreskan sejarah perubahan yang menyeluruh pada sistem kehidupan  manusia, baik dari segi spiritual, sosial, politik maupun sastra dan  budaya, perubahan tersebut tidak hanya terbatas bagi bangsa arab saja,  namun mencakup seluruh bangsa yang tersentuh oleh dakwah islam, sehingga  bangsa tersebut tersinari oleh cahaya dan keutamaan iman.
Ajaran islam yang  dibawa oleh Nabi Muhammad sendiri lahir pada suatu lingkungan yang  memiliki budaya dan nilai tertentu, maka benturan islam terhadap  nilai-nilai tersebut pun tak dapat terelakkan, sehingga islam datang  untuk membatalkan seluruh nilai yang tidak sesuai ajarannya yang tinggi  namun tetap mempertahankan hal-hal yang sejalan dengannya.
Sastra Pada periode  ini dengan jelas menggambarkan kepada kita tentang kehidupan masyarakat  islam yang bergitu gemilang jauh dari kekacauan, sebuah lembaran sejarah  yang paling indah, kita baca baris-barisnya yang akan menghembuskan  aroma keikhlasan, memperlihatkan cahaya tauhid dan menampakkan sebuah  semangat yang mampu merontokkan gunung, dan menundukkan berbagai macam  kesulitan.  Lembaran sejarah itu telah ditulis dengan darah para syuhada  yang kelak pada hari kiamat akan menebarkan bau wangi bak minyak misik,  baris-baris mutiara itu ditulis oleh tangan-tangan yang suci dan hati  yang sehat nan tulus. sebuah masa dimana kehidupan begitu tenteram  dikarenakan keimanan yang ada pada hati-hati mereka. Pada periode ini  sastra pun berkembang sesuai dengan ruh keislaman.
Khutbah  : Pada periode ini kedudukan syair mulai tergantikan oleh khutbah  dikarenakan beberapa hal, antara lain :
- Semangat untuk menyebarkan cahaya islam dengan dakwah dan jihad.
 - Pengaruh Al-Qur’an dan Hadits terhadap kefasihan sastra arab.
 - Berkembangnya diskusi antar masyarakat dalam berbagai pembahasan baik sosial-politik pendidikan dan sebagainya.
 - Penjelasan kebijakan politik dan hukum para khalifah.
 
Contoh Khutbah  Pada periode ini:
Khutbah Abu  Bakar Ash-Siddiq Ketika Diangkat Sebagai Khalifah
Sesaat setelah  Meninggalnya Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wasallam- kaum muslimin  memilih Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu sebagai pemimpin mereka karena  berbagai keutamaan yang ada padanya, ia adalah lelaki pertama yang  beriman kepada Rasulullah, teman beliau didalam gua tsaur dan teman  setia beliau ketika berhijrah ke Mekkah, Rasulullah juga pernah  memerintahkannya untuk menjadi imam menggantikan beliau ketika beliau  sakit.
Ketika diangkat  sebagai Khalifah beliau berkhutbah kepada sekalian kaum muslimin dengan  terlebih dahulu memuji Allah dan berkata :
أيها الناس, إني قد وليت عليكم ولست بخيركم , فإن رأيتمني على حق  فأعينوني , وإن رأيتموني على باطل فسددوني , أطيعوني ما أطعت الله فيكم ,  فإذا عصيته فلا طاعة لي عليكم , ألا إن أقواكم عندي الضعيف , حتى آخذ الحق  له , و أضعفكم عندي القوي حت آخذ الحق منه.
أقول قولي هذا , و أستغفر الله لي ولكم
“Wahai sekalian  manusia, sesungguhnya aku sekarang telah memimpin kalian, namun aku  bukanlah yang terbaik diantara kalian, jika kalian melihatku berjalan  diatas kebenaran maka bantulah aku, sedangkan jika kalian melihatku  diatas kebatilan maka luruskanlah langkahku, taatilah aku selama aku  mentaati Allah, dan apabila aku melakukan sebuah kemaksiatan maka kalian  tidak boleh taat terhadapku akan hal itu, ketahuilah… Bahwasanya orang  yang paling kuat diantara kalian dimataku adalah orang yang lemah hingga  ia memperoleh haknya, sebaliknya orang yang terlemah dimataku adalah  orang yang kalian anggap paling kuat hingga ia mengembalikan hak-hak  orang lain. Demikianlah apa yang aku sampaikan kepada kalian seraya  memohon ampun atas diriku dan kalian semua kepada Allah.”
