Monday, 20 May 2013
lemahnya kaidah agama pada masyarakat modern
Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah (Nuh ayat 25)
Harta, tahta dan wanita adalah hal yang paling mendasar pada era globalisasi. Kesenangan duniawi menjadi tujuan insan pada era globalisasi. Urusan agama menjadi prioritas terakhir, agama seakan-akan menjadi beban bagi setiap insan bukannya menjadi suatu kebutuhan. Tentu saja ini sangat bertentangan dengan tugas seorang insan yang hidup dimuka bumi, dimana tugas setiap insan hidup adalah untuk menyembah dan beribadah pada Allah SWT.
Hal-hal yang dari dulu menjadi sesuatu yang haram, pada era globalisasi menjadi sesuatu yang seakan akan biasa. Seperti contohnya budaya ciuman dikalangan remaja barat kafir pada saat bertemu adalah sesuatu yang normal, tentu saja ini tidak dapat diterapkan dalam kalangan remaja muslim karena hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Dampak lainnya adalah enggannya seorang insan untuk melakukan sholat. Padahal telah kita ketahui sholat adalah substansi dasar atau tiang agama. Tindak tanduk perilaku seseorang tergantung dari sholatnya, bagi orang yang sholatnya benar tentunya tingkah lakunya juga akan benar. Keengganan sholat disebabkan sibuknya sibuknya aktivitas seorang insan. Padahal sesibuk-sibuknya urusan kita, sholat harus menjadi hal yang pertama dan utama.
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Al Baqarah ayat 153)
Dari keengganan sholat tersebut dapat berimplikasi pada menipisnya keimanan seseorang, sehingga dalam menyelesaikan masalah seorang insan tidak lagi menggunakan nilai-nilai agama tetapi berdasarkan keuntungan material. Menipisnya iman membuat seseorang senantiasa bebas berperilaku, baik perilaku positif maupun perilaku negatif. Tidak sedikit para remaja yang melakukan hubungan seks diluar nikah dikarenakan perasaan suka sama suka. Hal ini nantinya akan berakibat pada aborsi, dan kehancuran hidup. Padahal bagi orang-orang yang beriman, mereka merasa perilaku mereka akan diketahui oleh Allah SWT sehingga cenderung berhati-hati dan berpikir terlebih dulu dampaknya sebelum bertindak.
sumber dari: fullerena.blogspot.com
Labels:
Al-Baqarah,
Nuh
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment