Thursday, 5 September 2013

Ibu…surgakan aku… surgalah dirimu…






Didalam al Quranul Mubiin, ada beberapa kalimat yang hampir selalu disebut secara bergandengan dan berurutan, seperti Perintah shalat yang selalu diikuti dengan perintah menunaikan ibadah zakat. Perintah ta’at kepada Allah selalu disusul dengan perintah Ta’at kepada Rasul-Nya. Dlsb. Nah, salah satu kalimat yang selalu disebut bergandengan adalah perintah untuk bersyukur kepada Allah yang hampir selalu diiringi dengan perintah berbakti dan berterima kasih kepada kedua orang tua. Maknanya apa ?, maknanya adalah, shalat kita setiap hari, puasa kita tiap ramadhan, zakat kita setiap tahun dan Ibadah hajji kita ke Baitulloohil harom, tidak akan punya makna apa apa, tidak akan bisa menyelamatkan kehidupan kita di Akhirat kelak, ketika kita sebagai anak tidak pandai berbakti kepada kedua orang tua, tidak mampu berterima kasih kepada Ayah dan bunda

( Coba lihat QS. Luqman : 14 dan QS. Al Isra : 23 ).

- Suatu ketika Rasul ditanya oleh seseorang : “ Ya Rasul, sunnguh saya telah menggendong ibu saya sejauh 2 farsakh di jalan berpasir yang terik, andai atas pasir itu diletakkan sepotong daging niscaya matang daging itu. Apakah dengan begitu saya telah menyampaikan rasa terima kasih saya kepadanya ? “, Nabi menjawab “ la’alla an yakuuna litholqotin waahidatin, mungkin hal itu baru bisa membalas sedikit rasa sakitnya saat bunda melahirkanmu “. ( HR. Thobroni )

- Ibnu Umar pernah melihat ada seorang lelaki dari Yaman sedang thowaf sambil menggendong ibunya, kemudian laki laki bertanya kepadanya : “ apakah dengan seperti ini aku telah membalas kebaikan ibuku ? “ Ibn Umar menjawab : “ sama sekali belum, bahkan belum bisa membalas satu kali helaan nafasnya “
Jahimah datang menemui Rasul dan berkata : “ saya ingin berperang wahai Rasul, dan sungguh saya datang kesini untuk meminta pendapat “ Nabi berkata : “ apakah kau masih punya ibu ? “ ia mengangguk, lalu Nabi bersabda : “ rawatlah ia dengan penuh kasih sebab surga ada di antara kedua kakinya ( Ibn Majah )
Suatu hari diatas makam seorang sahabatnya yang bernama Alqomah, Nabi berpesan kepada para sahabat waktu itu ( dan hakikat pesan ini berlaku pula untuk kita sebagai ummatnya ). Kata Beliau : “ Wahai kaum Muhajirin dan Anshar !!! barangsiapa yang lebih mengutamakan istrinya ketimbang Ibunya, lebih cinta kepada pasangannya mengalahkan cintanya kepada ibunda, maka bagi orang tersebut laknat dari Allah, dilaknat segenap para Malaikat dan dilaknat pula oleh seluruh ummat manusia. Ketahuilah ! bahwa Ridlo Allah itu, tergantung pada ridlonya orang tua, demikian pula murkanya Allah pun bergantung pada marah dan murka Ayah bunda “

Pantas saja, jika pada satu ketika Rasul ditanya tentang siapakah manusia yang paling berhaq dipergauli dangan sebaik baiknya, siapakah orang yang paling harus dihormati dengan penghormatan setinggi tingginya, maka Rasul dengan jelas dan tegas berkata : Ibumu, ibumu, dan ibumu, baru setelah itu ayahmu ( HR. Bukhori ). Subhaanalloh.

Tanyalah kepada orang orang sukses diatas dunia ini, apa kiat keberhasilan mereka,..? bacalah torehan sejarah yang telah mengukir nama orang orang besar, apa kunci sukses mereka ..?.