Kitabah atau  Surat
Pada periode ini  Kegiatan surat menyurat mulai berkembang dalam rangka dakwah islamiyah,  pengaturan hukum dan kebijakan politik pemerintahan islam serta  penulisan piagam perdamaian antar negeri.
Surat  Rasulullah kepada Khalid bin Walid
Semenjak Allah  memerintahkan Beliau untuk berdakwah kejalan Allah, Beliau begitu  bersungguh-sungguh dalam upaya menyebarkan cahaya Islam dan mengajak  manusia kembali kepada tauhid. Beliau tak pernah lelah dalam mendakwahi  manusia kejalan Allah dengan penuh kebijaksanaan, nasihat yang baik dan  akhlak yang terpuji.
Diantara kabilah Arab  yang didakwahi oleh Beliau adalah kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b,  Beliau pun mengutus Khalid bin Walid untuk mengajak mereka kepada Islam.  Sampai akhirnya Khalid bin Walid mengirimkan surat kepada Rasulullah  bahwa kabilah tersebut menerima dakwah Islam. Rasulullah membalas surat  tersebut memerintahkan Khalid bin Walid untuk kembali bersama utusan  dari mereka untuk pembelajaran tentang keislaman Dalam suratnya Beliau  berkata :
بـسم الله الرحمن الرحيم : من محمد النبي رسول الله إلى خالد بن  الوليد , سلام عليك , فإ ني أحمد إليك الله الذي لا إله إلا هو.
أما  بعد : فإن كتابك جاءني مع رسو لك تخبر أن بني الحارث بن كعب قد أسلموا قبل  أن تقاتلهم , وأجابوا إلى ما دعوتهم إليه من الإسلام , وشهدوا أن لا إله  إلا الله , وأن محمدا عبدالله ورسوله , فبشرهم وأنذرهم , وأقبل واليقبل معك  وفدهم , والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته
“Dengan menyebut Nama  Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad sang Nabi  utusan Allah, semoga keselamatan selalu bersamamu, Aku panjatkan puji  kepada Allah untukmu. Amma ba’du : Telah sampai kepadaku surat yang  engkau kirimkan bersama utusanmu, menjelaskan bahwa kabilah Bani  Al-Harits bin Ka’b telah masuk islam dengan damai tanpai terjadi  pertempuran, mereka telah mengikuti apa-apa yang engkau dakwahkan dari  Agama ini, mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah  melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka  berilah kabar gembira atas keislaman mereka dan berilah mereka  peringatan, dan kembalilah engkau wahai Khalid bersama utusan dari  kabilah tersebut. Semoga keselamatan, rahmat serta barakah senantiasa  Allah limpahkan kepadamu.”
Sikap Islam  terhadap syair.
Sesungguhnya Agama  yang mulia ini senantiasa menyeru kepada kebaikan dan keutamaan dan  selalu mencegah suatu yang hina. Oleh karena itu Islam akan selalu  bersikap kagum terhadap syair-syair yang berisikan kebenaran dan akhlak  yang mulia, Rasulullah pernah bersabda (( Sesungguhnya didalam syair  terdapat hikmah )), Rasulullah juga pernah meminta Hassan bin Sabit  untuk mencela musuh-musuh islam dengan syairnya, beliau berkata ((  Celalah mereka dan Jibril bersamamu )) Rasulullah juga pernah merasa  kagum dengan syair Hassan bin Sabit yang mencela kaum musyrikin dan  berkata (( Hassan telah mencela dengan sangat mengena )), sebagaimana  Rasulullah juga pernah memuji syair Umayyah bin Abi As-Sholt, Khonsa’  dan juga Ka’b bin Zuhair dengan Qoasidahnya “Banat Su’ad.”
