Sunday, 2 March 2014

The Power of Ikhlas




“Padahal, mereka tidaklah disuruh melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya dalam menjalankan ajaran yang lurus, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Demikian itulah agama yang lurus.”. Q.S. al-Bayyinah/98: 5.
 
“Berdoalah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama/amal untuk-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai.”. Q.S. Ghafir: 14.

Ikhlas mudah diucapkan tapi tidak gampang untuk dilakukan. Betapa banyak orang bederma tapi sia-sia, mengajar, menulis, berkarya dan berjuang tapi tak bermakna, karena ikhlas tidak ada dalam hati mereka. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah dijelaskan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah:
 
1. Seorang lelaki yang telah berjuang demi mencari mati syahid. Dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu sampai aku menemui mati syahid.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu berperang agar disebut-sebut sebagai pemberani, dan sebutan itu telah kamu peroleh di dunia.
” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.
 
2. Seorang lelaki yang menimba ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca/menghafal al-Qur’an. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku menimba ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca/menghafal al-Qur’an di jalan-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu menimba ilmu agar disebut-sebut sebagai orang alim, dan kamu membaca al-Qur’an agar disebut sebagai qari’. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.
 
3. Seorang lelaki yang diberi kelapangan oleh Allah serta mendapatkan karunia berupa segala macam bentuk harta. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Tidak ada satupun kesempatan yang Engkau cintai agar hamba-Mu berinfak padanya melainkan aku telah berinfak padanya untuk mencari ridha-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sesungguhnya kamu berinfak hanya demi mendapatkan sebutan sebagai orang yang dermawan. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (H.R. Muslim [1903], lihat Syarh Muslim [6/529-530])

Betapa ikhlas menentukan seseorang apakah akan dicampakkan ke dalam api neraka atau dimasukkan ke dalam surga. Bentuk amalnya sama, tampak dipermukaan dia berjuang, bershadaqah, beramal shalih. Tetapi akibatnya bisa berbeda. Bila amal shalih dibarengi ikhlas, maka akan mengantarkan seseorang mendapatkan nikmat surga. Sementara amal shalih tanpa ikhlas, akan mencampakkannya ke dalam siksa yang pedih. Keikhlasan oleh karenanya sangat menentukan baik buruknya kehidupan kita.



sumber dari: http://khazanahislamiyah.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment