Saya masih sangat ingat saat tengah malam saya terbangun dan menangis sejadi-jadinya di atas sajadah. Saya mengadu kepada Allah, saya protes kepada Allah kenapa saya mendapatkan semua ini. Saya terus melontarkan protes demi protes kepada Allah tentang penyakit saya ini. Saya ingin sembuh, saya ingin keluar dari penyakit ini, saya tidak ingin gaji dipotong utnuk biaya pengobatan yang begitu mencekik. Bagaimana tidak? Setiap sekali pengobatan bisa satu juta lebih, belum lagi setiap bulan saya harus tes darah dan rongten yang biayanya juga tidak sedikit. Saya terus protes, saya menangis sejadi-jadinya. Hingga malam itu juga ada sebuah pesan singkat dari seorang teman dekat saya yang bunyinya seperti ini:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” QS. Al Insyiraah 5-6
Bersabarlah dan jangan pernah putus asa untuk berdo’a. Allah itu sayang kamu J
Saya tersadar saya hanyalah manusia biasa yang bisa kapan saja mendapatkan ujian dari Tuhan. Akhirnya saya memutuskan untuk bangkik kembali menjalani terapi dan berusaha kuat untuk tidak memikirkan gaji yang dipotong. Hingga saya akhirnya kembali rajin memohon ampun kepada Gusti Allah. Meminta untuk dikuatkan untuk menjalani terapi ini. setiap malam saya memejamkan mata sejenak untuk berbincang dengan Gusti Allah, berterima kasih dan memohon ampun.
sumber dari: doalangit.wordpress.com
No comments:
Post a Comment