Namun demikian islam  memerangi syair-syair yang menghancurkan islam dan mengajak manusia  kepada sesuatu yang hina dan menyebabkan kerusakan ditubuh masyarakat.  Rasulullah bersabda terkait dengan syair jenis ini (( Lebih baik dada  kalian dipenuhi oleh nanah daripada harus dipenuhi dengan syair yang  demikian ))
Allah berfirman dalam  Surat Asy-Syu’ara ayat 224-227 Yang artinya :  
“Dan  penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu  melihat bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak  mengerjakannya? Dan mereka pun suka mengatakan apa yang mereka sendiri  tidak mengerjakannya. Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman  dan beramal shaleh serta banyak menyebut Allah. Mereka pun mendapat  kemenangan sesudah menderita kezaliman. Adapun orang yang zalim itu  kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
Allah juga berfirman  dalam surat Ibrahim: 24-26 
“Tidakkah kamu perhatikan  bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti  pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.  Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya.  Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka  selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang  buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak  dapat tetap (tegak) sedikitpun
Pada periode ini  muncul jenis syair baru yaitu syair dakwah islamiyah, syair pembangkit  semangat juang, syair untuk mengingat kebaikan para syuhada serta  pendeskripsian alat-alat perang. Para periode ini pula jenis-jenis syair  yang telah ada sejak zaman Jahiliyah semakin diperkuat dengan ruh  islami.
Hassan bin  Sabit Menantang Kaum Musyrikin Sebelum Fathu Mekkah.
Kaum Quraisy membuat  kesepakatan damai salama sepuluh tahun dengan Nabi pada tahun ke 6  Hijriah, akan tetapi mereka mengkhianati perjanjian tersebut, maka  Rasulullah pun menyiapkan bala tentara untuk memerangi kaum musyrikin  Quraisy dan membuka kota Mekkah.
Pada syair berikut ini  Hassan bin Sabit menggambarkan persiapan pasukan kaum muslimin dalam  rangka menghadapi musuh mereka dengan memuji Rasulullah dan para  sahabatnya serta mencela dan menantang musuh mereka, Ia berkata :
عـدمـنا خـيـلـنا إن لـم  تروها       تـثــيرالـنـقـع ـموعـدها كـدا
فــإمـا تعــرض عـنا  اعتمرنا      و كان الفتح وانكشف الغطاء
وإلا فــاصبـروا لـجـلاد  يـوم       يـعـيـن الله فـيـه مــن يــشـاء
وجـبـريـل رســول الـله  فيـنا      وروح الـقـدس لـيـس له كفاء
وقــال الله قـد أرسـلـت  عـبدا      يـقـول الـحـق إن نـفـع الـبلاء
شهـد ت بـه فـقومـوا  صدقوه      فــقـلـتـم لا نــقـوم ولا نـشــاء
وقــال الله قـد ســيرت  جـنـدا     هـم الأنـصـار عرضتها اللقاء
Kami akan  musnahkan kuda-kuda kami
jika kalian tidak  melihatnya menghempaskan debu menuju Kada’
Walaupun kalian  menghalangi jalan kami, kami akan tetap berumroh
dan membuka kota  Mekkah hingga  tersingkaplah kebenaran
Namun jika kalian  tetap menghalangi maka bersabarlah terhadap hari yang ganas
dan Allah selalu  menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya
Jibril Sang Utusan  Allah selalu bersama kami
dan Ruhul Qudus  takkan ada yang menandinginya
Allah berkata  bahwa ia telah mengirimkan utusan-Nya
demi menyampaikan  kebenaran bagi siapa yang membutuhkannnya
Aku disini  bersaksi atas kerasulannya maka mari berdiri dan bersaksilah
namun kalian  mengatakan “kami tidak akan berdiri dan tak mau bersaksi”
Allah telah  berkata bahwa ia telah mengirimkan pasukan
mereka adalah kaum  Anshar yang kepiawaiannya bertempur
sumber dari: himasa.fib.unpad.ac.id/

No comments:
Post a Comment