Tuesday 10 June 2014

Conversation with the moon – Ma’al Qamar






I love this poem by Saudi Arabian poet, Abdul Rahman al-Ashmāwi. His poems make me weep. When I first read the poem and when I came to the part where the moon says “و قال أتعني الرّسول الكريم؟ ، أتعني الصّدّيق، أتعني عمر؟” – “Do you mean tales of the gracious Prophet, Do you mean as-Siddique (Abu Bakr) or do you mean ‘Umar?”, my heart skipped a beat and the tears began to flow as I read on. This is truly beautiful as are all Ashmāwi’s other poems. It is also beautifully sung. Hope you enjoy it and take time to reflect and take stock of yourself. It doesn’t take much, this poem definitely gets you there.

Tell us what you think.



sumber dari: ummulhasanaat.co.za/

12 Kaum Yang Dibinasakan Allah SWT







1. Kaum Nabi Nuh.
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang engkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (Surah Al-Ankabut : 14).

2. Kaum Nabi Hud.
Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (Surah Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).

3. Kaum Nabi Salleh.
Nabi Salleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Salleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (Surah ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).

4. Kaum Nabi Luth.
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyonsang, iaitu berminat dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Banyak kali diberi peringatan, mereka tidak mahu bertaubat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah runtuhan rumah mereka sendiri (Surah Alsyu’araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).

5. Kaum Nabi Syuaib.
Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah kerana mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perniagaan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Banyak kali mereka berlindung di tempat yang teduh, perkara itu tidak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (Surah Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pohonnya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (Surah AlHijr: 78, Alsyu’araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).

6. Firaun.
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun mengaku sebagai tuhan. Dia akhirnya maut di Laut Merah dan jasadnya berjaya diselamatkan. Hingga kini masih boleh disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).

7. Ashab Al-Sabt.
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestin). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (Surah Al-A’raaf: 163).

8. Ashab Al-Rass.
Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Salleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib.
Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan kerana mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam perigi sehingga mereka dibinasakan Allah (Surah Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).

9. Ashab Al-Ukhdudd.
Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (Surah Alburuuj: 4-9).

10. Ashab Al-Qaryah.
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (Surah Yaasiin: 13).

11. Kaum Tubba’.
Tubaa’ adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat engkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah empangan air (Surah Addukhan: 37).

12. Kaum Saba.
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Kerana mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan empangan Ma’rib dengan banjir besar (Al-Arim) (Surah Saba: 15-19).



sumber dari: nine.gapuranetwork.net/

Hafalan Alquran Dapat Mencegah Berbagai Penyakit






Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak hafalan seseorang terhadap Al-Qur’an Al-Karim, maka semakin baik pula kesehatan. Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani’, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh, meneliti dua kelompok responden, yaitu mahasiswa/i Universitas King Abdul Abdul Aziz yang jumlahnya 170 responden, dan kelompok mahasis Al-Imam Asy-Syathibi yang juga berjumlah 170 responden.
 
Peneliti mendefinisikan kesehatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikis individu dari tiga faktor utama: agama, spiritual, sosiologis, dan jasmani. Untuk mengukurnya, peneliti menggunakan parameter kesehatan psikis –nya Sulaiman Duwairiat, yang terdiri dari 60 unit.
 
Penelitian ini menemukan adanya korelasi positif antara peningkatan kadar hafalan dengan tingkat kesehatan psikis, dan mahasiswa yang unggul di bidang hafalan Al-Qur’an itu memiliki tingkat kesehatan psikis dengan perbedaan yang sangat jelas.
 
Ada lebih dari tujuh puluh kajian, baik Islam atau asing, yang seluruhnya menegaskan urgensi agama dalam meningkatkan kesehatan psikis seseorang, kematangan dan ketenangannya. Sebagaimana berbagai penelitian di Arab Saudi sampai pada hasil yang menegaskan peran Al-Qur’an Al-Karim dalam meningkatkan ketrampilan dasar siswa-siswa sekolah dasar, dan pengaruh yang positif dari hafalan Al-Qur’an untuk mencapai IP yang tinggi bagi mahasiswa.
 
