Saturday 29 June 2013

Hadits Dhoif - Keutamaan Membaca Surat Al-Hasyr






 
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَقَرَأَ ثَلاَثَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْحَشْرِ وَكَّلَ اللَّهُ بِهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ حَتَّى يُمْسِىَ وَإِنْ مَاتَ فِى ذَلِكَ الْيَوْمِ مَاتَ شَهِيدًا وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِى كَانَ بِتِلْكَ الْمَنْزِلَةِ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لاَ نَعْرِفُهُ إِلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ.
 
Diriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Siapa saja yang membaca: A’udzhu billahi as-Sami’ al-’Alim, min asy-Syaithan ar-Rajim dan membaca tiga ayat terakhir surat al-Hasyr pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka Allah akan mengutus 70.000 (tujuh puluh ribu) malaikat kepadanya. Malaikat itu memohonkan ampunan baginya hingga sore hari. Jika dia meninggal pada hari itu, dia wafat sebagai Syahid. Dan siapa saja yang membacanya pada sore hari, dia akan memperoleh balasan yang sama.” (HR. Ahmad V/26 no.20321, dan at-Tirmidzi V/182 no.2922, Ibnu As-Sunni dalam Amal Al-Yaum wa Al-Lailah no.78)

Imam at-Tirmidzi mengatakan: “Hadits ini gharib (diriwayatkan hanya dengan satu sanad), kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalan periwayatan ini.”

Di dalam sanad hadits ini ada seorang perowi yang bernama Kholid bin Thohman Abul ‘Ala’ Al-Khoffaaf, dia seorang perowi yang dho’if (lemah).

Yahya bin Ma’in berkata tentangnya: “Dia itu orang yang dho’if. Telah mengalami kekacauan dalam hafalannya sejak sepuluh tahun sebelum wafatnya. Padahal sebelum itu dia seorang yang tsiqoh (terpercaya). Dalam masa kekacauan hafalannya, dia membenarkan semua riwayat yang disampaikan kepadanya.”
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqolani berkata tentangnya: “Dia perowi yang shoduuq (jujur) , tetapi tertuduh menganut faham syi’ah, kemudian pernah mengalami kekacauan dalam hafalannya.” (Lihat Taqrib At-Tahdzib no.1644).

Syaikh Al-Albani mengatakan, “Hadits ini Dho’if (lemah).” (Lihat Irwa’ al-Ghalil no.342, dan Dho’if Al-Jami’ Ash-Shoghir no.5732)

Diriwayatkan pula dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, dengan lafazh:
 
من قرأ خواتيم الحشر من ليل أو نهار فقبض في ذلك اليوم أو الليلة فقد أوجب الجنة
“Barangsiapa membaca ayat-ayat terakhir dari surat Al-Hasyr di waktu siang atau malam hari, lalu dia meninggal dunia pada hari itu, maka ia berhak masuk surga.”
Syaikh Al-Albani mengatakan, “Hadits ini Dho’if jiddan (sangat lemah).” (Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah X/133 no. 4631, dan Dho’if Al-Jami’ Ash-Shoghir no.5770)
 
Dan disebutkan pula dalam riwayat lain dengan lafazh:
اسم الله الأعظم في ست آيات من آخر سورة الحشر
“Nama Allah yang paling agung ada pada enam ayat terakhir dari surat Al-Hasyr.”
Syaikh Al-Albani mengatakan, “Hadits ini Dho’if (lemah).” (Lihat Dho’if Al-Jami’ Ash-Shoghir no.853)
 
Disebutkan pula dalam riwayat lain dengan lafazh:
 
إذا أخذت مضجعك فاقرأ سورة الحشر ، إن مت مت شهيدا
 
“Jika engkau hendak tidur, maka bacalah surat Al-Hasyr. Jika engkau mati, maka engkau mati dalam keadaan syahid.”

Syaikh Al-Albani mengatakan, “Hadits ini Dho’if (lemah).” (Lihat Dho’if Al-Jami’ Ash-Shoghir no.307).
Dengan demikian, tidak ada satu riwayat pun yang shohih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang keutamaan surat Al-Hasyr.

Kita tidak boleh meyakini riwayat-riwayat tersebut di atas kemudian mengamalkannya. Cukuplah bagi kita beribadah kepada Allah dan mencari pahala dan keutamaan-keutamaan amalan atau bacaan Al-Quran berdasarkan hadits-hadits yang shohih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam.


sumber dari: salamdakwah.com

No comments:

Post a Comment