Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia
Oleh
sebab itu pada kesempatan jumat kali ini, di saat kita telah berada di
penghujung tahun 1430 H dan di akhir tahun 2009 M ini, minimal ada tiga
hal yang perlu menjadi renungan kita. Agar hari-hari yang telah berlalu
dan hari-hari yang akan datang pada tahun yang baru akan membuat kita
sadar bahwa sesungguhnya setiap jiwa tidak dibiarkan saja hidup
semaunya, hidup yang dilalui akan dipintai pertanggungan jawab di
akhirat kelak.
Hal
pertama, yang harus menjadi perhatian dan dihitung oleh setiap orang
beriman dari dirinya adalah: Apa yang telah ia lakukan untuk dirinya
dari amal sholeh pada tahun ini? Apakah ia termasuk orang yang dapat
berbahagia, karena telah mengisinya dengan ketaatan di setiap
hari-harinya, bulan-bulannya, pada setiap moment ibadah pada tahun lalu
dari ibadah sholat, inadah puasa, menunaikan kewajiban zakat, ibadah
haji dan kurbannya dengan sungguh-sungguh dan penuh ketaqwaan? Atau
bersedih dan menangislah bagi yang teramat banyak melalaikan kenikmatan
tahun yang berlalu ini dengan kemaksiatan, kedurhakaan, bahkan tidak
mengindahkan syariat-syariat Allah dengan penuh rasa takut kepada-Nya.
Allah berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا، قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
“dan
jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams: 7-10)
Hadirin yang berbahagia
Hal
kedua perlu menjadi bahan renungan kita, adalah keluarga dan rumah
kita. Setiap orang hendaklah bertanya kepada dirinya masing-masing?
Apakah yang telah ia berikan untuk keluarganya? Sudahkah cahaya iman ia
bawa masuk ke dalam rumahnya dengan bersama-sama keluarga menuju
ketaatan kepada Allah? Karena hendaklah setiap rumah seorang muslim
menjadi titik tolak kebaikan bagi dirinya dan keluarganya. Jika rumahnya
hampa dari siraman ayat-ayat Al-Quran, bahkan tidak pernah
diperdengarkan Al-Quran selama satu tahun yang lalu, maka sangat
wajarlah jikalau merasakan rumah itu laksana kuburan yang tidak ada
ketenangan di dalamnya, bahkan dihantui oleh rasa takut dan was-was.
Rosulullah bersabda:
عن
عبد الرحمن بن سابط قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم البيت الذي
يقرأ فيه القرآن يكثر خيره ويوسع على أهله ويحضره الملائكة ويهجره الشياطين
وإن البيت الذي لا يقرا فيه يضيق على أهله ويقل خيره ويهجره الملائكة
ويحضره الشياطين .
Dari
Abdurrahman bin Sabith, Rosulullah besabda: “Rumah yang dibacakan di
dalamnya Al-Quran akan anyak kebaikannya, diluaskan bagi penghuninya,
dihadiri oleh malaikat dan setan pergi darinya. Dan rumah yang tidak
dibacakan di dalamnya Al-Quran, maka akan merasa sempitlah penghuninya,
sedikit kebaikan di dalamnya, malaikat pergi darinya dan dihuni oleh
setan. (HR. Abdul Razak dan Dailami)
Hal
ketiga yang perlu kita hitung-hitung dan instospeksi adalah hak
tetangga dan masyarakat dan kewajiban kita kepada mereka. Apakah kita
sudah menyampaikan amanat yang diembankan kepada kita dengan baik,
ataukah kita khianati amanat tersebut? Sudahkah hak-hak bertetangga dan
bermasyarakat kita tunaikan dengan baik? Jika belum bermohonlah ampunan
kepada Allah atas setiap kelemahan kita dalam menjalankan kewajiban
terhadap sesame hamba beriman. Sabda Rosulullah berikut cukuplah menjadi
acuan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ :
إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا
اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ
وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ.
Dari
Abu Hurairah ra. Rosulullah saw bersabda: Hak muslim atas muslim yang
lain ada enam. Sahabat bertanya, apakah itu Ya Rosulullah? Rosul
menjawab: Apabila bertemu ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu maka
penuhilah, apabila meminta nasehat kepadamu, nasehatilah, apabila sakit
jenguklah dan apabila meninggal dunia hantarlah jenazahnya. ( HR.
Muslim)
Kehidupan
individual saat ini yang cenderung membuat satu sama lain tidak saling
kenal bahkan menaruh curiga, hal ini sangat bertolak belakang dan jauh
dari nilai-nilai mulia agama islam. Sehingga terlihat kehidupan ukhuwah
islamiyah terasa hambar dan mulai memudar.
Semoga
khutbah singkat ini menjadi sedikit renungan kita di akhir tahun untuk
menapaki tahun baru 1431 H dan tahun 2010 M dengan lebih baik.
Menanamkan keinginan kuat dalam dada untuk menjadi seorang hamba yang
taat kepada Allah,dapat membawa dan memberikan kebaikan bagi keluarga
dan masyarakat. Amiin ya rabbal alamiin.
sumber dari: jabal-uhud.com
No comments:
Post a Comment