Kajian tersebut memberi gambaran yang jelas tentang hubungan antara keberagamaan dengan berbagai bentuknya, terutama menghafal Al-Qur’an Al-Karim, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan psikisi individu dan kepribadiannya, dibanding dengan individu-individu yang tidak disiplin dengan ajaran-ajaran agama, atau tidak menghafal Al-Qur’an, sedikit atau seluruhnya.
 
Komentar terhadap Kajian:
 
Setiap orang yang menghafal sebagian dari Al-Qur’an dan mendengar bacaan Al-Qur’an secara kontinu itu pasti merasakan perubahan yang besar dalam hidupnya. Hafalan Al-Qur’an juga berpengaruh pada kesehatan fisiknya. Melalui pengalaman dan pengamatan, dipastikan bahwa hafalan Al-Qur’an itu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada seseorang, dan membantunya terjaga dari berbagai penyakit.
 
Berikut ini adalah manfaat-manfaat hafalan Al-Qur’an, seperti yang penulis dan orang lain rasakan:
 
1. Pikiran yang jernih.
2. Kekuatan memori.
3. Ketenangan dan stabilitas psikologis.
4. Senang dan bahagia.
5. Terbebas dari takut, sedih dan cemas.
6. Mampu berbicara di depan publik.
7. Mampu membangun hubungan sosial yang lebih baik dan memperoleh kepercayaan dari orang lain.
8. Terbebas dari penyakit akut.
9. Dapat meningkatkan IQ.
10. Memiliki kekuatan dan ketenangan psikilogis.
 
Karena itu Allah berfirman, “Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.” (QS Al-‘Ankabut [29]: 49)
 
Ini adalah sebagian dari manfaat keduniaan. Ada manfaat-manfaat yang jauh lebih besar di akhirat, yaitu kebahagiaan saat berjumpa dengan Allah, memperoleh ridha dan nikmat yang abadi, mendapatkan tempat di dekat kekasih mulia Muhammad Saw.



sumber dari: alkautsar-rt.blogspot.com/

Suasana Alam Akhirat





Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum. Marilah kita sama2 memuji dan memuja Allah SWT yang mencurahkan limpah kurniaNya yang begitu banyak, memberikan kenikmatan yang begitu banyak sehingga kita tak mampu menghitungnya.

Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad saw serta keluarga dan para sahabat yang mulia dan orang2 yang istiqamah mengikuti Baginda.

Hari ini dituliskan tentang suasana hari akhirat yang digambarkan dalam surah 83 yakni al-Muthaffifin (orang-orang yang curang/menipu dalam timbangan dan sukatan) mulai ayat 1 hingga 21.

Dalam tafsir Ibnu Katsir dan Ahmad Sonhadji, sebabnya ayat ini diturunkan ialah semasa Nabi Muhammad saw sampai di Madinah didapati orang2 Madinah menyukat dan menimbang dengan cara yang amat buruk. Salah seorang peniaga yang bernama Abu Juhainah mempunyai dua jenis alat sukatan dan alat timbangan, satu besar dan satu lagi kecil. Jika menyukat barangan untuk dibeli oleh dirinya sendiri daripada orang lain dia gunakan sukatan yang besar, sebaliknya jika dia menjual barangannya kepada orang lain digunakan timbangan yang kecil. Jadi dengan ini dia yang mendapat untung manakala orang lain yang berurus niaga dengannya mendapat kerugian.

Dalam ayat pertama ada perkataan al-muthaffifin. Kalimah itu berasal daripada kata akar thaffafa yang bermaksud mengurangi atau menambah.

Oleh itu Allah menurunkan ayat-ayat ini sebagai peraturan dalam proses jual beli atau urus niaga sesama manusia.

Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang (dalam timbangan dan sukatan), (1) Iaitu mereka yang apabila menerima sukatan (gantang cupak) daripada orang lain mereka mengambilnya dengan cukup, (2) Dan (sebaliknya) apabila mereka menyukat atau menimbang untuk orang lain, mereka kurangi. (3) Tidakkah mereka menyangka bahawa mereka akan dibangkitkan (hidup semula sesudah mati)? (4) Pada hari (kiamat) yang amat agung/ besar (huru-haranya), (5) Hari berdiri manusia untuk menghadap Tuhan sekalian alam? (6)

Allah mengancam dengan kecelakaan besar (Neraka Wail) yang amat panas kerana cara mereka berniaga seperti di atas tadi adalah tidak betul. Allah mengingatkan mereka bahawa mereka akan dibangkitkan semula pada hari akhirat dan akan mendapat balasan atas apa yang mereka kerjakan. Di Padang Mahsyar nanti mereka akan merasa panas teriknya matahari jarak sejengkal di atas kepala, manakala peluh mengikut kadar amalan masing-masing, ada yang sampai ke buku lali, ada yang sampai ke lutut dan ada pula sampai ke lubang hidung. Demikianlah dahsyatnya hari kiamat, dan inilah yang dinamakan yaumul 'Adzim (hari yang agung/besar)(1-6)



sumber dari: harmoniinn.blogspot.com/

DESCRIPTION OF THE DAY OF JUDGMENT





surah-mutaffifin



4) أَلَا يَظُنُّ أُولَـٰئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ
[Do they not think that they will be resurrected (for reckoning),]

5) لِيَوْمٍ عَظِيمٍ
[On a Great Day?]

6) يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
[The Day when (all) mankind will stand before the Lord of the 'Alamîn (mankind, jinn and all that exists).]

Describing the horror of the Day of Judgment, Prophet Muhammad (peace and blessings of Allah be upon him) said:

“On the Day of Judgment, the sun will draw near the servants (i.e. men) until it is a mile or two away from them. Then the sun will burn them, and they will be submersed in sweat based upon the amount of their deeds. From among them there will be those whose sweat will come up to their two heels. From among them there will be those whose sweat will come up to their two knees. From among them there will be those whose sweat will come up to their groins. From among them there will be those who will be bridled in sweat up to their necks.”
[Narrated by Muslim and At-Tirmidhi]

The Prophet used to seek refuge with Allah from the hardship of standing on the Day of Judgment. ‘Aa’ishah, the wife of the Prophet said:

“The Messenger of Allah used to begin his late night prayer (i.e. Tahajjud) by declaring Allah’s greatness ten times (by saying “Allahu Akbar”), praising Allah ten times (by saying “Alhamdulillah”), glorifying Allah ten times (by saying “Subhanallah”), and seeking Allah’s forgiveness ten times (by saying “Astagfirullah”). Then he would say, “O Allah! Forgive me, guide me, provide for me, and protect me.” Then he would seek refuge from the hardship of the standing on the Day of Judgment.”
[Narrated by Abu Dawood, An-Nasai’i and Ibn Majah]



sumber dari: beginnerinislam.wordpress.com/

Tafsir Surah Al- Mutaffifin Ayat 1-3




My Photo


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,

Firman Allah SWT dalam surah al-Mutaffifin (83) ayat 1-3 :

Maksudnya :"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi."

Asbabun Nuzul ayat 1-3 :

"Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahawa ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, penduduk Madinah adalah masyarakat yang sudah biasa melakukan kecurangan dalam menakar ukuran dan timbangan barang dagangan mereka. Atas perilaku tidak terpuji itu, Allah menurunkan tiga ayat ini." (Hadis Sahih Riwayat Nasai dan Ibnu Majah)

Firman Allah SWT maksudnya : "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi."
(Surah al-Mutaffifin ayat 1-2)

Tafsirannya :

Azab dan kehinaan yang besar pada hari kiamat disediakan bagi orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.

Allah SWT telah menyampaikan ancaman yang keras kepada orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang yang terjadi di tempat-tempat jual beli di Mekah dan Madinah pada waktu itu.

Diriwayatkan bahawa di Madinah ada seorang laki-laki bernama Abu Juhainah, Ia mempunyai dua macam takaran yang besar dan yang kecil. Bila ia membeli gandum atau kurma dari para petani ia mempergunakan takaran yang besar, akan tetapi jika ia menjual kepada orang lain ia mempergunakan takaran yang kecil.

Perbuatan seperti itu menunjukkan adanya sifat tamak, ingin mencari keuntungan bagi dirinya sendiri walaupun dengan jalan merugikan kepada orang lain.

