Pernahkah anda merasa malas bekerja?
Pernahkah anda merasa malas berangkat ke kantor?
Tentu pernah merasakannya
Pun juga saya, apalagi perjalanan dari rumah saya di bekasi
Menuju kantor di Jakarta adalah perjalanan melelahkan
Macet dimana-mana
Apalagi, ketika harus berhadapan dengan hujan
Bayangkan, berangkat ke kantor dengan motor
Dalam kondisi hujan deras, jalanan macet, dan otomatis
Pakaian kita akan basah walaupun memakai mantel
Itu yang pernah saya alami di awal-awal bekerja
Beratnya…
Namun, ketika rasa putus asa itu datang
Maka kita butuh penyemangat
Ibu, dialah penyemangat saya
Dialah yang menguatkan saya
Memang, saya tidak pernah mengeluh akan hal ini kepada ibu
Lalu, bagaimana cara ibu menjadi penyemangat kita?
Melalui apa yang telah ia lakukan untuk kita
Ingatlah, betapa besarnya pengorbanan yang telah ia lakukan
Ingatlah, betapa beratnya jalan ia membesarkan kita
Ingatlah, berapa banyak air mata yang telah ia teteskan untuk kita
Hingga kita menjadi seperti ini
Kita sudah bisa bekerja sendiri
Sudah berdikari
Sudah merasakan gaji sendiri
Sudah merajut mimpi membangun keluarga sendiri
Lalu, jika kita putus asa, apalah jadinya?
Ibu kita akan kecewa bukan?
Betapa pengorbanan, jerih payah, dan air matanya
Ternyata, tidak cukup menjadikan kita berhasil
Lalu, apakah kita harus berhenti dengan beratnya medan ke kantor?
Apakah kita tidak ingin membahagiakan ibu kita?
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6).
sumber dari: memetikmakna.wordpress.com
No comments:
Post a Comment