Rasulullah pernah memerintahkan kepada Umar bin Khatthab untuk minta didoakan apabila satu saat nanti ia bertemu dengan seseorang yang bernama Uwais al Qorni. Saudaraku, bukankah Umar adalah sahabat pilihan, bukankah Umar seorang khalifah idaman yang selalu jadi panutan, bukankah jika Umar berdoa kita yakin bahwa doanya pasti dikabulkan, lantas mengapa Rasul memerintahkan agar Umar minta didoakan jika bertemu dengan Uwais al Qorni, gerangan apa yang membuat doa Uwais begitu berharga, amalan apa yang dimiliki Uwais sehingga kedudukannya begitu mulia, ternyata, setelah melalui sebuah investigasi ditemukan sebuah jawaban, kedudukan Uwais begitu mulia, doa Uwais begitu berharga karena ia adalah seorang anak yang sangat cinta terhadap ibunya, Allahu Akbar. Mahatma Gandhi pernah berkata : kunci sukses yang aku punya adalah doa dari ibunda. Hadirin sekalian, silahkan minta doa kepada para Ulama dan orang orang sholih lainnya, boleh saja memohon doa dari manusia yang hatinya dipenuhi dengan keikhlasan, namun kenapa kita sering lupa, bahwa ternyata dirumah kita ada manusia keramat yang sangat mustajab doa doanya, kenapa kita tidak menyadari bahwa disamping kita ada seorang manusia yang jika ia berdoa pintu ‘arsy segera terbuka, siapa lagi ia jika bukan Ibunda, “ doa orang tua bagi anaknya adalah sama seperti doa Nabi untuk ummatnya “.

OLEH KARENA ITULAH, khususnya bagi kita yang saat ini masih bertemu dengan kedua orang tua atau salah satu dari keduanya, kita yang saat ini tengah survive dan berjuang menggapai kesuksesan, mungkin ada diantara kita yang saat ini punya planning / Rencana untuk memulai sebuah usaha, atau kita yang sekarang sedang berada pada posisi apa adanya, jika kita kita ingin sukses dalam setiap usaha, jika kita ingin berhasil menemukan nilai sebuah bahagia, maka kata kuncinya adalah : berbaktilah kepada kedua orang tua, datangi keduanya, ciumlah tangan ibunda, pandanglah wajah ayahanda, dan mintalah doa dari lisannya. Namun sebaliknya, siapapun kita, betapapun hebatnya kita, berapapun banyaknya harta kekayaan kita, setinggi apapun pangkat dan jabatan kita, jika kita tidak pandai berbakti kepada keduanya, andai kita memerankan diri menjadi anak yang durhaka, percayalah ! malang melintang kita diatas dunia sekejap matapun tidak akan pernah hidup bahagia.

Disisi lain, dalam sebuah kesempatan Rasulullah pernah bersabda : “ rugi besar bagi seorang manusia yang masih sempat bertemu dengan kedua orang tuanya, namun dia tidak bisa masuk kedalam surga “. Jadi, lewat untaian mutiara hadits ini, Rasul ingin memberitakan kepada kita, bahwa keberadaan kedua orang tua adalah merupakan ladang amal yang sangat subur untuk ditanami pepohonan ibadah, dan ladang yang subur tadi akan siap memberikan hasil panenan pahala yang melimpah ruah. Bayangkan saudaraku! memandang keduanya saja dengan pandangan penuh kasih sayang, maka kata Nabi, sang anak tersebut akan mendapatkan catatan pahala hajji yang mabrur. Itu baru sekedar memandang saja, apalah lagi jika kita mampu berbakti dan membahagiakan keduanya, masyaa-allaah.

Kedua orang tua kita adalah pintu bagi keberkahan hidup manusia, betapa tidak, dalam tubuh kita mengalir air susunya. Merekalah pintu kebahagiaan kita semua, karena pada jasad dan badan kita tumbuh darah dagingnya. Sadarkah kita, ketika bunda mengandung, dijaganya kita dengan penuh rasa sayang, ibarat kata, jika ibu terjatuh kedepan, ia lebih memilih mukanya hancur ketimbang janinnya gugur, kalau ia jatuh kebelakang ia lebih suka kepalanya retak daripada kandungannya rusak, andai ia jatuh kesamping ia lebih rela tangannya yang patah ketimbang anaknya yang terluka parah, lalu ketika ibunda melahirkan kita, Allahu Akbar, penderitaanya bertambah parah, bertaruh nyawa, meregang raga, berpacu antara hidup dan mati, sakit diatas sakit tak diambil peduli, berjuang dalam semangat cinta, berkuah darah, bersimbah keringat, bermandikan air mata, hanya satu asa & harapan dalam hatinya, semoga anaknya dapat lahir dengan selamat dan sempurna. Subhaanallooh ,,,

Ibu…mamah… bunda… ummi… apapun sebutanmu, surgakan aku… surgalah dirimu…


sumber dari: ahmadmilady.wordpress.com

No comments:

Post a Comment