Terhadap orang seperti itu Nabi Muhammad SAW. telah memberi ancaman yang keras sekali seperti tersebut dalam hadis ini:

خمس بخمس ما نقض قوم العهد إلا سلط الله عليهم عدوهم وما حكموا بغير ما أنزل الله إلا فشا فيهم الفقر وما ظهرت فيهم الفاحشة إلا فشا فيهم الموت ولا طفَّفوا الكيل إلا مُنِعُوا النبات ولا مَنَعُوا الزكاة إلا حُبِسَ عنهم المطر.

Maksudnya : "Ada lima perkara yang dibalas dengan lima perkara:

1. Tidak pernah suatu kaum yang melanggar janji melainkan Allah akan membiarkan kaum itu dikuasai musuhnya.

2. Tidak pernah mereka yang memutuskan suatu perkara dengan hukuman yang tidak diturunkan oleh Allah melainkan akan tersebar luaslah kefakiran di kalangan mereka.

3. Tidak pernah di kalangan mereka yang menampakkan gejala-gejala perzinahan melainkan akan tersebar luaslah bahaya kematian.

4. Tidak pernah mereka yang berbuat curang dalam menakar dan menimbang melainkan mereka akan curang dalam menakar dan menimbang melainkan mereka akan kehilangan kesuburan tumbuh-tumbuhan.

5. Dan tidak pernah mereka yang menahan zakat melainkan akan diazab dengan tertahannya hujan (kemarau yang panjang).

(Lihat Tafsir Al Maragi, hal. 72, juz 30; jilid X)

Firman Allah SWT maksudnya : " dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi."(Surah al-Mutaffifin ayat 3)

Tafsirannya :

"Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain mereka mempergunakan takaran atau timbangan yang kurang."

Ayat ini merangkumi segala macam kecurangan atau penipuan dalam berbagai aspek dalam pergaulan hidup. Contohnya seorang majikan jika mengambil buruh (tenaga kerja) , ia berusaha supaya pekerjanya itu bekerja keras semaksima mungkin untuk meningkatkan hasil pengeluarannya yang membawa keuntungan besar. Akan tetap jika ia sendiri menjadi buruh, ia selalu mencari kesempatan untuk membuang masa atau berehat dan kurang bertanggungjawab untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Perbedaan sikap ini ketika menjadi majikan atau buruh hendaknya dihindari kecurangan agar supaya timbul sikap saling mempercayai antara kedua belah pihak.

Termasuk juga dikira sebagai kecurangan di dalam takaran dan timbangan apabila seseorang membuat kerja-kerja pembinaan samaada daripada pihak kerajaan atau swasta cuba mengurangkan speksifikasi yang telah dipersetujui bersama seperti di dalam surat perjanjian tawaran kerja.

Kecurangan ini harus dijauhkan, baik mengenai perkara-perkara yang kecil, apalagi yang bersangkut paut kepentingan masyarakat dan negara.

Betapa besarnya dosa orang-orang yang memakan harta benda orang lain tanpa takaran dan timbangan yang benar sebenarnya mereka memakan harta orang lain dengan cara yang salah dan diharamkan oleh syarak. Berat seksaannya di hari akhirat nanti.

Tidak ragu-ragu lagi bahawa mereka itu dimasukkan golongan yang mendustakan hari pembalasan, walaupun lidah mereka berkata bahawa mereka itu mengaku orang-orang yang mukmin yang tulus ikhlas.

Asy-Syahid Sayyid Qutb rahimahullah menjelaskan dalam kitab tafsir Fizilalil Quran ayat 1-3 sebahagian tafsirannya seperti berikut :

"Surah ini dimulakan dengan penisytaran perang dari Allah keatas penipu-penipu sukatan , 'celakalah kepada orang-orang yang mengurangkan sukata (dan timbangan)'. Samaada yang dimaksudkan dengan kata-kata 'celakalah' ini adalah satu ketetapan Allah terhadap mereka atau suatu doa supaya mereka binasa, namun tujuan kedua-dua adalah satu, kerana doa dari Allah adalah ketetapan.

Kemudia pengertian, 'orang-orang yang mengurangkan sukatan (dan timbangan) itu di tafsirkan oleh dua ayat yang berikut, 'iaitu orang-orang yang apabila menerima sukatan (dan timbangan) dari orang lain mereka menuntut sukatan (dan timbangan) yang sempurna. Dan apabila mereka menyukat atau menimbang untuk orang lain, mereka memberi sukatan yang kurang.' Yakni mereka ialah orang-orang yang apabila membeli, mereka mahukan barang-barang itu disukat dengan cukup, tetapi jika mereka menjual, mereka memberikan barang-barang mereka dengan sukatan yang kurang.

Kemudia tiga ayat yang kemudiannya menyatakan kehairanan terhadap sikap penipu-penipu sukatan yang bertindak, seolah-olah perbuatan mereka di dunia ini tidak akan dihisab, dan seolah-olah manusia tidak akan berdiri di depan Allah pada hari kiamat untuk menjalani hisab dan menerima balasan di hadapan khalayak ramai.

Ayat-ayat ini menunjukkan bahawa golongan curang yang diancamkan Allah dengan azab kecelakaan dan di isytiharkan perang terhadap mereka itu adalah terdiri dari golongan pembesar-pembesar yang berpengaruh yang dapat memaksa orang ramai menerima apa sahaja sukatan yang diberikan mereka. Merekalah yang menentukan sukatan ke atas orang ramai, bukan orang ramai yang menentukannya. Kerana sesuatu sebab yang tertentu, mereka seolah-olah mempunyai kuasa menuntut sukatan dan timbangan yang sempurna dari mereka secara paksa."

Sahabat yang dimuliakan,
Marilah sama-sama kita bersikap jujur dan amanah di atas segala tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada kita .Sikap jujur dan amanah perlu menjadi darah daging kita di dalam apa sahaja urusan samaada dalam bermuamalah, jual beli, pinjam meminjam, pajak dan gadai dan sebagainya kerana semua perbuatan kita akan di hisab dengan hisab yang seadil-adilnya.

Peniaga yang tidak jujur sering menipu dalam timbangan atau spesifikasi  sebenarnya mereka adalah manusia yang rugi andai terus mengamalkan sikap demikian. Sepatutnya di bulan Zulhijjah terdapat hari raya Aidil Adha dan  ibadah korban yang kalian lakukan dapat menjadi bulan mendidik dan mengajar kalian erti keikhlasan dan memberi, kerana keuntungan sebenar adalah apabila kita meraih habuan syurga daripada Allah SWT di akhirat kelak.

Sabda Rasulullah yang bermaksud: "Peniaga yang jujur itu bersama para nabi, siddiqin dan syuhada nanti di syurga." (Hadis riwayat Bukhari).

Rasulullah juga memberi amaran dalam sabda yang bermaksud: "Jual beli dilakukan dengan tawar-menawar, jika kedua-dua pihak jujur dan nyata, maka mereka diberkati, tetapi jika kedua-duanya dusta dan merahsiakan, maka keberkatannya akan lenyap." (Hadis riwayat Abu Daud).



sumber dari: abubasyer.blogspot.com/

Surah Al-Mutaffifin Benefits







Bismillahir Rahmanir Rahim - Benefit #1 : My benefit today is from Surah Al-Mutaffifin, ayat 4 where Allah says ' Do they not think that they will be resurrected, on a Great Day? ' Ibn Kathir explains this meaning by saying ' Do these people not fear the resurrection and standing before He Who knows th hidden matters and the intermost secrets, on a Day that contains great horror and tremendous fright? Whoever loses on this Day will be made to enter into a blazing Fire. ' My benefit from this is whoever thinks that they will not be judged, is a fool. Whoever is lost on this Day will not see the Gardens of Jannah.

Bismillahir Rahmanir Rahim - Benefit #2 : My benefit today is from Surah Al-Mutaffifin, ayat 6 where Allah says ' The Day when all mankind will stand before the Lord of all that exists. ' Ibn Kathir explains this meaning by saying ' They will stand barefooted, naked and uncircumcised at a station that will be difficult, hard, and distressful for the criminals. They will be covered by the command from Allah, and it will be that, which the strength and the senses will not be able to bare. ' My benefit from this is it will not be easy for those people who have done wrong. It will be difficult and they will not be able to bare it.



sumber dari: thmsadaqagroup.org/